28 tahun kemudian
"Kenapa kau tidak berhati - hati, Thanos? Siapa lagi wanita ini?" Cal menunjukkan sebuah laman di salah satu situs yang memuat berita tentang dirinya dan seorang wanita di sebuah klub malam. Lelaki tampan yang dipanggil Thanos itu hanya melihat dari sudut matanya, rasanya ia sudah bosan melihat berita seperti itu. "Bersihkan saja seperti biasanya." Thanos mengatakan itu dengan wajah datar. Ia memang tak pernah peduli dengan hal seperti itu. "Tapi sampai kapan, Thanos? Seorang CEO harus menjaga kehormatannya. Saham perusahaan bisa jatuh kalau mereka sampai melihat ini," tegur Cal, lelaki yang sudah lama mendampingi Thanos di perusahaan itu. "Kalau begitu jangan sampai mereka melihatnya. Urus paparazzi itu sekarang juga! Dalam hitungan detik berita itu harus sudah lenyap!" Thanos melempar ponselnya ke atas meja dan menatap Cal dengan tajam. "Oke, aku akan melakukannya. Tapi entah sampai kapan aku bisa melindungimu, Thanos." Cal beranjak dari sana, dan Thanos hanya tersenyum tipis melihat kepergian rekan serta sahabatnya itu. "Kau menemukannya?" Thanos berbicara lewat ponselnya, setelah beberapa detik benda itu berbunyi pelan. "Ya, Tuan Thanos. Dia bersama seorang lelaki dan memesan sebuah kamar di hotel." Jawab pria di seberang ponselnya itu. "Sudah kuduga wanita itu mempermainkan aku. Rupanya dia ingin bermain - main dengan Thanos." Thanos menutup ponselnya, diremasnya benda itu dengan kesal. "Tidak ada seorang wanita pun yang berhak mempermainkan aku. Hanya aku yang bisa melakukannya. Sepertinya kau tidak ingin hidup lebih lama lagi Erica!" Erica, selebgram cantik berusia 25 tahun yang beberapa bulan terakhir ini sedang menjalin sebuah hubungan dengan Thanos. Erica memang cukup dikenal di kalangan para pria dewasa, karena ia kerap memperlihatkan keindahan tubuhnya yang dianggap sebagai sebuah seni di dunia maya, terutama bagi kaum lelaki. Kecantikan dan keindahan Erica lah yang memikat hati Thanos, setelah sebelumnya Thanos terlihat menjalin hubungan dengan wanita muda lainnya. Tapi kali ini Erica membuat Thanos marah, wanita itu berkencan dengan pria lain di belakangnya. Thanos pernah memperingatkan Erica tentang ini, tapi tampaknya ia tak peduli. Thanos bangkit dari duduknya, setelah menyambar kunci mobil, lelaki itu lantas melaju untuk menemui Erica. ... Thanos merapatkan topinya menutupi sebagian wajah Lelaki itu, langkah kakinya tak sabar untuk melihat apa yang sedang Erica lakukan di dalam sana. Wanita itu pasti sedang terlibat pergumulan dengan laki - laki yang tak semestinya. Thanos mengepalkan tangannya begitu ia tiba di kamar hotel tempat Erica berada. ... Erica melepaskan ciumannya saat pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. "Kau memesan sesuatu?" Lelaki tanpa busana itu menatap Erica, namun Erica menggeleng yakin. "Tidak. Aku bahkan tak memiliki janji dengan siapapun," ucap Erica yang lantas memakai kembali kimononya itu dan berjalan untuk membuka pintu. Betapa terkejutnya Erica saat melihat siapa yang berdiri di muka pintu kamar hotelnya. Tubuhnya seketika membeku dan bibirnya bahkan tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Thanos menatap wanita itu dengan tajam, kebencian jelas terlihat di wajah Lelaki tampan itu. "Tha..nos!" Erica menyebut nama itu dengan terbata, matanya lurus menatap lelaki yang telah menjadi kekasihnya selama beberapa bulan terakhir itu. "Sayang! Kenapa lama sekali?" Lelaki yang masih berbaring di tempat tidur itu memanggil, tak ada rasa curiga sama sekali."Sepertinya kau harus pergi, aku memiliki tamu." Erica mengatakan itu dengan sedikit nyaring membuat lelaki di sana melompat terkejut. Lelaki itu sempat menatap Thanos, namun wajahnya terhalang oleh topi yang dikenakan Thanos, sehingga ia tak bisa melihatnya dengan jelas. Lelaki itu bergegas mengenakan semua pakaiannya, tanpa sepatah kalimat ia pergi dengan terburu - buru. Thanos melepaskan lelaki itu, karena ia tahu Erica hanya bermain - main dengannya. "Kau mau masuk, Thanos?" Erica memberanikan diri, ia berjalan masuk dan duduk di sisi tempat tidur dengan begitu tenangnya, seolah tak merasa bersalah dengan apa yang baru saja ia lakukan dengan lelaki itu. Thanos masuk, menutup pintu dan membiarkannya terkunci. Dengan langkah pelan ia mendekati Erica, menatapnya dengan jijik. "Ini yang kau lakukan di belakangku, Erica!" Thanos mengulurkan tangannya, mendorong wanita itu hingga jatuh di atas tempat tidur. "Aku bisa menjelaskan ini." Erica mengatakan itu dengan gugup, ia berniat bangun tapi Thanos sudah berada di atas tubuh wanita itu, membuatnya tak bisa bergerak dengan leluasa. "Jadi, kau memiliki alasan untuk membawa lelaki itu masuk, Erica?" ucap Thanos yang mencengkeram lengan Erica. "Bukankah kau tidak pernah memberiku kepastian, Thanos? Di mana salahku? Aku tahu kau juga bermain dengan wanita lain!" Kata Erica yang membulatkan matanya itu. "Selama kau bersamaku, kau tidak berhak mengatakan itu, Erica. Dan kau tidak bisa menuntutku sama sekali. Aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk bermain denganmu. Kau milikku selama yang kumau." Thanos menarik tali kimono Erica dan menyingkirkan pakaian itu dari tubuhnya. Menatap tubuh telanjang nan begitu seksi. "Aku bukan bonekamu, Thanos!" Suara Erica gemetar, saat lelaki itu menyentuh tubuh sensitifnya dengan ujung jari, dan bermain - main di sana. Erica bahkan tak mampu lagi menolak karena jemari Thanos yang begitu lincah itu. "Kau memang mainanku, Erica. Boneka yang menjijikkan!" Thanos menekan jemarinya ke dalam membuat Erica semakin tak kuasa menahan diri lagi. "Apa maumu, Thanos! Jangan lakukan ini padaku!" Protes Erica, saat menyadari lelaki itu mulai sedikit kasar padanya. Thanos melepaskan tangannya dari tubuh Erica, membuat wanita itu terengah. "Kau wanita tidak tahu malu, Erica. Apa yang harus kulakukan padamu?" Erica terhenyak, mencoba untuk mencerna kata - kata itu. "Apa maksudmu, Thanos?" Thanos kini berdiri, melepaskan ikat pinggang itu dari tubuhnya dan melemparkannya ke lantai. Ia lantas membuka kancing kemejanya satu demi satu sembari matanya menatap lurus ke arah Erica. "Permainan seperti apa yang kau inginkan, Erica? Kau lupa siapa Thanos, hah! Bisa - bisanya kau di sini dengan lelaki lain, sedangkan kau masih menjadi milikku!" Thanos mengulurkan tangannya lagi, menahan bahu Erica. "Lepaskan aku, aku mohon padamu. Kau akan membuatnya berada di dalam bahaya, Thanos!" Erica mengeraskan suaranya, tapi tampaknya Thanos tak peduli dengan itu. Thanos ingin membalasnya, rasa marah serta kecewa telah naik hingga ke puncak kepala lelaki itu. Ia ingin melampiaskan kekesalannya kepada tubuh Erica. Wanita itu sama sekali tidak pantas untuk ia cintai. "Thanos, aku mohon." Erica merintih, tapi Thanos justru melakukan hal yang lebih gila lagi. Tampaknya ia begitu ingin menyiksa Erica. "Aku menghukummu, Erica! Kau berani melawan Thanos! Membuatku kecewa dan sangat marah. Kau tidak menghargai aku!" Teriak Thanos dan menghempaskan tubuh Erica yang tak bertenaga lagi. "Thanos, tolong aku." Erica merintih, mendekap perutnya. Thanos menatap wanita itu, bibirnya justru mengulaskan senyuman sembari merapikan pakaiannya. Lelaki itu mengambil sejumlah uang dari dompetnya, melemparkan lembaran - lembaran uang kertas ke pada Erica. "Bukankah ini yang kau inginkan, Erica? Aku membuangmu sama seperti saat aku melemparkan uang - uang itu." Setelah mengatakan itu Thanos meninggalkan Erica yang menjerit kesakitan. Darah segar ke luar diantara kakinya. Erica menangis, namun tak seorangpun mendengar suaranya. Perlahan suara wanita itu mulai menghilang, diikuti dengan langkah kaki Thanos yang semakin menjauh.“Dia sudah bertemu dengannya, aku harus melihatnya sendiri dengan mataku,” kata Megan kepada orang kepercayaannya itu.“Baik, Tuan. Saya akan membawanya ke hadapan Anda,” sahutnya dengan begitu tegas.“Bawa dia ke tempat di mana orang-orang tak akan mengenaliku,” kata Megan lagi. Suaranya terdengar parau, menunjukkan jika kali ini ia sedang tidak baik-baik saja.“Baik, Tuan. Tapi Anda harus menjaga kesehatan seperti yang dikatakan dokter,” ucap asisten itu.“Aku baik-baik saja, aku hanya terkejut dengan ucapan Thanos. Anak itu memang tidak tahu apa-apa selain menyalahkanku. Kenapa mereka tidak membawanya ke luar negeri, orang-orang itu memang tidak bisa dipercaya. Seharusnya aku memastikan keberangkatan mereka kala itu. Keterlaluan! Mereka hanya menginginkan uangku,” kata Megan dengan begitu kesalnya.“Saya akan berangkat ke Malvarrosa sekarang, Tuan.”“Pergilah, bawa anak itu kepadaku.”...Megan menatap Ansel, matanya tak berkedip sejak tadi. Benar mereka sangat mirip. Postur tubuhn
“Ayah tidak mengerti maksudmu, Thanos. Apa dan siapa yang kau bicarakan ini?” Megan masih bersikap tenang, menatap Thanos yang memilih untuk tetap berdiri di sana.“Duduklah, sudah lama kita tidak bertemu dan berbicara, bukan? Kau mau segelas anggur?”“Ibu melahirkan bayi kembar. Kau membuang saudara kembarku, bukan?”Napas Megan bagai terhilang dari tubuhnya, dilihatnya Thanos dengan seksama. Lelaki itu mengepalkan tangannya, tubuhnya yang masih terlihat kuat tampak gemetar. Bibirnya terkatup rapat, seolah tak memiliki kata yang bisa ia ucapkan.“Itu benar, bukan? Nama putramu itu adalah Ansel, dia tinggal di Malvarrosa tepatnya di mana proyek hotel De Aluna sedang dibangun. Tidakkah kau ingin bertemu dengannya, Ayah?” suara Thanos terdengar penuh kemarahan, namun ia masih menahan dirinya.“Omong kosong! Nares tidak pernah melahirkan bayi kembar! Thanos, jangan bersikap bodoh, kau adalah putraku satu-satunya, tidak ada yang lain!”Thanos mengangguk-angguk, “Rupanya benar, kau begitu
“Kau menyukainya?” Thanos kembali bertanya, ketika Athena memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.“Kurasa urusan Anda jauh lebih penting dari itu, Tuan. Apakah sebaiknya kita kembali ke kota. Anda dan Ansel membutuhkan waktu untuk memikirkan semua ini,” jawab Athena yang berjalan ke arah mobil pribadi Thanos dengan sopir yang telah menunggu.“Tapi, ini juga menggangguku, Athena. Kau pasti tahu kalau aku telah menyukaimu sejak lama. Kau pasti berpura-pura tidak peduli, bukan? Aku menawarkan banyak hal padamu, tapi kau tak mengambilnya satu pun. Baiklah, aku tidak akan melakukan itu. Tapi, ketahuilah bahwa kali ini aku bersungguh-sungguh. Aku tidak pernah menyukai perempuan sampai seperti ini. Apakah kau tidak merasa telah menolakku dengan mengabaikan tawaranku waktu itu?”Athena diam sejenak, wanita itu menunduk kemudian berbalik menatap Thanos. Bibirnya ingin mengucapkan sesuatu, namun entah kenapa suaranya seolah terhimpit di tenggorokan.“Saya minta maaf jika sikap saya melukai
Ansel duduk di bibir pantai, membiarkan air laut menyapa sebagian tubuhnya. Pandangannya lurus, menatap laut yang tak tahu di mana batasnya. Selama ini, Ansel tidak pernah curiga tentang perbedaan itu. Ia selalu mencoba untuk berpikir positif. Tapi hari ini, sebuah fakta yang sangat mengejutkan menghampiri dirinya. Dia telah membuangnya, mereka tidak menginginkan kelahirannya. Tapi kenapa harus dia? Kenapa bukan Thanos? Apa istimewanya lelaki itu hingga Megan memilihnya?Senyum pahit teruntai di bibir Ansel, tangannya meremas pasir basah menunjukkan kemarahan yang tertahan.“Ansel.” Suara Athena membuat Ansel sedikit menoleh, lelaki itu mencoba untuk tersenyum padanya.“Kau basah,” kata Athena menatap Ansel sedih.“Apakah kau juga terkejut, Athena? Inikah yang ingin kau ketahui selama ini?” ucap Ansel yang mengabaikan pertanyaan Athena.“Aku pun tidak menduganya, meski naluriku mengatakan itu sejak lama. Sejujurnya, aku sempat berpikir kalau kau adalah dia. Sampai kau membawaku untuk
Wanita paruh baya itu tercengang bukan main, ia tak pernah menduga kalau hari ini akan tiba. Selama ini, ia pikir semua baik-baik saja. Ia yakin, apa yang dilakukannya sudah benar. 28 tahun silam, mereka berubah pikiran. Mereka tak ingin membawa bayi itu ke negeri yang jauh. Malvarrosa, adalah tempat yang tak akan pernah dikunjungi Megan. Namun ternyata mereka salah. Saudara kembar Ansel kini berdiri tepat di hadapannya. Menatap ke dalam matanya dengan penuh tanda tanya yang besar.“Ya?” Wanita itu membuka suara, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.Athena menautkan keningnya, perubahan mimik wajah wanita itu terlihat jelas. Dan yang membuat Athena heran adalah, kenapa dia berusaha terlihat tenang seakan mengetahui sesuatu?“Kau sudah pulang, Ansel?” tanyanya dengan senyum yang dipaksakan.“Mom, dia ingin bertemu denganmu,” kata Ansel menatap Thanos dengan perasaan tak nyaman.“Jadi, dia ibumu?” suara Thanos terdengar, sedikit berbeda dengan suara Ansel. Tegas dan penuh rasa perca
[Ansel, bisakah kita bertemu? Tuan Thanos bersamaku, dan sebentar lagi kami tiba di Malvarrosa. Dia ingin bertemu denganmu]Athena mengirim pesan itu kepada Ansel. Setidaknya ia tak akan terkejut dengan kedatangan Thanos hari ini. Ponsel Athena bergetar, tampaknya Ansel menjawab pesan itu dengan cepat.[Benarkah? Aku sangat terkejut. Aku akan menunggu di kedai kopi, Athena]Athena tersenyum membaca pesan itu, entahlah kenapa ia sangat ingin melihat reaksi Thanos saat bertemu Ansel nanti. Apakah Thanos akan menunjukkan reaksi yang sama, seperti saat Ansel melihat foto lelaki itu?“Apa yang membuatmu begitu bahagia, Athena?”Athena segera mengubah mimik wajahnya, tampaknya Thanos menatapnya sedari tadi.“Tidak,” jawab Athena singkat.“Aku melihatmu terus tersenyum, apakah pesan itu berasal dari seseorang yang sangat istimewa?” tanya Thanos lagi, tampaknya ia begitu penasaran, atau mungkin cemburu?“Saya hanya memberitahu Ansel, kalau Anda ingin bertemu dengannya.”“Ansel? Sepertinya kau
“Kau menyukai dia, Thanos?”Thanos menautkan keningnya, saat Megan menanyakan itu padanya.“Siapa yang Ayah maksud?”“Athena. Ayah sudah bertemu gadis itu. Dia memang gadis yang baik, dia bahkan menolak saat ayah ingin memberinya hadiah karena proyek itu. Tapi, yah tidak tahu dari mana dia berasal,” tutur Megan membuat Thanos menatap lelaki itu dengan perasaan tak suka.“Ayah memata-mataiku?” tukas Thanos.“Kau putra ayah, satu-satunya pewarisku. Aku tidak ingin kau menjalin hubungan yang salah. Selama ini, kau melakukan hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang CEO, Thanos. Jadi, wajah kalau ayah ingin tahu tentang apa yang kau lakukan. Ayah dengar, kau sendiri yang meminta gadis itu untuk bergabung di dalam proyek. Ayah sangat mengenalmu, Thanos. Kau tidak akan melakukan itu kalau tak memiliki tujuan.”Thanos tersenyum miring, menatap wajah ayahnya yang menua. “Bukankah itu urusan pribadiku, Ayah? Kenapa kau bertindak sejauh ini?”“Tidak! Itu menjadi urusan ayah, Thanos. Sampai k
“Gadis itu tinggal di sebuah rumah kecil, Tuan. Dia menyewanya. Saya bertanya kepada beberapa orang yang tinggal di tempat itu. Mereka pernah melihat Tuan Thanos datang dan menemui gadis itu,” kata sang pelayan pribadi Megan.“Putraku pernah datang ke rumahnya? Tidak mungkin kalau mereka tak memiliki hubungan khusus. Apa lagi yang kau tahu?”“Tapi, Tuan Thanos hanya sekali mendatangi dia, setelah itu mereka tak pernah melihatnya lagi di sana,” jelasnya.Megan mengusap rambut janggutnya yang panjang, keningnya saling bertaut, “Itu aneh, kenapa begitu? Apakah mereka memang tak memiliki hubungan khusus? Thanos, tak akan melepaskan wanita yang ia incar begitu saja. Dari mana wanita itu berasal?”“Tidak ada yang tahu, Tuan. Sepertinya dia cukup tertutup dengan orang-orang di sekitarnya. Ada satu wanita yang dekat dengannya, tapi sayangnya dia tidak mau berbicara sama sekali.”“Oh, kenapa?” tanya Megan lagi.“Saya rasa mereka sangat dekat, Tuan.”“Aku mengerti. Dia pasti gadis yang baik sam
“Cal, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana dia bisa meluluhkan hati si pemilik kedai yang keras kepala itu?”Cal mendengus kesal saat mendengar pertanyaan dari salah satu anggota timnya. “Thanos pasti sengaja melakukan itu, kita harus lebih berhati-hati,” kata Cal dengan sorot matanya yang tajam, menatap lurus ke arah lelaki itu.“Lantas bagaimana dengan dana itu?” tanya lelaki itu cemas.“Selama tidak ada yang membuka mulut, kita semua akan aman. Athena tidak tahu tentang dana itu, kecuali dia ingin berjalan di depanku!” tegas Cal dengan alis menyatu.“Cal, aku takut kalau semua akan terbongkar. Bukan hanya pekerjaan, mungkin kita akan ....” Lelaki itu menghentikan kalimatnya, saat Cal meletakkan ujung jemarinya di bibir, meminta lelaki itu untuk diam.“Semua orang melakukan itu, bukan hanya kita. Tidak ada orang yang tak mengambil keuntungan darinya, bukan? Bahkan saat proyek itu mulai dibangun, mereka pasti mengambil keuntungan dari semua bahan pembangunan proyek. Apa gunanya men