Home / Fantasi / Keputusan Hera / Bukan Manusia

Share

Bukan Manusia

Author: Maoni
last update Last Updated: 2022-11-02 11:00:29

Hera menikmati hembusan angin meski merasa seakan-akan bisa terjatuh dari motor kapan saja. Ia berpegangan pada apa saja yang bisa diraihnya. Namun yang paling membuatnya merasa aman adalah ketika Hera berpegangan pada pinggang lelaki itu. Ia kagum bagaimana Eggy bisa menjaga keseimbangan kuda besinya. Seperti anak kecil, Hera menoleh ke kiri dan kanan mengamati setiap bangunan dan kendaraan lain yang ia lewati.

Hari masih cukup pagi. Namun jalanan sudah mulai sepi karena waktu berangkatnya para karyawan kawasan industri telah terlewati. Eggy telah memasuki area perniagaan Karawang di mana jejeran toko yang memamerkan barang dagangan mereka nampak sudah mulai buka. Hera melihat setiap toko yang mereka lewati dengan kekaguman di matanya. Banyak pertanyaan muncul di kepalanya. Tapi suaranya tak mungkin mengalahkan suara berisik motor Eggy.

Mereka tiba di pelataran parkir sebuah gedung kembar yang cukup tinggi dengan jembatan di atas jalan raya sebagai penghubungnya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Keputusan Hera   Yang Tertua

    Gjorrak melemparkan tubuh dan kepala Typhon ke arah hutan seolah makhluk raksasa itu hanya seberat ranting pohon. Mendadak langit cerah tak berawan di atas padang rumput itu berubah menjadi hitam dengan sangat cepat. Semburat kemerahan menyerupai urat-urat lahar muncul dan di antara awan-awan hitam dan bergerak serempak memutar ke satu arah. Secepat kemunculannya, awan hitam dan merah itu membentuk sebuah pusaran raksasa seperti mata badai. Dari tengah-tengahnya, tentakel hitam raksasa meliuk-liuk menjijikkan. Tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka pusaran awan itu jatuh dengan sangat cepat ke arah Gjorrak dan menarik Hera, Shamash dan Ishtar dengan kuat.Semuanya berlangsung terlalu cepat bagi sang ratu hingga ia tak sempat bereaksi selain hanya memejamkan mata. Lambat laun, seluruh indera Hera berhasil mencerna keadaan di sekitarnya. Hening. Namun ada samar-samar suara kehidupan. Begitu membuka mata, Hera menemukan dirinya berada dalam sebuah ruangan yang berantaka

  • Keputusan Hera   Typhon

    Hera merasakan kembali apa yang ia rasakan saat berpindah dimensi. Sang ratu berada dalam kegelapan yang luar biasa dan seakan melayang tanpa ada sesuatu apapun untuk berpegangan. Namun kali ini berbeda dari sebelumnya. Ia merasa sangat tak sabar ingin tiba dan mengetahui nasib lelaki yang dicintainya. Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam lengannya!"Ini aku, Caca!"Nama tersebut membuat Hera berhenti meronta."Kau terdengar berbeda—tunggu! Aku juga terdengar berbeda!"Caca tertawa mendengar Hera yang terkejut."Kita semua kembali ke wujud asli di sini, Hera. Kau bisa memanggilku Ishtar.""Ishtar?""Itu namaku. Para pemuja dari wilayah lain ada yang memanggilku Inana. Tapi aku lebih suka dipanggil Ishtar.""Aku tak bisa melihatmu.""Tak ada yang perlu dilihat. Semuanya hitam di lorong antar dimensi ini. Nanti juga kau bisa melihat wujudku setelah kita sampai.""Kau terdengar sangat berwibawa."

  • Keputusan Hera   Dewi Dari Dimensi Lain

    Hera masih belum mau mendekat ke arah dua dewa-dewi kembar di hadapannya. Ia belum bisa memutuskan untuk mempercayai mereka atau tidak. Keduanya bisa saja utusan Zeus. Siapa tahu?"Kami datang dari dunia yang lebih tua dari duniamu, Hera," Caca memulai penjelasannya. "Olympus mungkin belum mengalami apa yang kami alami. Tapi kekuatan serta keabadian yang dimiliki dewa dan dewi sangat bergantung pada manusia yang memujanya. Untuk itulah dewa-dewi menciptakan keajaiban yang baik ataupun buruk. Semua itu agar manusia tunduk dan menyembah kami baik karena didasari rasa kagum maupun rasa takut.""Ketika manusia di dunia kami mengetahui hal itu, mereka meninggalkan kuil-kuil dan melupakan kami," sambung Angga. "Dari sepuluh dewa-dewi terkuat di Mesopotamia, hanya kami berdua yang tersisa. Yang lainnya musnah tanpa jejak seperti debu tertiup angin.""Kami sebetulnya tak tahu kalau kau adalah Hera, ratu Olympus yang ada dalam mitologi dunia ini. Eggy yang memiliki

  • Keputusan Hera   Wai Gym

    Hera terkejut hingga matanya yang indah terbelalak. Namun belum sempat ia berkata apapun, terdengar bunyi pintu belakang digedor. Perempuan itu hanya bisa menatap punggung Eggy yang bergegas meninggalkan kedai. Setelah menghela napas untuk menenangkan diri, Hera pun mengikutinya ke pintu tempat ia pertama bertemu lelaki yang membuatnya jatuh cinta itu.Di ambang pintu belakang, Hera melihat sesosok pria tinggi besar berbicara serius dengan Eggy. Hera yang sebelumnya merasa agak kecewa oleh penolakan Eggy menjadi tegang melihat lelaki itu tampak gusar. Ia baru pertama kali melihat lelaki yang biasanya tersenyum itu berwajah seakan sedang marah. Bahkan saat bertarung pun, ia selalu tersenyum. Tapi pembicaraan mereka yang pelan membuat Hera tak bisa sedikit mencuri dengar."Oh! Hai, Hera! Kukira kau sudah tidur," pria tinggi besar berambut cepak itu berkata."Aku sedang berada di kedai, Angga. Dimana Caca?""Dia di rumah. Kami bukan kembar siam yang

  • Keputusan Hera   Kunjungan Singkat

    Kedua mata Hecate bertatapan dengan mata Hera dan Eggy. Sekilas, sebuah pendapat muncul dalam pikiran sang dewi misteri. Hera yang berwujud manusia perempuan cantik tak hanya tampak serasi tapi juga bahagia berdampingan dengan Eggy yang berwujud manusia lelaki tampan, tinggi dan atletis itu.Tapi Hecate segera mengenyahkan pikiran tersebut. Ia tahu siapa Eggy sebenarnya. Kala terlepas dari jasad manusianya setelah bersentuhan dengan Eggy, ia ditarik oleh kekuatan yang sangat besar menembus dinding kamar Hera sesaat setelah lelaki itu meninggalkan sang ratu sendirian. Eggy memperlihatkan wujudnya yang asli pada Hecate. Dan hal tersebut membuat sang dewi Dunia Bawah merasa sangat ketakutan."Kenapa kau malah melamun, Hecate?" Pertanyaan Hera membuyarkan pikiran sang dewi."Ah, tidak," kilah Hecate yang takut dengan tatapan Eggy. "Aku hanya teringat pada Argyre setelah melihat wujud kalian berdua.""Kita memang berada di wilayah Salakanagara yang kau

  • Keputusan Hera   Hecate

    Perempuan yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang Hera tiba-tiba membelalakkan matanya. Dengan cepat, ia segera bangkit dan duduk tegak dengan wajah tegang menatap Hera. Perempuan itu sebetulnya cantik andaikata kulitnya tidak putih pucat seperti tak pernah terkena sinar matahari."Kau sudah siuman, Hecate?" tanya Hera seraya tersenyum.Meski tinggal di Dunia Bawah, dewi keturunan titan itu tahu kalau Hera hampir tak pernah tersenyum. Tapi kengerian yang ia rasakan jauh melampaui keheranannya. Hecate baru hendak membuka mulut mungilnya ketika pintu kamar mendadak diketuk dari luar. Rasa takut yang amat sangat terlukis jelas di wajahnya manakala Hera membuka pintu. Eggy terlihat berdiri di sana."Kau belum makan malam, Hera," ujar lelaki itu sambil menatap sang dewi dengan lembut.Hera berusaha untuk tetap bersikap dingin pada Eggy. Tapi wajahnya malah tersipu saat teringat pada kata-kata lelaki itu."Kau juga belum makan." B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status