Share

Bagian 88

Mendengar teriakan tuannya, Alizeh yang tengah berlatih di halaman istana melesat cepat ke atas. Tak memerlukan waktu lama hingga dia berdiri di balkon kamar Ghumaysa. Meskipun rasa gugup bercampur takut menyelimuti hati, gadis pengendali angin itu tetap mengetuk kaca jendela dengan tempo tertentu.

“Saya di sini, Nona Ghumaysa,” salamnya santun.

Prang!

Alizeh meringis. Meskipun sudah berusaha membuat perisai angin,  beberapa keping serpihan kaca terlambat dihindari dan menancap di kaki dan lengannya. Dia menggigit sapu tangan, lalu mulai mencabuti stu per satu pecahan kaca. Rasa perih teramat menyiksa, hingga lelehan air mata menuruni pipinya.

Namun, Alizeh tak bisa berlarut-larut meratapi rasa sakit. Suara langkah kaki yang khas terdengar mendekat, terasa mengintimidasi. Alizeh seketika melakukan salam penghormatan dengan posisi berlutut. Untunglah, dia sempat menyingkirkan pecahan kaca di lantai dengan embusan angin.

Tak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agrisna Ngantung
seru ,..,,.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status