Share

Bab 5

Author: Tarasari Thalia
"Ah!"

Tania menjerit.

Stella tanpa sadar mengulurkan tangan untuk meraihnya, tetapi dia hanya menyentuh sudut pakaiannya dan mencabut sebuah kancingnya.

Felix kebetulan berjalan keluar dari sudut dan berlari menghampiri ketika mendengar suara itu.

Di depannya ada Tania yang berguling menuruni tangga, dan Stella yang tampak mengulurkan tangannya.

Felix pun mendorong Stella, bergegas turun dan menggendong Tania.

"Tania, sadarlah!"

Tania mencengkeram lengan Felix dengan ekspresi kesakitan, "Felix, jangan salahkan Stella, dia cuma nggak suka Debora, aku cuma memberinya nasihat, jadi dia marah."

Setelah berkata demikian, dia pingsan dalam pelukannya.

Felix tiba-tiba menoleh dan melotot ke arah Stella yang didorongnya hingga terjatuh.

"Stella, kamu tahu yang paling kubenci adalah orang bermuka dua."

Felix menggendong Tania dan pergi ke rumah sakit, "Sebaiknya kamu berdoa agar Tania baik-baik saja, kalau nggak jangan salahkan aku nggak hargai hubungan kita."

Mendengar suara mobil di bawah, Stella mengangkat telapak tangannya yang tergores batu.

Berdarah.

Ketua panti yang mendengar suara itu pun datang untuk membantu Stella berdiri. Dia tampak ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak jadi.

Stella melepas syal sutra dari lehernya dan membungkus lukanya, "Ketua panti, aku sudah jadi relawan selama bertahun-tahun, kupikir kita sudah berteman."

Saat itu kebetulan jam makan siang di panti asuhan dan anak-anak berhamburan keluar.

Melihat Debora yang melompat-lompat, ketua panti berkata, "Debora sangat beruntung, dia sangat akrab dengan Tuan Felix, mereka seperti ayah dan anak kandung."

Dalam perjalanan pulang, Stella menghubungi nomor yang telah tersimpan di kontaknya, tapi tidak pernah dihubungi selama lima tahun.

Telepon itu hanya berbunyi satu kali, kemudian diangkat.

Suara Eric Sumanto yang malas terdengar, "Ada apa Nona Stella tiba-tiba bersedia meneleponku?"

Stella mengabaikan sarkasme dalam kata-katanya dan langsung ke intinya.

"Eric, apa perjanjian pernikahan kita masih berlaku?"

Eric tertawa di telepon, "Nona Stella, kamu bercanda ya? Kamu sekarang sudah nikah. Kalau mau cari gigolo, kamu salah orang."

Stella mengulangi dengan sabar, "Aku cuma mau tanya, apa perjanjian pernikahan itu masih berlaku?"

Eric tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke mikrofon, "Nona Stella mau selingkuh denganku?"

Kesabaran Stella telah habis, "Anggap saja aku nggak pernah meneleponmu."

Setelah menutup telepon, Stella memarkir mobilnya di pinggir jalan.

Tampak ada pesan dari Tania di ponselnya.

[Stella, gimana rasanya jadi istri palsu selama lima tahun?]

[Coba tebak apa yang sedang dilakukan Felix sekarang?]

Setelahnya, masuk sebuah pesan gambar.

Felix mengenakan setelan jas mahal dan berjongkok di lantai sambil mengikat tali sepatu Tania.

Kancing manset yang dikenakannya adalah yang dipilih Stella untuknya.

Telapak tangannya yang tadinya sudah berhenti berdarah, pun mulai berdarah lagi karena memegang ponsel terlalu erat.

Lalu ponselnya tiba-tiba berdering, itu telepon dari Eric.

"Nona Stella masih saja nggak sabaran, kalau saja cukup teliti, pasti sudah tahu kalau akta nikah itu palsu, 'kan?"

Eric memang tahu banyak hal, hanya dalam tiga menit, dia berhasil menemukan kebenaran yang baru dia temukan setelah 5 tahun tertipu.

Tangan Stella yang memegang ponsel pun jadi makin erat. "Tuan Eric, aku di sini bukan untuk dengar kamu menyindir, aku cuma mau tanya..."

Eric memotong perkataannya dengan suara rendah, "Berlaku, berlaku selamanya."

Stella bingung, "Apa maksudmu?"

Eric sangat jarang serius. "Maksudku, perjanjian pernikahan antara aku dan kamu berlaku selamanya. Selama kamu mau, aku siap jadi suami sahmu, Stella."

Setelah jeda yang panjang, Stella akhirnya berbicara.

"Aku masih harus urus beberapa hal di Kota Berthil, sampai jumpa di depan Dinas Catatan Sipil Kota Sulin Senin depan."

Eric kembali menggunakan nada sinisnya, "Awas kalau kamu nggak datang ya."

Stella pun balas dengan berkata, "Kekanak-kanakan." Lalu dia tutup teleponnya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 26

    “Sekarang, mari kita sambut pengantin wanita kita hari ini, Stella!”Pintu ruangan perlahan terbuka dan seberkas cahaya bersinar. Iring-iringan acara pernikahan pun terdengar saat Stella berjalan menuju Eric sambil membawa bunga di tangannya. Ini adalah kedua kalinya Stella memasuki acara pernikahan, pernikahannya yang pertama bahkan berakhir hancur. Sementara kali ini, dia juga tidak cukup yakin dia bisa bahagia. Pada detik ini, dia bahkan ingin berbalik dan melarikan diri. Di atas panggung, Eric sangat gugup hingga jari-jarinya sedikit tertekuk. “Stella!”Di meja pengantin wanita di bawah panggung, orang tua Stella menatapnya dengan air mata membasahi mata mereka.Di meja yang sama, ada kerabat Stella, teman sekolah dan sahabat Stella. Mereka melambaikan tangan padanya dan berkata, “Selamat.” Stella pun berdiri di tempat dan tertegun, air mata mengalir di matanya. Pembawa acara hendak mendesaknya, tetapi dihentikan oleh Eric. Eric merapikan dasi kupu-kupunya dan berjalan me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 25

    Felix sangat bangga sekaligus kecewa karena semua orang hanya diam. “Aku datang ke sini hari ini tanpa diundang karena aku ingin ucapkan selamat pada Tuan Eric secara langsung atas pernikahannya.” Eric tetap tenang dan membiarkan Felix menggila.“Aku punya beberapa foto di sini yang ingin aku tunjukkan pada keluarga dan teman-teman pengantin wanita.” Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Eric dan Stella yang tengah bertingkah mesra.Eric menyarankan dengan bijaksana, “Layar ponsel Tuan Felix terlalu kecil, gimana kalau diproyeksikan ke layar besar?”Felix mencibir, “Itu lebih bagus.” Setelah petugas mengaturnya, ponsel Felix berhasil dihubungkan ke layar elektronik besar di belakangnya.Felix sangat bangga, “Apa wanita dalam foto itu kekasih Tuan Eric yang diam-diam ditemui tanpa diketahui tunangannya? Aku mau tahu gimana Tuan Eric mau jelasin ini?”Eric mendengus dingin, “Tuan Felix, apa kamu mengenali wanita di foto itu?”“Tentu saja! Dia itu

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 24

    Malam sebelum acara pernikahan, Stella mengusir Eric dengan alasan kedua mempelai tidak boleh bertemu sebelum acara pernikahan.Eric berkata dengan sedih di balik pintu, "Istriku, gimanapun besok kita akan tidur bersama, jadi biarkan aku masuk."Tapi Stella malah mengunci pintu. "Nggak, ini adalah tradisi. Kalau aku izinkan kamu masuk, nanti jadi sial."Mendengar itu adalah hal yang sial, Eric langsung setuju. "Hanya saja aku sangat merindukanmu, aku harus gimana?"Stella memutar matanya tak berdaya, "Eric, kita baru berpisah kurang dari lima menit."Stella tidak pernah menyangka Eric ternyata adalah budak cinta dan manja. Setelah Eric pergi dengan tidak rela, Stella berbaring di tempat tidur, tapi sama sekali tidak bisa tidur. Besok sudah akan menikah dengan Eric. Meski selama beberapa hari ini, mereka sangat bahagia bersama, tapi pernikahan dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda, jadi dia tentu saja tetap merasa gugup. Terlebih lagi, setelah dikecewakan oleh Felix, dia b

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 23

    Stella berpikir bahwa karier Eric sepuluh kali lebih sukses daripada Felix, jadi dia pasti punya lebih banyak kerjaan.Jadi dia tidak memiliki harapan apapun terhadapnya dalam pernikahan yang akan datang. "Itu cuma pernikahan bisnis tanpa dasar perasaan."Itulah yang dikatakannya kepada sahabatnya. Namun Eric malah muncul di setiap sesi persiapan pernikahan. Dia sendiri yang memilih tempat acara pernikahan dan mengawasi semua dekorasi interiornya. Bagaimanapun, dia adalah lulusan dari sekolah seni terbesar di Eropa, Universitas Seni Dolon, dengan gelar ganda dalam kurasi desain dan manajemen industri kreatif. Cincin pernikahannya juga dia minta seseorang untuk mendesainnya secara khusus, tidak ada duanya. Bahkan dalam pemilihan gaun pengantin, dia menghormati pendapatnya dan memberikan rasa partisipasi yang cukup. Sebagai contoh, gaun pengantin model putri duyung ini adalah hasil karya kelulusan Eric. Eric tampak duduk di sofa rendah, tidak ada tempat untuk meletakkan kakinya y

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 22

    Tania segera merapikan dirinya dan tersenyum, yang menurutnya adalah senyuman manis. Dia mencondongkan tubuh ke depan, setengah memperlihatkan payudaranya. "Tuan Eric, kamu yang telah menyelamatkanku? Apa kamu mau aku balas dengan tubuhku?"Sekretaris itu segera menarik kerah bajunya dan menariknya ke samping. Eric pun duduk dan berbicara dengan suara acuh tak acuh. "Kamu? Emang kamu pantas?"Ekspresi wajah Tania berubah. Meskipun dia tidak secantik Stella, tapi dia juga cukup manis dan cantik. Mengapa di mata Eric, dia sejelek ini? Dia pun duduk kembali di meja makan, "Bilanglah, apa yang harus aku lakukan?"Eric berjanji memberinya sepuluh miliar, dia bisa bawa Debora pergi dari panti asuhan dan mereka berdua bisa pergi jauh. "Siapa ayah kandung Debora?"Jika Eric ingin menggunakan Tania yang tidak stabil untuk melawan Felix, tentu saja dia harus mengetahui kelemahannya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan wanita gila ini saat dia menjadi gila. Tania mengerutkan bib

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 21

    Begitu Felix terbangun pagi itu, dia mendapat kabar baik.Dia sudah dapat undangan pernikahan Eric. Felix memandanginya dan melihat undangan itu terbuat dari emas murni dan bertatahkan safir utuh di dalamnya. "Gampang banget dapat undangannya, tampaknya Keluarga Sumanto nggak semisterius rumor yang beredar.""Keluarga Sumanto sangat aneh, hanya ada nama pengantin pria di undangan, nggak ada nama pengantin wanita."Namun, Felix tidak peduli siapa pengantin wanitanya, palingan adalah salah satu putri keluarga kaya raya. Dia menoleh ke asistennya dan bertanya, "Apa sudah siap?"Asistennya mengangguk. Dulu, Stella dengan tegas batalin perjanjian pernikahannya dan menikah dengan Felix meskipun ada tentangan keras dari orang tuanya. Jadi selain dia, tidak ada seorang pun lagi yang bisa dia andalkan di dunia ini. Kalaupun mau cari bantuan, dia pasti akan cari Eric. "Haha, pasti akan ada wartawan di pernikahan Tuan Muda Kota Sulin, setelah skandal itu terbongkar, kurasa dia nggak akan p

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 20

    Selama lima tahun, Eric sangat menjaga diri. Dia bersikap acuh tak acuh terhadap semua wanita yang menghampirinya dan kemampuan seksualnya pun pernah dicurigai oleh keluarga dan teman-temannya. Kakeknya bahkan memberi isyarat kepadanya, "Nggak masalah cucu menantuku itu laki-laki atau perempuan, bawa saja dia pulang untuk bertemu."Bukannya dia tidak mencoba memulai hidup baru, dia juga sudah mencoba mendekati wanita lain. Tetapi setiap kali dia mencapai tahapan paling kritis, dia tidak bisa. Ekspresi terkejut di wajah wanita-wanita itu menyakitinya. Eric bahkan menemui dokter karena hal ini. "Tuan Eric, kamu nggak ada penyakit fisik apa pun, aku sarankan kamu cari psikiater."Untuk menghindari rasa canggung, dia memilih menghindari berhubungan seks. Dia pikir dirinya akan sendirian seperti ini selama sisa hidupnya. Sampai akhirnya dia menerima telepon lagi dari Stella. Menatap nomor yang dikenalnya di ponselnya, napasnya hampir berhenti. Dia berdiri, bersandar ke dinding, me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 19

    Asistennya masih ingin memberi saran, "Gimana kalau itu penipu..."Tapi Felix bertekad, "Nggak masalah kalau kehilangan perusahaan, selama Stella bersedia kembali, aku nggak peduli seberapa banyak kerugianku."Uang itu pun segera ditransfer ke rekening pihak lain. Lima menit kemudian, foto yang terlihat jelas dikirim ke ponsel Felix. Itu adalah foto Stella yang sedang makan malam dengan seorang pria. Felix mengepalkan tangannya, merasa sangat cemburu. "Segera cari tahu siapa pria yang bersama istriku!"Asistennya membuat beberapa panggilan telepon dan kemudian berbalik untuk memberi tahu Felix,"Tuan Felix, kami sudah periksa, pria yang bersama Nyonya adalah mantan tunangannya, Eric."Felix tercengang.Eric? Dari Keluarga Sumanto yang merupakan keluarga pahlawan itu? Katanya nenek moyangnya bertugas di militer selama beberapa generasi dan hanya generasinya yang mulai berbisnis. Di Wikipedia hanya ada beberapa kalimat info tentang Eric dan Keluarga Sumanto, sungguh misterius. Fel

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 18

    Felix mengunci Tania di ruang bawah tanah selama tiga hari penuh tanpa memberinya sesuap makanan ataupun setetes air. Pada pagi hari keempat, dia minta seseorang untuk membuka pintu ruang bawah tanah. Bau menyengat dari kotoran dan air seni pun tercium. Felix menutup mulut dan hidungnya, “Sekarang apa kamu sudah mau pergi urus perceraian?”Tania dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kotor, menopang tubuhnya yang lemah, matanya tampak mendambakan sesuatu. “Felix, biarkan aku keluar, aku akan menuruti perkataanmu.”Felix pun mengambil makanan anjing dari tangan asistennya dan menyebarkannya ke lantai. “Makanlah semua ini, baru aku lepaskan kamu.”Tania berguling, merangkak dan mengambil makanan anjing itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Asisten itu pun mengangkat ponselnya untuk merekam kejadian itu. “Simpan baik-baik, aku mau tunjukkan langsung pada Stella gimana aku beri pelajaran pada wanita jalang ini.”Dia lalu menginjak tangan Tania hingga dia tersentak kesakitan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status