Share

Kembalinya Sang Pewaris Terkaya
Kembalinya Sang Pewaris Terkaya
Penulis: Emak pipit

Hari Pemakaman

Penulis: Emak pipit
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-01 19:22:01

“Lihat! Berani-beraninya mantan narapidana ini menampakkan wajahnya di sini!”

Baru saja Radit membantu ayah dan ibu mertuanya turun dari mobil, tiba-tiba suara sumbang dan mencemooh dirinya itu masuk ke telinganya.

"Kenapa kalian menghalangi kami? Ada apa?" tanya Tuan Rudy, ayah mertua dari Radit.

Seorang wanita melangkah maju lalu menaikkan salah satu alisnya, ia menatap sinis ke arah Radit dan juga Lucy, istrinya.

"Apa kakak lupa?! Menantu sampah kakak lah yang menyebabkan kematian ayah!”

Dia adalah Nyonya Shopia, putri kedua dari Keluarga Nasution. Dia merupakan adik dari Tuan Rudy.

“Aku tidak mau perwakilan keluarga Cakranomoto melihat penjahat ini ada di sini. Berita itu sudah tersebar dan kedatangan pria sampah ini bisa merusak citra keluarga Nasution di mata mereka!”

“Keluarga Cakranomoto ada di sini?!” Tuan Rudy membelalakkan matanya.

Raut wajah pria paruh baya itu begitu terkejut. Bagaimana tidak, ayahnya ternyata memiliki hubungan dengan keluarga terkaya di negara ini.

Sementara itu, Radit hanya bisa mengepalkan tangannya. Bagaimanapun ia akan menjelaskan pada mereka, keluarga ini hanya menginginkan kambing hitam!

"Sophia, ini hari pemakaman ayah! Kami berhak memberinya penghormatan terakhir!" tandas Tuan Rudy.

Wanita paruh baya tersebut mendelik, matanya masih menatap Radit dan Lucy dengan bergantian seraya tersenyum licik.

“Kakak bilang penghormatan?! Penghormatan macam apa membawa penjahat ke pemakaman ayah?!”

"Kalian berdua ...!" Tuan Rudy naik pitam.

"Tolong biarkan setidaknya ayah dan ibu mertua beserta Lucy masuk. Mereka adalah Keluarga Nasution juga. Mereka berhak untuk berduka di dalam sana."

Tiba-tiba, Radit memotong perkataan ayah mertuanya seraya menatap paman dan tantenya itu.

Ini ia lakukan sebab Radit merasa tidak adil, hanya karena dirinya keluarga istrinya tidak bisa memberikan penghormatan terakhir pada kakek Yohanes.

"Wow, pandai sekali rupanya menantu baru kalian berucap! Dia sangat tidak tahu malu. Sampai sekarang aku heran, apa yang ada dipikiran ayah menikahkan Lucy dengan pria sampah yang menabrak cucunya sendiri," sindir Bella, anggota keluarga Nasution lainnya.

“Jangan lupa, hutang biaya rumah sakit ayah kami yang menumpuk itu adalah akibat dari perbuatanmu! Memangnya menantu sampah sepertimu bisa melunasi semuanya?!” ucap Sophia tak kalah kesal.

Wajah Tuan Rudy dan istrinya, Winey, seketika memerah. Perasaan malu dan marah memenuhi kepala mereka setelah mendengar sindiran-sindiran menyakitkan itu.

"Baiklah. Biarkan aku masuk sekarang!"

Tuan Rudy langsung menerobos masuk dengan wajah dinginnya.

Baik nyonya Shopia dan nyonya Bella tak ada yang berkomentar. Mereka hanya tersenyum meledek ke arah keluarga Rudy sebelum akhirnya mengikuti kakak tertua mereka.

Akibat keributan itu, beberapa tamu undangan memandang mereka bertiga dengan tatapan kasihan. Beberapa bahkan menatap Radit dengan jijik.

"Jadi dia yang menabrak nyonya Lucy hingga cacat?"

"Sungguh tidak tahu diri. Sehabis mencelakai anggota keluarga Nasution, dia justru berani sekali menikahi korbannya sendiri."

"Kudengar itu semua karena batalnya pernikahan nyonya Lucy. Tuan Yohanes tidak ada pilihan selain menikahkannya dengan pelaku yang menabrak cucunya sendiri."

"Hm. Meninggalnya Tuan Yohanes karena sakit jantung. Usahanya gagal, uangnya habis untuk pengobatan cucunya yang cacat itu. Menantu tidak berguna itu tidak bisa bertanggung jawab ternyata!"

Terdengar nada-nada sumbang di antara pelayat yang hadir. Ada tatapan-tatapan tak bersahabat yang menatap ke arah Radit, Lucy dan Nyonya Winey. Tak sedikit yang mencibir dan berbisik-bisik menggoreng berita kematian Tuan Yohanes.

Mendengar ocehan-ocehan itu, Radit hanya bisa mengepalkan tangannya hingga kuku-kukunya membekas di permukaan telapak tangannya.

Ingin sekali ia menjelaskan kepada semuanya tentang kejadian sebenarnya. Namun, ia sadar, dijelaskan bagaimanapun tetap akan mengubah pandangan mereka.

Karena perkataan-perkataan itu, nyonya Winey semakin meradang. Belum lagi perasaan terhina setelah tidak diperbolehkan masuk oleh iparnya benar-benar membuatnya marah.

Wajahnya begitu merah menahan malu dan mendorong Radit dan anaknya menjauh dari kerumunan itu.

"Kau lihat itu? Karenamu kami sekarang dikucilkan oleh keluarga besar. Oh, gusti! Aku merasa menjadi manusia tersial saat tahu almarhum ayah mertua menjadikan penjahat sepertimu menjadi menantuku!" cebiknya kesal.

Radit yang menjadi sasaran hanya diam tak mengeluarkan suara. Ia menggenggam erat pegangan kursi roda milik Lucy untuk menahan kesabarannya. Ia hanya tak ingin membuat keributan di upacara pemakaman mendiang Tuan Yohanes.

"Sudah kukatakan kau tidak perlu ikut. Mengapa kau bebal sekali," decak Lucy pelan.

Kini giliran sang istri yang memprotes kehadiran Radit, meski tak terdengar mencemooh seperti orang lain.

"Maaf," ucap Radit pelan.

Radit menelan salivanya. Ia memang seharusnya tidak perlu ikut. Dia tahu kehadirannya hanya menambah masalah. Akan tetapi, ini adalah penghormatan terakhirnya untuk Tuan Yohanes.

Biar bagaimanapun Radit menghormati kakek dari istrinya itu. Dari semua anggota keluarga Nasution, Tuan Yohanes lah yang menerima kehadirannya di keluarga itu.

"Aku benar-benar membencimu, Radit! Segera enyah dari sini, lunasi semua hutang rumah sakit Tuan Yohanes atau jangan pernah memunculkan batang hidungmu di hadapanku!" kecam Nyonya Winey berbisik ke telinga Radit.

Lucy menarik tangan ibunya lalu menggeleng pelan. "Bu, sudahlah. Mana mungkin Radit memiliki uang sebanyak itu."

"Jangan membelanya. Kamu lupa, kamu begini karena siapa? Kamu cacat, Lucy! Kamu pun harus dipecat karena itu. Kamu masih mau mempertahankan pria memalukan ini?" Mata Nyonya melotot ke arah Lucy.

"Ibu mertua, tolong jangan marahi Lucy di depan umum seperti ini. Jika mau marah, marahi saja aku," pinta Radit.

"Ya. Memang kamu biang keroknya! Sekarang cepat pergi dari sini. Pilihannya ada di tanganmu. Lunasi tunggakan itu atau bercerailah dengan putriku!"

Nyonya Winey langsung mendorong secara kasar tubuh Radit. Ia mengambil alih mendorong kursi roda milik Lucy.

Wanita tua itu membawa putrinya menjauhi Radit. Lucy hanya menoleh sekali dan menatap iba ke arah sang suami. Radit tahu, Lucy tak berdaya saat ini.

Pikiran Radit menjadi kacau. Kemana dirinya harus mencari uang puluhan juta untuk membayar sisa tunggakan rumah sakit Tuan Yohanes?

Radit juga tidak bisa membayangkan bercerai dengan Lucy. Bercerai dengan istrinya berarti mengkhianati kepercayaan kakek Yohanes padanya!

Radit menghela napas. Ia mengacak-acak rambutnya dengan kesal dan menatap ke arah kerumunan para pelayat dengan perasaan tak menentu.

"Ck. Sial sekali nasibmu, Radit!" gerutunya.

Radit dengan linglung keluar dari gerbang rumah megah itu. Ia berjalan di trotoar tanpa tujuan yang jelas.

Hingga tanpa disadarinya, sebuah mobil mewah berhenti di sampingnya dan sang pengemudi langsung keluar menghampiri Radit yang seketika kebingungan.

"Tuan muda! Akhirnya saya menemukan Anda," serunya dengan senyum merekah.

Tu… tuan muda?!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Bintang Cakranomoto

    Radit berdiri di muka cermin. Ia hari ini tampil menggunakan setelan jas berwarna putih dengan dasi kupu-kupu melingkar di lehernya. Dia akan menjadi bintang malam ini. Tuan Husen akan mengumumkan soal kebenaran siapa dirinya di depan publik. "Dit! Ayo cepat turun! Kita sudah hampir terlambat," teriak Tuan Rudi dari lantai bawah.Radit menyunggingkan senyuman sinisnya."Kita lihat seperti apa terkejutnya ayah mertua nanti dengan semua ini."Radit menuruni anak tangga. Sementara Tuan Rudi sudah memberi sinyal klakson mobil beberapa kali agar Radit bergegas."Kau ini lelet sekali!" serunya kesal."Apakah ayah yang malam ini akan menyetir?""Ya. Bisa-bisa saat kita tiba, pestanya sudah selasai kalau kau seperti bekecot begitu," ketus Tuan Rudi.Radit tak menggubris omelan mertuanya. Dia duduk di kursi samping supir. Tak lama ponsel Radit berbunyi. Ada nama Lucy di layar itu. Radit tersenyum lalu bergegas mengangkatnya. "Kau dan ayah sudah berangkat ke pesta?" tanya Lucy di seberang san

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Rencana Busuk

    "Tidak semua. Hanya 90 persen dari seluruhnya. Ayah masih memberiku 10 persen."Nyonya Soraya menggelengkan kepalanya dan menegakkan wajahnya dengan angkuh."Kenapa kamu seperti tidak marah dengan ketidakadilan yang ayahmu lakukan kepada kita, hah? Apakah ayahmu tidak ingat jika dia memiliki cucu lainnya? Kenapa anak yang baru muncul setelah puluhan tahun menghilang yang mendapatkan semuanya, hah?" protes Nyonya Soraya."Soraya, apakah aku harus memprotes semuanya di depan kuburan ayahku? Apakah aku harus menuntutnya padahal dirinya sudah tiada? Kamu pikir aku tidak marah? Aku marah jelas. Aku merasa tidak adil, itu juga sudah jelas. Tapi bagaimanapun aku tidak bisa berbuat apa-apa."Harris yang daritadi diam saja sekarang justru tertawa sambil mengeluarkan air matanya."Lelucon macam apa ini? Hahahaha! Aku lumpuh dan sekarang aku miskin. Sementara Radit, dia yang dulunya sampah sekarang mendadak menjadi pewaris Cakranomoto. Hahaha!"Kedua orang tua Harris beralih melihat Harris. Nyon

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Dugaan Dokter

    Sore yang mendung. Beberapa pelayat mulai silih berganti berpamitan untuk pulang. Keputusan Tuan Mandala untuk melepaskan semua alat bantu di tubuhnya membuatnya hanya bertahan beberapa jam di ruangan ICU. Radit hampir saja nekat menjadi pendonor untuk sang kakek. Hanya saja, Tuan Husen bersikeras menolaknya."Kenapa?" tanya Radit saat itu. Ia masih merasa Tuan Husen meragukannya sebagai putra di keluarga Cakranomoto."Kakekmu tidak ingin hidup dihantui rasa bersalah. Dia ingin tenang." Hanya itu jawaban dari Tuan Husen selepas menandatangani surat dari rumah sakit untuk mengurus jenazah dari mendiang sang ayah.****PLAAAKKK!"PUAS KAMU SEKARANG, HAH!" Mendadak Nyonya Soraya mendaratkan tamparan keras ke wajah Radit hingga pipi pria itu memerah. Berapa pelayat yang tersisa semua terkejut dengan tindakan Nyonya Soraya, begitu juga Tuan Husen."Soraya! Apa yang kamu lakukan, hah?" Tuan Husen naik pitam. Ia menarik paksa istrinya untuk menjauhi Radit."Suamiku, kenapa kamu masih mem

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Pesan Terakhir

    Bak petir yang menyambar di siang bolong. Tuan Husen terhuyung mendengar kabar itu. Baru saja, putranya Harris dikabarkan koma. Kini ayahnya, Tuan Mandala juga dikabarkan kritis."Aku akan menemui dokter dan melihat keadaan ayah," ucapnya kepada Nyonya Soraya.Nyonya Soraya yang duduk hanya bisa menangis."Dit, ikut denganku!" ajak Tuan Husen.Radit mengangguk pelan. Biar bagaimanapun kondisi kakeknya juga memprihatinkan. Radit tidak bisa menutup mata untuk cuek dengan keadaan genting itu.Radit pun mengikuti langkah Tuan Brando dan Tuan Husen.****Tiba di depan ruangan ICU, Radit dan Tuan Husen menunggu dokter selesai memberikan tindakan. Tak lama berselang, dokter dan suster keluar dari ruangan itu."Dokter bagaimana keadaan ayah saya?" tanya Tuan Husen."Tuan Mandala kondisinya masih belum stabil. Hanya saja–""Hanya apa dok?""Tuan Husen, apakah Anda tahu jika ayah Anda menginginkan semua alat bantu yang terpasang di tubuhnya sekarang harus dilepas?"Tuan Husen terbelalak. "Apa?

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Harris dan Karmanya

    "Kau tahu siapa aku? Aku adalah Raditya Cakranomoto.""Apa? Bagaimana mungkin ... Itu artinya kau dan Harris–""Aku tidak peduli aku dan dia memiliki hubungan darah atau tidak. Tapi perlu kau tahu, aku memiliki kekuasaan melebihi Harris. Percaya atau tidak, kalau kau berkhianat lagi kepadaku. Maka kau akan menanggung akibatnya!" kecam Radit.Radit meninggalkan Max begitu saja dari penjara bawah tanah. Max berteriak memanggilnya penuh histeris. Menjerit meminta dikasihani, sayangnya Radit tak mengindahkan.Radit berjalan ke luar gedung kosong. Tuan Brando menyambut tuan mudanya dengan mobil mewah."Kau sudah siapkan apa yang aku minta?" tanya Radit dengan wajah dinginnya."Apakah Tuan yakin kali ini pria itu tidak berkhianat kepada Anda? Jika tidak, biar saya saja yang melakukannya untuk memberi ganjaran kepada Tuan Harris," ucap Tuan Brando sedikit khawatir.Radit menggeleng."Aku ingin melihat apakah Max berani berkhianat kepadaku lagi setelah apa yang sudah ia lewati di penjara bawa

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Jadilah Eksekutornya!

    Keluar dari kediaman keluarga Cakranomoto, Radit bergegas pulang ke rumahnya. Tuan Brando berjanji untuk membawa pulang ayah mertuanya dan memberikan hukuman untuk para penculik Tuan Rudy.Radit sedikit terkejut mendapati sang ayah terikat di depan teras rumah mereka. Bahkan mulutnya masih dilakban, matanya pun ditutupi kain pengikat."Ayah mertua!" pekiknya.Tuan Rudy gemetar ketakutan. Ia memberikan kode untuk segera dibuka semua yang membelenggunya. Dengan cekatan Radit melepaskan ikatan tangan dan penutup mata. Tak lupa lakbanpun ia buka paksa sampai Tuan Rudy mengaduh kesakitan."Pelan-pelan dong!" pekiknya."Ayah mertua baik-baik saja?" tanya Radit."Kamu kemana saja, hah? Kamu tidak tahu apa, aku baru saja melawan maut. Aku hampir mati!" curhatnya sambil menangis.Radit sebenarnya sudah tahu ceritanya. Hanya dia berpura-pura polos."Aku pergi mencari ayah. Aku juga membuat laporan ke polisi. Siapa yang melakukan ini semua, Yah? Apa ayah kenal?" tanyanya.Tuan Rudy menggeleng.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status