Hyu memeluk istrinya yang mulai menangis. Hati teriris sedikit demi sedikit, ia takut kejadian di masa lalu terulang kembali.
Di kehidupan sebelumnya, Hyu dipukuli oleh banyak siswa disekolah. Tapi ia melawan dengan keras karena ia tak merasa salah. Baginya Nayla pantas dilecehkan. Setelah ia dipukuli, ia selalu mengutuk Nayla didalam hatinya. Mereka Nayla adalah pembawa sial yang membuatnya mengalami kemalangan semacam ini.
Atas dorongan dari Dena, ia meminta saran dari Sean untuk mencari tempat aman untuk aborsi. Saat pulang ke rumah, ia marah pada Nayla dengan cara yang sama seperti yang ia lakukan saat ini. Ia langsung meminta Nayla untuk melakukan aborsi.
Saat itu kandungan Nayla masih terbilang kecil, 2 atau 3 bulan. Ia tak terlalu ingat. Tapi yang jelas, ia marah pada gadis itu dan menyuruhnya untuk menjatuhkan anak mereka.
Nayla adalah gadis dengan harga diri tinggi. Di hina dan dipojokkan oleh suaminya sendiri, tentu saja ia tak terima. Ia pun me
Nayla menggenggam tangan suaminya dengan erat sambil berteriak."Ayo ibu semangat, sebentar lagi!"Entah sudah berapa kali dokter itu mengatakan hal yang sama, tapi hingga kini anak itu belum keluar juga. Hyu yang panik hanya dapat ikut menangis bersama istrinya. Bagaimana ia bisa menyemangati Nayla, sedangkan ia saat ini tak bisa menenangkan dirinya sendiri.Hyu membelai wajah istrinya dan menangis bersamanya. "Jangan punya anak lagi. Ini terakhir kalinya kamu melahirkan. Aku tidak mau melihatmu diruang ini lagi di masa depan. Jadi berjuang sekali ini saja, jangan sampai terluka."Hyu menangis dengan cara yang menyedihkan, itu membuat Nayla semakin bersemangat. Ia tak bisa menghibur suaminya seperti biasa, tapi ia berteriak lebih keras dan mencoba berusaha sekuat tenaga."Kepalanya sudah terlihat!" Ucap Dokter itu bersemangat.Mendengar hal itu Nayla semakin berteriak dengan keras sambil meremas tangan suaminya. Setelah beberapa lama suara
Jiwa Nayla dan Hyu terus terombang ambing entah kemana. berbagai macam kenangan ada di benak mereka saat ini. ini merupakan ingatan yang dimiliki oleh Nayla sebelum mereka saling kenal....Nayla merupakan seorang gadis yang berumur 17 tahun. Dia terlahir sebagai Putri seorang konglomerat dengan kekayaan melimpah dan ternama di negaranya. Sebagai seorang putri sulung tentu saja dia memiliki temperamen yang yang sombong dan arogan. Akan tetapi hanya sedikit orang yang tahu bahwa dia adalah gadis yang sensitif dan peka terhadap lingkungannya.Nayla memiliki kehidupan keluarga yang sedikit rumit. Tentu saja hal itu dikarenakan keluarganya yang terlampau kaya. Sang ayah adalah orang terkaya dengan umur yang terbilang masih muda. Sebagai orang terkaya tentu saja Ayahnya tak pernah bermain dengan satu perempuan saja. Ayahnya adalah orang yang tampan yang diincar oleh banyak wanita. Tentu saja ayah Nayla dikelilingi oleh banyak wanita bahkan setelah lak
Seluruh ruangan Nayla terdiri dari pernak-pernik mewah yang didominasi warna putih. Dengan lampu-lampu kristal cantik dan berkilau yang menghiasinya. Kamar itu terlihat sangat anggun bersih dan elegan, seperti menggambarkan bagaimana kepribadian sang pemilik ruangan. Sebagai seorang putri sulung dari hubungan yang sah, Nayla tak mungkin memiliki sesuatu yang biasa-biasa saja. Nayla telah terbiasa dimanjakan oleh kekayaan dan kemewahan. Saat dia bangun para pelayan akan berjejer setidaknya lima orang didepan pintu kamarnya. Mereka terus berdiri sambil menunggu perintah darinya. Saat ini Nayla berusia 17 tahun, tepatnya kelas 2 SMA. Masa-masa paling santai dan paling membahagiakan menurut sebagian siswa. Akan tetapi baginya semua masa-masa sekolah adalah masa-masa yang biasa saja. Terkesan hambar dan tak penting. Nayla segera bangun dari tempat tidurnya. Rambut miliknya sedikit berantakan namun tak mengurangi keindahan wajah yang dia miliki. Nayla selalu
Nayla merupakan gadis yang sangat pendiam. Terkadang kecantikan dan keanggunan yang dia miliki membuatnya sangat mudah terlihat mencolok. Jauh di dalam hatinya, ia selalu enggan untuk tampil di depan banyak orang.Nayla selalu digambarkan sebagai seorang gadis dengan gelar Pheonix. Gadis yang kaya cantik dan anggun. Gadis yang disukai oleh banyak orang. Gadis yang membuat orang merasa terintimidasi karena kesempurnaan yang dia miliki.Gambaran yang dimiliki Nayla inilah yang membuatnya terkadang berada di tempat-tempat yang sedikit samar. Hal itu terjadi juga di dalam kelas. Nayla selalu duduk di bangku paling tengah bagian kiri atau kanan ruangan. Ia ingin mencegah dirinya terlihat terlalu mencolok dan enggan duduk di belakang karena terlihat terlalu dipinggirkan.Kebiasaan Nayla ini tentu saja sangat berbeda dengan kebiasaan sang adik. Dena yang selalu terlihat tertindas dan sedikit lugu, selalu duduk di belakang sejak awal mereka masuk ke sekolah ini. H
Pertarungan antara Bima dan Nayla masih menjadi pembicaraan hangat. Beberapa orang terus membicarakannya dan tentu saja cerita tersebut dilebih-lebihkan. Bahkan setelah beberapa hari cerita tersebut semakin berkembang menjadi rumor-rumor aneh yang terkadang di luar dari konteks.Berbagai versi cerita lengkap mengenai perseteruan 3 orang paling dikenal di sekolah ini terus perkembangan dan diyakini oleh banyak pihak.Ada yang mengatakan pertengkaran dan Bima bukan hanya pertengkaran bertukar kata saja. banyak yang berspekulasi Bima tak segan bermain tangan pada Nayla. Bahkan ada yang mengatakan Bima menghina Nayla dengan sebutan yang sangat tidak pantas.Ada pula yang mengatakan Bima dan Nayla adalah cinta masa kecil. Dimana Dena sengaja merayu Bima untuk membalas dendam atas intimidasi yang dilakukan Nayla padanya. Hal itu membuat Nayla marah dan tak terima. Apalagi Bima cenderung membela Dena dan itu membuat Nayla semakin naik pitam.Namun ada sala
Nayla tak pernah peduli dengan semua omong kosong yang ada di luar sana. Waktu yang ia miliki terlalu berharga untuk menanggapi berita-berita yang tak penting. Nayla selalu menyadari bahwa tak semua orang yang bisa dia tutup mulutnya. Sebagai seseorang yang memiliki akal sehat dan IQ yang tinggi. Nayla sadar ia tak bisa membuat semua orang puas dengan semua hal yang ia lakukan dan yang ia katakan. Nayla akan terus memilih untuk diam dan pergi dari semua masalah yang ditimbulkan oleh Dena. Walaupun Nayla tak memiliki kasih sayang sedikitpun untuk Dena dan ibunya. Nayla tak pernah memiliki niat sedikitpun untuk mengganggu mereka. Baginya semua masalah yang mereka alami itu murni kesalahan mereka sendiri. Ia tak memiliki kewajiban untuk memperbaiki kesalahan mereka, karena mereka adalah orang yang masuk ke dalam kehidupannya tanpa diundang. Akan tetapi semua rumor-rumor aneh yang beredar di sekitaran sekolah ternyata belum juga mereda hingga beberapa hari lamany
Nayla meninggalkan Hyu seorang diri dan langsung pergi ke kantin tanpa menunggu tanggapan dari laki-laki tersebut. Nayla duduk dan memakan makanannya tanpa menyapa ataupun berbasa-basi pada siswa lainnya. Ia terlihat menyendiri dan sulit untuk diajak bergaul. Semua orang menatap Nayla dengan tatapan kagum. Para wanita menatapnya dengan harapan dapat bergaul dengan Dewi es mereka. Para lelaki pun tak mau kalah, jauh didalam lubuk hati mereka, mereka selalu ingin mendapatkan seorang kekasih yang memiliki paras cantik seperti Nayla. Akan tetapi mimpi hanyalah mimpi. Tak ada satupun dari orang-orang itu yang memiliki keberanian yang cukup untuk mendekat pada Nayla. Mereka tentu ingat berapa banyak orang-orang yang mencoba mendekat dan ditolak langsung olehnya. Mereka terlalu takut untuk ditolak dan dipandang rendah oleh yang lain. Nayla bukanlah orang yang narsis tapi ia sadar betul bahwa banyak orang yang memang kagum padanya. Ia selalu tenang dan terbiasa menja
Semua masalah sebelumnya telah berhasil Nayla selesaikan. Ia dapat duduk dengan tenang dan tak perlu terganggu dengan tingkah Dena lagi. Ia mungkin akan memperhatikan gerak-gerik gadis itu dan mengontrolnya agar melewati batas mulai hari ini.Nayla duduk di depan kursi belajar miliknya. Ia membaca lembar demi lembar buku pelajaran yang akan dipelajari di kelas besok. walaupun Nayla tahu ia terlahir sebagai seseorang yang pintar dan kaya. Ia tak pernah mengandalkan keduanya secara berlebihan. Nayla selalu bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang bagus. Beruntung, ia memiliki kepribadian tak pernah puas terhadap sesuatu. Itulah yang membuatnya disiplin dalam belajar.Saat ia asyik membaca suara ketukan terdengar dari luar kamarnya. Nayla sedikit enggan membuka untuk pintu, akan tetapi ia takut itu adalah sesuatu yang penting. Dengan sedikit enggan Nayla bangun dari kursinya dan membuka pintu pelan. Saat pintu mulai terbuka wajah pertama yang ia lihat adalah wajah marah