Share

Bagian 87

Pusaran cahaya terus menyeret Shirin. Begitu menyilaukan sampai-sampai dia harus menutup mata. Perlahan, rasa hangat yang melingkupi tubuh memudar dan tersisa di telapak tangan, lebih tepatnya terasa seperti genggaman dari sesuatu yang kokoh.

"Shirin, kumohon bertahanlah."

Suara maskulin yang selalu membuat jantungnya berdebar menyentak kesadaran. Shirin perlahan membuka mata. Wajah cemas Pangeran Heydar menyambutnya. Mata elang yang berkaca-kaca terasa mengiris hati. Dengan susah payah, dia mengangkat tangan, lalu menyeka buliran bening di pipi Pangeran Heydar.

"Heydar, aku baik-baik saja ...," desisnya lemah.

Pangeran Heydar tersentak. Dia mempererat genggaman di tangan kanan Shirin. Sementara itu, tangan kirinya mengusap lembut pipi gadis pujaan hati dengan sedikit gemetar. Dada terasa sesak. Rasa bahagia yang meluap-luap terkadang bisa menjadi sangat menyakitkan.

“Kau tahu, Shirin? Selama 2 hari kau tidak sadar, aku ... aku takut sekali.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status