Kehidupan sekolah semakin hari semakin menyenangkan. Hyu menikmati setiap momen yang ada didalamnya. Tidak heran orang mengatakan bahwa masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan.
Hyu bangun pagi dan berangkat dengan semangat. Senyumnya yang menular selalu berhasil menarik perhatian kaum hawa. Itu membuat banyak laki-laki merasa cemburu. Tapi apa boleh buat, Hyu memang pantas mendapatkannya.
Sebagai mantan ketua OSIS, banyak siswa yang menghormatinya. Tapi karena itu juga banyak yang membencinya, terutama para anak nakal yang biasa membolos. Beruntung, Hyu selalu dilindungi oleh Sean.
Sean adalah pentolan dari geng terkenal di sekolah. Banyak orang yang mengetahui kalau Sean selalu menempel pada Hyu. Jadi tak ada yang berani menganggu Hyu hingga saat ini.
Seperti remaja pada umumnya, banyak yang melakukan hal-hal ekstrim untuk diakui oleh orang lain. Tujuannya tak lain adalah ingin dianggap dewasa. Begitu pula dengan Sean. Hanya saja akhir-akhir ini la
Saat semua orang sibuk untuk belajar. Hyu dan Sean saling menyenggol sambil bercanda. Dua orang yang tak bisa diam. Walaupun sudah jam istirahat, mereka tetap di kelas dan menikmati waktu bersama. Seperti biasa mereka akan menitip makanan melalui jingga.Laki-laki itu sangat ramah, selain itu dia sangat mudah di suruh.Sean menatap Hyu dengan wajah penasaran. Semakin hari, Hyu semakin terlihat ceria dan positif. Itu membuat Sean sedikit iri, apalagi Hyu bersama dengan orang yang sangat ia sukai sejak lama."Bagaimana rasanya menikah?"Hyu yang mendengar pertanyaan tiba-tiba temannya itu langsung terdiam. Ia menatap Sean dengan bingung."Menikah?""Ya.""Tergantung bersama siapa kamu menikah. Nayla orang yang menyenangkan, jadi pernikahan kami juga menyenangkan."Setelah mendengar nama Nayla disebut, Sean semakin cemburu."Bajingan beruntung, aku tak suka padamu." Ucapnya terus terang.Mendengar celotehan sahabatny
Susana sekolah terbilang sepi, hampir semua siswanya telah pulang. Tapi Sean masih duduk dibawah pohon mangga sambil menyesap rokok di mulutnya.Setelah beberapa saat, orang yang ia tunggu akhirnya datang. Hyu dari kejauhan melihat Sean dengan wajah sumringah. Itu membuat Sean sedikit merinding.Selama mereka menjadi sahabat. Sean sangat mengenal kebiasaan Hyu, termasuk senyum itu. Senyum manis yang mendatangkan bencana."Apa yang kamu lakukan?""Tidak ada, hanya mendisiplinkan beberapa junior." Ucapnya sambil tersenyum manis.Melihat tingkah Hyu yang sedikit mengerikan, Sean hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala."Aku harap mereka baik-baik saja.""Semoga."Hyu langsung merangkul sahabatnya, dan berjalan bersama. Mereka lalu berpisah menggunakan mobil mereka masing-masing.Hyu meninggalkan sekolah dan langsung berbe
Hyu dan Nayla sedang bersiap untuk pergi kesebuah restoran. Mereka terlihat rapi dan menggunakan pakaian senada. Itu membuat mereka terlihat seperti pasangan sejati.Untuk pertama kalinya, Hyu menggunakan pakaian formal. Itu membuatnya terlihat lebih dewasa dan bisa diandalkan. Sedangkan Nayla menggunakan setelan baju longgar dan anggun. Hanya saja perutnya yang sudah membesar tak bisa disembunyikan lagi.Mereka menggunakan mobil mewah dan elegan untuk pergi ke tempat yang mereka tuju. Saat mereka sampai, seorang pelayan segera membukakan pintu. Mereka akhirnya masuk melalui jalur khusus, hal itu dikarenakan identitas kedua orang tersebut bukan sesuatu yang bisa diekspos.Banyak orang kelas atas mengenal Nayla, itulah yang membuat Hyu hanya mengajak Nayla ke hotel milik keluarganya. Selain bagus, penjagaan disini sangat ketat. Jadi mereka tak perlu khawatir tentang pelanggan privasi.Saat Hyu menekan tombol lift, ia terdiam sejenak. Sepertinya ia melupaka
Nayla dan Hyu berdiri melihat pemandangan di depan mereka. Sambil menikmati sirup strawberry dengan manis. Angin malam berhembus sangat pelan. Seolah-olah waktu telah berhenti sejenak untuk mereka.Hyu menatap hamparan lampu yang ada dibawahnya. Terlihat indah, seolah mereka juga ikut merayakan kebahagiaan yang Nayla dan Hyu alami. Hyu pun menyesap minumannya dan memulai pembicaraan."Nay...""Em?""Bukankah hidup kita membosankan. Kita hanya akan membicarakan sesuatu yang tak penting, makan makanan yang enak setiap hari. Aku tau kita beruntung terlahir seperti ini. Tapi bukankah orang-orang butuh tantangan dalam hidup, kita sangat monoton. Sampai kapan kita akan bertahan?"Hyu sadar akan hubungannya dan Nayla yang memiliki fondasi kuat, yaitu anak. Mereka memahami satu sama lain dan menghormati yang lainnya. Tapi manusia mahluk yang rakus, tidak puas dengan kehidupan yang nyaman. Mereka ingin tantangan yang membuat mereka bersemangat dalam hidup.
Saat mereka bosan memandang lampu yang berkedip di bawah sana dan udara disekitarnya berubah menjadi dingin. Hyu dan Nayla pun akhirnya pergi dengan perasaan gembira. Tangan mereka terus bertautan seolah mereka tak akan terpisahkan.Hubungan mereka terlihat sangat harmonis. Seperti pasangan muda yang sedang di mabuk cinta. Hyu dan Nayla pun tak sungkan membagikan kemesraan mereka didepan orang lain. Memaksa orang-orang untuk cemburu dan memutar mata karena muak.Ayolahh, siapa yang suka melihat orang mesra di tempat umum. Apalagi kalau saat kalian melihatnya, kalian sedang tak memiliki pasangan.Hyu menggenggam tangan Nayla dengan perasaan senang. Mereka pulang dengan mobil yang berkecepatan pelan. Maklum saja, Nayla sedang hamil saat ini. Jadi mereka tak berani menggunakan kecepatan tinggi. Kata orang itu tak bagus untuk kesehatan bayi.Setelah mereka sampai di rumah, suasana harmonis masih terasa. Hyu dan Nayla masih tersenyum malu. Untuk beberapa saat,
Dena yang tersenyum senang tetap menatap Hyu dengan tatapan lembut. Kata-kata yang keluar dari mulutnya mengandung nostalgia, seolah-olah mereka telah menjalin hubungan untuk waktu yang lama. Itu membuat semua orang merasa canggung."Ini merupakan Udang dengan saos tomat pedas. Itu sangat enak, aku yakin kamu akan lebih lahap saat kamu mencicipinya."Suara lembut itu membuat perasaan Nayla sedikit meradang. Ia menatap udang yang ada di piring Hyu saat ini. Ia sedikit kesal karena ia sebenarnya tak pernah tau makanan yang di sukai suaminya hingga kini."Hyu membenci udang."Suara Nayla terdengar dingin dan mutlak, seolah mengatakan Hyu tak boleh suka pada udang. Tapi itu tak membuat Dena menjadi mundur."Benarkah? Padahal seingat ku dia selalu mengajakku makan ke restoran seafood dan menu udang adalah menu wajib yang selalu dia pesan."Kalimat demi kalimat yang diucapkan Dena mengandung kesombongan dan kemenangan. Ia ingin memamerkan kedekata
Semua orang terdiam dan tak ada yang berani berbicara. Hanya suara tangisan Dena yang terdengar sedikit nyaring. Gadis itu terlihat akan gila dan putus asa. Tapi Nayla sama sekali tidak peduli. Ia memegang ganggang pisau lebih erat lagi. Ia ingin berlari dan menusuk gadis itu. Sangat berisik dan menjengkelkan. Nayla adalah gadis yang anggun dan terkenal mampu mengendalikan emosinya. Tapi setiap manusia memiliki sisi gelapnya masing-masing. Seberapa kuat pun Nayla, ia tetap gadis yang berumur 17 tahun. Dia adalah gadis remaja dengan emosi yang bergejolak. Kehidupannya saat kecil begitu bahagia. Ayah dan ibunya memanjakannya dan memberinya pendidikan terbaik. Walaupun ia ditekan sebagai seorang pewaris, ibunya selalu ada dan membuatnya tak merasa terbebani. Semuanya telah berubah saat gadis bodoh yang terlihat lugu datang kerumahnya. Bertingkah aneh dan tersakiti. Seolah-olah ibunya lah yang merebut suaminya. Padahal wanita itu sendiri adalah simpanan.
Suasana di rumah Barat begitu suram. Dena terus menangis dengan cara yang menyedihkan. Tapi tidak ada satupun yang bersimpati padanya.Hyu menatap Nayla dengan tatapan yang intens. Hari ini ia melihat sisi lain dari istrinya. Sisi bengis dan berdarah dingin. Sisi gelap yang tak bisa disentuh.Reputasi Nayla terlalu sempurna di mata semua orang. Tapi para kalangan atas yang mengenal keluarga Barat pasti tau seperti apa wajah keluarga Barat sebenarnya.Perusahaan besar yang bercampur dengan sisi gelap dan terangnya industri. Perusahaan Barat tidak hanya mengontrol industri komersial tapi juga industri bawah, dimana mereka mengayomi para preman lapar untuk dijadikan pekerja.Nayla sebagai pewaris tentu saja tidak sesederhana kelihatannya. Sebagai pewaris ia juga harus menjadi dingin dan tak berperasaan. Hanya saja Nayla tak pernah menunjukkannya. Bahkan selama berbulan-bulan mereka menikah, ia tak pernah meli