Beranda / Urban / Kembalinya sang Dewa Perang / Bab 811[Free Chapter]

Share

Bab 811[Free Chapter]

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 20:42:08

NOTED :

Halo kakak-kakak semuanyaaaaa~

Di penghujung tahun 2024 ini, saya Imgnmln, mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada kalian. Terima kasih atas supportnya, kesetiaannya, dan kesabarannya dalam menunggu update dari saya yang masih amatiran ini. Ahh~ pokoknya, gak bisa banyak berkata-kata, arigatoooo~~~~~ Love u moreee guysss <<<333

Tetap support saya, semoga bisa memberikan naskah-naskah yang lebih baik lagi buat kakak-kakak semua.

Ah iya satu lagi, saya ingin meminta bantuan kepada kalian, buku—Kembalinya sang Dewa Perang—ini berhasil masuk dalam nominasi GoodNovel VAGANZA yang akan diadakan voting pada tanggal 10-12 Januari di I*******m~ dan akan diumumkan pada tanggal 17 Januari di I*******m GoodNovel. Jika berkenan, saya berharap, kakak semuanya bisa memberi bantuan untuk ikut berpartisipasi dalam acara GoodNovel VAGANZA untuk membantu voting buku ini yaa~~ Arigatooo sekali lagi <3

Selamat Tahun Baru 2025! Sambut tahun baru dengan hati terbuka dan semangat yang membara. Bersulang untuk menatap cakrawala jingga di langit yang cerah! Semangat semuanya~ peluk jauh {} Sayangi diri sendiri, tidak butuh alasan lain untuk merayakan tahun baru. Diri kita sendiri adalah alasan untuk kita terus tersenyum. Tahun baru adalah awal dari babak baru. Ini adalah tahunmu., jadikan itu kenyataan! Semoga tahun yang akan datang penuh dengan petualangan dan kesuksesan untuk kita semua.

See you on top 2025! {}<3

Saat Herold dan yang lainnya melihat hal ini, mereka segera meninggalkan tempat, karena tidak ada yang terjadi pada Nathan maka mereka juga tidak perlu menetap di sana.

“Aku sedang mengasingkan diri dan baru saja bangun, aku baru saja membahas mau menjengukmu,” Melihat Sienna berjalan menghampiri dengan marah, Nathan bergegas menjelaskan.

“Hah?” Sienna mengernyitkan keningnya. “Menjengukku? Apakah kamu sebaik itu?” timpalnya dengan tatapan mata yang tajam.

“Kalau aku tidak baik hati, maka mungkin kamu sudah mati saat ini, bukan?” raut Wajah Nathan terlihat mengejek. “Demi menyelamatkanmu, aku hampir mempertaruhkan nyawaku!” Nathan sengaja berpura-pura marah. “Kau tahu itu?!”

Sienna yang melihat itu segera berkata dengan wajah bersalah. “Hmm …. baiklah, aku sudah tahu, Tetua Herold dan yang lainnya sudah memberitahukan padaku. Kalau kamu yang menyelamatkan nyawaku ini, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau!”

Sambil berkata, Sienna benar-benar mencondongkan tubuhnya ke pelukan Nathan, hanya saja, Nathan segera menghindarinya dan mundur dua langkah. “Uwow!”

Sienna melihat Nathan yang menghindar seketika berkata dengan raut wajah dingin. “Nathan, aku tanya padamu, apakah aku tidak cantik? Tubuhku tidak bagus? Kenapa kamu begitu tidak menyukaiku?”

“Tidak, kamu cantik, tubuhmu juga bagus, aku bukannya tidak menyukaimu ….” Nathan menggelengkan kepalanya.

“Aku melemparkan diri ke dalam pelukanmu, tapi kamu malah menghindar, apakah kamu bukan pria?” Sienna cemberut dan berkata dengan kesal.

“A-aku …. aku sudah punya seorang wnaita!” Nathan sebaiknya menggunakan Sarah sebagai tamengnya.

“Ya, aku tahu, hanya pacar, kan? Bukan istri! Walaupun kamu sudah punya istri, lalu  kenapa? Aku bisa menjadi kekasihmu, menjadi selirmu, aku juga tidak menginginkan status, yang penting kamu memperlakukanku dengan baik!” Sienna berkata dengan acuh tak acuh.

Nathan yang mendengar perkataan Sienna seketika merasa kepalanya pusing.

“Sudahlah, jangan bahas hal ini lagi, dua hari lagi acara musim gugur, aku mau pulang ke rumah untuk menjenguk keluargaku. Kamu menetaplah di Saibu Care dan merayakan festival bersama Tetua Herold dan yang lainnya, ya!” Nathan tidak berencana merayakan acara musiman di Saibu Care, dia ingin kembali ke Kota Vale untuk menemui orang tuanya serta menjenguk Juan.

“Aku akan ikut denganmu, aku tidak kenal dengan siapapun di sini, aku tidak mau merayakan festival di sini, aku mau ikut denganmu kembali ke Kota Vale!” Sienna yang mendengar Nathan hendak meninggalkannya sendiri di Saibu Care seketika berteriak dengan kesal.

“Kamu mau ikut denganku kembali? Boleh, tapi kamu harus bersikap dengan benar, aku juga pria yang normal, jangan …. emm ….” Nathan menatap Sienna dan tidak tahu bagaimana dia harus melanjutkan kalimatnya.

“Jangan apanya?” Jangan merayumu?” Sienna melihat sikap Nathan dan berkata sambil tertawa kembali mencondongkan wajahnya ke arah Nathan.

“Pokoknya kamu harus bersikap dengan baik, jangan menyentuhku!” Nathan takut Sienna akan terlalu berinisiatif dan membuat dia tidak bisa menahan diri.

“Tenang saja, kalau kamu tidak setuju, aku juga tidak bisa memaksamu!” Sienna menatap Nathan dengan tatapan menggoda.

Nathan tidak mengatakan apapun lagi, kalau dia terus melanjutkan pembicaraan ini dia tidak tahu perkataan kotor seperti apa yang akan diucapkan oleh Sienna.

Setelah berpamitan pada Tetua Herold dan yang lainnya, Nathan membawa Sienna naik pesawat kembali ke Kota Vale. Sebelum naik ke pesawat, Nathan mengirimkan pesan kepada Ryzen agar dia menjemputnya di bandara Kota Vale. Tapi saat Nathan turun dari pesawat dengan Sienna, dia tidak menemukan mobil Ryzen, dan tidak ada yang datang menjemputnya.

“Orang ini, apakah sedang berada di kota Boulmer dengan Nicole?” Nathan mengeluarkan ponselnya dan menelpon Ryzen, tapi setelah berdering cukup lama tidak ada yang mengangkat panggilannya.

Nathan mengernyitkan keningnya, meskipun Ryzen adalah orang yang kasar, tapi dia sangat teliti dalam melakukan sesuatu. Selama ini, Ryzen selalu ada saat Nathan mencarinya, tapi kali ini tidak ada yang mengangkat telepon.

Melihat Ryzen tidak mengangkat telepon, Nathan menelpon Nicole, namun hasilnya juga sama tidak ada orang yang mengangkat telepon. Raut wajah Nathan menjadi muram, hatinya merasakan sesuatu yang mengancam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
gak tau dimana mau vote nya karna di sensor
goodnovel comment avatar
Agus Susanto
mn lnjtn ny boss.....
goodnovel comment avatar
JamugaNusantara
Lho, ga ada update?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 812

    “Ada apa?” Sienna yang ada di samping bertanya pada Nathan yang ekspresinya terlihat tidak beres.“Tidak apa-apa, ayo pergi!” Nathan membawa Sienna keluar dari bandara dan bersiap pulang dengan taksi. Namun saat Nathan mengulurkan tangannya untuk memanggil taksi, sebuah Lamborghini mewah berhenti di depan Nathan.“Tuan Nathan, naiklah,” Jendela mobil itu turun dan sosok Reus berada di kursi pengemudi.Nathan melihat Reus dan tampak kaget. ‘Mengapa dia ada disini? Apa yang sebenarnya terjadi?’Saat Nathan hendak menanyakan apa yang sedang terjadi, Reus kembali berkata. “Tuan Nathan, naiklah dulu, kita bicarakan di mobil!” Reus terlihat sangat buru-buru.​Nathan langsung duduk di kursi penumpang depan, dan Sienna duduk di kursi penumpang belakang, lalu Reus langsung menginjak pedal gas.“Kenapa kamu bisa datang ke Kota Vale?” Nathan bertanya pada Reus.“Tuan Nathan, tidak hanya aku yang berada di Kota Vale, Kakekku juga datang kemari, kamu tidak tahu akhir-akhir ini sangat banyak orang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 813

    “Nathan, bagaimana kalau kita kembali ke Saibu Care lagi?” Sienna akhirnya berbicara.Karena di dalam Saibu Care, Herold dan beberapa tetua lainnya sudah mencapai tahap puncak penguasa Ingras, akan lebih aman bagi Nathan untuk tetap tinggal di sana.Raut wajah Nathan menjadi muram, seolah-olah tidak mendengar perkataan Sienna dia berkata pada Reus dengan tenang. “Bawa aku pergi menjenguk Ryzen dan yang lainnya.”“Tuan Nathan?” Reus sedikit terkejut, pihak lawan adalah dua orang puncak penguasa Ingras, kenapa Nathan tidak bergegas kabur?“Nathan, kamu jangan terlalu gegabah!” Sienna juga membujuknya.Namun mereka berdua tidak tahu, dalam waktu satu bulan ini kekuatan Nathan sudah tidak seperti dulu lagi.“Aku bilang, antar aku untuk menjenguk Ryzen dan yang lainnya! Aku tidak mau mengulangi perkataanku lagi!” suara Nathan menjadi semakin dingin.Suhu di dalam mobil juga turun hingga titik beku, Reus tidak punya pilihan lain selain menyalakan penghangat. Setelah melirik Nathan, Reus men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 814

    Nathan maju dan memegang satu tangan Ryzen dan Nicole, sekumpulan energi spiritual mulai masuk ke dalam tubuh mereka berdua.Beberapa menit berlalu, raut wajah Nathan menjadi semakin kusam, tubuhnya mulai berkeringat.​ Sepertinya yang Reus katakan tidak salah, tulang-tulang di dalam tubuh mereka sudah patah, walau bisa disambung mereka juga akan menjadi lumpuh dan tidak mungkin bisa berlatih lagi.“Tuan Nathan, aku sudah menggunakan obat terbaik dari Unique Care, nyawa mereka berhasil dipertahankan, tapi kedepannya mereka hanya bisa duduk di kursi roda,” Steve melangkah maju dan berbisik.Nathan tidak mengatakan apapun, namun benaknya terus melintasi peninggalan sang Alkemis dan mencari tahu apakah ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan Ryzen dan yang lainnya.“Pil Vajra?”Segera, sebuah resep obat muncul di benak Nathan, Nathan melihatnya dan menemukan kalau bahan obat yang dibutuhkan untuk meramu obat ini tidaklah langka dan dapat ditemukan dengan sedikit usaha. Tapi, untuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 815

    Nathan sudah membunuh muridnya yang paling berharga, dia sudah memperlakukan Fletch seperti putranya sendiri.“Benar, dia sudah membunuh putraku, membuat aku tidak bisa berkumpul dengannya saat acara festival bulan, kali ini aku pasti akan membuat hidupnya lebih buruk daripada kematian!” Vito berkata dengan menggertakkan giginya.Zayn dan Justin yang mendengar percakapan kedua pria itu dari samping seketika bergidik ngeri, mereka berharap saat ini Nathan berhasil kabur. Namun pada saat itu, terdengar suara langkah kaki di halaman luar rumah, dan kemudian sosok Nathan terlihat di ruang tamu.“Tuan Nathan?!” Zayn dan Justin tampak sangat kaget saat melihat Nathan.​Hudson dan Vito yang melihat Nathan bergegas bangkit berdiri dan terlihat sedikit terkejut. Mereka tidak menyangka Nathan berani langsung mendatangi mereka di sini.“Nathan, kamu masih berani menunjukkan dirimu?!” Sekarang, Nathan tidak memiliki bantuan beberapa tetua dari Saibu Care, jadi Vito tidak takut padanya, apalagi H

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 816

    “Aarrghhh!”Semua orang tercengang melihat adegan ini, mereka sama sekali tidak menyangka, lengan seorang puncak penguasa Ingras akan dipatahkan oleh Nathan dalam satu pukulan, ini jelas-jelas sulit dipercaya.Hudson juga mengerutkan kening, dengan tatapan tidak percaya di matanya, dia tidak menyangka dalam waktu satu bulan kekuatan Nathan akan meningkat dengan pesat. Meskipun Vito hanyalah puncak penguasa Ingras tingkat dua, tapi dia tetaplah seorang puncak penguasa Ingras, tapi sekarang dia bahkan tidak bisa menahan satu pukulan dari Nathan.Kreeek!Saat semua orang masih terkejut, suara tulang patah kembali terdengar. Nathan meraih lengan Vito yang satu lagi dan langsung mematahkannya dengan kekuatannya.“Aaarrrggghhh~”Rasa sakit yang dahsyat membuat Vito berteriak kesakitan, dia menatap Nathan dengan ngeri. ‘Bocah ini …. bagaimana mungkin?!’ Di hadapan Nathan, dia menjadi tidak memiliki kekuatan untuk melawan.“Kamu mematahkan semua tulang bawahanku, hari ini aku akan membuatmu m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 817

    “Kalian awasi Vito, jangan sampai dia bunuh diri!” Setelah Nathan berpesan sosoknya juga menghilang.​Di saat bersamaan Nathan yang mengejarnya juga menyebarkan kesadaran spiritualnya dan menggunakannya untuk melacak lokasi Hudson. Hudson melarikan diri dari halaman belakang menuju ke sebuah hutan kecil, dia menoleh dan setelah melihat tidak ada yang mengejarnya dia akhirnya merasa lega.“Sialan, ternyata bocah ini benar-benar gila!” Hudson mengumpat, dia tidak pernah terlihat begitu menyedihkan.Tapi di saat Hudson baru selesai mengumpat, raut wajahnya tiba-tiba berubah, sepasang tangannya seketika bergerak dan mulai melafalkan mantra di udara, dan kabut hitam langsung menyelimuti tubuh Hudson. Hudson merasakan kesadaran spiritual Nathan dan tahu Nathan sudah menemukan dirinya, dia bergegas menggunakan tekniknya untuk menyembunyikan dirinya. Tapi sudah terlambat, saat ini sosok Nathan sudah muncul dan saat menemukan Hudson dia tanpa ragu-ragu melayangkan tinju ke arahnya.Hudson yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 818

    “Ini .…” Melihat perubahan yang terjadi pada Nathan, tatapan Hudson membelalak dengan kaget.Brak! Brak! Brak!Tidak lama kemudian, pecahan-pecahan yang keras dan menghantam tubuh Nathan dengan kuat itu hancur dan berserakan, tapi tubuh Nathan sama sekali tidak terluka.Raut wajah Hudson menjadi sangat jelek, mulutnya terbuka lebar hingga sebutir telur bisa masuk ke dalam mulutnya. Golem itu jika diukur memiliki kekuatan tahap awal penguasa Ingras di tingkatan puncak, itu adalah trik dari Hudson. Kemudian, dia mengambil kesempatan untuk menyedot kekuatan dari beberapa orang. Perlu diketahui, tahap awal penguasa Ingras di tingkatan puncak memiliki tulang yang sekeras peluru, dan tapi saat ini dia bahkan tidak bisa melukai Nathan.“Nathan, bagaimana kalau kita akhiri saja pertarungan ini sekarang, kedepannya aku tidak akan mencari masalah denganmu lagi?” Hudson menatap Nathan dan berkata padanya.“Sudah terlambat untuk mengakhirinya, aku berencana mematahkan semua tulangmu lalu menyerap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 819

    Tubuh Nathan melesat mundur dengan cepat untuk menghindari serangan naga itu, sedangkan saat ini, tangan Nathan yang memegang pedang Aruna sedikit mati rasa. Sisik naga itu bagaikan baju besi, pedang Aruna tidak mampu melukai naga itu.“Nathan!” Saat ini, Sienna, Milan dan yang lainnya datang menyusul.Mereka merasakan aura yang menakutkan di tengah hutan ini, khawatir akan keselamatan Nathan mereka akhirnya menyusul. Tapi baru saja menyusul, mereka melihat seekorr naga dengan panjang lebih dari sepuluh meter, dengan tebal sebesar kerbau yang sedang berada di hadapan Nathan dan membuat mereka semua ketakutan.Perlu diingat, Kota Vale bukanlah daerah pegunungan, dan tidak ada hutan purba di tempat ini, bagaimana mungkin seekor naga sebesar itu bisa muncul di sini?​“Kalian jangan kemari, menjauhlah!” Nathan bergegas menghalangi Sienna dan yang lainnya untuk mendekat.Naga ini terlalu kuat, dengan kekuatan Sienna dan yang lainnya, sama sekali tidak bisa menahan satu pukulan pun dari nag

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1099

    Wajah Hones memucat, dia menggertakkan gigi, lalu menekan telapak tangannya ke kepala siluman. Mata monster itu membara, ekor panjangnya mencuat dari air, lalu menyapu ke arah Nathan.BANG!Serangan dahsyat itu menghantam Nathan, melemparkannya sejauh puluhan meter ke belakang. Tubuhnya melayang di atas air, lalu menghentak permukaan laut. Ombak menggulung, dan sejenak tiba-tiba terdiam.Tapi ketika kabut mengendap, Nathan sudah berdiri kembali. Tubuhnya tak bergeming. Darah mengalir di bibirnya, namun matanya tetap dingin dan penuh murka. Dia tahu makhluk ini bukan siluman biasa. Itu hewan spiritual kelas atas, kekuatannya setara dengan sosok penguasa ingras tingkat akhir. Namun, kelemahan monster seperti ini jelas, mereka tak punya pikiran, hanya kekuatan dan tanpa strategi.Di seberang, Hones mulai tertawa getir. “Kau hebat di darat, Nathan! Tapi ini bukan medanmu! Di laut, kekuatanmu berkurang! Dan siluman ini, dia adalah dewa laut. Kalau kau menyerah sekarang, aku akan—”“Kau aka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1098

    Mereka tiba di sebuah tempat sunyi, di mana bau tanah tercampur dengan aroma kematian. Tanah di situ pernah menjadi kuburan rahasia, berisi mayat dan tengkorak dari korban kekejaman mereka.Dengan tenang, Nathan mengangkat tangannya. Dua bajak laut seketika tersedot ke arahnya seperti diseret oleh kekuatan tak kasat mata. “Gali di sini,” katanya singkat.Kedua bajak laut itu saling berpandangan dengan bingung, lalu melirik ke arah Hones, menanti perintah. Namun keraguan mereka justru menjadi hukuman.PLAK!CRAACK!Dengan satu kibasan ringan dari Nathan, kepala mereka meledak, darah menyembur ke tanah seperti bunga merah berduri. Suasana seketika sunyi mencekam.“Kalian berdua! Giliran kalian, atau ….”Tanpa sepatah kata, dua bajak laut lainnya segera menggali dengan tubuh gemetar. Tak butuh waktu lama, mayat-mayat mulai bermunculan. Ada tulang belulang yang terkubur setengah, bahkan beberapa tengkorak kecil milik anak-anak. Udara mendadak membeku, seolah kematian menari di sekitar mer

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1097

    "Berhenti di situ," kata Nathan tenang, mengangkat satu tangan. "Kalau kamu tidak bisa membuat orang mati karena takut, kamu bisa saja membuat mereka mati karena bau."Suasana hening sesaat dan Hones membeku. Seumur hidupnya, belum pernah ada orang yang berani berbicara padanya seperti itu. Terlebih lagi soal bau tubuhnya."Dasar bajingan! Kau ingin mati rupanya!" Vriss meraung, melangkah cepat dengan niat menghajar Nathan.Namun baru setengah langkah mendekat, tubuh Vriss tersentak. Aura luar biasa yang memancar dari Nathan menabraknya seperti gelombang tak kasatmata. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya terangkat dari tanah dan menghantam dinding batu. Darah menyembur dari mulutnya, meninggalkan cipratan merah di permukaan batu yang retak.Semua terdiam. Wajah Hones memucat. Vriss bukan sembarangan, kekuatannya hampir setara dengan Hones, seorang puncak. Tapi kini, bahkan menyentuh lawannya pun tidak sempat.Nathan berdiri tak bergeming. Cahaya keemasan mulai merayap dari kulitnya, meman

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1096

    Kapal pesiar itu mulai berlayar ke arah yang tidak jelas, menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari kejauhan. Pulau itu tampak terisolasi, dengan bebatuan gundul yang tersebar, seakan tak ada kehidupan di sana. Namun saat mereka mendekat, bau darah yang menyengat mulai tercium, mengingatkan Nathan pada sesuatu yang sangat buruk.Di atas perahu motor cepat yang membawa mereka ke pulau itu, Nathan merasa ada sesuatu yang salah. Dengan tatapan gelap, dia melihat sekitar, kerangka tulang yang tersebar di tanah, dan yang paling mencurigakan, banyak tengkorak manusia yang tergeletak di sana, tengkorak yang hilang bagian kepalanya. Bau busuk yang menusuk membuat perutnya mual.Langit mendung menggantung di atas Pulau Berlian, pulau yang namanya indah namun menyimpan kengerian yang tak terperi.Nathan berdiri terpaku di depan tumpukan tengkorak yang menggunung. Kaki para awak kapal gemetar hebat, tubuh mereka nyaris roboh, dan hanya bisa disangga oleh rekan-rekannya yang juga gemetaran. Pe

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1095

    Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1094

    Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1093

    Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1092

    Sancho menyapu pandangannya ke penjaga di sekitar ruangan, dan senyum tipis terukir di wajahnya. "Masalah yang ingin aku bicarakan bersifat rahasia. Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya."Mendengar itu, Darwin langsung mengernyitkan keningnya. Dia tahu ini akan membawa masalah, namun dia tidak menyangka akan secepat ini.Sancho menyadari kegelisahan Darwin. "Ketua Darwin," katanya dengan nada dingin. "Jika aku ingin membunuhmu, walaupun seluruh penjaga di ruangan ini ada di sini, mereka tidak akan mampu menghentikanku," suaranya semakin keras, menggetarkan suasana.Tanpa menunggu tanggapan, Sancho mengibaskan tangannya dengan tegas. "Kalian semua, keluar!" Perintahnya menggema, dan para penjaga segera berlalu tanpa banyak bicara.Begitu hanya mereka berdua yang tersisa, Darwin menatap Sancho dengan tajam, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Sekarang, kamu bisa bicara, Ketua Sancho," katanya.Sancho menatapnya dengan tatapan tajam. "Ketika aku datang kemari, tujuan utamaku a

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1091

    Kota Wayoe, batas barat daya yang selalu basah oleh kabut pagi dan harum dedaunan liar. Dibelah oleh lembah dan pepohonan cemara tua, tempat ini adalah surga tersembunyi atau neraka yang menunggu bangkit.Di kedalaman gua purba, tersembunyilah Organisasi Fushi, kelompok kultivator hitam yang diburu di mana-mana. Tak punya sejarah panjang, namun ditakuti karena brutalitas dan teknik kultivasi terlarangnya.Di ruang kultivasi, Darwin duduk melayang, dikelilingi pusaran tulang dan aura kehitaman. Kerangka manusia melayang seperti angin musim gugur yang membawa kematian.Tiba-tiba, terdengar suara langkah diikuti suara tergesa.“Ketua! Gawat!” teriak seorang penjaga, menerobos masuk.Mata Darwin terbuka, merah menyala, tangan kirinya terulur cepat.Hwoosshh~Energi hisap menyedot penjaga itu ke hadapannya. Cakar gelap mencengkeram lehernya. “Sudah berapa kali kubilang?” desisnya. "Jangan ganggu saat aku berkultivasi.”Penjaga itu menggeliat dan wajahnya memerah. “Ma-maaf! Tapi .... a-ada

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status