Share

Pertanyaan Lira

"Aku sudah ingin istirahat mbak, nanti malam saja minum obatnya ya," ucap Clara.

"Apakah kamu ingin merasakan sakit terus? Sekarang makanlah dulu. Setelah itu obatnya diminum biar cepat sembuh." Sang kakak kembali memperingatkan Clara. Bahkan ia menggandeng tangan sang adik untuk diajak ke ruang makan.

"Aku ingin tidur mbak. Bukan mau makan." Clara berkata dengan wajah pucat dan mata menyipit. Lira bergegas ke dapur untuk mengambilkan roti bakar dan teh hangat juga segelas air putih.

"Kalau begitu makanlah roti ini!" 

Clara membuka matanya yang sudah mengantuk berat. Sang kakak sangat menyarankan untuk segera makan yang mau ditelan walau sekedar roti saja. Dan yang penting obatnya bisa masuk ke tubuh, untuk proses pengeringan dan penyembuhan luka. 

Awalnya Clara sempat menolak berulang kali, sang kakak terus membujuk hingga akhirnya Clara menerima tawaran untuk sekedar makan roti dan minum obat.

Biar bagaimana juga rasa sakit harus dilawan dengan minum penawar dan penyembuhnya. Semua itu untuk usaha dalam rangka menyamankan diri. Jika tidak sakit akan terasa lega dalam setiap beraktifitas.

"Dari tadi belum ganti baju juga?" tanya sang kakak.

"Nanti sekalian saja mbak." Sambil memasukkan sesobek demi sesobek roti Clara menjawab peetanyaan sang kakak. Lira, kakaknya itu mencoba bertanya lagi dengan kalimat yang hampir sama dengan ditambahi kenapa? Clara hanya diam tak menjawab.

"Setelah habis rotinya, jangan lupa untuk minum obat! Setelah itu aku bantu untuk ganti baju." Sang kakak berkata sambil melirik ke arah luka-lukanya Clara.

Dua perban pada siku -sikunya. Juga pada kedua lututnya. Masih ditambah luka dijempol kakinya yang usai diambil kukunya dari pada menganggu aktifitasnya.

Kuku pada jempol kakinya yang sudah njengat atau lepas sebagian. Jika tidak dilepas semuanya akan kesakitan saat memotong sebagian kuku itu. Dan pastinya jika menyenggol orang atau benda akan sangat sakit sekali. Dan lebih baik dilepas semuanya, agar tumbuh kuku yang baru.

"Sudah selesaikan minum obatnya? Sekarang ganti baju ya!"  sang kakak berkata seperti memerintah anak usia dibawah tujuh tahun.

"Nanti sajalah mbak, habis mandi sekalian."

"Kamu saat ini pakai seragam Clara, jika sampai rumah sudah sepantasnya ganti baju dulu biar  tidak terlalu kusut dan tidak banyak keringat yang menempel," sang menasehati seperti menasehati anak usia tujuh tahun ke bawah juga.

Clara terdiam, saat ini ia merasa diperlakukan layaknya anak kecil oleh sang kakak. Tapi memang dirinya belum bisa banyak gerak saat ini. Untuk berganti baju agak susah harus ada yang menolong. Dan sang kakak mengerti hal itu. Lira sudah menyadari saat ia memandang luka di tubuh Clara.

"Adikku ini akan kesulitan untuk sekedar berganti baju atau bahkan saat mandi dan sebagainya. Ia perlu banyak istirahat dalam waktu tiga hari atau lebih agar lukanya cepat kering dan sembuh. Supaya bisa melakukan aktifitas kembali dengan nyaman. Dan selama itu juga mungkin perlu pertolongan untuk aktifitas hariannya," gumam Lira dalam hati.

"Apa ini adikku? Mengapa bagian sekitar tengkuk banyak merah-merahnya?" tanya sang kakak saat menolong Clara untuk ganti baju seragamnya.

Dengan sangat penasaran dan mulai muncul kecurigaan serta berpikir mengapa bisa banyak tanda merah seperti itu? Bekas kerokan atau garukankah? Atau luka tambahan? Atau sesuatu telah dilakukan?.

Pikiran Lira kini tertuju kepada Roy. Juga saat bibi belum datang, tentu hanya ada Roy dan Clara. Hanya mereka berdua, baik-baik sajakah? Atau ada sesuatu yang mereka berdua lakukan hingga meninggalkan jejak seperti ini? Tapi Clara sedang terluka, apakah mungkin terjadi sesuatu yang diluar didikan dirinya juga kedua orang tua?.

Berbagai pertanyaan melintas dibenaknya. Biar bagaimana juga sang kakak ingin adiknya terjerumus ke dalam pergaulan yang terlalu bebas. Ia ingin Clara mematuhi saranya agar menjaga diri dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Menjaga kesucian dan kehormatan harus diutamakan. 

Jika saat ini Clara sedang banyak luka ditubuhnya, tentu sulit baginya untuk berbuat yang tidak semestinya. Apalagi masih seorang pelajar, dan juga sering dinasehati mama dan papanya untuk menjaga diri.

Tetapi tadi sebelum banyak orang hanya ada adiknya dan Roy berdua saja. Jika dua insan yang berbeda jenis berduaan saja biasanya akan ada godaan untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar berteman.

Rasa cemas dan khawatir menghiasi hati Lira. Satu sisi Lira berpikir jika adiknya sakit bahkan untuk berganti baju saja susah, apalagi berbuat yang tidak-tidak.

Di sisi lain ia penuh pertanyaan, mengapa ada tanda merah seperti bekas gigitan. Sambil memakaikan baju daster lengan pendek bermotif bunga warna kuning, Lira masih bertanya dalam hati.

***

"Kalian tadi sebelum aku pulang, hanya berdua sajakah?" sang kakak bertanya, membuat Clara diam sambil mengingat apa yang tadi terjadi.

"Iyalah kak, Roy tadi yang menolongku. Dia mengantar ke klinik juga membantu pembayaranya dan menemani sebelum bibi, para tetangga dan kakak datang. Bahkan Roy membuatkan teh manis hangat untukku," Clara menanggapi ucapan kakaknya.

'Maaf, aku ingin menanyakan sesuatu. Ehmm, begini..kalian saat berdua saja tidak ngapa-ngapain kan?" tanya sang kakak.

"Ya ampun. Jadi mbak curiga kami berbuat sesuatu? Aku lagi sakit kak, mana mungkin berbuat yang aneh-aneh. Banyak luka ditubuhku, mana mungkin Roy bernafsu?" Clara mencoba memberi alasan.

"Lalu mengapa ada merah-merah ini?" tanya sang kakak lagi.

"Oh, itu. Mungkin saja tadi ada luka tambahan yang tidak aku ketahui. Eh, bukan.tetapi tadi gatal dan aku minta tolong Roy untuk mengarukkan. Begitu kencangnya dia menggaruk, hingga kukunya melukai kulitku. Jadilah merah-merah," Clara mencoba berdalih lagi.

"Oh, ya sudah. Tidak perlu dibahas lagi. Aku percaya kamu menuruti saranku selama ini." Lira mencoba memahami dan mempercayai ucapan sang adik. Meski tidak seratus persen percayanya. 

"Mbak, aku sangat mengantuk dan ingin tidur segera nih," ucap Clara sambil menguap.

"Istirahatlah sana! Tidur yang lelap agar obat bisa meresap dengan baik dan proses penyembuhan berjalan dengan cepat." Lira berkata sambil menggandeng Clara menuju kamar sang adik. Ditungguinya Clara hingga terpejam saat sudah berbaring di tempat tidurnya.

Sepuluh menit Lira berada di kamar sang adik. Sesekali ia mengelus kepala dan menepuk-nepuk punggung adiknya ini seperti mamanya memperlakukan sang adik saat masih balita ketika hendak tidur.

Waktu balita Clara baru bisa tidur lelap jika dielus kepalanya dan ditepuk-tepuk punggungnya dengan halus. Tidak seenaknya apalagi sampai kasar.

Cara sang kakak ini, mengingatkannya saat masih balita dulu. Sang mama telaten atau rajin menungguinya saat belum tidur hingga terlelap dan melakukan seperti yang Lira kerjakan saat ini.

Dulu mamanya belum ada tugas ke luar kota. Masih sering di rumah sehingga bisa membersamainya dan juga Lira kakaknya.

Meski merasa diperlalukan seperti anak kecil, Clara tetap senang bisa mendapat perhatian dari kakaknya. Lira seharusnya hari ini pulang sehabis ashar atau sekitar jam lima sore.

Namun karena mendengar Clara sang adik terluka, ia diminta oleh mamanya untuk ijin pulang lebih awal agar bisa menolong Clara melakukan aktifitasnya hari ini. Dan Lira mematuhi perintah sang mama. Beruntung pimpinanya orang baik, bijaksana dan pengertian. 

Tentu Lira yang sudah hampir tiga tahun bekerja di sana mendapat ijin untuk pulang lebih awal. Bahkan pimpinan tempatnya bekerja memberikan sekedar uang untuk saku Clara dan berdoa agar adiknya cepat sembuh. Bahkan Lira sempat ijin jika adiknya sakit dan memerlukan banyak pertolongan, ia akan ijin esok harinya dan hal ini dibolehkan.

Sesaat setelah Clara terlelap, Lira keluar dari ruangan dengan luas tiga dikalikan tiga meter berhiaskan wallpaper motif bunga warna merah jambu ini. Pintu segera ditutup setelah pendingin ruangan dinyalakan. 

Segera Lira ke dapur untuk membuatkan bubur kacang hijau dan ketan hitam tak lupa mutiara sagunya. Kakanya Clara sangat tahu jika sang adik sedang sakit dari dulu biasanya hanya akan makan roti atau bubur saja. Ia tidak selera makan nasi apalagi yang lainya.

Sementara untuk minum obat, harus makan dulu. Jika hanya roti saja, takutnya akan berpengaruh pada lambung dan organ pencernaan lain yang tidak terisi. Juga dikhawatirkan akan lemas nantinya. Jika asupan makanan cukup diharapkan akan membantu kesembuhan luka-lukanya. 

Untuk masak kacang hijau dan ketan hitam ini dibutuhkan waktu yang lumayan lama. Sambil menunggu, Lira membersihkan ruangan seluruh rumah dengan menyapunya. Dimulai dari halaman, sambil sesekali menengok ke dapur. Melihat kacang hijau dan ketan hitam yang sedang direbus secara terpisah dengan air yang lumayan banyak itu.

Untuk kacang hijau ini, beberapa saat setelah mendidih dan kacang mulai mekar, akan berpisah dengan kulitnya. Kulit hijau ini dibuang dengan diambili sedikit demi sedikit saat mengambang di dalam panci. Butuh kesabaran memang jika mrmasak bubur kacang hijau dan ketan hitam ini.

Berbeda dengan bubur sum-sum yang tidak membutuhkan waktu lama saat memasaknya. Sebenarnya Lira ingin membuat bubur ini saja tetapi Clara tidak begitu suka.

Pernah dulu waktu masih SMP, Clara sakit demam beberapa hari. Nafsu makanya menurun drastis. Berulang kali dibuatkan bubur sum-sum yang cepat proses pembuatanya, namun Clara tidak mau.

Hingga sang kakak mencoba membuatkan bubur kacang hijau, ketan hitam dan mutiara. Barulah Clara bersedia memakannya. Lira juga membuatkan sari kacang hijau, sang adik sangat menyukainya. Dan sejak ia mau makan, minum obatnya jadi rutin sehingga sembuh dan bisa sekolah lagi.

Sejak saat itu sang kakak sering membuatkan bubur campur tiga macam ini. Pernah mencoba satu macam saja diantara ketiga itu. Lira dan kedua orang tuanya suka. Tetapi Clara tidak mau, akhirnya sang kakak ini selalu membuat tiga macam bubur ini jika ingin memberikanya pada sang adik.

Senja menyapa, Lira sudah selesai bersih-bersih rumah. Bubur sudah siap di meja makan. Menu lain serta beberapa buah juga terhidang di sana. Tubuh Lira juga sudah rapih dan wangi. Jemuran sudah diangkati, piring dan alat masak sudah kinclong dan tertata rapih. Namun Clara sang adik belum juga bangun dari tidurnya.

**Lanjut bacanya ya reader**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status