Share

Bab 4

Author: Tarasari Thalia
Butiran keringat muncul di dahi Felix, dia menunjuk ke arah Tania dan menjelaskan, "Tania itu pemegang saham panti asuhan ini. Aku nggak sengaja bertemu dengannya saat aku datang ke sini hari ini."

Stella bertanya balik, "Apa hubungannya ini dengan mengadopsi Debora?"

Ekspresi wajah Felix menjadi gelap, "Stella, nggak disangka kamu begitu kejam dan nggak berperasaan. Debora itu imut dan kasihan banget, apa kamu nggak merasa kasihan padanya?"

Dia kejam? Tidak berperasaan?

Dia sudah ditipu dan dikhianati, tapi malah menjadi orang jahat.

Tania pun melangkah maju sambil tersenyum dan menggenggam tangan Stella dengan penuh kasih sayang.

"Stella, aku dengar dari Felix, kalian mau adopsi Debora? Aku turut bahagia, Debora itu anak paling baik di panti asuhan."

Stella tidak dapat menahan diri untuk bertanya, "Kalau Debora begitu baik, kenapa kamu nggak adopsi dia?"

Tania juga tersedak oleh pertanyaannya dan tersenyum canggung.

Felix melangkah maju dan melindungi Tania, "Omong kosong apa itu? Tania belum nikah, jadi ngapain dia adopsi anak?"

Stella merasakan sakit di dadanya seperti tertusuk jarum.

Felix sangat memikirkan perasaan Tania, tetapi dia tidak berpikir, jika mengadopsi Debora, apa yang akan dibilang orang lain tentang Stella sendiri?

Setelah lima tahun menikah, Felix selalu mencegahnya hamil dengan alasan karirnya sedang menanjak.

Orang-orang pun telah membuat spekulasi mengenai hal ini.

Ada yang mengatakan Stella sangat genit ketika dia masih muda, jadi sudah lakukan aborsi beberapa kali, makanya dia tidak bisa hamil.

Ada pula yang mengatakan dia mandul.

Bahkan ibu mertuanya pun sering menyindirnya, menyebutnya ayam betina yang tak bisa bertelur.

Setiap kali Stella mengeluh, Felix hanya akan membeli beberapa barang mewah untuk membujuknya dan tidak pernah membantunya jelaskan.

Kalau dia memang mencintainya, mengapa dia tetap diam saat dia dilanda badai rumor?

Jika mengadopsi anak dari panti asuhan, bukankah itu akan membuktikan bahwa dia tidak bisa melahirkan?

Stella masih berpegang pada secercah harapan terakhir dan berkata perlahan, "Felix, kamu nggak mau punya anak denganku?"

Felix menunduk, "Kita bakal punya anak dalam beberapa tahun lagi, oke? Kamu juga tahu, perusahaan sedang perluas bisnis sekarang..."

"Oke, aku ikuti perkataanmu."

Stella memotongnya.

Dia sudah patah hati, jadi terserah saja.

Felix dengan gembira memeluknya setelah mendengarnya, "Stella, sudah kuduga, kamu itu orang paling baik dan paling penyayang."

Melalui celah di balik rambut Felix, Stella melihat kecemburuan di mata Tania.

Pada saat itulah dia tahu Tania tidak lagi puas hanya menjadi istri yang tercantum dalam akta nikahnya saja, tetapi ingin jadi Nyonya Sebastian terang-terangan.

Stella tiba-tiba teringat pada lirik lagu "Hari mendung" karya Katarina Wilsen.

"Setelah melihat jelas dalam suatu hubungan, ketika satu orang berhasil melepas, orang lain akan memungutnya."

Dia ingin membuang hubungan yang rusak ini, dan tidak peduli lagi siapa yang akan memungut sampahnya.

Felix pun mengikuti ketua panti untuk mengurus administrasi, meninggalkan Stella dan Tania berdiri di tangga.

"Stella, apa kamu nggak merasa Debora dan Felix agak mirip? Mereka terlihat seperti ayah dan anak kandung lho."

Stella mengerti maksud dalam kata-katanya. "Benarkah? Kalau gitu ini benar-benar takdir."

Tania terus mengiringnya, "Entah siapa ya ibunya Debora? Tapi dia pasti cantik."

Dia sengaja mengangkat rambut panjangnya memperlihatkan tanda ciuman yang terlihat jelas di tulang selangkanya.

"Maaf, suamiku selalu nggak sabaran. Apa Felix juga bersikap seperti itu padamu?"

Stella menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Hewan memang selalu terkam makanannya."

Ekspresi wajah Tania berubah dan saat dia hendak membalas, dia sekilas melihat sesosok tubuh di sudut jalan.

"Kalau gitu mari kita lihat apa hewan itu sebenarnya menerkam mangsanya atau orang."

Sebelum Stella memahami maksudnya, sedetik kemudian, Tania terjatuh ke belakang dengan punggung menghadap tangga.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 26

    “Sekarang, mari kita sambut pengantin wanita kita hari ini, Stella!”Pintu ruangan perlahan terbuka dan seberkas cahaya bersinar. Iring-iringan acara pernikahan pun terdengar saat Stella berjalan menuju Eric sambil membawa bunga di tangannya. Ini adalah kedua kalinya Stella memasuki acara pernikahan, pernikahannya yang pertama bahkan berakhir hancur. Sementara kali ini, dia juga tidak cukup yakin dia bisa bahagia. Pada detik ini, dia bahkan ingin berbalik dan melarikan diri. Di atas panggung, Eric sangat gugup hingga jari-jarinya sedikit tertekuk. “Stella!”Di meja pengantin wanita di bawah panggung, orang tua Stella menatapnya dengan air mata membasahi mata mereka.Di meja yang sama, ada kerabat Stella, teman sekolah dan sahabat Stella. Mereka melambaikan tangan padanya dan berkata, “Selamat.” Stella pun berdiri di tempat dan tertegun, air mata mengalir di matanya. Pembawa acara hendak mendesaknya, tetapi dihentikan oleh Eric. Eric merapikan dasi kupu-kupunya dan berjalan me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 25

    Felix sangat bangga sekaligus kecewa karena semua orang hanya diam. “Aku datang ke sini hari ini tanpa diundang karena aku ingin ucapkan selamat pada Tuan Eric secara langsung atas pernikahannya.” Eric tetap tenang dan membiarkan Felix menggila.“Aku punya beberapa foto di sini yang ingin aku tunjukkan pada keluarga dan teman-teman pengantin wanita.” Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Eric dan Stella yang tengah bertingkah mesra.Eric menyarankan dengan bijaksana, “Layar ponsel Tuan Felix terlalu kecil, gimana kalau diproyeksikan ke layar besar?”Felix mencibir, “Itu lebih bagus.” Setelah petugas mengaturnya, ponsel Felix berhasil dihubungkan ke layar elektronik besar di belakangnya.Felix sangat bangga, “Apa wanita dalam foto itu kekasih Tuan Eric yang diam-diam ditemui tanpa diketahui tunangannya? Aku mau tahu gimana Tuan Eric mau jelasin ini?”Eric mendengus dingin, “Tuan Felix, apa kamu mengenali wanita di foto itu?”“Tentu saja! Dia itu

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 24

    Malam sebelum acara pernikahan, Stella mengusir Eric dengan alasan kedua mempelai tidak boleh bertemu sebelum acara pernikahan.Eric berkata dengan sedih di balik pintu, "Istriku, gimanapun besok kita akan tidur bersama, jadi biarkan aku masuk."Tapi Stella malah mengunci pintu. "Nggak, ini adalah tradisi. Kalau aku izinkan kamu masuk, nanti jadi sial."Mendengar itu adalah hal yang sial, Eric langsung setuju. "Hanya saja aku sangat merindukanmu, aku harus gimana?"Stella memutar matanya tak berdaya, "Eric, kita baru berpisah kurang dari lima menit."Stella tidak pernah menyangka Eric ternyata adalah budak cinta dan manja. Setelah Eric pergi dengan tidak rela, Stella berbaring di tempat tidur, tapi sama sekali tidak bisa tidur. Besok sudah akan menikah dengan Eric. Meski selama beberapa hari ini, mereka sangat bahagia bersama, tapi pernikahan dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda, jadi dia tentu saja tetap merasa gugup. Terlebih lagi, setelah dikecewakan oleh Felix, dia b

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 23

    Stella berpikir bahwa karier Eric sepuluh kali lebih sukses daripada Felix, jadi dia pasti punya lebih banyak kerjaan.Jadi dia tidak memiliki harapan apapun terhadapnya dalam pernikahan yang akan datang. "Itu cuma pernikahan bisnis tanpa dasar perasaan."Itulah yang dikatakannya kepada sahabatnya. Namun Eric malah muncul di setiap sesi persiapan pernikahan. Dia sendiri yang memilih tempat acara pernikahan dan mengawasi semua dekorasi interiornya. Bagaimanapun, dia adalah lulusan dari sekolah seni terbesar di Eropa, Universitas Seni Dolon, dengan gelar ganda dalam kurasi desain dan manajemen industri kreatif. Cincin pernikahannya juga dia minta seseorang untuk mendesainnya secara khusus, tidak ada duanya. Bahkan dalam pemilihan gaun pengantin, dia menghormati pendapatnya dan memberikan rasa partisipasi yang cukup. Sebagai contoh, gaun pengantin model putri duyung ini adalah hasil karya kelulusan Eric. Eric tampak duduk di sofa rendah, tidak ada tempat untuk meletakkan kakinya y

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 22

    Tania segera merapikan dirinya dan tersenyum, yang menurutnya adalah senyuman manis. Dia mencondongkan tubuh ke depan, setengah memperlihatkan payudaranya. "Tuan Eric, kamu yang telah menyelamatkanku? Apa kamu mau aku balas dengan tubuhku?"Sekretaris itu segera menarik kerah bajunya dan menariknya ke samping. Eric pun duduk dan berbicara dengan suara acuh tak acuh. "Kamu? Emang kamu pantas?"Ekspresi wajah Tania berubah. Meskipun dia tidak secantik Stella, tapi dia juga cukup manis dan cantik. Mengapa di mata Eric, dia sejelek ini? Dia pun duduk kembali di meja makan, "Bilanglah, apa yang harus aku lakukan?"Eric berjanji memberinya sepuluh miliar, dia bisa bawa Debora pergi dari panti asuhan dan mereka berdua bisa pergi jauh. "Siapa ayah kandung Debora?"Jika Eric ingin menggunakan Tania yang tidak stabil untuk melawan Felix, tentu saja dia harus mengetahui kelemahannya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan wanita gila ini saat dia menjadi gila. Tania mengerutkan bib

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 21

    Begitu Felix terbangun pagi itu, dia mendapat kabar baik.Dia sudah dapat undangan pernikahan Eric. Felix memandanginya dan melihat undangan itu terbuat dari emas murni dan bertatahkan safir utuh di dalamnya. "Gampang banget dapat undangannya, tampaknya Keluarga Sumanto nggak semisterius rumor yang beredar.""Keluarga Sumanto sangat aneh, hanya ada nama pengantin pria di undangan, nggak ada nama pengantin wanita."Namun, Felix tidak peduli siapa pengantin wanitanya, palingan adalah salah satu putri keluarga kaya raya. Dia menoleh ke asistennya dan bertanya, "Apa sudah siap?"Asistennya mengangguk. Dulu, Stella dengan tegas batalin perjanjian pernikahannya dan menikah dengan Felix meskipun ada tentangan keras dari orang tuanya. Jadi selain dia, tidak ada seorang pun lagi yang bisa dia andalkan di dunia ini. Kalaupun mau cari bantuan, dia pasti akan cari Eric. "Haha, pasti akan ada wartawan di pernikahan Tuan Muda Kota Sulin, setelah skandal itu terbongkar, kurasa dia nggak akan p

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 20

    Selama lima tahun, Eric sangat menjaga diri. Dia bersikap acuh tak acuh terhadap semua wanita yang menghampirinya dan kemampuan seksualnya pun pernah dicurigai oleh keluarga dan teman-temannya. Kakeknya bahkan memberi isyarat kepadanya, "Nggak masalah cucu menantuku itu laki-laki atau perempuan, bawa saja dia pulang untuk bertemu."Bukannya dia tidak mencoba memulai hidup baru, dia juga sudah mencoba mendekati wanita lain. Tetapi setiap kali dia mencapai tahapan paling kritis, dia tidak bisa. Ekspresi terkejut di wajah wanita-wanita itu menyakitinya. Eric bahkan menemui dokter karena hal ini. "Tuan Eric, kamu nggak ada penyakit fisik apa pun, aku sarankan kamu cari psikiater."Untuk menghindari rasa canggung, dia memilih menghindari berhubungan seks. Dia pikir dirinya akan sendirian seperti ini selama sisa hidupnya. Sampai akhirnya dia menerima telepon lagi dari Stella. Menatap nomor yang dikenalnya di ponselnya, napasnya hampir berhenti. Dia berdiri, bersandar ke dinding, me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 19

    Asistennya masih ingin memberi saran, "Gimana kalau itu penipu..."Tapi Felix bertekad, "Nggak masalah kalau kehilangan perusahaan, selama Stella bersedia kembali, aku nggak peduli seberapa banyak kerugianku."Uang itu pun segera ditransfer ke rekening pihak lain. Lima menit kemudian, foto yang terlihat jelas dikirim ke ponsel Felix. Itu adalah foto Stella yang sedang makan malam dengan seorang pria. Felix mengepalkan tangannya, merasa sangat cemburu. "Segera cari tahu siapa pria yang bersama istriku!"Asistennya membuat beberapa panggilan telepon dan kemudian berbalik untuk memberi tahu Felix,"Tuan Felix, kami sudah periksa, pria yang bersama Nyonya adalah mantan tunangannya, Eric."Felix tercengang.Eric? Dari Keluarga Sumanto yang merupakan keluarga pahlawan itu? Katanya nenek moyangnya bertugas di militer selama beberapa generasi dan hanya generasinya yang mulai berbisnis. Di Wikipedia hanya ada beberapa kalimat info tentang Eric dan Keluarga Sumanto, sungguh misterius. Fel

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 18

    Felix mengunci Tania di ruang bawah tanah selama tiga hari penuh tanpa memberinya sesuap makanan ataupun setetes air. Pada pagi hari keempat, dia minta seseorang untuk membuka pintu ruang bawah tanah. Bau menyengat dari kotoran dan air seni pun tercium. Felix menutup mulut dan hidungnya, “Sekarang apa kamu sudah mau pergi urus perceraian?”Tania dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kotor, menopang tubuhnya yang lemah, matanya tampak mendambakan sesuatu. “Felix, biarkan aku keluar, aku akan menuruti perkataanmu.”Felix pun mengambil makanan anjing dari tangan asistennya dan menyebarkannya ke lantai. “Makanlah semua ini, baru aku lepaskan kamu.”Tania berguling, merangkak dan mengambil makanan anjing itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Asisten itu pun mengangkat ponselnya untuk merekam kejadian itu. “Simpan baik-baik, aku mau tunjukkan langsung pada Stella gimana aku beri pelajaran pada wanita jalang ini.”Dia lalu menginjak tangan Tania hingga dia tersentak kesakitan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status