Home / Romansa / Kesalahan yang Tak Terhindarkan / Ch 5. Ekpektasi, awal dari semua kekecewaan

Share

Ch 5. Ekpektasi, awal dari semua kekecewaan

Author: Amethystia
last update Last Updated: 2021-08-26 00:22:03

‘Apa aku telpon saja yah Ana,’ pikir Rico. Sudah hampir 30 menit dari terakhir Rico mengirimkan pesan kepada Ana. Belum ada respon sedikitpun dari Ana. Hal itu membuat Rico sedikit gelisah.

Tepat disaat dia akan menelpon Ana tiba-tiba Hp nya berdering. Terlihat nomor yang sengaja tidak ia simpan menelpon nya.

“Halo Rico kamu sudah tidur?” ucap sang penelpon.

“Nisa, ada apa kamu telpon?” Rico masih sangat kesal dengan apa yang Nisa lakukan.

Menyadari suara Rico yang masih bergetar. Nisa pun bertanya pada Rico dengan nada yang memelas. “Kamu masih marah sama aku Ric?”

Helaan nafas panjang terdengar dari Rico. “Sa, aku kan udah bilang kalau kamu jangan hubungiku lagi sebelum aku yang menghubungi mu. Jadi berantakan gini kan sekarang.” 

“Maaf Ric, terus sekarang gimana? Ana masih ngambek?” Nisa gelagapan menjawab pertanyaan Rico.

Mendengar respon Nisa yang ketakutan. Membuat Rico sedikit terkekeh puas. “Iya kayaknya. Tapi paling bentaran doang sih dia ngambek kayak gitu biasalah!” Kini Rico terdengar lebih santai.

“Yaudah kita lupain bentar itu. Coba kamu alihin ke mode Video Call. Aku kangen pengen lihat kamu.” Pinta Nisa dengan nada yang menggoda.

Rico pun mengubah mode panggilan mereka ke dalam mode video call. Terlihat Nisa yang berpenampilan cantik dan seksi. Sangat seksi, membuat Rico melupakan masalahnya dengan Ana.

Melihat wajah Rico yang mulai bernafsu. Membuat Nisa berani menggoda Rico lebih lanjut. “Gimana Ric, baguskan baju baru ku. Dari tadi siang aku gak sabar lihatin ini sama kamu tau!” 

“Kamu memang tahu yang aku suka Nisa,” ucap Rico. Dia masih terpana dengan penampilan Nisa.

“AKu kan paling tahu cara menghibur kamu Ric.” Nisa sangat bangga dengan apa yang dia lakukan saat ini. “Udah jangan terlalu dipikirin. Kamu kan selalu bilang kalau Ana sangat gampang sekali maafin kamu.”

“Itu kita pikirkan nanti aja, sekarang aku sama kamu dulu Nis,” sela Rico. Dia terlihat tidak ingin membicarakan apapun yang berkaitan dengan Ana malam itu.

***

‘Kenapa aku menjadi gugup begini?’ pikir Ana ketika dia membaca pesan masuk dari Novan.

Ana ragu untuk membalasnya, namun dia merasa tidak enak bila tidak membalas pesannya. Terlebih Novan telah mengantarnya pulang tadi. Akhirnya dia pun membalas pesan tersebut. “Syukurlah kalau udah nyampe, aku baru mau tidur. Makasih ya Van udah nganter.” 

Tak lama kemudian Hp Ana kembali berbunyi. Novan menjawabnya dengan sangat cepat. “Sama-sama kak, sweet dream yah!” 

Ana terlihat senang dengan balasan yang Novan berikan. Tapi dia segera menggeleng-gelengkan kepala berusaha untuk menepiskan pikirannya tersebut.

“Iya, kamu juga Van sleep tight, sweet dream,” balas Ana. Setelah membalasnya Ana langsung beranjak tidur. Dia tidak ingin percakapannya dengan Novan menjadi lebih jauh lagi.

***

‘Apa aku keterlaluan lagi yah tulis gitu?’ pikir Novan tepat setelah dia menuliskan pesan selamat tidur pada Ana. Cukup Lama Ana tidak membalas pesannya itu membuat Novan sedikit cemas.

"Mungkin kak Ana udah tidur Novan. Udah jangan terlalu negatif thinking," ucap Novan pada dirinya sendiri.

Namun seketika ketakutannya berubah ketika Ana membalas pesannya dengan cukup manis. “Iya, kamu juga Van sleep tight, sweet dream.”

Novan berkali-kali mengucek matanya seakan tidak percaya dengan apa yang dia baca. Ana yang dari tadi sore terkesan cuek dan menghindarinya. Kini menuliskan pesan yang cukup manis untuknya.

Senyum Novan terkembang, dia membaca itu berulang-ulang. Seperti mendapat lampu hijau. Dia segera membalas kembali pesan Ana. “kalau kakak begini jangan salahin aku nanti yah,” tulis Novan. Kali ini dia yakin kalau Ana sudah tidur. Tak lama kemudian diapun ikut terlelap.

***

Di rumah Ana saat pagi adalah waktu yang paling ramai. Waktu dimana semua orang berkumpul untuk sarapan.

“Na, kemarin mama lihat kamu diantar teman mu. Siap itu Na?” tanya Mama kepada Ana.

Ana sedang mengoleskan selai keatas rotinya. “Itu temen sanggar ku mah. Emang baru gabung dia.”

“Loh, bukannya kemarin Rico yang jemput kamu? Kok pulang diantar temanmu?” Tanya papa Ana.

Ana mendecik pelan. Dia kemudian mencari-cari alasan yang tepat untuk papaya. “Rico ada urusan bentar kemarin. Dia pulang duluan jadi gak bisa antar Ana.” 

“Hati-hati sayang. Kamu sebentar lagi tunangan sama Rico. Jangan sampe malah jadi masalah nantinya.” Papa Ana khawatir. Beliau merasakan firasat yang tidak baik dari kejadian semalam.

“Iya pak, aku berangkat kerja dulu.” Ana pun beranjak untuk mencium tangan kedua orang tuanya sebelum berangkat kerja.

Ana meskipun dia adalah mahasiswi tingkat akhir. Dia sudah bekerja di perusahaan tempat dia magang dulu. Karena hal itu yang membuat dia hanya memiliki waktu seminggu satu kali untuk bersama Rico.

Kesibukan Ana pun kerap kali menjadi alasan untuk Rico berselingkuh. Ana selalu merasa bahwa setiap perbuatan Rico padanya adalah karena dia yang tidak mempunyai waktu luang untuk bersama Rico. Setidaknya itu adalah pikiran yang Ana terapkan untuk dirinya, supaya dia tidak terlalu kecewa dengan perlakuan Rico.

***

Waktu makan siang pun tiba, seharian ini sangat sibuk membuat Ana baru sempat membuka Hp miliknya. Pesan Novan menjadi pesan teratas yang dia lihat. “kalau kakak begini jangan salahin aku nanti yah.”

‘Aku emangnya udah ngelakuin apa?’ pikir Ana saat membaca pesan Novan tersebut. Kemudian Ana scroll kebawah terlihat pesan Rico yang dia abaikan dari semalam.

‘Astaga, kok bisa gw lupa balas pesan Rico’ pikirnya.

Kemudian dia segera membalas pesan Rico. “Semalam aku pulang dianter anak sanggar.” Saat akan melanjutkan makan siangnya.

Ditengah makan siannya, Ana kaget dengan Hp nya berdering. Terlihat Rico menelpon nya begitu dia membaca pesan dari Ana tadi.

“Na, kamu masih marah?” Terdengar suara Rico sedikit bergetar. Dia mengkhawatirkan Ana.

Ana yang masih kecewa. Dia menjawab pertanyaan rico dengan dingin. “Gak tau Rico, tolong kasih aku waktu sebentar saja."

“Berapa lama Na, biasanya kamu langsung maafin Aku kan?” Rico semakin cemas dengan perlakuan Ana.

“Ric, aku itu manusia. Perlu waktu buat nyembuhin luka aku dulu,” Terdengar sedikit kekesalan dalam jawaban Ana kali ini. Hal itu pun memancing amarah Rico.

“Kamu tahu kan aku lakuin itu karena kamu gak ada waktu buat aku Na.” Rico mulai menaikan suaranya. Dia pun melanjutkan ucapannya kembali. “Aku pasti akhirnya sama kamu kan Na. Kamu jangan khawatir akan hal itu.” 

“Sambung nanti ya Ric. Aku harus kerja lagi, bye.” Jawab Ana sambil menutup telponnya.

Lelah, itu adalah yang Ana rasakan saat ini. Rico selalu menyalahkan Ana setiap kali dia melakukan kesalahan. Ini kali pertama Ana merasa muak dan ingin mengakhiri semua yang terjadi.

***

Tut …. tuuut … tuuut…

Terdengar suara telpon diputus secara sepihak oleh Ana. Menyisakan Rico yang tercengang dengan perlakuan Ana yang baru pertama kali dia alami.

Semarah apapun Ana terhadapnya, dia tidak pernah berani untuk mengabaikan Rico. Apalagi sekarang, Ana jelas-jelas memutus telpon begitu saja.

‘Apa kemarin aku memang keterlaluan?’ pikir Rico. Tapi segera pemikiran tersebut dia tepis. Dia sangat yakin Ana akan kembali seperti semula bia mereka bertemu.

Rico pun berinisiatif untuk meluluhkan kembali hati Ana. Dia mengirimkan pesan ajakan kencan kepada Ana. “Pulangnya kita makan malam dulu ya Na.”  

“Aku lembur malam ini. Besok aja Ric” jawab Ana singkat.

Melihat balasan Ana membuat Rico sedikit lega. "Masih dibalas ternyata. Gw yakin dia bakal maafin gw lagi kayak dulu" gumam Rico pada dirinya sendiri. Dia merasa hanya perlu terlihat bersungguh-sungguh dan sedikit memanjakan Ana untuk bisa dimaafkan. 

Rico tidak pernah menyadari bahwa kini hati Ana mulai goyah terhadapnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kesalahan yang Tak Terhindarkan   Ch 33. Aku yakin, kamu masih milikku

    “Sudah tenang?” Novan segera menyambut Ana yang baru masuk ke dalam mobil.Ana mengangguk pelan, “keluar bentar yuk, biar lebih enak ngobrolnya.”Mereka pun duduk berdua dibawah pohon yang rindang.Ana menarik nafas panjang, “Novan, I love you. Really loving you. Tapi kita harus sadar, kadang tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan.” Ana mulai meraih tangan Novan, “maafkan aku terlalu pengecut untuk memilih bersama kamu. Aku pun sadar kita sangat berbeda baik dari keluarga dan lainnya, hal itu akan menyusahkan kamu kedepannya.”Novan menggenggam tangan Ana dengan kuat. “Me too, Ana. Aku dari awal menyerahkan semua pilihan padamu. Maafkan aku telah menempatkan kamu ke dalam situasi yang rumit ini.” Omongan Novan sedikit tertahan, “andai, maksudku aku berharap kamu selalu mendapat yang terbaik.”Dengan cepat Ana menggelengkan kepalanya, “tidak Novan, aku bisa memilih untuk menolakmu dari awal. Tapi aku tetap bersama mu pada akhirnya. Terimakasih telah memberikan ku kepercayaan

  • Kesalahan yang Tak Terhindarkan   Ch 32. Penyesalan

    “Aaaargh gila lu Rico, gue belum mau mati!” Vania memegang seat beltnya erat-erat.Rico tetap tidak memperhatikan sepupunya tersebut. Kini dia hanya ingin melampiaskan emosinya dengan melaju mobilnya secepat mungkin.“Anj*ng Rico! Lu kalau mau mati jangan ajak-ajak gue tolong!” kali ini dia mengerahkan sekuat tenaganya untuk berteriak dan berhasil menyadarkan Rico.‘Kriieeeeet….’ Rico menginjak rem mobilnya mendadak membuat bunyi deritan yang cukup panjang.“Sumpah yah lu gak ada otak!” Vania terus saja berteriak, meluapkan kekesalannya.“Sorry gue gak sadar Van,” dengan gelagapan Rico menjawab.Vania menarik nafas dalam, mencoba mengatur emosinya. “Okee.. Sekarang lu tenang dulu, abis itu baru cerita sama gue yah.”Rico mengangguk lemas, dia sudah sangat kalut dan tenggelam dalam pikirannya. Tak terasa air matanya mengalir.“Gila gue nangis cuman gara diselingkuhi si Ana. Bangsat emang tu cewek!” Rico memukul dasboard depan mobilnya.Vania mengelus punggung Rico pelan. Mencoba menena

  • Kesalahan yang Tak Terhindarkan   Ch 31. Awal kepedihan

    Kembali ke masa SMA di tahun dua ribu lima belas. Rico tengah berjalan santai menuju ruang OSIS untuk menemui Ana sore itu. “Astaga dia bisa tertidur dengan pulas ditempat seperti ini.” Rico bergumam pelan. Dia tersenyum melihat Ana, pacarnya yang merupakan kakak kelas sekaligus ketua Osis disekolahnya. “Teledor banget sampai gak nyadar ada orang yang membuka pintu,” dengan pelan dan hati-hati Rico mendekati Ana. Dia terus menatap Ana penuh kasih. ‘Memang cantik banget cewekku ini!’ batinnya. Kini tangan usilnya tengah memainkan ujung rambut Ana pelan. Membuat kening Ana mulai berkerut dan membuka matanya perlahan. “Aaaaawww..” rintih Rico saat dengan cepat Ana malah memelintir tangannya. “Rico!” Ana lekas melepaskan tangannya begitu menyadari pria yang dihadapannya adalah kekasihnya. “Maaf, habisnya kamu mengagetkan aku sih salah siapa coba!” dengan kesal Ana menggembungkan pipinya. Melihat Ana yang begitu lucu, Rico pun tidak tega untuk memarahi Ana. “Kamu yang budeg sayang, a

  • Kesalahan yang Tak Terhindarkan   Ch 30. Akhir dari semua

    Di lain tempat Nisa tengah sibuk mempersiapkan kepergiannya menemui Rico. Dia bersemangat sekali untuk bertemu dengan lelaki pujaannya itu. ‘Sayang aku kesana yah minggu depan!’ tulis Nisa dalam pesan singkatnya. Namun pesan tersebut ternyata bertanda ceklis satu. “Apa dia lagi sibuk yah?” pikir Nisa dalam hatinya. Namun dia segera menepiskan kecurigaannya tersebut dan lebih memilih untuk fokus terhadap barang yang akan dia bawa nanti. ***”Kak, kita makan disini aja yuk!” Novan mengelus pundak Ana pelan. Ana pun duduk mengikuti permintaan Novan. “Kakak mau pesen apa? Aku yang traktir deh kali ini!” “Terserah kamu aja Van,” jawab Ana lemas. Ana terus tertunduk lesu. Pikirannya sedang kacau saat ini. Kenapa dengan mudahnya dia percaya ucapan lelaki dihadapannya saat ini. “Kak… kak Ana!”, panggilan lembut Novan tidak dapat menyadarkan Ana dari pikirannya. Seketika Novan menangkup kedua pipi Ana, membuat Ana sedikit tersentak dan tersadar dari lamunannya. “Ah Van, maaf aku sedang me

  • Kesalahan yang Tak Terhindarkan   Ch 29. Sepasang mata yang Cemburu

    “Habis ini kita langsung pulang yah Ric, aku udah capek.” Ana berdiri dan membereskan barang bawaannya. Rico memberikan buket bunga yang tertinggal pada Ana. “Iya aku antar kamu pulang langsung, yuk!” “Makasih yah.” Ana langsung pergi begitu menerima buket dari Rico. Saat didalam mobil terjadi keheningan diantara mereka berdua. Tidak ada satupun yang memulai percakapan. Mereka terlarut dalam pikiran masing-masing. “Ana, sebenarnya ada hubungan apa kamu dengan Novan?” Seperti tersambar petir, pertanyaan Rico tersebut membuat Ana tidak bisa berkutik. Matanya melirik ke kanan dan kiri. Terlihat sedang mencari alasan yang terbaik untuk menjawab pertanyaan Rico. “Hmmm.. Aku tidak ada hubungan apapun dengan Novan. Kenapa kamu nanya kayak gitu?” Rico tahu dengan pasti gelagat Ana ketika berbohong. Penyangkalan Ana semakin membuatnya penasaran. Ini pertama kali Ana melakukan hal seperti itu padanya. “Kamu yakin? Aku merasa kalian memiliki sesu

  • Kesalahan yang Tak Terhindarkan   Ch 28. Jalan Keluar?

    “Nia, kamu kenal sama Novan?” tanya Rico. Dia mulai curiga dengan kecanggungan yang terjadi diantara mereka berdua. Rico terus memperhatikan Ana dengan sangat lekat. Dia melihat wajah Ana semakin memucat. Vania segera melepas gandengan tangannya dari Rico. Dia mulai mendekati Novan dan merangkulnya. “Iya kak, ini yang tadi sempet aku ceritain pas mau kesini. Beberapa minggu ini aku lagi deket sama dia. Seneng deh ternyata kalian semua udah saling kenal, jadi aku tidak perlu memperkenalkannya lagi.” Ana hanya bisa memandang mereka dengan tatapan sendu. Dia terus berusaha untuk tersenyum dan menyembunyika perasaan yang sesungguhnya. “Kakak dukung kok Nia hubungan kamu sama Novan. Dia ini anak yang baik pasti bakal jagain kamu dengan baik.” Rico mulai menerka-nerka situasi yang terjadi. Dia langsung memamerkan kemesraan didepan Novan. Rico mulai merangkul pinggang Ana dan mencium pucuk kepalanya sekilas. “Makasih yah, kalian udah datang ke wisuda Ana. Habis ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status