Share

Bab 1505

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-11-07 11:55:21

Bonang mendekat sambil menarik napas dalam. “Kekuatan kami sudah kembali. Kami datang bukan untuk menonton, tapi untuk bertarung di sisimu.”

Tanpa menunggu jawaban, dia menerjang. Sambil berteriak lantang, “Siluman harimau! Kau seharusnya meringkuk di gua, bukan berpura-pura jadi dewa. Hari ini aku akan menguliti kulit harimau itu dan mencabut uratnya, biar kau tahu rasanya menjadi hewan mati!”

Raja Goblin meraung. “Kau berani bicara begitu padaku, manusia rendah?!”

Dia melangkah maju, dan dengan satu ayunan tangan, udara di sekelilingnya bergetar seperti badai petir. Tinju besar itu menghantam ke arah Bonang. Nathan tahu Bonang takkan sempat menahan.

“Hati-hati!” Dia melompat ke depan, menahan pukulan itu dengan lengannya yang bersinar keemasan. Tubuhnya terdorong mundur beberapa langkah, tanah terbelah di bawah kakinya.

Saat itu, Bonang sudah menggigit ujung jarinya, darahnya menetes di atas selembar kertas jimat kuno. Dia menulis mantra dengan cepat, setiap hurufnya menyala seperti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1505

    Bonang mendekat sambil menarik napas dalam. “Kekuatan kami sudah kembali. Kami datang bukan untuk menonton, tapi untuk bertarung di sisimu.”Tanpa menunggu jawaban, dia menerjang. Sambil berteriak lantang, “Siluman harimau! Kau seharusnya meringkuk di gua, bukan berpura-pura jadi dewa. Hari ini aku akan menguliti kulit harimau itu dan mencabut uratnya, biar kau tahu rasanya menjadi hewan mati!”Raja Goblin meraung. “Kau berani bicara begitu padaku, manusia rendah?!”Dia melangkah maju, dan dengan satu ayunan tangan, udara di sekelilingnya bergetar seperti badai petir. Tinju besar itu menghantam ke arah Bonang. Nathan tahu Bonang takkan sempat menahan.“Hati-hati!” Dia melompat ke depan, menahan pukulan itu dengan lengannya yang bersinar keemasan. Tubuhnya terdorong mundur beberapa langkah, tanah terbelah di bawah kakinya.Saat itu, Bonang sudah menggigit ujung jarinya, darahnya menetes di atas selembar kertas jimat kuno. Dia menulis mantra dengan cepat, setiap hurufnya menyala seperti

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1504

    Nathan mengerutkan kening. “Dewa Brahm?” suaranya pelan tapi tajam.Raja Goblin melanjutkan, nadanya berganti getir. “Ribuan tahun yang lalu, terjadi perang besar antara para kultivator abadi dan Klan Dewa Brahm kami. Kami kalah dan dunia hancur. Sebelum Tuan kami binasa, dia menyegel dirinya sendiri dan memintaku untuk berjaga, menunggu waktu kebangkitannya.”Cahaya redup menari di wajah Raja Goblin, mempertegas garis kesepian di matanya. “Tuan mengubahku menjadi wujud manusia agar aku bisa menunggu tanpa menarik perhatian. Tapi sebelum penyegelan selesai, dia sudah menjadi batu.”Suara itu bergetar, antara marah dan sedih. “Sejak saat itu, aku hidup di antara manusia, mengumpulkan kepercayaan mereka dan mencuri sedikit demi sedikit kekuatan spiritual dari ibadah dan doa mereka, agar suatu hari Tuan bisa bangkit kembali.”Dia tersenyum pahit. “Hanya seratus tahun lagi… hanya seratus tahun lagi, Tuan akan hidup kembali!”Dia berhenti, menatap kosong ke langit. Ada api harapan, tapi ju

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1503

    BAAANG!Ledakan terakhir memekakkan langit. Bola cahaya hitam yang mengerikan itu bergetar hebat, lalu meledak dalam ribuan pecahan cahaya. Pecahannya berjatuhan seperti hujan bintang di atas Benua Monarch, lalu memudar jadi debu.Raja Goblin menatap langit dengan wajah yang perlahan berubah menjadi kelam. Tongkatnya sudah hancur, sekarang bola petir, sumber kekuatannya ikut lenyap.Kedua tangannya bergetar, kartu terakhirnya telah habis. Dalam seribu tahun terakhir ia selalu menang, dan saat ini sosok yang menganggap dirinya dewa itu tampak tak berdaya.Tapi di sisi lain, Nathan juga berdiri terengah. Cahaya keemasan di tubuhnya redup, menyala sebentar lalu padam. Kekuatan spiritualnya menipis seperti nyala lilin di tengah badai. Tubuhnya penuh luka, tapi tatapannya tetap menyala.Keduanya berdiri berhadapan, hanya terpisah oleh debu dan hawa panas yang masih tersisa di udara. Tak ada yang menyerang lebih dulu. Satu langkah saja salah, dan salah satunya akan lenyap.Jika pada saat in

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1502

    Raja Goblin berteriak marah, menyalakan bola petir di telapak tangannya untuk ikut menyerap kekuatan itu. Namun saat dua kekuatan itu bersaing, perbedaannya langsung terlihat.Kecepatan Nathan menyerap aura spiritual seratus kali lipat lebih cepat daripada Raja Goblin. Langit bergemuruh. Tanah di bawahnya pecah dan mengeluarkan kilatan emas. Tubuh Nathan memancarkan cahaya seperti matahari terbit; sisik Tubuh Vajra Naga Emas muncul lagi, sempurna, lebih padat, lebih hidup.Bahkan matanya kini bersinar seperti dua bintang kembar di langit senja.Raja Goblin menatapnya, wajahnya berubah pucat. “Tidak… tidak mungkin… kecepatan seperti ini…”Nathan tidak menjawab. Dia menundukkan kepala, mengepalkan tinjunya. Kekuatan spiritual dan Taiju di tubuhnya berpadu menjadi satu ledakan.“Pukulan Naga Penghancur!”Roaaarr~Tinju itu menembus udara. Gelombang keemasan membentang seperti lautan, menggulung langit, menelan bayangan, dan menyinari seluruh Benua Monarch.Raja Goblin segera mengangkat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1501

    Nathan menatapnya dingin. “Kalau kau ingin tahu siapa guruku,” katanya lirih, “Kau harus mengalahkanku lebih dulu.”Raja Goblin tertawa pendek, suaranya seperti baja beradu dengan batu. “Berani sekali. Kau pikir tubuhmu bisa menahan amarah dewa?”“Aku tidak tahu…” Nathan melangkah ke depan. Cahaya dari tubuhnya menyala lebih terang. “Tapi aku akan mencobanya.”Langit berguncang lagi. Kedua aura bertabrakan, cahaya keemasan melawan gelombang hitam dari Raja Goblin. Udara berubah padat, tanah di bawah mereka hancur menjadi serpihan batu.Nathan memusatkan seluruh energinya. Tubuhnya bergetar dan darah menetes dari telinga dan hidungnya, tapi dia tidak berhenti. “Bilah Pedang Malaikat, Tebasan Keempat!”Pedang Aruna di tangannya membelah udara. Gelombang pedang menggores langit, tapi kekuatan dari Raja Goblin menyapu balik seperti badai petir, menghantam tubuh Nathan dan menembus pertahanannya.Nathan terlempar, darah memercik di udara. Namun bahkan dalam jatuhnya, matanya masih menatap

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1500

    Raja Goblin tidak sadar, tak jauh dari sana, di tengah kawah yang masih mengepulkan asap, Nathan terbaring diam. Tubuhnya remuk, tapi di dalam dirinya Batu Mata Naga berdenyut perlahan.Kilatan cahaya muncul, kecil, lalu tumbuh. Rangka tulangnya bersatu kembali. Luka-luka yang seharusnya tak mungkin sembuh menutup sendiri. Darahnya bersinar keemasan, mengalir seperti logam cair di bawah kulitnya.Dalam sekejap, tubuhnya kembali utuh. Tidak hanya pulih, tapi berubah lebih padat, berat dan kuat.Aura yang terpancar dari tubuhnya menembus langit. Tahap Surga tingkat puncak.Kelopak matanya terbuka, dan cahaya dingin keluar dari sana.Nathan melayang, menatap ke bawah. Di bawah sana, Raja Goblin sedang menyerap kehidupan Draven seperti dewa palsu yang haus korban.Suara petir kecil terdengar.Lalu—“Cukup!”Suara itu mengguncang lembah. Nathan meluncur turun, tinjunya memancarkan cahaya keemasan, menghantam udara di depan Raja Goblin.Ledakan spiritual terjadi. Raja Goblin berbalik, ekspr

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status