LOGINDi tengah malam yang gelap gulita, hawa dingin menusuk tulang melingkupi perbatasan Provinsi Shutian. Angin berhembus pelan, membawa serta rasa kantuk yang berat bagi para prajurit patroli Dinasti Yan.Suara dedaunan kering dan ranting pohon yang bergesekan di hutan menciptakan irama gemerincik yang menegangkan. Namun, di dalam suara alam yang tenang itu, tak seorang pun menyadari irama sunyi yang terselip, sebuah melodi yang lembut namun berbahaya, merayu jiwa dan menjatuhkan kesadaran.Irama melodi itu kian terdengar semakin mendekat, menyusup perlahan melalui celah-celah pepohonan di hutan yang gelap.Dari laut yang luas di balik hutan perbatasan, kapal-kapal perang yang tak terhitung jumlahnya mulai berlabuh di tepi pantai. Kapal-kapal itu bergerak tanpa suara, layaknya armada hantu, memanfaatkan kabut malam dan irama mematikan untuk menutupi jejak mereka.Dari kapal-kapal perang itu, satu per satu sosok berzirah besi turun, melangkah melewati hutan. Langkah mereka terkoordinasi,
Semua orang terdiam, bahkan Feng Liang, tertegun. Rahangnya terkatup rapat karena rasa kesal yang memuncak. Amarah dan rasa malu karena dipermalukan di depan prajuritnya sendiri membuat matanya memerah. Ia membanting sisa-sisa cangkir minumannya ke tanah."Feng Longwei. Kau sudah mulai berani, huh?" desis Feng Liang, tatapannya tajam dan mematikan. Ia melangkah mendekat. "Apa kau pikir dirimu sudah cukup hebat melawanku sekarang? Setelah bergabung dengan Sekte Pedang Langit, kau jadi congkak?"Feng Longwei menjawab datar. "Pangeran seharusnya memberi contoh yang baik, bukan? Aku hanya menjalankan disiplin sesuai aturan militer. Di medan perang, kesalahan kecil bisa berakibat fatal."Feng Liang terkekeh getir mendengar jawaban itu. "Kau sudah berubah, ya. Tampaknya perlakuan baik yang kau dapatkan selama ini cukup membuatmu merasa tinggi di hadapanku. Tapi tetap saja, kau hanyalah... aib keluarga kekaisaran." ucapnya dengan nada pahit yang menusuk.Feng Liang melangkah maju sedikit, me
Perang yang akan datang, meskipun dipicu oleh serangan terorganisir, tidak bisa melibatkan secara langsung kekuatan dari sekte-sekte besar di Dataran Tengah. Ini adalah masalah yang harus diselesaikan sendiri oleh Kekaisaran Dinasti Yan dengan kekuatan militer mereka. Perjanjian kuno, yang terukir sejak zaman pendirian Dinasti, menetapkan bahwa hanya mereka penduduk asli Dinasti Yan yang boleh ikut campur dalam urusan kekaisaran.Bagi Feng Longwei, putaran waktu kali ini terasa terlalu cepat. Di kehidupan sebelumnya, perang antara Dinasti Yan dan Dinasti Barat baru pecah tiga tahun di masa depan, dan itu pun dimulai sedikit lambat. Sekarang, segalanya seolah dipercepat secara drastis. Ironisnya, ia bahkan tidak tahu kapan perang berakhir di saat ia meninggal lebih dulu di masa lalu.Perang ini, dan perintah untuk turun ke medan perang, segera mengingatkannya pada bayangan pengkhianatan Feng Jinan dulu. Di kehidupan sebelumnya, ia dipaksa ke garis depan sebagai hukuman, dan akhirnya
Melihat kedatangan sekelompok orang yang dipimpin oleh seorang Jenderal kekaisaran, Feng Longwei tidak membuang waktu. Dalam sekejap, ia mengaktifkan lapisan tipis Qi untuk mengubah penampilannya. Topeng putih polos tanpa ekspresi menutupi setengah wajahnya, dan pakaiannya yang robek serta hangus sebelumnya dengan cepat berganti dengan seragam baru berwarna biru gelap.Ia berdiri tegak di samping gundukan abu mayat Phoenix sebelumnya, menunggu kedatangan mereka. Tian Moran berdiri sedikit di belakangnya, pedang besarnya kini kembali disarungkan, menunjukkan postur seorang pengawal.Derap langkah kuda berhenti tidak jauh dari lokasi. Jenderal Shu Nian, seorang pria paruh baya dengan aura pemimpin yang kuat, bergegas turun dan melangkah maju."Permisi, Tuan," sapa Jenderal Shu Nian dengan nada hormat, menangkupkan tangan di depan dada. "Saya adalah Jenderal Shu Nian, Komandan Divisi militer Dinasti Yan yang bertugas di wilayah ini."Shu Nian menatap Feng Longwei dengan mata penuh pertan
Tian Moran telah menerima perintah dari Feng Longwei, mengerahkan semua energi yang tersisa dalam tubuhnya. Ia melompat tinggi ke udara dengan kecepatan luar biasa, menyamai posisi Phoenix Kegelapan di langit. Ia tahu ini adalah serangan pengalihan yang harus sukses, apapun risikonya.Sedetik kemudian, pedang besarnya terhunus ke depan dengan dorongan menusuk yang kuat. Energi Qi dari tubuhnya mengalir deras dari pergelangan tangan ke bilah pedang. Dalam sekejap, tusukan pedangnya menciptakan kilau energi biru tua yang tajam dan terkondensasi, memancarkan aura dingin yang mengancam."Samudra Penembus Langit!" seru Tian Moran, suaranya dipenuhi determinasi.Wuzz!Tusukan energi melesat seperti paku biru raksasa, menerjang ke arah Phoenix Kegelapan dengan kecepatan yang luar biasa, seolah-olah pusaran tajam mematikan muncul dari kedalaman laut. Udara di ketinggian berdesir tajam dan ruang bergetar seakan pecah karena tekanan Qi.Phoenix Kegelapan itu meraung ganas. Meskipun fokus utaman
Setengah jam yang lalu, saat ledakan dahsyat di hutan terjadi, Tian Moran sudah melesat dengan kecepatan penuh menuju sumber getaran. Namun, sebelum ia mencapai bibir hutan, kedatangan Phoenix Kegelapan yang besar dan menakutkan itu mencegatnya secepat kilat. Meskipun ukurannya hampir menyamai gunung, kecepatan terbang burung itu sungguh di luar dugaan, menunjukkan bahwa ia belum mengerahkan kekuatan penuh saat menghadapi Feng Longwei sebelumnya.Phoenix itu terbang menuju Kota Linglong, melewati jalur yang seharusnya dilalui Tian Moran."Tuanku menghadapi binatang ini seorang diri. Apakah ia berhasil dikalahkan?" gumam Tian Moran penuh kecemasan. Sebagai seorang Grandmaster yang setia, ia tahu betul perbedaan kekuatan ranah kultivasi. Jika ledakan tadi adalah benturan terakhir, dan Phoenix ini masih hidup, itu hanya bisa berarti satu hal: Feng Longwei telah kalah.Baginya, Feng Longwei adalah sosok agung yang penuh kehormatan. Tidak ada yang lebih penting untuknya lakukan selain tun







