Beranda / Romansa / Kenikmatan dalam Luka / 3. Menggagalkan Pernikahan

Share

3. Menggagalkan Pernikahan

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 21:23:10

"Cobalah tersenyum lebih lebar lagi, Ari. Kita sedang sesi foto."

"Tapi, bagaimana ini semua bisa terjadi Mom?" tanya Ariana dengan tatapan menerawang.

"Mungkin kau harus tanya orang tuamu," jawab Bastian yang kini memaksakan senyum karena fotografer sudah mengarahkan.

"Stop bicara dan fokus pada kamera." Ibu Ariana memberi perintah.

Mau tidak mau, Ariana memaksakan senyumnya. Dia tentu saja tidak ingin menghancurkan foto apa pun yang ada dirinya, termasuk dengan foto pernikahan yang amat sangat tidak masuk akal ini.

"Aku tidak sangka kalian benar-benar menikah." Seorang perempuan yang terlihat sedikit mirip dengan Ariana bersuara.

"Terima kasih pujiannya, Anais. Aku harap kau tidak dijodohkan seperti aku di masa depan." Ariana tersenyum pada sang adik, walau dengan senyum sinis.

"Tidak usah sensi begitu." Kali ini anak lelaki seumuran Anais yang berbicara. "Dia hanya mengatakan isi kepalanya."

"Terima kasih Amadeus, tapi aku harap kau juga diam saja." Kali ini, Anna tersenyum pada si bungsu.

"Dari pada kalian bertengkar seperti anak kecil, bagaimana kalau kita bubar saja?" tanya Sang ayah dengan kedua alis terangkat. "Acara sudah mau mulai."

Semua orang dengan cepat bubar dan mulai melakukan apa pun juga. Jelas tidak orang yang ingin dimarahi oleh ayah mereka yang sepertinya sedang bad mood, walau masih bisa ditutupi dengan senyum politik yang tidak pernah gagal.

"Setelah bertahun-tahun, aku akhirnya bisa membedakan senyum asli Pak Alaric." Bastian memberitahu calon istrinya. "Sekarang itu senyum politik."

"Aku sudah tahu dari dulu, tapi kenapa kau masih ada di sini?" Ariana mengerutkan kening, melihat Bastian yang belum pergi ke tempatnya.

"Ini memang ruang tunggumu, tapi tidak berarti aku tidak boleh di sini kan?" tanya Bastian dengan sebelah alis terangkat. "Di luar panas."

"Karena tempat acaranya di taman." Ariana memutar bola mata dengan gemas. "Kenapa juga Mom mau pesta di taman?"

"Tapi lupakan saja itu." Bastian melambai pelan. "Yang penting adalah mantanmu tidak tahu tentang acara ini."

"Ada masalah dengan itu?" tanya Ariana dengan kening berkerut.

"Sekarang tidak, tapi akan jadi masalah kalau dia tiba-tiba saja datang mengacau."

Ariana melotot mendengar omongan lelaki di sebelahnya. Tangannya sudah bergerak ingin memukul dan dengan suara keras, pukulan itu mengenai punggung Bastian. Hal yang membuat Ariana terkejut sendiri.

"Aku sudah sering kena pukul, tapi yang satu ini cukup keras." Bukannya marah, Bastian malah tertawa pelan. "Kalau begitu, aku pergi dulu."

"Dia masih bisa ketawa?" Ariana tentu saja akan melotot melihat lelaki yang tadi dia pukul. "Padahal tadi keras sekali."

Tentu saja, Ariana tidak lagi peduli dengan Bastian. Apalagi karena acaranya sudah benar-benar dimulai dan dirinya sudah diminta untuk segera beranjak.

"Gak apa-apa, Ari." Yang empunya nama bergumam pelan. "Lebih baik menikah dengan orang yang sudah kau kenali, dari pada cowok brengsek yang suka selingkuh. Yah, walau kami sering bertengkar."

"Kenapa kau bicara sendiri?" Alaric menghampiri putrinya yang terlihat cantik dengan gaun putih berekor panjang. "Apa sekarang kau menyesal?"

"Aku akan lebih menyesal, kalau menikah dengan mantanku yang brengsek itu." Ariana mendengus kesal.

"Itu memang benar, tapi kau yakin?" tanya Alaric sekali lagi. "Maksud Dad, kalian memang teman kecil, tapi juga sering bertengkar. Menikah dengannya, sebenarnya bukan solusi."

"Dad benar." Ariana mengangguk. "Ini memang bukan solusi instan untuk aku yang mau menikah muda dan malah diselingkuhi tunangan, tapi menurutku ini juga tidak buruk."

"Tidak buruk, tapi apa sudah benar?"

Ariana terdiam mendengar ucapan sang ayah. Dia sendiri tahu kalau ini sebenarnya tidak benar, tapi Ariana juga tidak ingin kalah dari mantan bermulut kurang ajar.

"Tidak ada yang mau menikahi Ariana selain aku." Kata-kata sang mantan terus terngiang di telinga Ariana.

"Menurutku, ini sudah cukup benar." Ariana terpaksa berbohong, bahkan sampai mengangguk yakin. "Lagian, Bastian juga setuju kan?

"Tentu saja dia tidak akan berani menolak, tapi kalau ini sudah keputusanmu ...." Alaric tidak melanjutkan ucapannya, tapi langsung mengulurkan sikunya untuk digandeng.

Hal yang membuat Ariana tersenyum dan segera menggandeng tangan sang ayah. Mereka pun melangkah keluar dari ruangan, untuk menuju ke tempat acara dengan pelan dan sambil bercakap.

"Kau siap?" Alaric bertanya pada sang putri, untuk yang terakhir kalinya.

"Siap," jawab Ariana dengan tatapan lurus ke depan.

Alaric tidak lagi menanyai putrinya dan mulai melangkah, saat aba-aba untuk masuk terdengar. Cuaca di taman ini memang cukup panas, tapi mau tidak mau dia harus tersenyum di hadapan para tamu.

"Pastikan kau tidak membuat Ariana menangis," bisik Alaric, ketika mereka sudah di depan mempelai lelaki.

"Katakan itu pada mantan Ari, Sir," jawab Bastian masih bisa tersenyum.

"Berani sekali kau." Ariana mendengus pelan.

"Karena sudah terlanjur menikah, aku harus berani." Bastian terlihat cukup percaya diri.

"Kita bahkan belum sah."

"Tapi akan sah dalam beberapa menit." Bastian tersenyum tipis pada perempuan di sebelahnya.

Ariana tidak banyak bicara lagi, karena ikrar pernikahan sudah ditanyakan. Dia memilih untuk serius, setidaknya sampai acara berakhir dengan baik. Tapi, itu ternyata tidak mudah.

"BERHENTI!" Seseorang berteriak, tepat ketika mempelai akan bertukar cincin. "HENTIKAN PERNIKAHAN INI."

"Mau apa lagi orang gila itu datang?" desis Ariana dengan mata melotot.

"Hanya ada dua alasan mantan datang ke nikahan mantannya." Bastian menanggapi dengan tenang, sambil tetap memasangkan cincin di jari Ariana. "Dia memberi restu atau menggagalkan pernikahan."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kenikmatan dalam Luka   136. Kado Ulang Tahun (TAMAT)

    "Kenapa mukamu terlihat tegang sekali?" Ariana bertanya diiringi tawa pelan. "Memangnya kau tidak tegang?" tanya Bastian yang melotot menatap istrinya. "Kita akan dilihat ratusan atau mungkin ribuan orang loh." "Jangan berlebihan, Bas. Undangan yang disebar bahkan tidak sampai lima ratus orang, jadi tidak mungkin ada ribuan orang. Dan aku sama sekali tidak merasa tegang." "Aku rasa kau sudah terbiasa diperhatikan banyak orang." Bastian mengangguk pelan. "Kau pernah ikut ayahmu melakukan kunjungan kerja kan?" "Beberapa kali waktu masih kecil." Ariana juga mengangguk. "Tapi aku sudah tidak terlalu ingat lagi." "Kau mungkin tidak ingat, tapi alam bawah sadarmu ingat." "Tapi bukankah dulu kau juga pernah ikut Mom kunjungan kerja?" Ariana bertanya dengan kening berkerut. "Kalau tidak salah waktu itu kita bersama-sama pergi ke panti asuhan dan kau ikut untuk membantu menjaga adikku." "Sepertinya aku ingat itu." Bastian mengangguk pelan. "Anais kalau tidak salah masih dua tahun

  • Kenikmatan dalam Luka   135. Diskusi

    "Ini gila." Ariana melotot pada tumpukan brosur di depannya. Belum ditambah dengan apa yang harus dia lihat di komputer dan ponsel."Apanya yang gila?" Elian bertanya dengan sebelah alis terangkat. "Mempersiapkan pernikahan benar-benar sangat susah," ucap Ariana menyugar rambutnya. "Yah, memang seperti itu kan?" Elian mengedikkan bahunya. "Apalagi kali ini pestanya akan dirayakan dengan sangat meriah. Biar bagaimana, kau itu masih anak Alaric Crawford.""Berhenti bawa-bawa nama Crawford." Ariana mengeluh. "Rasanya bikin kesal saja.""Hei, kau tidak boleh begitu." Elian tanpa canggung menegur atasannya. "Kau harusnya bersyukur, karena masih punya keluarga. Apalagi kau punya keluarga yang kaya.""Di luar sana, masih banyak loh orang yang butuh kasih sayang keluarga dan butuh uang. Jadi, selama kau masih punya semuanya dan berlebih, sebaiknya kau bersyukur saja."Ariana mengedipkan kedua mata, menatap sang asisten. Jujur saja, dia tidak menyangka kalau Elian yang biasanya seriu

  • Kenikmatan dalam Luka   134. Maaf yang Tak Perlu

    "Maaf, tapi apa Dad bisa ulangi sekali lagi?" tanya Ariana dengan kedua alis yang terangkat."Sebenarnya, kalian tidak benar-benar menikah." Alaric tidak keberatan menjelaskan ulang. "Yang kemarin itu hanya pesta, tapi pendaftaran pernikahannya tidak benar-benar dilakukan.""Datanya semua ada dan lengkap, tapi aku meminta pihak catatan sipil untuk menangguhkan pendaftaran pernikahannya," lanjut Alaric pelan. "Maaf untuk semua itu dan aku sama sekali tidak akan membela diri atas apa pun tuduhan kalian."Bukan hanya Ariana dan Bastian saja yang melongo, tapi Anna dan Landon juga melakukan hal yang sama. Mereka tidak pernah menyangka kalau selama ini sudah dibohongi dan jujur saja, itu rasanya menyakitkan."Apa yang membuatmu setega itu pada anak sendiri?" Anna bertanya dengan mata berkaca-kaca. "Bukan hanya pada Ariana, tapi juga Bastian dan aku.""Maaf." Hanya itu yang bisa Alaric ucapkan dengan kepala tertunduk, tanpa pembelaan apa pun. Sesuai dengan apa yang tadi dia ucapkan.

  • Kenikmatan dalam Luka   133. Pernikahan yang Benar

    "Aku menolak menjadi saksi si sialan itu," desis Ariana dengan mata melotot."Tapi Mrs. Jackson ....""Kau pikir aku ini orang gila ya?" hardik Ariana dengan mata melotot, pada lelaki berpakaian rapi yang duduk di depannya. "Tidak orang yang mau jadi saksi dari mantan yang cari gara-gara, apalagi dengan tujuan membelanya.""Mrs. Jackson." Lelaki yang berpakaian rapi itu masih mencoba membujuk. "Sesuai yang kau katakan, kalian adalah mantan. Pasti ada kenangan indah dan salah paham yang terjadi, termasuk tentang kasus ini.""Salah paham kepalamu?" hardik Ariana sudah bangkit dari kursi kerja yang dia tempati sejak tadi. "Mana ada salah paham, setelah semua bukti yang ada." "Kau ini beneran pengacara bukan sih? Bukti sejelas itu saja masih mau menyangkal lagi.""Baiklah." Lelaki yang adalah pengacara Romeo itu pada akhirnya mengangkat tangan. "Aku tidak akan membahas masa lalu, tapi setidaknya bermurah hatilah. Demi kemanusiaan ....""Demi kemanusiaan?" tanya Ariana makin melot

  • Kenikmatan dalam Luka   132. Masalah Mantan

    Ariana melangkah dengan ceria. Hal yang sangat jarang terjadi, tapi tidak ada yang memperhatikan dia, karena sekarang Ariana sedang baru sampai di kantor Bastian. Setelah lama tidak masuk kantor, hari ini pada akhirnya Bastian mengunjungi tempatnya bekerja beberapa tahun ini. Bukan untuk kembali bekerja, tapi untuk mengundurkan diri secara resmi dan mengambil barang-barangnya. "Hai, aku kau ketemu Bastian dari kantor ....""Madam Ariana kan?" tanya si resepsionis dengan senyum lebar. "Sir Bastian sudah memberi tahu sebelumnya, jadi kau tidak perlu menitipkan identitas.""Okay." Ariana hanya mengangguk, sambil mengambil tanda pengenal untuk tamu. "Apa mau diantar juga?" Si resepsionis kembali bertanya. "Tidak perlu. Aku tahu jalannya."Ariana kembali melangkah dengan sangat senang. Terlihat jelas dari senyum yang merekah di wajahnya. Ariana bahkan mengangguk pelan pada setiap orang yang tersenyum padanya, bahkan dengan sopan bertanya pada pegawai kantor sang suami. "Sir B

  • Kenikmatan dalam Luka   131. Hadiah untuk Anak Baik

    Ariana, Bastian dan Anna melirik ke atas dengan takut-takut. Lebih tepatnya, hanya Bastian dan Anna yang seperti itu, karena sekarang mereka sedang berhadapan dengan Alaric Crawford. Hanya Ariana saja yang bisa menunjukkan keberaniannya, walau hanya dalam lirikan mata."Apa Dad punya sesuatu yang mau dikatakan, atau punya masalah?" tanya Ariana dengan tenang. "Kau masih bisa bicara seperti itu?" Alaric malah balas bertanya dengan mata melotot. "Tentu saja bisa. Aku kan masih punya mulut dan tidak bisu," balas Ariana malah terlihat menantang. Alaric menggeram kesal. Dia marah, tapi mau berteriak pun rasanya tidak tega. Apalagi sang istri sudah terlihat memelas. "Kenapa kalian tidak bilang mau pergi ke klub entah apa itu, bahkan membawa ibu kalian dan tanpa pengawalan." Pada akhirnya, hanya itu yang bisa dikatakan oleh Alaric. "Kami bawa pengawal," jawab Ariana tanpa keraguan. "Memang tidak masuk sampai ke dalam klub, tapi kami bawa. Lalu soal Mom, dia sendiri yang mau ikut.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status