Share

Bab 1550

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-12-02 21:07:59

Nathan memicingkan mata. “Ada markas di bawah sini.”

“Dan bukan markas kecil,” timpal Bonang.

Mereka bergerak maju tanpa suara, melewati pepohonan dan bayangan bukit. Sesekali aura kuat terasa berdenyut, memaksa Nathan menahan napas dan menarik kembali kesadarannya agar tidak terdeteksi.

Hingga akhirnya, dari balik dahan pohon, mereka melihat pusat kamp.

Di halaman tengah, Ketua Aula Sibolga berdiri dengan sikap gelisah. Tidak lama kemudian, tiga sosok berjubah hitam turun dari bangunan utama. Di dada mereka terpasang lambang Ksatria Dosa berlogo perunggu yang terasa seperti lubang gelap menyerap cahaya.

Ketua Aula langsung berlutut. “Salam hormat…”

“Simpan formalitasmu,” ucap salah satu Ksatria Dosa dengan suara rendah. “Laporanmu.”

“Kami sudah mempersiapkan segalanya. Begitu para tetua tiba, Artefak Kuno Awan Dalam dapat dibuka.”

Ksatria itu mengangguk tipis. “Bagus. Kaidar ingin Artefak itu dikuasai sebelum pihak lain mencium keberadaannya.”

Bonang melirik Nathan. “Jadi Kaidar suda
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1577

    Saibu Care.Nathan membuka pintu dan mendapati Herold telah kembali.“Tetua Herold, bagaimana?” Nathan langsung bertanya, matanya berbinar. “Apakah bahan obatnya sudah lengkap?”Herold menghela napas. “Hampir semuanya, hanya satu yang belum kami temukan, Lumina Spectralis.”Alis Nathan mengerut. “Tanaman itu memang menyulitkan. Tidak berakar, tidak berbuah, umurnya singkat. Mencarinya butuh waktu dan keberuntungan.”“Penguasa,” lanjut Herold hati-hati, “Mungkin kita bisa bertanya pada para pengelana. Orang-orang yang menjelajah reruntuhan kuno biasanya punya informasi semacam itu. Jika kita mencari sendiri, bisa makan waktu bertahun-tahun.”Nathan terdiam sejenak, lalu menggeleng. “Tidak perlu, simpan semua bahan lain. Aku akan mencari cara berbeda.” Ia sudah punya satu nama di benaknya.Bonang.Tanpa menunda, Nathan membawa Elara dan terbang menuju Kota Helico.***Saat itu, Bonang menjalani hidup yang nyaris terlalu nyaman.Keluarga White memperlakukannya seperti leluhur hidup. Sega

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1576

    Saibu Care diselimuti keheningan yang berat.Nathan menunggu di sana selama berhari-hari, bersama Elara yang selalu berdiri diam di sisinya. Waktu berjalan lambat, seperti sengaja menggerogoti kesabarannya sedikit demi sedikit. Setiap hari terasa panjang dan menyesakkan. Untungnya, Beverly sempat meninggalkan artefak Aliran sunyi di Saibu Care. Itu memberi Nathan satu hal untuk bertahan: latihan.Hari itu, Nathan kembali membuka lukisan tersebut. Kesadarannya ditarik masuk seketika, seolah tubuhnya ditinggalkan begitu saja. Angin dingin menyapu wajahnya, tajam hingga menusuk tulang. Namun dibandingkan kepadatan energi spiritual di tempat ini, hawa beku itu nyaris tak berarti.Nathan tidak langsung berkultivasi.Sejak memperoleh lukisan itu, ia lebih sering meminjamkannya pada Beverly dan Prisly. Ia sendiri belum pernah benar-benar memahami fungsi sejatinya. Setiap kali masuk, lanskapnya selalu berubah. Orang yang mampu mengunci teknik ruang ke dalam sebuah lukisan seperti ini jelas bu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1575

    Kalimat itu membuat Nathan terhenti. Lalu ia tersenyum kecil. “Benar! Aku hampir melupakannya.”Salinan Catatan Sang Alkemis segera dibawa keluar. Nathan membalik halaman demi halaman dengan cepat, hingga di bagian akhir, matanya berhenti.Tatapan itu berubah.“Hah…” Lalu tawa pendek keluar dari bibirnya. “Ketemu.”Herold mendekat, begitu membaca judulnya, ia ikut terdiam.Pil Inti Roh.“Ini…” Herold mengangkat wajahnya, jelas terkejut. “Pil ini memang dirancang untuk menstabilkan dan menarik kembali sisa jiwa. Sangat berbahaya, tapi tepat sasaran!”Nathan menutup kitab itu perlahan. “Siapkan semua bahannya, secepat mungkin!”Herold mengangguk tanpa ragu. “Aku akan mengerahkan seluruh jaringan Saibu Care.”Nathan menoleh ke Elara yang berdiri diam di sisinya. Tatapan kosong itu masih sama, tapi kali ini ada keyakinan di mata Nathan. “Tunggu aku,” katanya pelan. “Aku akan membawamu kembali.”***Sementara itu, dunia bela diri mulai berguncang.Klan-klan yang selama ini hanya disebut da

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1574

    Saat Nathan tiba di kediaman Keluarga Island, Nalan menyambutnya dengan hormat, bahkan kepada Elara yang berdiri kaku tanpa ekspresi, ia tetap bersikap hati-hati seolah menghadapi sosok yang berbahaya.Chelsea yang melihat sikap ayahnya hanya bisa mengerutkan kening. Ia tak mengerti bagaimana ayahnya, yang biasanya tegas dan sulit digoyahkan, bisa berubah segugup itu.“Silakan duduk, Tuan Nathan,” Nalan mempersilakan, bahkan mendorong kursi utama ke arah Nathan.Nathan ingin menolak, tapi Nalan sudah mengambil tempat di sisi kursi itu. Akhirnya Nathan hanya menghela napas dan duduk, sementara Elara berdiri tenang di belakangnya, seperti bayangan tanpa nyawa.“Ada urusan apa hingga Kepala Keluarga Island memanggilku?” tanya Nathan.Nalan melirik Chelsea. “Chelsea, keluar dulu.”“Ayah, kenapa? Memangnya ada yang tidak boleh kudengar?” Chelsea merengut, jelas tidak menerima.“Keluar!” Suara Nalan turun dingin.Chelsea menghela napas dan pergi. Begitu pintu menutup, Nalan melambaikan tang

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1573

    Di dalam kamar, Beverly menatap Nathan dengan wajah kesal. Nathan langsung menjelaskan semuanya tentang Elara, ayahnya dan kondisinya. Tentu saja, dia tidak menyebutkan identitasnya sebagai Pewaris Dragnows.Setelah mendengar semuanya, Beverly menatap Elara dengan rasa iba. “Kasihan sekali, jadi kamu benar-benar tidak tahu cara menghidupkannya?”Nathan menghela napas. “Belum. Aku berniat membawanya ke Saibu Care. Mungkin ada obat yang bisa membangkitkan jiwa yang tersisa.”Beverly mengangguk, lalu bertanya, “Kalau itu tidak berhasil, apa kau punya cara lain?”“Mungkin teknik sigil bisa membantu.” Sejak kunjungan ke Aula Awan Dalam, Nathan semakin tertarik dengan kekuatan sigil.Setelah berbicara sebentar lagi, Nathan keluar kamar dan bersiap beristirahat. Luka-luka dari pertarungan dengan Kaidar harus segera dipulihkan. Namun begitu ia memasuki kamarnya sendiri Nathan membeku.Masalah kecil, tapi cukup membuatnya ingin memukul kepala sendiri. Saat Nathan berbaring, Elara juga ikut mas

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1572

    Nathan menutup mata sesaat, mengira tubuhnya akan terpental dan darah akan memuncrat keluar. Namun, rasa sakit itu tidak datang.Tidak ada apa pun.“Hah…?”Ia menoleh cepat, dan terdiam.Serangan Kaidar menghantam Elara, sosok yang berlari tepat di belakangnya. Tubuh gadis itu menerima seluruh dampaknya tanpa bergerak sedikit pun, seolah tubuhnya terbuat dari batu surgawi.Tidak ada luka, tidak ada goresan. Bahkan debu di pakaiannya pun tidak berubah.“Elara…” Nathan memeriksanya dengan panik.Namun tubuh itu tetap berdiri diam, mata sayunya kosong, seakan tak menyadari dunia.Kaidar memandangnya dengan wajah hancur. “B-Bagaimana bisa?!”Serangan Senjata Origin. Kekuatan yang bahkan bisa mengubah seorang Villain menjadi abu. Namun tubuh Elara tidak mengalami apa pun.Nathan tersenyum samar. Ia akhirnya menyadari betapa menakutkannya tubuh fisik Elara.Eldric pernah mengatakan tubuh putrinya mustahil dibusukkan atau dihancurkan. Nathan mengira itu hanya perkataan seorang ayah yang ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status