Share

2. Undangan dari Istana

Di ujung bukit yang indah, Ariana berdiri ditemani Carla yang berdiri today jauh di belakangnya. Di tangan gadis itu, kini ada sebuket bunga indah yang akhirnya dia simpan di atas dua batu nisan sederhana yang ada di sana. Ariana menatap dua kuburan itu dengan tatapan sendu, ketika dia mengingat bahwa salah satu dari pemilik batu nisan tersebut tidak pernah ditemukan mayatnya. 

Setiap musim semi, Ariana akan mendatangi kuburan orang-orang tersayangnya untuk sekedar merawat tempat itu agar tidak ditinggalkan. Dengan posisinya, Ariana sebenarnya sudah menyewa seseorang untuk merawat kuburan orang-orang yang berperan besar dalam hidupnya tersebut. Namun gadis itu tetap akan datang setiap tahunnya, dengan satu buket bunga untuk setiap kuburan yang dia kunjungi. 

Di ujung tebing dengan pohon wysteria yang indah itu, terdapat makam Valencia yang disejajarkan dengan makam milik Cornell. Dua makan itu kini diberikan batu nisan yang layak, agar orang-orang tahu bahwa yang beristirahat di sana merupakan salah satu pahlawan yang membantu Raja Raoul naik sebagai seorang raja. 

Setidaknya, itu yang bisa Ariana lakukan setelah dia gagal menemukan tubuh Cornell yang berhasil meracuni Raja Emilio sebelum perang terakhir terjadi. Ariana berharap, setidaknya jiwa Cornell bisa terus bersama dengan Valencia jika dia menempatkan nisan keduanya bersebelahan. Keduanya mungkin tidak bisa bersama dalam kehidupan ini. Namun, Ariana terus berdoa agar pasangan itu bisa bahagia di kehidupan selanjutnya. 

Setelah Ariana selesai menaruh bunga di atas makam Valencia dan Cornell, gadis itu kembali bangun untuk memberi dua makan tersebut tatapan terakhir. Ariana harus kembali setelah ini. Setelah Ariana secara resmi menjadi seorang duchess, dia tidak lagi memiliki banyak waktu luang seperti sebelumnya. 

"Aku akan kembali lagi nanti. Kalian berdua, tolong beristirahatlah dengan tenang."

Selesai berbisik pelan, Ariana kembali menaiki kudanya dengan mudah. Carla mengikuti gerakan Ariana, ketika wanita itu juga segera menaiki kudanya sendiri. Keduanya memacu kuda mereka dengan cepat, meninggalkan tebing indah dengan segala kenangan pahitnya. 

***

"Nona Aria, Anda akhirnya kembali."

Ketika Ariana kembali ke kediamannya di wilayah Alison, gadis itu langsung disambut oleh Jimmy yang menunggunya di depan pintu. Ariana mengangguk kecil untuk membalas ucapan Jimmy. Gadis itu melihat ke sekeliling kediaman, sebelum dia memutuskan untuk bertanya pada kepala pelayannya tersebut. 

"Jimmy, apa sesuatu terjadi ketika aku pergi?"

Jimmy langsung mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ariana. "Pengantar surat dari istana baru saja datang tadi pagi, Nona Aria. Raja Raoul telah mengirimkan Anda surat undangan untuk datang ke pesta penyambutan Putri Elle yang berkunjung ke Kerajaan Sigmund."

Ketika Ariana mengingat lagi, Putri Elle memang seharusnya akan tiba di ibu kota dalam beberapa hari lagi. Raoul secara khusus mengundang Putri Elle untuk berterima kasih pada putri tersebut, dan kerajaannya yang telah membantu Raoul untuk naik takhta dengan mengirimkan tentara mereka. Momen itu juga akan digunakan sebagai saat di mana kedua kerajaan akan membuat perjanjian baru, di mana mereka akan bersumpah kembali menjadi aliansi setelah kesalahpahaman yang berujung pada perang beberapa tahun yang lalu. 

"Lalu ... Beberapa surat dari bangsawan lain juga kembali datang hari ini, disertai dengan hadiah-hadiah khusus yang mereka kirim untuk Anda."

Kali ini, Ariana mendesah lelah ketika lagi-lagi dia mendapatkan banyak surat cinta dari para bangsawan yang masih bertahan setelah Raoul menghabisi para bangsawan yang terbukti korup atau memiliki niat jahat pada Kerajaan Sigmund. Secara teori, orang-orang yang mengiriminya surat dan hadiah itu bukanlah orang-orang yang jahat. Namun Ariana tidak bisa berhenti berpikir bahwa dia harus memilih suaminya dengan hati-hati, demi kelangsungan keluarga Alison yang kini berada di tangannya seorang. 

"Tolong bereskan hadiah-hadiah itu seperti biasanya, Jimmy. Aku akan mengecek surat dari Baginda Raja terlebih dahulu."

"Sesuai keinginan Anda, Nona Aria."

Jimmy menjawab dengan patuh ketika Ariana kembali mengurung diri di ruang kerjanya seperti biasa. Pria itu menatap sosok Ariana yang terlihat lelah, sebelum pria itu berbalik untuk pergi ke arah dapur. 

Karena Ariana cenderung mengabaikan kondisi kesehatannya setelah kembali dari medan perang, Jimmy tahu dia harus berinisiatif untuk mengatur jadwal makan gadis itu agar kesehatannya bisa tetap terjaga. Tidak lupa, Jimmy juga mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh Ariana. Kepala pelayan itu bergerak dengan cepat, karena dia dibantu oleh pelayan lain yang bekerja di kediaman Alison. 

Untuk sekali lagi, kediaman Alison kembali sibuk untuk sementara waktu. 

***

"Wah ... Tempat ini benar-benar berbeda dari kali terakhir kita datang ke sini."

Putri Elle berucap sambil berdecak kagum ketika dia melihat perbedaan kontras dari penampakan ibu kota saat ini. Pada saat Putri Elle terakhir datang ke ibu kota, gadis itu masih bisa melihat banyak orang tanpa rumah berkeliaran di gang-gang kecil ibu kota. Ketimpangan sosialnya juga terasa sekali, di mana Putri Elle bisa melihat yang kaya bertindak seenaknya sementara yang miskin hanya bisa mengigit jari. Walaupun Ibu Kota Helga selalu dianggap sebagai wilayah paling maju di Kerajaan Sigmund, tidak dipungkiri bahwa tempat ini memiliki jumlah diskriminasi paling banyak dari seluruh wilayah di kerajaan. 

Namun kini, Putri Elle tidak lagi bisa melihat kesenjangan sosial yang terlalu tinggi di ibu kota tersebut. Gadis itu juga tidak lagi melihat orang-orang berkeliaran karena tidak memiliki rumah, sementara para penduduknya kini terlihat hidup dengan baik. Teknologi di ibu kota juga berkembang dengan pesat. Walaupun Kerajaan Sigmund baru saja mengalami perselisihan takhta dan perang berkepanjangan beberapa bulan yang lalu, kondisi kerajaan itu sudah jauh lebih baik dari ekspetasi semua orang kini. 

Sulit bagi Putri Elle untuk mengakuinya. Namun saat ini, Kerajaan Sigmund tampaknya bahkan sudah melampaui Kerajaan Orvel dari segi kemakmuran dan kemajuan teknologi. 

"Raja Raoul tampaknya telah bekerja keras untuk membangun kembali kerajaan ini. Untuk melihat bahwa raja semuda dirinya bisa membangun ulang kerajaan yang hampir jatuh sampai sejauh ini ... Sekarang aku bisa mengerti mengapa banyak orang rela melakukan apa pun hanya agar Raja Raoul bisa naik takhta pada saat itu."

Putri Elle menoleh saat Jenderal Dion yang menemani perjalanannya berkomentar tentang kehebatan Raoul. Mendengar Jenderal Dion yang jarang sekali memuji seseorang kini memuji Raoul, membuat Putri Elle ikut senang dan juga bangga. Gadis itu tersenyum lembar. Matanya ikut melembut, ketika dia melihat keadaan kota yang dipenuhi kemeriahan karena kelompoknya yang melewati jalanan ibu kota. 

"Ya. Raoul memang orang yang pantas duduk di kursi takhta itu," bisik Putri Elle dengan suara lembut. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status