Share

Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2
Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna 2
Penulis: Aurora

1. Khawatir

Di ruang kerja raja, baik Marquis Curtis maupun Kapten Allen sama-sama saling melirik saat Raoul yang telah menjadi raja selama beberapa bulan kembali menghela napas panjang. Tatapan pria tersebut terlihat sendu, ketika tangannya terus bergerak untuk mengerjakan tumpukan tugas yang ada di depannya. 

Dua pria yang sejak tadi mengamati Raoul tahu bahwa sekalipun raja tersebut mengerjakan tugasnya, pikiran pria itu sebenarnya berada di tempat lain. Helaan napas lain kembali terdengar, ketika Raoul selesai dengan kertas lainnya. 

"Baginda Raja, apa ada yang salah?"

Sebagai perdana menteri baru, Marquis Curtis merasa bahwa membantu meringankan beban Raoul merupakan salah satu tugasnya. Raoul memang sempat menatapnya setelah dia bertanya. Namun tidak lama kemudian, kepala Raoul kembali terkulai, seakan pria itu sudah pasrah dengan apa yang ada di pikirannya. 

"Apa Anda memikirkan tentang Nona Ariana, Baginda?"

Ketika giliran Kapten Allen yang bertanya, Raoul yang semula lemas langsung salah tingkah ketika kepala kesatria kerajaan yang baru itu bertanya padanya. "Ba, bagaimana kamu tahu?" tanya Raoul tidak percaya. Kapten Allen tersenyum ketika dia mendengar pertanyaan itu. Untuk sekali lagi, dia berhasil menebak pikiran Raoul dengan tepat. 

Mungkin karena Kapten Allen telah bersama Raoul sejak raja tersebut masih remaja, pria tersebut jauh lebih peka dalam urusan menyadari apa yang sebenarnya Raoul inginkan walaupun raja tersebut tidak mengatakan apa pun. Lagipula, satu-satunya hal yang bisa membuat Raoul sampai tidak fokus pada urusan kerajaan itu hanya Ariana. Ditambah dengan fakta bahwa Ariana jarang mengunjungi ibu kota akhir-akhir ini, jelas sekali bahwa Raoul merasa rendah karena dia tidak bisa menemui pujaan hatinya itu akhir-akhir ini. 

"Anda ingin bertemu dengan Nona Ariana, Baginda? Saya bisa membantu Anda untuk mengirimkan surat resmi ke kediamannya."

Setelah mengetahui bahwa rajanya tengah gelisah karena memikirkan Ariana, Marquis Curtis lagi-lagi mencoba memberi saran yang masuk akal bagi Raoul. Namun Raoul lagi-lagi menolak sarannya, sehingga Marquis Curtis diam-diam berpikir apakah rajanya itu masih menyimpan dendam tersembunyi terhadapnya. 

"Sama sepertiku, aku yakin dia juga sibuk mengatasi berbagai hal di wilayahnya. Aria telah mengatakan padaku, bahwa dia akan fokus pada masalah wilayahnya untuk sementara waktu."

Walaupun Raoul mengatakan hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa pria itu juga sedih karena tidak bisa melihat Ariana selama beberapa bulan. Ah, tidak. Sebenarnya, mereka sudah jarang bertemu semenjak kekuasaan Raja Emilio berhasil digulingkan. Raoul terlalu sibuk untuk membereskan masalah di kerajaan setelah perang berkepanjangan, sementara Ariana juga sibuk mengembalikan keamanan di Kerajaan Sigmund. Keduanya jarang bertemu lagi jika bukan dalam situasi formal. Dan kali terakhir Raoul bertemu Ariana, mungkin hanya pada saat pengangkatannya sebagai raja, dan pemberian penghargaan sekaligus status baru bagi mereka yang berperan dalam keberhasilan Raoul untuk merebut kembali takhta kerajaan. 

Memikirkan hal tersebut membuat Raoul semakin sedih lagi. Raja tersebut berpikir, dia akan lebih dekat dengan Ariana jika dia telah menjadi raja. Namun pada kenyataannya, jarak di antara mereka hanya semakin membesar setelah keduanya memiliki tanggung jawab masing-masing. Sekalipun wilayah Alison dan ibu kota itu letaknya bersebelahan, keduanya tidak bisa lagi bertemu sesuai keinginan mereka. 

Karena sekarang Ariana hanya sendirian, Raoul tidak bisa membantu tetapi khawatir pada keadaan gadis itu. Raoul ingin tahu apakah Ariana kelelahan, atau apakah gadis itu menjaga kesehatannya dengan baik. Setelah perang selesai, Raoul baru menyadari bahwa Ariana sepertinya memiliki kebiasaan untuk menghukun dirinya sendiri jika dia merasa bersalah. Kebiasaan itu merupakan kebiasaan yang sangat buruk. Raoul hanya ingin Ariana bisa lebih menghargai tubuhnya sendiri di masa depan. 

Ketika Raoul tanpa sadar menghela napas panjang untuk sekali lagi, Marquis Curtis akhirnya merasa dia tidak bisa menyerah begitu saja. Pria itu menatap Raoul lagi, lalu tersenyum secerah yang ada bisa. 

"Baginda Raja, bukankah ini sudah waktunya bagi kerajaan kita untuk mengadakan pesta perayaan naiknya Anda sebagai seorang raja? Pada saat Anda naik sebagai raja, keadaan kacau di Kerajaan Sigmund tidak memungkinkan Anda untuk mengadakan pesta yang besar. Namun situasinya saat ini berbeda. Kerajaan kita sudah stabil, dan Anda juga harus menjalin hubungan baik dengan kerajaan lain. Mengadakan pesta dan mengundang mereka untuk membentuk hubungan diplomatik yang baik mungkin bukan ide yang buruk, Baginda. Dan jika Anda mengadakan pesta ... Semua bangsawan akan hadir untuk memenuhi undangan Anda bukan? Nona Ariana akan datang ke ibu kota untuk memenuhi tugasnya, jadi saya yakin beliau tidak akan merasa bahwa Anda berniat untuk menganggunya jika Anda mengundangnya dengan cara itu."

Pada saat Raoul naik takhta, Kerajaan Sigmund masih berada dalam kondisi di mana mengadakan pesta besar itu tidak mungkin, sehingga Raoul tidak mengundang kerajaan lain untuk memeriahkan naiknya dia sebagai seorang raja baru pada saat itu. Namun kali ini, kondisi di kerajaannya sudah sangat stabil sehingga dia bisa tenang mengundang kerajaan lain untuk datang ke kerajaannya. Raoul juga harus menyampaikan niat baiknya pada kerajaan yang telah mendukungnya untuk berada di posisi ini. Dia tidak bisa selamanya menyimpan uang untuk kemajuan kerajaannya, tanpa pernah mengadakan pesta diplomatik untuk satu kali saja. 

Belum lagi karena Raoul juga telah berjanji akan mengenalkan Ariana pada Putri Elle, raja tersebut merasa ide untuk mengadakan pesta yang mengundang semua bangsawan bukanlah ide yang buruk. 

Kali ini, Raoul tidak lagi menolak ketika Marquis Curtis memberi saran. Raoul terlihat berpikir, sebelum raja tersebut mengangguk untuk menyetujui ucapan Marquis Curtis. 

"Baiklah. Lagipula Raja Bernard juga telah berperan besar dalam membantuku mengambil alih takhta. Sebagai tuan rumah, tentu saja kita harus menyambut mereka dengan benar."

Baik Marquis Curtis maupun Kapten Allen sama-sama hanya bisa mengulum senyum ketika mereka melihat Raoul bisa semangat hanya dengan membayangkan dia akan bertemu Ariana lagi. Wajah lesu raja tersebut kembali cerah dalam sekejap. Raoul bahkan tanpa sadar bersenandung karena suasana hatinya mendadak berada di atas awan. Semangat pria itu kembali sepenuhnya, ketika dia kembali duduk tegak dan mengerjakan tugas-tugasnya dengan semangat. 

Dari sikap Raoul, jelas sekali bahwa raja tersebut jatuh cinta pada Ariana. Dengan status Ariana sebagai seorang duchess, keduanya akan menjadi pasangan yang serasi untuk menikah. Mereka sebenarnya tidak mengerti mengapa Raoul masih belum berani melamar Ariana sampai saat ini.

Karena sibuk, Raoul tampaknya belum tahu bahwa Ariana sudah kembali banyak mendapat lamaran dari berbagai kalangan bangsawan semenjak kerajaan kembali stabil. Ariana mungkin belum memilih siapa pun sampai saat ini. Namun dengan statusnya sebagai satu-satunya orang yang berhasil bertahan hidup dari keluarga Alison, cepat atau lambat, Ariana pasti akan memilih seseorang sebagai pasangan hidupnya. 

Bagi yang lain, rasanya tidak pantas jika mereka mengangkat isu pernikahan ketika Raoul baru saja berhasil menstabilkan Kerajaan Sigmund. Mereka juga tidak ingin dianggap mengatur hidup Raoul, sehingga tidak ada yang berani menyarankan Raoul untuk melamar Ariana selama ini. Pada akhirnya, mereka hanya bisa berharap Raoul memiliki inisiatifnya sendiri. Raoul harus bergerak cepat, atau seseorang mungkin akan mengambil Ariana sebagai istri sebelum raja tersebut bisa melakukan apa pun. 

Lagipula, Ariana itu gadis cantik yang berasal dari keluarga dihormati. Orang-orang rela melakukan apa pun, hanya agar mereka dilirik oleh Ariana yang terkenal dingin dan tegas pada siapa pun. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status