Share

Bagian 29

Gulzar Heer membuka mata perlahan saat mencium aroma lemon yang familiar. Wajah banjir air mata Delaram tertangkap pandangan. Dia susah payah menggerakkan tangan untuk mengusap buliran bening di pipi sang ibu.

“Ibu ...,” lirihnya.

“Gulzar ... akhirnya kau sadar, Nak,” gumam Delaram dengan suara bergetar. 

Lengannya yang besar dan hangat mendekap erat putrinya. Gulzar Heer membenamkan wajah di dada sang ibu. Farzam mengepalkan tangan dengan mata berkaca-kaca.

“Ayah, aku juga ingin dipeluk olehmu,” cetus Gulzar Heer tiba-tiba.

Tangis Farzam tak bisa dicegah lagi. Sebagai kesatria, dia pantang meneteskan air mata karena tak ingin terlihat lemah. Namun, permintaan tak biasa Gulzar Heer meruntuhkan pertahanannya. Putri yang tak pernah mengeluh dengan pelatihan sekeras apa pun tiba-tiba meminta sebuah pelukan. Sebenarnya, Farzam sudah lama mengharapkan Gulzar Heer bisa sedikit manja seperti anak gadis lain meski s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status