Share

Bab 31

Author: MXXN
last update Last Updated: 2025-08-28 09:00:49

"Coba lagi, Bu," terdengar suara Pak Karyo. "Rileks tenggorokannya."

Lalu suara-suara tersedak itu berlanjut. Maya mencoba lagi. Dan lagi. Dan lagi.

"Bagus... Bu Maya pinter..."

Irwan merasakan sakit fisik di dadanya. Seperti seseorang mencabik-cabik jantungnya dengan pisau tumpul. Ereksinya yang tadi mengganggu kini hilang sepenuhnya, digantikan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Kenapa Maya mau melakukannya untuk Pak Karyo? Apa yang dimiliki pembantu mereka yang tidak Irwan miliki? Apa karena Pak Karyo lebih dominan? Lebih maskulin? Apa karena tangan kasarnya yang terbiasa kerja fisik? Apa karena tubuhnya yang lebih kekar dari Irwan yang ramping?

Atau... apa karena Pak Karyo bisa memberinya anak?

Pikiran itu memukul Irwan seperti palu. Apa Maya begitu putus asa ingin hamil sampai rela melakukan apapun yang diminta Pak Karyo? Apakah itu alasannya?

Tapi suara-suara Maya tidak terdengar seperti wanita yang putu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Keperkasaan Tukang Kebon   Bab 45

    Suara langkah kaki dari dapur membuat Maya terdiam. Pak Karyo muncul dengan membawa nampan berisi hidangan utama beef wellington yang sempurna dengan saus red wine. Ironi pahit dari makan malam romantis yang seharusnya mereka nikmati berdua.Pak Karyo bergerak dengan efisiensi yang sama seperti biasanya. Sikapnya tetap profesional, punggungnya sedikit membungkuk saat meletakkan piring-piring di hadapan mereka. Namun ada sesuatu yang berbeda dalam caranya berjalan-percaya diri yang sedikit lebih tinggi, langkah yang sedikit lebih tegas."Selamat menikmati, Pak, Bu," ucapnya sopan.Saat menuangkan air untuk Maya, posisinya sedikit berubah. Tubuhnya condong ke arah Maya, bibirnya hampir menyentuh telinga wanita itu. Napasnya yang hangat menggelitik kulit Maya saat dia berbisik."Mulut Bu Maya enak banget, bisiknya dengan suara rendah yang hanya bisa didengar Maya. "Makasih udah bikin saya jadi pria pertama yang Bu Maya puasin pake mulut. Istri saya a

  • Keperkasaan Tukang Kebon   Bab 44

    Maya akhirnya turun untuk makan malam. Setiap langkahnya hati-hati dan sedikit terpincang jejak aktivitas intens yang baru saja dia lewati. Dia berjalan dengan postur aneh, berusaha menjaga agar benih Pak Karyo tetap di dalam, tidak ingin menyia-nyiakan sedikitpun.Lingerie hitannya yang kusut dia tutupi dengan jubah tidur sutra, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan bekas-bekas kemerahan yang menyembul di leher dan dadanya. Rambutnya yang basah oleh keringat dibiarkan tergerai, terlalu lelah bahkan untuk menyisir. Make-up yang luntur oleh keringat dan air mata kenikmatan tidak dipoles ulang, membiarkan wajahnya menampilkan rona pasca bercinta yang begitu kentara."Tiga jam, Irwan berkata pelan, menatap istrinya yang berjalan tertatih. Suaranya datar, tapi matanya memancarkan campuran kecewa dan cemburu yang mendalam..Maya duduk dengan sangat hati-hati, menahan erangan saat bagian sensitifnya menyentuh kursi. Dia melihat ekspresi Irwan dan langsung merasa

  • Keperkasaan Tukang Kebon   Bab 43

    "Rahimku... penuh... Maya berbisik dengan suara pecah, air matanya mengalir tanpa sadar akibat intensitas. orgasme yang dialaminya. Vaginanya masih berkedut-kedut, mencengkeram erat kejantanan Pak Karyo, memeras hingga tetes terakhir. "Kayaknya... pasti hamil... dengan sebanyak ini..."Tapi bukannya langsung berhenti, Pak Karyo tetap memeluk Maya dari belakang. Tangannya yang kasar membelai perut Maya dengan lembut. "Istirahat dulu, Bu, bisiknya, mengecup bahu Maya yang penuh bekas kemerahan. "Biar spermanya meresap dengan baik. Biar Bu Maya cepet hamil."Maya tersentak kaget saat Pak Karyo bukannya menarik diri seperti biasanya, tapi justru tetap diam di posisinya, memeluk tubuhnya dari belakang dengan kejantanannya masih tertanam dalam di rahimnya. Dia bisa merasakan dada bidang pria itu menempel di punggungnya, napasnya berat menyapu tengkuk Maya yang basah oleh keringat.Aneh... ini sentuhan yang paling intim yang pernah kurasakan. Kok justru dengan di

  • Keperkasaan Tukang Kebon   Bab 42

    "Ronde terakhir," Pak Karyo mengumumkan setelah Maya membersihkan kejantanannya sampai mengkilap. "Bu Maya siap? Tanpa menunggu jawaban, dia membalikkan tubuh Maya, mendorong wanita itu ke tempat tidur. "Saya mau Bu Maya nungging. Biar spermanya... masuk lebih dalam."Maya menurut tanpa protes, memposisikan dirinya seperti yang diperintahkan. Lingerie hitamnya yang sudah kusut tersingkap, menunjukkan bekas-bekas kemerahan di kulitnya yang putih tanda dominasi Pak Karyo yang semakin berani.Awakmu wani ngelawan ora? Orang mung gur perkoro raiso utowo ora gelem? (Kamu berani melawan tidak? Tidak. Masalah tidak bisa atau tidak mau?) Pak Karyo membatin puas, menikmati bagaimana Maya langsung menurut tanpa bertanya. Kekuasaan ini membuatnya mabuk, bukan karena status atau kedudukan, tapi karena melihat seseorang menyerah sepenuhnya pada kehendaknya.Dia menungging dengan patuh, memperlihatkan vaginarıya yang merah dan bengkak, masih basah dan berkedut-kedut men

  • Keperkasaan Tukang Kebon   Bab 41

    Maya mengeluarkan suara tersedak kecil. Matanya berair menatap ke atas, menemukan Pak Karyo yang sedang memandangnya dengan tatapan puas."Tapi setelah dua kali keluar, kontol saya butuh lebih." Jari-jari Pak Karyo meremas rambut Maya, menahannya tetap di posisi. "Yang kayak gini nggak cukup. Harus lebih dalem."Kejantanannya bergerak sedikit di dalam mulut Maya, menyentuh langit-langit mulutnya. Maya mengerang pelan, getaran dari suaranya membuat Pak Karyo mendesah nikmat."Harus masuk sampe tenggorokan. Pak Karyo mendorong pinggulnya maju sedikit, membuat Maya nyaris tersedak lagi. "Kalo cuma dijilat biasa, nggak bakal bisa keras lagi buat ronde tiga."Maya mencoba bernapas melalui hidungnya. Pikiran bahwa dia berlutut di depan pembantunya sendiri, dengan mulut penuh kejantanan pria itu, membuat perutnya bergejolak aneh. Campuran malu dan... gairah yang tidak seharusnya ada."Bu Maya juga mau kan?" Pak Karyo menekan lebih dalam, membuat

  • Keperkasaan Tukang Kebon   Bab 40

    Maya terbaring lemas di ranjang, tubuhnya masih gemetar dari ronde terakhir yang baru saja mereka selesaikan. Keringat membuat lingerie hitamnya menempel pada kulitnya seperti lapisan kedua, kusut dan berantakan setelah bergumul berjam-jam. Sesi mereka jauh lebih intens dari pertemuan di hotel—kali ini tanpa pengaruh Valium, dengan kesadaran penuh, membuat setiap sensasi terasa begitu nyata dan mentah."Ya ampun..." Maya berbisik terengah, matanya setengah terpejam menatap langit-langit. Sudah berapa kali dia klimaks? Dia kehilangan hitungan. Tubuhnya terasa lemah namun puas, perutnya masih terasa hangat oleh benih Pak Karyo yang berhasil dia tampung dalam-dalam.Pak Karyo bangkit ke posisi duduk, mengamati Maya yang masih terengah-engah. Tubuh kekarnya yang kuat tampak berkilau oleh keringat, otot-otot perutnya yang keras terlihat jelas di bawah sinar lampu kamar. Berbeda dari Irwan yang biasanya langsung tertidur setelah satu kali klimaks, Pak Karyo masih terliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status