Share

Bab 51

Tujuh hari berlalu, dan aku masih jua mendekam diri di rumah boss Putra. Ibunya yang baik, membuat diri begitu kerasan di sini.

Namun, kejadian hari ini. Seakan mengusik kenyamanan yang ada, Pak Rt dengan dua orang Bapak. Datang menyambangi rumah, dengan menanyakan status tamu pada diriku.

Tubuhku menegang, ini memang salahku! Bertamu hingga berhari-hari, lupa bahwa kami hidup bermasyarakat. Bukan hanya seorang diri, tanpa memikirkan tanggapan orang lain.

"Kalau mau barengan terus, ada baiknya nikah aja, Neng. Tahu sendirilah, mulut Ibu-ibu. Pedas macam cabe," seloroh Pak Rt. Yang gemar berbicara, seakan ingin mengusir ketegangan.

Aku menggigit bibir, begitu pusing dengan kata nikah. Yang terdengar mudah saat diucap, apa mereka tidak tahu bahwa aku masih sangat trauma dengan pengkhianatan?

Kutekan kepala yang makin berdenyut, celotehan Pak Rt dan kedua temannya. Sama sekali tak memberi solus

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status