Share

Bab 1177

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-14 00:46:17

Nathan mengangguk santai. “Tenang saja. Sebentar lagi dia tidak akan pernah bisa memikirkan wanita lagi, karena dia akan menjadi seorang sampah tak berguna!” Kata-kata Nathan dingin, namun sangat mengintimidasi.

Wajah Arriola memerah karena marah. “Nathan! Kau pikir kau bisa menindas kami seenaknya? Aku ini seorang Villain, dan orang-orangku semuanya penguasa ingras tingkat puncak! Jika kami bersatu, kau pikir kami tak bisa menjatuhkanmu?!”

Aura kuat meledak dari tubuh Arriola, membentuk badai kecil di sekelilingnya. Angin bergemuruh. Anak buahnya pun ikut menyebarkan aura menekan, membidik Nathan dari segala arah.

Namun Nathan tidak bergeming sedikit pun. Dia hanya berdiri, satu tangan di belakang punggung, dan satu tangan lainnya di depan. Seakan-akan dia sedang menghadapi angin sepoi-sepoi, bukan ancaman maut.

Arriola mengangkat tinjunya dan menghantam ke arah dada Nathan dengan kekuatan penuh. "Matilah!" raungnya dengan ganas.

Dengan satu tangan, Nathan menjepit tinju Arriola, rau
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Muhamad Abdullah
salam bro mantap jos cuma kurang babnya.. terbaik akhirnya nathan beraksi
goodnovel comment avatar
Alfy An
kurang bab nya bunda
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1185

    Nathan berdiri, nada suaranya terdengar tajam. “Kalau itu saja yang ingin kau ketahui, kau buang waktuku. Aku tidak tertarik menjadi bahan penelitian.”Ia berbalik hendak pergi, namun suara Julian menghentikannya. “Kau terlalu mudah terbakar, Nathan. Kau melarikan diri dari Kota Moniyan, bukan? Banyak yang mengincarmu. Tapi di sini, aku bisa memberimu perlindungan.”Nathan diam mendengar itu.“Kau bisa menjadi anak angkatku,” lanjut Julian, senyumnya penuh rasa bangga. “Jadilah bagian dari keluargaku. Di seluruh wilayah Selatan, tak akan ada yang berani menyentuhmu. Bahkan orang Moniyan pun akan menunduk jika aku yang memintanya.”Untuk sejenak, keheningan menggantung.Lalu Nathan tertawa. “Ha? Menjadi anak angkatmu?” Ia menatap Julian seperti melihat lelucon paling getir dalam hidupnya. “Aku lebih suka berjalan sendiri ke dalam api, daripada bersembunyi di balik nama seseorang yang menganggap anak-anaknya sebagai angka.”“Kau ingin aku tunduk padamu, tapi aku bukan bidak yang bisa di

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1184

    Aura ketegangan belum sempat reda di aula utama Sekte Bloody ketika Irarki dari Sekte Herbivor bangkit berdiri dengan senyum sopan, namun tak bisa menyembunyikan ketidaktulusannya yang mengendap bagai racun di air bening.“Tenang saja, Tuan Nathan,” ucapnya, suaranya lembut, terlalu lembut untuk seseorang yang datang dari sekte sekelas itu. “Pemimpin kami sudah lama mendengar nama besar Tuan Nathan. Beliau ingin berbincang langsung dengan Anda.”Nathan menatapnya tajam. Wajahnya tetap tenang, namun ada riak curiga di balik mata emasnya. “Bercakap denganku?” katanya, nada suaranya menyimpan sinisme. “Kalian tidak sedang menyusun rencana balas dendam, bukan? Aku membunuh Arriola. Dan sekarang beliau ingin mengundangku?”Diam sejenak. Hening menggantung seperti bilah pedang di udara.“Orang yang datang dengan terlalu banyak keramahan tanpa alasan biasanya menyimpan belati di balik senyumannya.”Irarki tertawa, datar dan terlatih. “Tuan Nathan benar-benar tajam seperti pedang tanpa sarung

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1183

    Kota Moniyan.Di tengah puing-puing Keluarga Winaya yang nyaris punah, Lucas Winaya melangkah keluar dari pengasingan setelah sekian tahun menyatu dengan keheningan dan meditasi. Tapi malam ini, ketenangan itu hancur dalam satu pandangan.Matanya menyapu reruntuhan kediaman leluhur mereka—dinding hangus, pilar patah, dan bau kematian yang menggantung seperti kabut. Tangannya mengepal, urat-uratnya menonjol, dan aura spiritualnya perlahan menyelinap naik, seperti asap pekat dari neraka.“Apa... yang terjadi di sini?” suaranya berat, tapi menyimpan gelegar petir yang tak kunjung menyambar.Seseorang datang dari balik bayangan. Sosok pria bertudung kain hitam yang tubuhnya tampak tertatih, jalannya tidak stabil, dan dari langkahnya terpancar sesuatu yang tidak wajar. “Ayah...” Kaidar menyibak tudungnya perlahan. Wajahnya kini bukan lagi wajah manusia. Setengahnya adalah daging hidup yang dipenuhi luka-luka lama, namun separuh lainnya tengkorak yang nyaris terbuka. Matanya kosong, namun

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1182

    Udara di aula utama Sekte Bloody terasa berat, seakan menahan napas dalam diam. Lampu lentera bergoyang ditiup angin pegunungan yang lembap, memantulkan bayangan api ke wajah Sheerena, wanita yang bahkan saat duduk pun memancarkan aura tajam seperti bilah pedang yang disarungkan. Ia memutar cangkir teh di jemarinya, tak menyesapnya, hanya membiarkan aromanya mengisi keheningan. Tatapannya tertuju ke pintu besar yang berderit pelan terbuka.Seseorang masuk. Langkahnya tenang, namun setiap gerakan membawa nuansa kehati-hatian. Dialah Irarki, tangan kanan Pemimpin Sekte Herbivor, Julian yang terkenal keras kepala dan penuh perhitungan. Sheerena sedikit mengangkat alis, menahan rasa ingin tahunya."Nyonya Sheerena," Irarki menyapa dengan membungkuk hormat. “Langsung kepada intnya saja, kehadiran saya atas nama Pemimpin Istana, untuk membahas masalah Arriola.”Langsung ke inti, pikir Sheerena. Bibirnya menyungging senyum tipis, dingin. “Kau bisa saja langsung menyatakan niat balas dendammu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1181

    Di kedalaman gua yang hening, Nathan duduk bersila. Napasnya tenang, tubuhnya diliputi cahaya lembut berwarna ungu kehijauan.Energi spiritual di tempat ini sangat murni dan melimpah. Jauh melampaui tempat mana pun yang pernah dia singgahi. Namun, di depannya masih berdiri batu besar misterius, sebuah batu yang menyimpan rahasia yang bahkan tidak bisa dia sentuh, apalagi buka.“Jika aku bisa membuka batu ini, mungkin aku akan tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di dalamnya,” desah Nathan menatap lekat ke arah batu itu.Dalam hatinya, Nathan merenung dalam diam. "Tahap Surga, aku harus menembus Tahap Surga secepat mungkin. Hanya itu satu-satunya jalan untuk melawan Martial Shrine dan menyelamatkan Ibu serta Sarah.”Sekarang dia memang telah mencapai tahap Villain tingkat awal, kekuatannya cukup untuk bertarung melawan praktisi yang baru menembus tahap Villain tingkat menengah. Tapi jika harus berhadapan dengan Martial Shrine atau Keluarga Zellon itu seperti seekor semut menantang naga

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1180

    Sheerena ragu-ragu sejenak, lalu menjawab dengan pelan. “Gua itu... adalah tempat suci.” Ia menatap Nathan lekat-lekat. “Dahulu, seorang biksu suci bermeditasi di sana. Dialah yang menutup gua itu dengan batu besar. Tidak ada yang tahu apa yang ada di dalamnya. Tapi, air yang mengalir dari gua itu mengandung energi murni spiritual.”“Nenek moyang Sekte Bloody menetapkan bahwa tidak boleh ada yang membuka gua itu. Jika dilanggar, bisa mengundang bencana kepunahan.”Nathan mengangguk pelan. “Lalu… apakah ada yang pernah mencoba?”Sheerena menunduk. “Ya. Beberapa pemimpin sebelumku melanggar peringatan itu. Dan mereka semua meninggal dengan cara yang mengerikan.”Meski sudah menggunakan berbagai cara, batu besar itu tetap tidak bergeming. Dari generasi ke generasi, banyak upaya dilakukan untuk memecahkannya. Namun hasilnya selalu nihil. Akhirnya, rasa penasaran itu perlahan terkubur. Tak ada lagi yang berani mengusiknya.Mendengar kisah itu, Nathan terdiam.‘Seorang biksu yang duduk berm

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status