Pangeran Heydar tiba di ruang persembahan tepat saat matahari terbenam. Ghumaysa menyambutnya dengan senyum semringah. Dia meminta sang pangeran untuk duduk di atas altar, lalu memutar rubi yang menempel di dinding batu. Atap ruang persembahan berderak dan membuka perlahan. Purnama terlihat bersinar indah di hamparan hitam penuh kerlipan bintang.
“Kau siap, Heydar?” tanya Ghumaysa.
Dia telah memegang cawan berisi darah para korban. Pangeran Heydar mengangguk pelan meskipun hatinya digayuti keraguan. Aroma amis yang tercium dari cawan seolah meneriakkan kesakitan para korban persembahan.
“Baiklah, ritual pertama akan kumulai. Rasanya, mungkin sangat sakit, bertahanlah hingga purnama merah kembali menjadi putih.”
Pangeran Heydar mengerutkan kening. “Purnama merah?”
“Iya, Heydar. Ketika aku membaca mantra purnama di atas sana akan menjadi merah, dan nanti kembali putih jika ritual telah selesai.”
Tepat sebelum kabut hitam mencapai Gulzar Heer, panah api menghadang dan membakarnya. Ledakan terjadi, menyebakan goncangan kecil. Gulzar Heer memang selamat dari serangan sihir kegelapan, tetapi tubuhnya oleng, lalu meluncur menuju kawah.“Tidak, Gulzar!”Pangeran Fayruza refleks berlari. Namun, kakinya tersandung sesuatu dan jatuh terguling-guling, baru berhenti saat terantuk akar pepohonan. Tak peduli dengan tangan yang masih meneteskan darah, juga tubuh penuh memar, dia langsung bangkit dan kembali menuju kawah.“Gulzar! Gulzar!” panggilnya dengan putus asa.Dia mengedarkan pandangan ke seluruh bagian kawah. Tak ada tanda-tanda Gulzar Heer, hanya letupan lava yang mengerikan. Pangeran Fayruza menggeram marah. Tangannya mencengkeram tanah berbatu, membuat lukanya semakin menganga.“Tenanglah, Hai Pemuda, dia sudah saya selamatkan!”Seruan dari arah belakang membuat Pangeran Fayruz tersentak. Dia c
Alizeh melesat cepat di antara pepohonan. Dengan kemampuan pengendalian anginnya, dia terlihat seperti terbang. Hanya dalam waktu singkat, gadis itu telah tiba di Kerajaan Arion. Dia langsung menuju ruang persembahan. Ghumaysa sudah menunggunya dengan tak sabar. Sementara itu, Pangeran Heydar berbaring di altar dengan mata terpejam. Begitu tiba di hadapan Ghumaysa, Alizeh langsung bersimpuh dan melakukan salam pernghormatan. Kepalanya menunduk takzim. Ghumaysa mengangkat tangan, memberi isyarat agar gadis pengendali angin itu kembali berdiri. “Bagaimana dengan tugas yang kuberikan? Aku tidak mau mendengar kegagalan lagi.” Alizeh membungkukkan badan sejenak, lalu berkata dengan takzim, “Anda tenang saja, Nona Ghumaysa. Tugas yang Anda berikan sudah saya lakukan. Kesatria suci bodoh itu sedang terluka. Manna di tubuhnya mengalami kekacauan dan akan merusak dari dalam. Hanya keajaiban yang bisa membuatnya bertahan.” “Bagus, kau memang orangku ya
Saat membuka mata, hanya lorong gelap yang tertangkap pandangan Pangeran Heydar. Dia mencoba bangun. Aneh, tidak ada lagi rasa sakit, padahal sebelumnya dadanya di tusuk dengan sadis.“Kemarilah, Anakku!”Suara familiar itu terus menggema. Bisikan misterius yang selalu mencoba menghentikan tindakan-tindakan kejam Pangeran Heydar. Asal suara berada lurus di depan. Pangeran Heydar mendongak. Dia seketika tersentak. Ada cahaya berkerlipan di ujung lorong, padahal tadinya hanya diisi kegelapan.“Ikuti jalan yang kuberikan, Anakku,” bisik suara lembut itu lagi.Kunang-kunang mendadak muncul di sekeliling Pangeran Heydar. Mereka tampak ingin mengajaknya pergi. Mengingat bisikan misterius itu selalu berlawanan dengan kehendak Ghumaysa, Pangeran Heydar pun memutuskan untuk mengikutinya. Lawan Ghumaysa berarti kawan untuknya.Pangeran Heydar mengatur napas sejenak. Kunang-kunang berdatangan semakin banyak. Lorong gelap kini menjadi t
Kepanikan Ratu Azanie memang beralasan. Balai pengobatan terasa sangat mencekam. Para tabib hilir mudik dengan wajah pucat dan sorot mata ketakutan. Mereka berusaha keras menyelamatkan nyawa Putri Kheva yang terus mengerang dengan tubuh bersimbah darah.Tekanan mental usai melahirkan, begitulah yang dialami sang putri. Ditambah lagi dengan penanganan seadanya saat kelahiran putranya di hutan dahulu. Putri Kheva sudah berkali-kali mengalami pendarahan meskipun berbulan-bulan telah berlalu.“Biar kulihat,” tutur Pangeran Fayruza.Dia sudah berada di sisi tempat tidur. Para tabib menghela napas lega. Mereka mundur hampir bersamaan, memberi tempat yang lebih leluasa untuk sang pangeran melakukan teknik penyembuhan. Sementara itu erangan Putri Kheva semakin melemah.Ratu Azanie yang masih berdiri di depan pintu terus berdoa, “Selamatkan menantuku, selamatkan menantuku.”Pangeran Fayruza meletakkan tangan di kening Putri Kheva. Di
Jemari mungil dan berisi mengenggam kuat gaun Putri Kheva. Wajah imut sekaligus tampan si bayi terlihat seperti sedang bersedih. Dia terus bergerak-gerak gelisah. Pelayan sedikit kesusahan untuk mengambil alih bayi itu dari sang ibu.Mungkin itulah yang disebut dengan ikatan batin. Pangeran kecil calon penerus Kerajaan Arion bisa merasakan niat sang ibu meninggalkannya. Ya, sesuai hasil pertemuan dengan Tuan Kayvan dan Raja Faryzan, hari ini Putri Kheva akan dikembalikan ke Kerajaan Khaz. Pengantaran sang putri akan dipimpin sendiri oleh Farzam dengan bantuan kemampuan Delaram. Sebagai tambahan untuk keamanan, mereka juga akan membawa Ava, Kyra, dan gadis pengendali air.Sebenarnya, Ratu Azanie sempat memohon kepada Pangeran Fayruza agar ikut serta. Namun, Pangeran Fayruza tentu menolak. Dia tak mungkin mau meninggalkan Gulzar Heer dengan kondisi rawan. Hanya kemampuannya yang mampu mempertahankan fungsi organ tubuh sang kekasih agar teta
Kereta yang dikendalikan dengan manna Delaram melayang di atas Lembah Kematian. Farzam dan Ava menatap awas setiap pergerakan di bawah sana. Mereka tentu tak mau lengah, lalu berakhir dengan ancaman bahaya. Kayvan memang melapisi kereta dengan perisai pelindung yang membuatnya tidak kasat mata, tetapi situasi tak terduga bisa saja terjadi.Dua hari telah berlalu. Perjalanan masih lancar tanpa hambatan berarti. Mereka menggunakan pola berlawanan dengan kehidupan normal. Jika umumnya, orang-orang bekerja di siang hari dan istirahat di malam hari. Rombongan itu justru sebaliknya. Ketika malam menjelang mereka memulai perjalanan dan mengisi energi ketika matahari terbit. Hal tersebut dilakukan agar tidak perlu bermalam di tengah hutan dalam keadaan gelap dan rawan binatang buas. Hewan-hewan ajaib di Lembah Kematian kebanyakan keluar di malam hari.Kereta sudah keluar dari Lembah Kematian dan mulai memasuki wilayah Kerajaan Arion. Farzam mengenggam gagang ped
“Apa yang kaupikirkan, Sayang? Sepertinya kau sangat gusar,” bisik Ghumaysa sambil menggayuti Ayzard dengan manja.Dia terus menatap kagum wajah tampan dan tubuh berotot milik Atashanoush. Meskipun jiwa yang mengisi adalah Ayzard, tetap ada kebanggan tersendiri karena telah berhasil memiliki raja tertampan di dunia. Ghumaysa tersenyum puas sambil mengejek Daria dalam hati.“Suamimu yang tampan ini akhirnya menjadi milikku, Daria. Jika kau melihat ini, apa kau akan cemburu dan mati bunuh diri ha ha ha tapi kau kan sudah mati. Jatuh cinta karena ketulusan hati? Ck! Dasar pembohong! Mana ada yang seperti itu!”Senyuman sinis terukir di bibir Ghumaysa. Dia memang tak pernah percaya sang kakak mencintai Atashanoush karena kebaikan hati sang raja. Baginya, itu hanya dalih. Dia lebih percaya pemikirannya sendiri, bahwa Daria juga menggilai ketampanan yang begitu memukau.Ghumaysa terlalu asyik dengan pikirannya. Dia sampai tak me
Drap! Drap! Drap!Para penjaga perbatasan mengenggam erat gagang pedang. Mereka termasuk petarung-petarung terbaik di Kerajaan Khaz, juga pernah bertugas sebagai pengintai selama 8 tahun. Telinga mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga bisa mendengar derap langkah kuda mendekat meskipun jaraknya masih cukup jauh.“Bersiaplah,” bisik salah seorang penjaga.Penjaga lainnya mengangguk. Hampir seluruh penjaga segera melompat ke pohon dan bersembunyi di antara rerimbunan daun, hingga menyisakan dua saja. Mereka berniat melakukan serangan kejutan jika rombongan yang mendekat berniat jahat.Drap! Drap! Drap!Rombongan berkuda yang dipimpin Ayzard tiba di perbatasan. Penjaga memberi isyarat untuk berhenti. Ayzard mengangkat tangan, lalu menarik tali kekang. Lari kuda terhenti menyebabkan debu-debu beterbangan.“Sebutkan identitas dan tujuan Anda sekalian!” tegas penjaga.Ayzard men