Saat mereka berkumpul kembali ke kelas. Bima tetap diam dan tak berani mengganggu Nayla lagi. Gadis itu memiliki temperamen yang buruk jika menyangkut Dena, dan sekarang Bima mengerti kenapa Nayla bersikap seperti itu.
Bima melihat Nayla dengan rasa bersalah dihatinya. Ia ingin meminta maaf, rasa gelisah di hati Bima semakin menjadi saat melihat wajah dingin Nayla. Ia terus meyakinkan dirinya sendiri, bahwa ia akan meminta maaf setidak beberapa hari lagi.
Jauh didalam lubuk hati Bima, ia selalu ingin bergaul dengan Nayla sama seperti saat mereka masih kecil dulu. Walaupun ia tau itu tak mungkin, tapi harapan itu masih ada didalam hatinya.
Saat hari yang cerah ini hati semua orang berubah menjadi suram. Mereka melihat ekspresi bersalah Bima, membuat banyak orang bersimpati. Lagipula Bima adalah salah satu idola sekolah, yang tentu saja memiliki banyak pengagum. Tak sedikit dari mereka yang merasa tertekan dan ikut bersedih.
Nayla adalah salah satu gadis ti
Dena menatap kalender dimeja riasnya. Tak lama ia mengambil bolpoin merah dan mencoret satu tanggal disana. Hampir setengah dari tanggal itu telah ia coret sebelumnya. Setelah melihat hasil karyanya, Dena langsung tersenyum senang.Benar apa yang dikatakan Nayla. Dena bukanlah orang miskin dan ia bisa menggunakan kendaraan apapun yang ia mau. Hanya saja karakter kaya selalu ditempatkan untuk Nayla. Dena tak pernah cocok untuk itu. Jadi ia memutar otak untuk mendapatkan perhatian dan simpati orang lain. Bersikap layaknya gadis miskin yang diabaikan keluarganya. Rencana itu terbukti berhasil, banyak dari orang-orang yang mengagumi kecantikan Nayla berubah haluan menjadi kasihan pada Dena dan langsung mencintainya.Dena memakai mobil sport baru dan langsung pergi menuju sebuah tempat hiburan malam. Ia adalah tamu istimewa ditempat ini. Ia tak perlu menggunakan kartu khusus karena hampir semua penjaga mengenalinya.Saat Dena sampai, salah seorang laki-laki mem
Rencana Dena untuk menghancurkan Nayla sangat matang dengan persiapan yang hampir sempurna. Ia tidak hanya menyimpan obat khusus yang diberikan oleh Jingga sebelumnya, tapi ia juga menyimpan berbagai jenis obat terlarang dengan berbagai efek samping.Dena telah berhubungan dengan dunia bawah selama beberapa tahun. Semua itu dikarenakan Jingga menaruh kepercayaan padanya. Hal itu juga ia manfaatkan untuk mendapatkan berbagai barang-barang terlarang.Ini bukan pertama kalinya ia menggunakan rencana yang sama. Ia pernah melakukan hal ini pada ibu Bianca, hal itu untuk mencegah wanita itu melahirkan seorang anak untuk keluarga Barat. Dena tau betul betapa Heri mencintai istrinya, terbukti hingga kini laki-laki itu membatasi diri dengan tidak berselingkuh bersama wanita lain diluar sana.Jika wanita itu memiliki anak dengan Heri, maka dapat dipastikan posisi Dena di keluarga ini akan semakin menurun. Bahkan mungkin tak akan dianggap. Dena tak ingin mengambil re
Suasana perpustakaan begitu sepi, selain karena peminatnya yang sedikit. Perpustakaan sekolah ini memang terkenal luas. Jadi dalam satu ruangan hanya terdapat satu atau dua orang siswa.Nayla membaca buku dengan perasaan kesal. Ia tak bisa berkonsentrasi saat membaca, hal itu dikarenakan ada orang yang terus melihatnya serta mengganggunya. Hal itu untuk mencegah Nayla menjadi lebih fokus. Orang itu adalah Hyu, semenjak ia mengejek laki-laki bodoh itu dibelakang sekolah. Entah kenapa Hyu selalu mengikutinya, laki-laki itu tak akan segan mengganggu dan mengejek Nayla. Seolah membuat Nayla marah adalah hobi baru untuknya.Tingkat kesabaran Nayla bisa dikatakan sangat tipis. Tapi entah kenapa ia sedikit menoleransi tingkah menyebalkan Hyu. Terbukti hingga saat ini Nayla masih belum melempar buku ditangannya menuju wajah tampan itu.Hyu sebenarnya sedikit menikmati saat menggoda Nayla, gadis pengganggu yang diganggu terdengar menyenangkan. Walaupun terkadang ia meras
Nayla terus menatap cemilan di depannya. Sebenarnya cemilan itu hanya berisi brownis coklat biasa. Tapi entah kenapa terasa begitu berkesan, mungkin karena Bima yang memberinya sebagai permohonan maaf. Walaupun mereka mungkin tak berteman lagi, tapi tak masalah jika ia memaafkan laki-laki itu.Saat Nayla akan mencicipi cemilan itu, satu tangan nakal telah berhasil mendahuluinya. Tangan itu milik laki-laki yang menyebalkan, siapa lagi kalau bukan Hyu. Nayla sempat lupa untuk sesaat bahwa laki-laki itu masih ada di ruangan ini.Nayla menoleh dengan tatapan marah. Tapi itu tak membuat Hyu menghentikan aksinya, ia tetap mengambil cemilan itu dan memakannya dengan ekspresi mengejek. Tak lama Hyu mencibir dan mengatakan sesuatu yang berhasil membuat Nayla marah kali ini."Sekarang aku tau kenapa kamu tidak menyukai Dena. Itu karena Bima kan? Kamu menyukai Bima tapi Bima justru menyukai Dena. Kamu iri pada Dena karena perhatian Bima jauh lebih condong kearahnya. Kamu b
Suasana rumah sakit begitu sunyi, hal ini dikarenakan satu departemen tempat Hyu dan Nayla dirawat telah dikosongkan. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan suasana tenang agar Hyu dan Nayla dapat ditangani dengan maksimal. Apalagi rumah sakit ini memang dimiliki oleh keluarga Sinarta.Hyu terdiam untuk waktu yang lama, ia menatap gerakan tak beraturan dari dua bayi kembar di depannya. Sesekali mereka tersenyum dan menatap Hyu dengan tatapan yang begitu polos. Hal itu membuat air mata Hyu perlahan jatuh. Ia tak tahan melihat anaknya sendiri.Sebagai seorang ayah, pukulan terberat yang ia rasakan adalah ketika ia tak mampu menjaga keluarganya tetap utuh. Anaknya begitu kecil dan lucu dan itu berhasil membuat perasaan Hyu menjadi semakin melankolis.Nyonya Barat yang melihat Hyu yang tetap mematung sambil melihat anaknya, hanya mampu terdiam dan tersenyum maklum. Laki-laki remaja yang baru berumur 18 tahun menjadi seorang ayah dan baru melihat anaknya setelah bermi
Hyu melihat kaca dengan perasaan cemas. Ia berusaha tampil setampan mungkin. Ia tak mau terlihat lusuh atau pucat di depan Nayla nanti. Hyu bahkan memberanikan diri untuk meminjam peralatan makeup seorang suster untuk sedikit berdandan. Anggap saja ia sedikit feminim, Hyu tak peduli. Yang penting Nayla melihat suaminya tampan hari ini.Setelah memastikan penampilannya rapi dan bibirnya tak lagi pucat. Hyu pun meletakkan kaca dengan sedikit percaya diri. Ia mengangguk pada seorang perawat di depannya sebagai isyarat bahwa ia sudah siap. Setelah itu, perawat tersebut mendorong kursi roda Hyu dan menuju kamar inap Nayla.Kaki Hyu masih sangat lemah, ia membutuhkan alat bantu untuk berpindah-pindah. Akan tetapi rasa rindu yang ia rasakan untuk istrinya terlalu dalam. Hingga Hyu tak bisa membendungnya dan ingin bertemu dengan Nayla sesegera mungkin.Letak ruangan Nayla cukup jauh, ia harus melewati beberapa ruangan. Suster dengan sabar mendorong kursi roda Hyu dan it
Nayla menatap langit rumah sakit dengan kesakitan. Hampir semua bagian tubuhnya terasa tercabik dan ia kesulitan bernafas. Darahnya terus menetes dan ada suara Hyu yang memanggilnya dengan keras. Hanya saja ia terlalu lemas untuk berbicara.Jiwa Nayla seperti dipaksa untuk keluar dan Nayla harus merasakan sakit ketika seluruh bagian dari dirinya terluka.Saat jiwanya sudah berpisah dari tubuh, hal pertama yang ia lihat adalah wajah panik Hyu. Laki-laki itu terus memanggilnya dengan keras sambil menangis. Wajahnya semakin mengerikan, apalagi ditambah dengan luka lebam akibat perkelahian di sekolah kemarin.Nayla ingat ketika Hyu datang padanya dengan wajah marah. Dia tak terima disalahkan karena menghamilinya."Semua orang menyalahkan ku dan kamu selalu menjadi pihak yang tak bersalah. Nayla kamu sangat hebat, semua hal yang kamu lakukan selalu menghasilkan pujian. Sekarang semua orang membenciku, apakah kamu senang melihatku hancur sekarang?"
Melihat Hyu menangis di tangannya, Nayla perlahan mulai merasa sedih. Air mata yang selama 22 tahun tertahan akhirnya jatuh juga. Laki-laki di depannya sekarang bisa menyentuh tangannya. Mereka hidup kembali.Hyu tak lagi terlihat lusuh dan tua, sekarang laki-laki itu begitu muda dan penuh dengan tempramen khas remaja. Hal itu membuat hati Nayla sedikit perih. Betapa bodohnya mereka saat itu dan betapa fatalnya keputusan mereka saat berpisah.Nayla tak ingin mengulang kejadian yang sama. Ia sedikit bersyukur Hyu terlahir kembali beberapa bulan lebih dulu darinya. Setidaknya anak mereka dapat diselamatkan.Sekarang Hyu mengucapkan kalimat yang sama seperti di masa lalu, hal itu membuat Nayla merasa sakit."Aku tidak ingin berpisah." Suara terdengar jelas namun masih terkesan serak dan kasar.Saat suara itu terdengar di telinga Hyu, laki-laki itu terdiam untuk beberapa saat. Tak lama Hyu pun