Share

Bab 9. Menunggu Paman Wayan

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-09-30 02:22:26

“Silahkan diminum dan dicicipi Mas panganan ala kadarnya, Mas,” ujar Sekar diiringi senyum manisnya.

“Terima kasih, Sekar. Sudah hampir sore Paman Wayan belum jua kembali, apa para sahabatnya itu berada jauh dari tempat ini?” ucap Arya sembari bertanya.

“Ada yang dekat ada pula yang jauh, Mas. Sahabat-sahabat Paman itu bermukim di berbagai desa di pulau ini, jadi wajar jika Paman menemui semua sahabatnya memakan waktu yang cukup lama,” jawab Sekar sambil ikut duduk di pendopo itu.

“Saka Galuh memang kejam dalam memimpin Kerajaan terhadap rakyatnya, ada banyak para warga desa yang kelaparan akibat persediaan untuk makan mereka habis karena harus membayar upeti pada pihak istana setiap bulannya. Ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut, secepatnya kita harus melakukan tindakan pada istana Kerajaan itu,” tutur Arya yang merasa kasihan melihat para warga desa yang tadi ia temui sambil membagi-bagikan beras yang dibeli Wayan Bima di pasar.

“Benar Mas Arya, rakyat telah bertahun-tahun menderit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 199. Rencana Penyamaran

    Sementara pagi itu Arya, Bidadari Selendang Biru dan Dewa Pengemis tampak duduk di ruangan kebesaran Kerajaan Mandalu berserta Rajanya yang bernama Satrio Mandalu itu, agaknya mereka terlinbat perbincangan yang cukup serius di sana.“Menurut keterangan dari mata-mata yang saya utuskan yang kembali kemarin sore, Kerajaan Perisai Timur itu sekarang telah memiliki prajurit sama banyak atau lebih dari prajurit Kerajaan Mandalu ini. Lantas apa yang musti kita lakukan Arya?” tanya Satrio Mandalu mengawali perbincangan mereka di ruangan itu.“Jika kita paksakan untuk menyerang Kerajaan itu bukan tidak mungkin akan banyak jatuh korban baik dari prajurit Kerajaan itu maupun prajurit Kerajaan Mandalu ini, bagaimana kalau saya menyamar saja untuk membebaskan utusan Kerajaan yang mereka tangkap itu Baginda?” usul Arya.“Menyamar bagaimana?”“Begini Baginda, saya akan datang ke sana sendiri dan mengatakan kalau saya adalah orang utusan Pangeran Durjana dari Padepokan Neraka. Karena murid padepokan

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 198. Utusan Satrio Mandalu Ditahan

    “Undangan apa yang dikirim Rajamu itu?”“Saya tidak tahu banyak tentang isinya dan tujuannya Baginda, yang saya tahu hanya diminta mengantarkan undangan yang katanya mengajak Baginda untuk menyusun rencana menyerang Padepokan Neraka,” tutur Sudan.“Hanya itu saja yang kau ketahui? Apakah semua raja-raja Kerajaan di kawasan timur ini juga ia undang?”“Saya tidak tahu Baginda,” jawab Sudan.“Hemmm, ternyata Satrio Mandalu memiliki niat buruk pada Kangmas Pangeran Durjana. Kurang ajar..! Selama ini Kangmas Pangeran Durjana tetap memberi kuasa padanya untuk memimpin di Kerajaan Mandalu itu, sekarang berani-beraninya dia menghasut saya untuk memberontak. Rajamu itu akan mendapatkan hukuman berat nanti saya akan mengirim utusan ke Padepokan Neraka untuk memberitahukan hal ini pada Kangmas Pangeran Durjana,” tutur Gandika Ireng, Sudan hanya diam dan tertunduk.“Kau terpaksa kami tahan di sini,” sambung Gandika Ireng.“Jangan Baginda, izinkan saya kembali ke Kerajaan Mandalu.”“Tidak bisa, sa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 197. Sebelah Utara Gunung Merapi

    “Pantas saja dia memiliki 2.000 lebih anak buah, dan padepokan yang ia pimpin itu sudah dapat dikatakan sebuah Kerajaan yang besar,” ujar Sultan Demak.“Selain memiliki anak buah yang banyak, mereka juga sangat terlatih yang tentunya akan menjadikan mereka kuat. Jika prajurit dengan jumlah yang sama dikerahkan ke sana saya rasa akan sulit menaklukan mereka, cara satu-satunya untuk menghadapi anak buah si keparat itu dengan melipatkan gandakan kekuatan pasukan,” tutur Arya.“Satrio Mandalu sekarang memiliki berapa banyak prajurit di istananya?”“Sekitar lebih kurang 1.000 orang Kanjeng Sultan.”“Prajurit di istanaku hampir mencapai 3.000 orang, jika saya kerahkan semuanya tentu istana ini akan mengalami kekosongan prajurit.”“Tidak usah Kanjeng Sultan, setelah nanti para Raja Kerajaan di kawasan timur itu berhasil dikumpulkan nanti akan diketahui seberapa besar dan banyaknya prajurit jika digabungkan,” ujar Arya.“Hemmm, ya benar Dezo. Nanti sekitar 2.000 orang prajurit istana ini bisa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 196. Kebiadaban Masih Berlanjut

    Pangeran Durjana yang saat itu berada di dalam air segera arahkan pandangan ke arah yang ditunjuk Gurunya itu, ia tersenyum lalu menyelam ke dalam air.“Wuuuuuuus..! Buuuuuuuk..! Byuuuuuuuur..! Byuuuuuur..! Ha..ha..ha..!”Sebuah batu sebesar jempol kaki yang di ambil Pangeran Durjana dari dasar sungai saat menyelam tadi, ia lemparkan tepat mengenai badan seekor babi yang tengah menyeberang dengan rombongannya, babi itu meraung kesakitan dan tiba-tiba berlari hingga terdengar tawa kedua pria di dalam dan di tepi tebing seiring deburan air sungai itu.“Ayo Guru melompat ke sini..! Jangan bilang kau takut air dan tak pandai berenang pula..! Ha..ha..ha..!” ajak Pangeran Durjana.Mendengar ajakan seperti menantangnya itu, Setan Tanduk Neraka melepaskan bajunya lalu menceburkan diri ke dalam sungai. Mereka berdua terlihat seperti anak-anak yang mandi di sungai suka bersenda-gurau dan bermain air, bahkan beberapa kali kepala Pangeran Durjana di benam-benamnya sebab muridnya itu selalu mengat

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 195. Mengirim Mata-mata

    “Bohong...! Kau pasti tahu rencana apa yang akan disusun Rajamu itu..! Ayo, jujur saja sebelum yang mulia nanti memberi perintah untuk menghabisimu..!” kembali pengawal itu mengancam.Kesetiaan utusan Kerajaan Mandalu itu sangat teruji dengan tetap diam meskipun di siksa sedemikian rupa, pengawal istana Kerajaan Perisai Timur dibuat geram dan kesal. Kalau saja Gandika Ireng tidak melarang utusan itu untuk dibunuh, mungkin saat itu juga si pengawal menghabisinya.Dua dari tiga orang utusan ke Kerajaan Perisai Timur yang berhasil melarikan diri itu, kini telah tiba kembali di istana Kerajaan Mandalu. Mereka langsung menemui Satrio Mandalu di ruangan kebesaran istana Kerajaan itu, untuk melaporkan bahwa salah seorang dari mereka ditangkap prajurit Kerajaan Perisai Timur.“Kenapa sampai terjadi salah seorang dari kalian ditangkap oleh prajurit Kerajaan Perisai Timur itu?” tanya Satrio Mandalu terkejut setelah mendapat laporan salah seorang dari utusannya itu tertangkap.“Maafkan kami yang

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 194. Gandika Ireng

    “Parjurit di depan mengatakan jika Kisanak bertiga ini merupakan sahabat Kanjeng Sultan Demak, benarkah demikian?” tanya Sowan Broto kepala Desa Rowo itu saat menerima kedatangan dan mengajak mereka masuk ke rumah tepatnya di ruangan tamu.“Benar Mas, Saya Arya, ini Bidadari Selendang Biru dan ini Dewa Pengemis.”“Perkenalkan juga nama Saya Sowan Broto dan saya sebagai kepala desa di sini,” mereka saling berjabatan tangan.“Benarkah di desa ini telah terjadi tindakan pemerkosaan oleh dua orang pria yang tak dikenal Mas Sowan?”“Benar Arya, makanya kami langsung memberi laporan pada Kanjeng Sultan di istana mengenai hal itu. Dan beliau mengirimkan sejumlah prajurit istana ke sini,” jawab Sowan Broto.“Lalu di mana sosok perempuan tua yang juga datang bersama prajurit ke desa ini?”“Oh, Nyi Intan yang Arya maksudkan?” Arya hanya mengangguk.“Beliau dan Panglima serta sejumlah prajurit bergerak ke arah utara setelah menyisir kawasan desa ini tak menemukan dua orang pria yang telah melaku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status