Home / Urban / Kembalinya sang Dewa Perang / Bab 811[Free Chapter]

Share

Bab 811[Free Chapter]

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-12-31 20:42:08

NOTED :

Halo kakak-kakak semuanyaaaaa~

Di penghujung tahun 2024 ini, saya Imgnmln, mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada kalian. Terima kasih atas supportnya, kesetiaannya, dan kesabarannya dalam menunggu update dari saya yang masih amatiran ini. Ahh~ pokoknya, gak bisa banyak berkata-kata, arigatoooo~~~~~ Love u moreee guysss <<<333

Tetap support saya, semoga bisa memberikan naskah-naskah yang lebih baik lagi buat kakak-kakak semua.

Ah iya satu lagi, saya ingin meminta bantuan kepada kalian, buku—Kembalinya sang Dewa Perang—ini berhasil masuk dalam nominasi GoodNovel VAGANZA yang akan diadakan voting pada tanggal 10-12 Januari di I*******m~ dan akan diumumkan pada tanggal 17 Januari di I*******m GoodNovel. Jika berkenan, saya berharap, kakak semuanya bisa memberi bantuan untuk ikut berpartisipasi dalam acara GoodNovel VAGANZA untuk membantu voting buku ini yaa~~ Arigatooo sekali lagi <3

Selamat Tahun Baru 2025! Sambut tahun baru dengan hati terbuka dan semangat yang membara. Bersulang untuk menatap cakrawala jingga di langit yang cerah! Semangat semuanya~ peluk jauh {} Sayangi diri sendiri, tidak butuh alasan lain untuk merayakan tahun baru. Diri kita sendiri adalah alasan untuk kita terus tersenyum. Tahun baru adalah awal dari babak baru. Ini adalah tahunmu., jadikan itu kenyataan! Semoga tahun yang akan datang penuh dengan petualangan dan kesuksesan untuk kita semua.

See you on top 2025! {}<3

Saat Herold dan yang lainnya melihat hal ini, mereka segera meninggalkan tempat, karena tidak ada yang terjadi pada Nathan maka mereka juga tidak perlu menetap di sana.

“Aku sedang mengasingkan diri dan baru saja bangun, aku baru saja membahas mau menjengukmu,” Melihat Sienna berjalan menghampiri dengan marah, Nathan bergegas menjelaskan.

“Hah?” Sienna mengernyitkan keningnya. “Menjengukku? Apakah kamu sebaik itu?” timpalnya dengan tatapan mata yang tajam.

“Kalau aku tidak baik hati, maka mungkin kamu sudah mati saat ini, bukan?” raut Wajah Nathan terlihat mengejek. “Demi menyelamatkanmu, aku hampir mempertaruhkan nyawaku!” Nathan sengaja berpura-pura marah. “Kau tahu itu?!”

Sienna yang melihat itu segera berkata dengan wajah bersalah. “Hmm …. baiklah, aku sudah tahu, Tetua Herold dan yang lainnya sudah memberitahukan padaku. Kalau kamu yang menyelamatkan nyawaku ini, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau!”

Sambil berkata, Sienna benar-benar mencondongkan tubuhnya ke pelukan Nathan, hanya saja, Nathan segera menghindarinya dan mundur dua langkah. “Uwow!”

Sienna melihat Nathan yang menghindar seketika berkata dengan raut wajah dingin. “Nathan, aku tanya padamu, apakah aku tidak cantik? Tubuhku tidak bagus? Kenapa kamu begitu tidak menyukaiku?”

“Tidak, kamu cantik, tubuhmu juga bagus, aku bukannya tidak menyukaimu ….” Nathan menggelengkan kepalanya.

“Aku melemparkan diri ke dalam pelukanmu, tapi kamu malah menghindar, apakah kamu bukan pria?” Sienna cemberut dan berkata dengan kesal.

“A-aku …. aku sudah punya seorang wnaita!” Nathan sebaiknya menggunakan Sarah sebagai tamengnya.

“Ya, aku tahu, hanya pacar, kan? Bukan istri! Walaupun kamu sudah punya istri, lalu  kenapa? Aku bisa menjadi kekasihmu, menjadi selirmu, aku juga tidak menginginkan status, yang penting kamu memperlakukanku dengan baik!” Sienna berkata dengan acuh tak acuh.

Nathan yang mendengar perkataan Sienna seketika merasa kepalanya pusing.

“Sudahlah, jangan bahas hal ini lagi, dua hari lagi acara musim gugur, aku mau pulang ke rumah untuk menjenguk keluargaku. Kamu menetaplah di Saibu Care dan merayakan festival bersama Tetua Herold dan yang lainnya, ya!” Nathan tidak berencana merayakan acara musiman di Saibu Care, dia ingin kembali ke Kota Vale untuk menemui orang tuanya serta menjenguk Juan.

“Aku akan ikut denganmu, aku tidak kenal dengan siapapun di sini, aku tidak mau merayakan festival di sini, aku mau ikut denganmu kembali ke Kota Vale!” Sienna yang mendengar Nathan hendak meninggalkannya sendiri di Saibu Care seketika berteriak dengan kesal.

“Kamu mau ikut denganku kembali? Boleh, tapi kamu harus bersikap dengan benar, aku juga pria yang normal, jangan …. emm ….” Nathan menatap Sienna dan tidak tahu bagaimana dia harus melanjutkan kalimatnya.

“Jangan apanya?” Jangan merayumu?” Sienna melihat sikap Nathan dan berkata sambil tertawa kembali mencondongkan wajahnya ke arah Nathan.

“Pokoknya kamu harus bersikap dengan baik, jangan menyentuhku!” Nathan takut Sienna akan terlalu berinisiatif dan membuat dia tidak bisa menahan diri.

“Tenang saja, kalau kamu tidak setuju, aku juga tidak bisa memaksamu!” Sienna menatap Nathan dengan tatapan menggoda.

Nathan tidak mengatakan apapun lagi, kalau dia terus melanjutkan pembicaraan ini dia tidak tahu perkataan kotor seperti apa yang akan diucapkan oleh Sienna.

Setelah berpamitan pada Tetua Herold dan yang lainnya, Nathan membawa Sienna naik pesawat kembali ke Kota Vale. Sebelum naik ke pesawat, Nathan mengirimkan pesan kepada Ryzen agar dia menjemputnya di bandara Kota Vale. Tapi saat Nathan turun dari pesawat dengan Sienna, dia tidak menemukan mobil Ryzen, dan tidak ada yang datang menjemputnya.

“Orang ini, apakah sedang berada di kota Boulmer dengan Nicole?” Nathan mengeluarkan ponselnya dan menelpon Ryzen, tapi setelah berdering cukup lama tidak ada yang mengangkat panggilannya.

Nathan mengernyitkan keningnya, meskipun Ryzen adalah orang yang kasar, tapi dia sangat teliti dalam melakukan sesuatu. Selama ini, Ryzen selalu ada saat Nathan mencarinya, tapi kali ini tidak ada yang mengangkat telepon.

Melihat Ryzen tidak mengangkat telepon, Nathan menelpon Nicole, namun hasilnya juga sama tidak ada orang yang mengangkat telepon. Raut wajah Nathan menjadi muram, hatinya merasakan sesuatu yang mengancam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
gak tau dimana mau vote nya karna di sensor
goodnovel comment avatar
Agus Susanto
mn lnjtn ny boss.....
goodnovel comment avatar
JamugaNusantara
Lho, ga ada update?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1280

    Saat Sancho sadar dirinya baru saja dikerjai dengan trik paling murahan, amarahnya meledak."Bajingan! Beraninya kau membohongiku!" raungnya seperti guntur. "Kejar! Senjata teleportasi itu jangkauannya terbatas! Temukan dia! Siapa pun yang menemukan jejaknya, lapor padaku!"Para anggota Martial Shrine yang tersisa berhamburan, menyebar untuk memulai perburuan.Sancho dengan napas terengah-engah karena marah, menoleh dan menatap tajam ke arah Jazer, yang sejak tadi hanya berdiri menonton pertunjukan tanpa bergerak sedikit pun."Jazer," desis Sancho. "Jangan lupa, Keluarga Zellon juga bagian dari aliansi ini. Anakmu dibuat lumpuh olehnya. Kenapa kau hanya diam saja?"Jazer menatapnya dengan senyum sopan yang menyebalkan. "Ketua Sancho, Anda ini kan ahlinya. Buat apa saya ikut campur? Malah merepotkan nanti. Lagipula, saya masih ada urusan keluarga. Permisi dulu."Tanpa menunggu jawaban, Jazer berbalik dan pergi dengan santai. Sancho menatap punggungnya, hampir mati karena jengkel, tapi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1279

    Di seberang jalan, Scholar dan Milan menahan napas, wajah mereka pucat pasi. Sementara itu, Sancho tersenyum puas. Selesai sudah.BRAKK! KLANG! BANG!Suara benturan logam yang kacau balau terdengar. Senjata-senjata itu patah berkeping-keping. Benang-benang energi itu putus. Dan yang paling mengejutkan, sisik-sisik emas di tubuh Nathan meledak ke luar seperti pecahan peluru.Serangan gabungan itu memang tidak berhasil menembus dagingnya, tetapi mereka berhasil menghancurkan pertahanan luarnya, Tubuh Vajra Naga Emas miliknya.Dari tengah kepulan asap dan debu, Nathan melangkah keluar. Tanpa baju zirah emasnya, tubuh fisiknya yang sempurna kini terekspos, otot-ototnya menegang dan memancarkan cahaya keemasan yang redup. Wajahnya dipenuhi amarah yang dingin."Matilah," desisnya.Ia melayangkan tinjunya. Seekor naga emas yang agung melesat dari kepalan tangannya, meraung, dan langsung menelan hidup-hidup musuh.Tanpa jeda, pukulan lainnya menghabisi nyawa orang lain. Dalam sekejap, pengepu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1278

    Di dalam, Nathan bisa mendengar teriakan itu dengan jelas."Bachira!" kata Scholar dengan cepat. "Kumpulkan semua orang kita yang ada di kota! Kita akan mengawal Tuan Nathan keluar!"Tapi Nathan mengangkat tangannya, menghentikan mereka. "Tidak perlu," katanya tenang. "Kalian di sini hanya akan jadi target. Aku bisa bergerak lebih bebas kalau sendirian.""Tapi Tuan Nathan, mereka puluhan orang!" bujuk Scholar. "Dan Sancho, kekuatannya tidak bisa ditebak!""Aku punya perhitunganku sendiri," kata Nathan, senyumnya penuh keyakinan. Ia menepuk pundak Scholar, lalu berjalan keluar dengan langkah mantap.Saat ia melangkahkan kaki keluar dari gedung, puluhan anggota elit Martial Shrine langsung mengepungnya, aura membunuh mereka mengunci setiap pergerakannya."Nathan," cibir Sancho. "Berani juga kau keluar. Sekarang Ryujin sudah angkat tangan, aku ingin melihat kesombonganmu sampai kapan!""Berisik," balas Nathan, melirik kerumunan di sekelilingnya. "Jika kau memang berani, majulah.""Kau,"

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1277

    Wajah Sancho pucat pasi. Ia jatuh kembali ke kursinya, kalah telak. Skenario yang sudah ia bangun dengan susah payah hancur berkeping-keping hanya dengan satu lambaian tangan Ryujin.‘Kalau bukan dirasuki, lalu bagaimana mungkin kekuatan anak ini?’Di sisi lain ruangan, hanya Jazer yang tersenyum tipis penuh arti."Baiklah," kata Ryujin tiba-tiba, suaranya kembali normal. "Hari ini cukup sampai di sini. Waspadai para sosok berjubah hitam itu. Laporkan jika ada pergerakan. Rapat selesai."“Hah?”Semua orang melongo. Ratusan pemimpin klan dan keluarga dikumpulkan dari seluruh penjuru Moniyan, dibuat tegang setengah mati, hanya untuk rapat lima menit yang isinya bisa disampaikan lewat sepucuk surat?Ini... ini lelucon?Meskipun bingung, tidak ada yang berani protes. Mereka hanya bisa bangkit dan berpamitan dengan canggung.Saat itulah Sancho dalam upaya terakhirnya untuk menyelamatkan muka dan mungkin juga nyawanya, kembali berdiri. "Tuan Ryujin!" serunya. "Nathan telah membunuh anggota

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1276

    "Aku yakin kalian semua sudah lihat," kata Sancho, menunjuk ke arah Nathan. "Nathan! Dalam beberapa bulan, dari seorang pemuda biasa menjadi seorang Villain. Katakan padaku, apa ada manusia di dunia ini yang sebakat itu?"Nathan akhirnya menoleh, menatap Sancho dengan tatapan geli. "Iri, ya, Pak Tua?" ejeknya dengan santai.Wajah Sancho langsung memerah."Kalau memang punya kemampuan, kenapa tidak coba sendiri jadi Villain dalam beberapa bulan?" lanjut Nathan, senyumnya semakin lebar. "Kalau diri sendiri tidak mampu, jangan menggubris orang lain, paham?""Bajingan!" geram Sancho. Ia setengah bangkit dari kursinya, tapi tatapan tajam dari Ryujin membuatnya kembali duduk, menahan amarahnya yang meluap."Bakatmu boleh saja luar biasa," desis Sancho, mencoba kembali menguasai keadaan. "Tapi bagaimana kau menjelaskan soal teknik Seirei? Kau pikir tidak ada yang lihat saat kau menyerap kekuatan lawanmu di kediaman Wilford?""Kenapa aku harus menjelaskan padamu?" balas Nathan enteng. "Di dun

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1275

    "Tuan Ryujin, lantas..." Sancho mencoba protes.Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Ryujin menoleh padanya. Hanya sebuah tatapan. Tapi tatapan itu terasa seperti gunung yang menimpa jiwa Sancho, membuatnya tercekik dan menelan kembali semua kata-katanya."Kubilang, rapat dimulai," kata Ryujin, suaranya ringan tapi mengandung tekanan yang tak terbantahkan. "Masalah lain bisa diurus nanti. Kalau ada yang tidak puas," ia berhenti sejenak, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Pintu keluar ada di sana. Silahkan pergi sekarang."Siapa yang berani?Melihat tidak ada yang bergerak, Ryujin melanjutkan. "Aku mengumpulkan kalian semua hari ini untuk membahas satu hal, kebangkitan para kultivator hitam."Ia menceritakan laporan yang masuk dari berbagai daerah, tentang sosok-sosok berjubah hitam yang menggunakan teknik Seirei untuk menyerap esensi para kultivator."Karena mereka sudah berani terang-terangan, maka sudah menjadi kewajiban kalian melahap jiwasemua untuk membasmi mere

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status