Share

Bab 168

Author: Hana Pangestu
"Nggak bisa," tolak Nikki tanpa ragu.

Ralph langsung mengerutkan kening. "Kenapa? Masih belum selesai haidmu?"

Usai bicara, tangannya langsung meraba ke bawah untuk memeriksa sendiri karena takut Nikki berbohong.

Nikki tahu tidak mungkin bisa menutupinya. Sambil menggeliat berusaha menghindari tangan Ralph, dia buru-buru menjelaskan, "Bukan itu ... aku terlalu mengantuk, mau tidur."

"Kalau sudah selesai, tidurmu justru akan lebih nyenyak."

"Nggak bisa ...."

"Tadi siang siapa yang bilang di telepon, terserah aku mau aku pukul atau marah? Sekarang malah semuanya nggak boleh." Pria itu menempel rapat pada Nikki dan setiap ucapannya terdengar menusuk.

Tubuh Nikki sontak menegang. Tenggorokannya tercekat dan dia mencoba membela diri, "Maksudku ... setelah pulang ke rumah, bukan di sini ...."

"Apa bedanya? Kita sudah beberapa hari nggak melakukannya. Kamu nggak mau?" Memang beberapa hari ini dia berhenti karena Nikki sedang haid.

Nikki tak bisa menjawab. Dia hanya merasa pria ini benar-benar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 182

    Malam itu Nikki ada janji dengan Yuni. Karena waktunya hampir tiba, dia harus turun. Di ruang tamu, Indah sedang menggendong cucu laki-lakinya, bercanda sambil menimang. Sementara itu, Bastian menemani cucu perempuannya sambil memegang mainan kecil.Nikki berjalan turun, sedikit ragu, tetapi akhirnya tetap menyapa dengan sopan, "Ayah, Ibu."Indah menoleh. Dengan ekspresi agak rumit, dia bertanya, "Kemarin kamu pulang kampung ya?"Ternyata benar, mertuanya datang untuk menuntut, kemungkinan besar menyalahkannya karena dianggap manja dan membuat putra kesayangannya repot.Nikki mengangguk. "Ya.""Kenapa nggak bilang ke Ralph? Dia sampai nyetir sendirian jauh-jauh dan malam-malam buat cari kamu. Kamu tahu nggak itu bahaya banget?" Indah mulai menyerangnya.Kemarin Sabtu sore, Indah menelepon anaknya, ingin mereka membawa cucu-cucunya pulang dan makan malam bersama, biar ramai. Namun, Ralph bilang tidak bisa dan sedang di jalan tol. Setelah ditanya-tanya, Indah baru tahu penyebabnya.Awaln

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 181

    Melihat wajah Ralph tampak pucat, Hadi segera bertanya dengan cemas, "Tuan nggak enak badan ya?"Ralph perlahan meregangkan tubuh, mengambil selangkah dengan kaki panjangnya. Setelah menarik napas dalam, barulah dia turun dari mobil. "Nggak apa-apa, cuma terlalu lama nyetir, jadi capek.""Syukurlah kalau begitu. Nanti aku panggil terapis datang ke rumah, pijat sebentar biar lebih enak.""Hmm."Di ruang bawah tanah vila, memang ada satu ruangan terapi spa. Biasanya kalau Ralph lelah karena pekerjaan, akan ada terapis profesional datang melayani.Begitu masuk ke rumah, Ralph akhirnya bisa lebih rileks.Bulan melihatnya, segera menyambut. "Tuan, dapur sudah siapkan teh sore, mau makan sedikit?""Hmm." Ralph mengangguk. Ketika berjalan menuju tangga, dia sempat bertanya, "Obat maag ada?""Obat maag?" Wajah Bulan langsung diliputi kecemasan. "Sakit maag Tuan kambuh lagi?"Ralph tidak menjawab. Bulan pun segera paham, tidak banyak bertanya lagi dan langsung pergi mencari kotak obat.Ralph me

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 180

    Wajah Ralph menjadi suram. "Jelas-jelas bisa keluar tol untuk makan enak. Kamu sengaja, 'kan?"Nikki menukas, "Pak Ralph, kami orang biasa yang hidup seadanya. Justru kamu yang menyeberang kelas demi mau merasakan hidup rakyat jelata, kok malah salahin aku? Jujur saja, hidup seperti ini malah buat aku lebih nyaman dan tenang."Bukan aturan-aturan kaku kalangan atas yang penuh tata krama.Ralph paham maksud tersiratnya. Bukankah itu sama saja dengan mengatakan mereka berasal dari dunia yang berbeda, jadi tak perlu dipaksakan?Hatinya diliputi kekesalan. Menurutnya, Nikki hanya ngotot mencari alasan. Manusia itu selalu ingin berkembang. Kalau bisa hidup enak, kenapa harus balik lagi hidup susah? Dia tidak percaya gaya hidup mewah dan nyaman bisa lebih buruk daripada makan di warung pinggir jalan yang kumuh.Bangku di sana kotor sampai-sampai Ralph enggan duduk. Dia lantas melontarkan tatapan dingin, berbalik badan, lalu pergi.Melihat Ralph tidak mau makan, Nikki hanya mendengus dingin d

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 179

    "Hari ini Minggu, agak macet. Menurut navigasi, kita baru bisa sampai rumah sekitar jam 3 sore lebih."Mobil melaju di jalan. Ralph mengajaknya mengobrol santai seolah-olah tak terjadi apa-apa. Dia menoleh sekilas, lalu bertanya, "Mau sekalian mampir ke kota beli makanan buat dibawa? Duduk lima jam di mobil lumayan membosankan."Nikki melipat lengannya di depan dada. Matanya terpejam, wajah menoleh ke jendela, sama sekali tak bereaksi.Ralph menahan diri, bibir terkatup rapat. Kemudian, dia mencoba lagi mencari topik. "Kamu nggak pegal tanganmu dilipat begitu?"Dadanya yang penuh ditekan kedua lengan yang melingkar, garis lekuknya semakin terlihat jelas. Kalimat itu bernuansa ambigu, jelas-jelas sengaja memancing amarahnya. Namun, Nikki tetap tidak menggubris.Ralph menyadari kali ini Nikki benar-benar marah. Belum pernah mereka sampai perang separah ini. Dia sudah diperlakukan dingin begini. Kalau masih memaksakan diri juga, itu artinya dia tak punya harga diri. Akhirnya, Ralph hanya

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 178

    "Bibi, aku sama Nikki kali ini pulang agak mendadak, jadi nggak bawa apa-apa. Ini ada sedikit suplemen, Bibi bawa pulang saja ya. Bisa direbus jadi sup, bagus buat kesehatan." Ralph membungkuk mengambil kotak hadiah, lalu menyerahkannya kepada Anjani.Nikki melirik sekilas, ekspresinya sulit digambarkan. Sekotak cordyseps, sekotak gelembung ikan kering. Semuanya adalah suplemen bergizi yang mahal.Nikki seketika tersadar, apakah pria ini diam-diam sedang bersaing? Hanya karena Anjani bilang semalam dia dan Kennedy datang makan dengan membawa rokok dan minuman mahal, Ralph pun tidak mau kalah, langsung menyodorkan suplemen semahal itu?Anjani tercengang, buru-buru melambaikan tangannya. "Nggak, nggak. Kalian simpan saja untuk dimakan sendiri. Kami orang kampung, mana bisa makan makanan mewah begitu."Meskipun tak begitu paham apa itu, melihat pakaian dan penampilan Ralph serta mobil mewahnya, Anjani bisa menebak barang-barang itu pasti mahal sekali. Dia pun segera menolak.Ralph terseny

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 177

    Nikki segera menoleh, wajahnya langsung tersenyum. "Bibi Anjani."Anjani menjinjing banyak barang dalam karung plastik besar. Sambil berjalan masuk, dia berucap dengan agak sungkan, "Kamu jarang pulang. Bibi juga nggak punya barang bagus di rumah, cuma ada sedikit kacang dan kedelai hasil panen sendiri, sama buah yang dipetik dari pohon depan rumah. Kalian 'kan bawa mobil pulang. Bisa dibawa kok."Karena penglihatannya sudah kurang baik, setelah berbicara dan mendekat, dia baru sadar pria di samping Nikki bukan Kennedy. Wajahnya langsung terkejut. "Ini ... ini siapa ...."Nikki pun menjadi canggung, tidak ingin memperkenalkan. Namun, Ralph jelas tak akan melewatkan kesempatan ini. Dengan sikap sopan dan penuh wibawa, dia menjawab, "Bibi, halo. Aku suaminya Nikki, aku datang untuk jemput dia pulang.""Suami Nikki ya!" Anjani kaget, menatap Ralph lekat-lekat, lalu menoleh pada Nikki dengan gembira. "Wah, pilihanmu bagus sekali! Dapat suami setinggi dan seganteng ini, ramah dan perhatian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status