Share

Keluar dari Rumah Sakit

________

Tak butuh waktu lama untuk Leander menyembuhkan semua keluarganya. Dan kini mereka tengah loncat-loncat kegirangan karena keajaiban tersebut. Bahkan sakitnya sama sekali tak terasa lagi. Mereka benar-benar sembuh total.

"Yayyy!! Akhirnya aku sembuh!!" teriak Aleksi. Dan untung saja Leander masih menutup pintu dan jendela dengan bunga esnya. Jadi, pembicaraan mereka tak akan terdengar sampai luar ruangan. "Kakak, terima kasih!" 

"Haha, sama-sama, Aleksi," balas Leander ikut bahagia. Sudah lama sekali dia tidak merasakan suasana seperti ini, karena dulu dia terus-terusan berada dalam medan perang. Entah melawan monster sungguhan, manusia, atau musuh Dunia Mongodean. 

'Berterima kasih kepada orang-orang di Dunia Mongodean, akhirnya aku bisa kembali lagi berjumpa dengan keluargaku.'

Perasaan Leander menghangat melihat mereka semua tersenyum senang. 

"Finn, aku sudah sembuh! Putra kita benar-benar menyembuhkan kita!" ujar Diana kepada Finn dengan kegembiraan yang tak dapat ditutupi.

"Iya iya." Finn hanya bisa mengulas senyum lantaran sama senangnya. Dia memeluk Diana dengan penuh kasih. Benar-benar membuat orang lain iri.

Lalu tiba-tiba saja Diana langsung teringat akan sesuatu. Dia melepaskan pelukannya itu dan menghadap ke arah Leander. Leander yang menyadarinya pun juga ikut menghadap ke arahnya.

"Nak, ibu mau bertanya sesuatu. Boleh?"

"Ya, bu. Tanya saja," balas Leander dengan lembut. 

"Apakah wabah milik kita semua itu kamu serap ke dalam tubuhmu?" tanya sang ibu dengan khawatir.

"Benar, bu."

"K-Kalau begitu, bukankah itu malah berbahaya untukmu?"

"Tidak. Tubuhku memiliki daya tahan tinggi. Sekarang ini, wabah seperti itu tidak akan mempan lagi terhadapku. Ibu tidak perlu khawatir," jawab Leander membuat Diana lega.

"Hahh... syukurlah...."

"Kak, kakak!!" panggil Aleksi menginterupsi.

"Hm?"

"Apakah kita juga bisa mendapatkan kekuatan seperti kakak?"

"Hsshh!! Apa yang kamu tanyakan itu!" tegur sang ibu.

"Aku hanya bertanya," balasnya mulai mengerucutkan bibir.

Leander terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab.

"Bisa. Dan aku sudah menanamkan tiruan dari beberapa skill milikku kepada diri kalian," jawabnya yang membuat keluarga Arcaka itu terkejut bukan main.

"Apa?! Apa yang barusan kamu katakan?" ujar sang ayah meminta penjelasan.

"Aku mengatakan kalau kalian juga bisa memiliki kekuatan sepertiku. Karena salah satu skillku bisa membangkitkan kekuatan orang lain. Dan itulah yang kulakukan kepada kalian," jelas Leander yang mengatakan fakta bercampur kebohongan.

Mendadak semuanya langsung meraba diri mereka sendiri. 

"Apa kau mengatakan kebenarannya, kak? Tapi aku tidak merasa bisa menggunakan kekuatan spesial seperti yang kamu sebutkan itu," tanya Leksa.

"... Tentu saja kebangkitannya tidak langsung hari ini. Mungkin saja besuk atau masih lusa nanti," balas Leander.

Mendengar penjelasan demi penjelasan dari Leander, semuanya nampak bersemangat. 

"Nak, ibu tak menyangka kalau dalam waktu singkat kamu bisa melakukan ini semua. Ibu sangat berterima kasih kepadamu."

"Tak masalah, bu. Dan yang terpenting, kita harus bersiap untuk pergi dari rumah sakit sekarang juga."

"Apa? Kenapa?"

"Kita harus pulang dan menyusun persiapan."

"Persiapan untuk apa?"

"Jika tebakanku ini benar, maka tatanan dunia akan mengalami perubahan secara besar-besaran dalam beberapa hari ke depan."

Yang lain tak paham dengan maksud Leander. Tapi, Finn langsung paham dengan maksudnya.

"Benar apa yang dikatakan Leander. Jika orang berkemampuan spesial seperti Leander muncul, maka pastinya dunia saat ini sedang mengalami perubahan. Mengingat beberapa tahun belakangan ini juga terjadi hal-hal yang tak masuk akal seperti wabah C20. Jadi, mungkin saja selanjutnya akan muncul juga orang-orang berkemampuan spesial seperti Leander," jelas Finn yang langsung bisa dipahami oleh yang lain.

'Seperti yang diharapkan dari ayahku!' batin Leander merasa terbantu.

"Kalau begitu kita harus bilang dulu kepada perawat. Ayo kita urus sekarang," ucap Diana yang sudah siap-siap untuk keluar ruangan.

"Jangan, bu! Mereka tidak akan percaya dengan kenyataan bahwa kita sembuh. Bahkan walaupun percaya, kita harus menjelaskan caranya kepada mereka. Dan aku tidak mau disuruh menjadi relawan untuk menyembuhkan semua orang!" ucap Leaander menghentikan Diana.

"Benar apa kata Leander. Kita bisa percaya kepadanya karena sudah melihat buktinya dan kita satu keluarga. Jadi, tidak ada masalah dengan hal itu. Tapi, kalau orang lain yang tahu, mungkin saja Leander akan dipaksa untuk melakukannya juga kepada orang lain. Bagaimana jika itu menjadi berbahaya untuk Leander? Jadi lebih baik kita langsung pergi saja tanpa diketahui siapa-siapa," timpal Finn yang sedikit mengerti jalur pikiran Leander. 

"Yang terkena wabah C20 biaya perawatannya sudah ditanggung pemerintah. Jadi, kita tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu. Dan juga ada banyak pasien yang terjangkit seperti kita. Hilang satu atau dua pasien tidak akan terlalu berpengaruh. Jadi, ayo langsung pergi saja."

Mendengar hal itu, semuanya mengerti dan setuju. Tanpa mengambil banyak waktu lagi, Leander berdiri di samping jendela.

"Kita akan pergi lewat jendela," ucapnya setelah membatalkan skill esnya yang tadi menutupi jendela. 

"Tapi, itu tinggi!" ucap Leksa. 

"Tenang. Aku sudah punya cara."

"Apa ini tidak terlalu terburu-buru, nak?"

"Tidak ada banyak waktu lagi, bu."

Dan segera setelah itu, Leander memulai aksinya.

"Pemanggilan! Naga Dimensi, Everon!" ucapnya. 

Dan naga hitam dengan aura putih langsung muncul dari dimensi lain di depan jendela itu. Leander masih terus-terusan membuat seluruh keluarganya tercengang hebat. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status