Share

Kenangan Gila di Kereta Api
Kenangan Gila di Kereta Api
Goldhour

Bab 1

Goldhour
Saat liburan Tahun Baru, aku ikut pacarku pulang ke rumahnya untuk bertemu orang tuanya.

Di kereta, tepatnya di gerbong tempat tidur, aku ingin mencari sensasi yang berbeda. Setelah lampu dimatikan saat larut malam, aku memanjat ke ranjang pacarku. Tak menunggu reaksinya, aku langsung memeluknya dan menciumnya dengan penuh gairah.

Aku merasa dia sedikit berbeda, tapi karena sudah dikuasai nafsu, aku tidak terlalu memedulikannya.

Namun setelah beberapa saat, aku sadar ada yang tidak beres. Ukuran ini sama sekali bukan milik pacarku!

Aku merabanya lagi, ternyata pria ini punya punya delapan otot perut. Orang ini benar-benar bukan pacarku. Pacarku tidak punya begitu banyak otot di perutnya. Dia cuma ada satu.

Aku langsung sadar sepenuhnya, gairahku langsung mereda.

Pria itu merasakan aku berhenti, lalu mengangkat kepala. Suaranya terdengar serak saat mengatakan, "Kenapa berhenti bergerak?"

Suara itu membuatku yakin bahwa aku benar-benar salah memanjat ranjang.

Berkat cahaya rembulan yang redup, aku bisa melihat wajah pria itu. Dia sangat tampan.

Namun, aku tetap mendorongnya menjauh dan berkata, "Kamu, kamu bukan pacarku!"

Pria itu tertawa pelan, lalu berkata, "Sudah terlanjur melakukannya, kenapa nggak diselesaikan?"

"Nggak usah."

Aku merasa sangat malu sampai ingin mencari celah di lantai untuk bersembunyi. Aku segera meraba-raba pakaianku yang berserakan dan memakainya.

Cepat-cepat turun dari ranjang, aku menyalakan senter ponsel. Lalu lari secepat kilat kembali ke tempat tidurku.

Namaku Natali Hudson, sudah berpacaran dengan pacarku selama tiga tahun. Sebentar lagi Tahun Baru, dia mengajakku pulang untuk bertemu orang tuanya.

Setelah selesai dari toilet tadi, tiba-tiba aku merasa bergairah. Jadi aku berpikir untuk langsung memanjat ranjang pacarku dan memberinya kejutan.

Siapa sangka, malah terjadi salah paham yang memalukan.

Aku berbaring di ranjang, bolak-balik, lama sekali tidak bisa tidur. Dalam benakku, terus terbayang tubuh kuat dan gagah pria asing itu, serta bagian khusus miliknya yang begitu keras.

Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus merokok satu batang saja untuk menenangkan diri. Aku mengenakan jaket, turun dari ranjang, dan berjalan menuju area merokok.

Saat melewati toilet, samar-samar aku seperti mendengar suara napas tersengal yang tidak terlalu keras dari dalam.

Pintunya tidak tertutup rapat. Aku mengintip melalui celah pintu.

Ternyata di dalamnya ada seorang pria sedang melakukan hal itu. Tangannya bergerak cepat, wajahnya memerah, dan keringat membasahi dahinya.

Pria itu telanjang, menonjolkan otot perutnya. Keringat membasahi tubuhnya, memancarkan hormon maskulin.

Ketika melihat jelas wajah pria itu, aku refleks menutup mulut. Bukankah ini pria yang aku tindih tadi?

Mataku membelalak, menatap lurus pemandangan itu.

Bagian khususnya itu benar-benar terlalu besar dan mengagumkan, tanpa sadar aku terpukau menyaksikannya.

Sikuku tidak sengaja menyentuh pintu, menimbulkan bunyi "tok" yang sangat pelan.

"Siapa?"

Aku kaget setengah mati dan langsung lari.

Setelah berhasil kembali ke ranjangku sendiri, aku baru bisa bernapas lega.

Untung saja sekarang lampu sudah mati, kalau ketahuan pasti sangat memalukan.

Sudah salah naik ranjang, kini malah mengintip. Orang itu pasti berpikir aku orang mesum.

Mungkin karena kejadian tadi terlalu menegangkan, aku jadi sedikit lelah dan tidak lama kemudian tertidur.

Hanya saja, aku tidak menyangka kalau aku akan bermimpi melakukan hal itu, dan pemeran utamanya adalah pria semalam.

Kali ini, suasana intim itu tidak berhenti tiba-tiba. Begitu aku menyentuh otot perutnya, pria itu dengan lembut menutup mulutku, sementara tangannya yang lain bergerak di tubuhku, melebur semua seruanku menjadi desahan lembut. Tubuhku menyerap suhu panasnya. Perlahan, aku merasakan sesuatu yang sangat keras di bagian bawah tubuhnya, yang lurus menekan perut bagian bawahku.

Aku seperti terpikat oleh kehangatan ini, gemetar meraba ke bawah, menggenggam alat vitalnya yang panas.

Aku mendengar suara pacarku memanggilku dari luar pintu.

Namun, kami berdua tidak berhenti.

Setelah bangun, wajahku memerah saat melihat celana dalam yang basah kuyup.

Aku memaki diri sendiri dalam hati, sudah cukup. Bisa-bisanya aku punya khayalan seperti itu pada pria yang baru pertama kali kutemui.

Setelah turun dari kereta, pacarku mengajakku ke area jajanan terkenal setempat dan kami menikmati makanan khas di sana. Baru pada malam harinya kami pulang ke rumahnya.

Dia bercerita sedikit tentang keluarganya, tapi aku tidak terlalu mendengarkannya. Pikiranku dipenuhi oleh insiden tak terduga di kereta api.

Sampai dia menyebut ayahnya sebagai pria yang "Punya banyak pengalaman."

"Kalau bukan karena ingin mengurusku, mungkin Ayah sudah gonta-ganti pacar sekarang. Dia itu sangat berpengalaman, dan 'bagian itu'-nya besar sekali, bahkan aku sendiri merasa minder."

Mendengar ini, wajahku langsung merona merah padam.

Di pikiranku sudah muncul beberapa adegan yang tak dapat terlukiskan.

Ayahnya bertubuh gagah dan punya banyak pengalaman. Menjadi wanita yang melakukan hal itu bersamanya ... bukannya akan menjadi pengalaman yang lebih luar biasa?

Pacarku bertanya apakah aku sangat antusias untuk bertemu dengan ayahnya. Aku mengangguk malu-malu, tetapi aku tidak berani mengatakan padanya bagaimana aku membayangkan ayahnya di dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kenangan Gila di Kereta Api   Bab 9

    Aku berlari dengan terengah-engah sampai ke kantor polisi. Orang-orang di sana berbicara Bahasa Negara Marba. Untungnya, aku sering menonton drama Negara Marba, jadi aku bisa bicara sedikit.Aku langsung melapor bahwa aku diculik.Namun, saat aku sedang panik menceritakan bahaya yang kualami, aku melihat Harvey. Kepala kantor polisi bersikap sangat hormat padanya, bahkan sampai membungkuk. Polisi yang tadi mendengarkan laporanku langsung pergi.Jantungku terasa seperti dipukul palu raksasa. Sepertinya aku terlalu naif. Mereka pasti punya latar belakang yang tidak aku ketahui, kekuasaan mereka jauh lebih besar dari yang kubayangkan.Mereka punya koneksi di mana-mana. Aku merasa sangat mustahil untuk melarikan diri.Saat aku hanya bisa pasrah dan berjalan gontai sambil ditarik oleh Harvey meninggalkan lobi kantor polisi, seorang polwan berpapasan denganku dan menyelipkan sebuah USB kecil padaku.Aku langsung tersadar.Aku segera menyembunyikannya.Setelah kembali, aku membukanya.Ternyat

  • Kenangan Gila di Kereta Api   Bab 8

    Sinar matahari pagi menyinari dari luar jendela. Seperti hari-hari damai biasanya, tapi hatiku terasa mati.Aku sangat berharap kejadian tadi malam hanyalah mimpi buruk.Meskipun aku memang sangat mencintai pacarku, pada saat yang sama, aku juga punya hasrat seksual pada kakaknya.Kenikmatan yang berlipat ganda, tentu saja membuat seseorang makin ketagihan.Namun, aku punya moral dan harga diri. Aku adalah manusia.Aku tidak bisa tenggelam dalam hal ini atau hidupku akan menjadi tidak berarti.Hubungan yang menyakiti perasaan seperti ini, hanya kenikmatan binatang betapa pun menyenangkannya.Cepat atau lambat, aku akan hancur.Maka dari itu, aku memutuskan untuk kabur. Meskipun dijaga ketat, aku harus melarikan diri bagaimanapun caranya.Namun, tuntutan serakah mereka, siang dan malam tanpa henti, membuatku sama sekali tidak punya kesempatan.Aku merasa kehidupanku setiap hari seperti seekor anjing.Sampai pada akhirnya, suatu hari, aku tidak tahan lagi. Aku memecahkan gelas kaca, lalu

  • Kenangan Gila di Kereta Api   Bab 7

    Herry menyentuh puncak kepalaku dan tersenyum. "Sayang, aku nggak akan menggodamu lagi. Sebenarnya dia bukan ayahku.""Kak, sapa pacarku secara resmi."Harvey menggandeng tanganku dan mengecupnya lembut. Dia berkata, "Halo sayangku, namaku Harvey John, kakak kandung Herry."Aku merasa otakku berhenti bekerja, situasi apa ini sebenarnya?"Jadi, kalian terus-terusan membohongiku."Mereka berdua dengan jujur mengakui bahwa semuanya sudah direncanakan sejak kejadian di kereta api.Mereka sengaja bertukar tempat hingga membuatku salah menaiki ranjang.Aku marah sekaligus terkejut. Seharusnya aku sudah curiga. Harvey sama sekali tidak terlihat seperti Ayah Herry. Dia terlihat seperti orang berusia sekitar 30 tahunan. Selain itu, Harvey John dan Herry John, jelas adalah nama dua orang bersaudara. Ditambah lagi dengan foto yang dipotong setengah itu.Saat itu, Harvey juga menjelaskan tentang wanita yang dia bawa tempo hari. Katanya, wanita itu hanya aktris bayaran. Semua itu dilakukan untuk me

  • Kenangan Gila di Kereta Api   Bab 6

    Aku tidak tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah. Aku juga tidak tahu apakah hari sudah terang, sudah gelap, atau sudah berganti hari kedua?Yang aku tahu, hanyalah pada akhirnya, tubuhku sudah nyaris remuk. Rasanya seperti ditabrak lima truk tronton, mungkin seperti ini juga rasanya.Aku kelelahan sampai lemas dan tertidur entah berapa hari dan malam.Saat terbangun, di luar sedang hujan deras disertai petir dan kilat.Aku menunduk dan menyadari bahwa pakaian yang aku kenakan sebelum tidur entah sejak kapan sudah diganti. Pakaian itu digantikan oleh kemeja pria yang beraroma tembakau.Kedua mataku ditutup dengan kain tipis, sekujur tubuhku terasa sangat pegal, dan kepalaku terasa pusing.Aku mencoba mengangkat tangan. Terdengar suara "krek-krek" yang sangat menyeramkan dalam kesunyian malam.Berkat cahaya rembulan yang samar dari luar jendela, aku baru sadar bahwa kedua kakiku terbuka lebar. Aku diikat di sebuah kursi gantung dengan posisi yang sangat memalukan.Aku langsung ters

  • Kenangan Gila di Kereta Api   Bab 5

    Keesokan harinya, cuaca sangat cerah. Pacarku dan teman-teman masa kecilnya berencana pergi bermain ski.Aku tidak mau ikut. Matahari musim dingin adalah yang paling ganas dan paling mudah membuat flek hitam di kulit. Aku tidak ingin kulitku rusak, aku ingin tetap cantik.Lagi pula, aku juga tidak bisa bermain ski. Akhirnya, aku memutuskan untuk tetap di rumah dan menonton drama. Karena ayah Herry sedang keluar untuk urusan proyek, dia tidak akan pulang seharian.Jadi, aku tidak perlu khawatir dia akan berbuat macam-macam lagi padaku.Namun, tanpa kusangka, pada sore hari dia sudah kembali.Melalui jendela, aku juga melihat ada seorang wanita turun dari mobilnya.Aku tidak berani keluar untuk menyapa mereka. Aku mengunci pintu dan bersembunyi di dalam kamar.Tapi tak lama kemudian, aku tidak bisa berpura-pura lagi.Karena dari luar terdengar suara-suara yang tak bisa kugambarkan, suara itu begitu liar dan kasar.Ada suara pria yang menghina dengan kasar dan suara wanita yang melengking

  • Kenangan Gila di Kereta Api   Bab 4

    Namun, pria yang terlihat berwibawa dan terpelajar ini, justru melontarkan kata-kata yang begitu tidak senonoh.Bahkan buruh tani yang memanen jagung di ladang pun tidak akan mengucapkan kata-kata sekasar itu.Ternyata semua itu hanyalah kedoknya. Aku sudah tertipu karena mengira dia tampan dan berkarisma. Dia benar-benar iblis yang tidak tahu malu.Tepat ketika aku berpikir, bahwa hari ini aku benar-benar tidak bisa lari dari nasib buruk ini, di luar pintu terdengar suara pacarku sedang memanggil namaku.Harvey juga terlihat agak kaget. Aku memanfaatkan kesempatan itu untuk mendorongnya, cepat-cepat merapikan pakaianku, dan berlari keluar.Pacarku bertanya kenapa aku lama sekali di dalam kamar mandi. Aku mencari alasan apa adanya untuk mengelak. Siapa sangka, dia malah bertanya apakah aku melihat ayahnya."A-aku terus di kamar mandi, mana aku tahu," jawabku.Aku berusaha bersikap tenang, takut pacarku melihat ada keanehan.Tak disangka, dia benar-benar menangkap sesuatu yang mencuriga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status