Ketika musik mulai berganti, pasangan yang lain mulai maju ke tengah aula untuk berdansa bersama. Curtis berbalik untuk menatap Ariana yang duduk santai menikmati pemandangan itu, lalu mengulurkan tangannya di depan gadis tersebut. "Bisakah aku mendapat kehormatan untuk mengajakmu berdansa, Ariana?" tanya Curtis dengan sopan. Ariana baru saja hendak menerima tawaran itu, ketika tangan lain segera menahan pergelangan tangannya. "Maaf, tetapi Ariana akan berdansa bersamaku."Entah muncul dari mana, Pangeran Raoul tiba-tiba saja sudah berada di samping Ariana sambil memegangi tangan gadis itu. Curtis sedikit terkejut dengan kemunculan Raoul yang tiba-tiba. Belum lagi ketika menatapnya, Curtis bisa merasakan hawa permusuhan dari pangeran tersebut. Namun karena pria itu memang pada dasarnya orang yang lembut, Curtis hanya tersenyum lalu membiarkan Raoul mengajak Ariana untuk berdansa. "Seperti yang Anda inginkan, Yang Mulia. Kalau begitu, sampai nanti Ariana."Ariana mengangguk. "Sampai
Setelah pesta dansa berakhir, festival berburu juga secara resmi akhirnya selesai. Toko-toko dadakan yang dibuka untuk memeriahkan festival kembali dibongkar, sementara para pengunjung dari kerajaan lain yang datang untuk berbelanja mulai kembali ke kerajaan mereka satu per satu. Karena hasil dari festival berburu tahun ini cukup bagus, kebanyakan orang akan beristirahat untuk satu atau dua hari demi mengembalikan tenaga mereka. Namun Ariana tidak memiliki waktu untuk beristirahat saat dia lebih memperhatikan Pangeran Raoul di hari-hari terakhirnya. Gadis itu datang dengan berbagai barang yang berguna untuk pria itu, sekaligus memberi tahunya dengan serius hal apa saja yang harus dia ingat selama berada di ketentaraan. Hanya pada hari terakhir, Ariana datang dengan pakaian dan buku militer ketika dia mengunjungi Pangeran Raoul di kastil terpencilnya. "Raoul, karena kamu langsung diangkat sebagai Jenderal oleh Baginda Raja, kamu harus banyak membaca buku taktik militer untuk belajar
[Untuk Pangeran Raoul. Sudah tiga bulan sejak kamu pergi untuk menjaga perbatasan. Terakhir kali, kamu mengatakan bahwa kamu masih dalam perjalanan untuk mencapai perbatasan. Sekarang, apa kamu sudah sampai di sana? Di ibu kota dan wilayah sekitarnya, salju mulai turun sehingga suhu semakin dingin. Aku harap kamu sudah sampai di sana, karena perjalanannya pasti sulit setelah salju turun lebih awal tahun ini. Setelah kamu pergi, baik Ratu Melisa maupun Putra Mahkota Emilio tidak melakukan hal-hal yang mencurigakan. Namun aku harap ini bukan ketenangan sebelum badai. Jaga dirimu, Raoul. Tolong jangan mudah percaya pada orang asing di sana. Seperti biasa, kami di sini akan selalu mendoakan keselamatanmu.Ariana.]Setelah Ariana selesai membaca surat yang hendak dia kirimkan, gadis itu mengangguk puas lalu menyegel surat tersebut dengan segel keluarganya. Ariana menyerahkan surat itu pada salah satu pelayan, agar surat tersebut bisa segera dikirim pada Pangeran Raoul yang tengah dalam
Setelah kembali dari sekolah pelatihan yang dibangunnya, Ariana tidak langsung pulang ketika dia memilih untuk berkeliling di sekitar ibu kota terlebih dahulu. Semenjak dia sibuk dengan urusan keluarga Alison, Ariana memang jarang memiliki kesempatan untuk datang ke ibu kota lagi. Gadis itu ingin tahu bagaimana keadaan ibu kota saat ini, sekaligus mendengar gosip-gosip terbaru tentang istana yang bisa didengar di kedai-kedai ibu kota. Demi kenyamanan mereka, Ariana menyarankan agar mereka jalan saja untuk menikmati suasana di ibu kota. Tatapan Ariana jatuh pada papan pengumuman yang ada di alun-alun kota, yang secara tidak biasa dikerubungi oleh banyak orang ketika dia datang. "Ada apa di sana?" tanya Ariana penasaran. Melihat seorang bangsawan sekelas Ariana tertarik pada papan pengumuman, orang-orang langsung minggir untuk memberi jalan bagi Ariana. Walaupun Ariana tidak terlalu suka diperlakukan spesial, gadis itu tidak bisa meminta mereka untuk berhenti sehingga dia hanya bisa
Ketika Ariana hendak memasuki area di dalam arena, dia dihentikan oleh dua penjaga kekar yang badannya dua kali ukuran Valencia. Keduanya membawa senjata dan berwajah seram, sampai Valencia tanpa sadar langsung menggenggam gagang pedangnya dalam pose waspada. "Katakan pada bosmu bahwa Ariana dari keluarga Alison ingin bicara dengannya."Tidak seperti Valencia, Ariana sangat tenang ketika dia menghadapi dua raksasa itu. Satu pengetahuan yang dia tahu dari tempat seperti ini, arena ini juga digunakan untuk menjual para budak sebagai petarung untuk keluarga bangsawan. Jika dia membawa nama keluarganya, kecil kemungkinan bahwa penanggung jawab gladiator akan mengabaikannya. Walaupun saat ini keluarganya tidak disukai oleh kebanyakan bangsawan, statusnya sebagai satu-satunya cucu seorang duke tetap membuat Ariana ditakuti oleh banyak orang. Apalagi untuk ukuran penanggung jawab gladiator yang hanya seorang Baron, dia pasti tidak akan menolak apa pun perintah Ariana. "Silahkan masuk."Ben
Ketika mereka keluar, kelompok mereka bertemu dengan gadis kurus yang sebelumnya Ariana beli. Karena gadis itu dipaksa berdiri di depan pintu keluar, bibirnya yang sudah pucat semakin membiru karena cuaca dingin. Ariana segera melepas mantelnya dengan terburu-buru. Dengan tangannya sendiri, Ariana segera memakaikan gadis malang itu mantel yang baru saja dia lepas. Ariana sedikit memaksa saat gadis itu menolak dengan keras. Jika itu demi kebaikan, Ariana sama sekali tidak ragu untuk bertindak tegas pada gadis itu. "Aku akan marah jika kamu sampai melepas mantel itu. Lalu Valencia, bisakah kita mampir ke toko mantel untuk membeli mantel baru terlebih dahulu? Cornell juga pasti kedinginan jika hanya menggunakan pakaian tipis di cuaca dingin begini."Valencia mengangguk. "Tentu saja, Nona Aria. Anda sendiri, untuk sementara tolong gunakan mantel saya. Anda dan yang lain bisa masuk ke dalam kereta kuda terlebih dahulu. Kalau tidak salah, saya melihat toko pakaian tidak jauh dari tempat in
Begitu mereka kembali ke rumah, Ariana langsung disambut oleh Jimmy yang sudah menunggunya di depan pintu. Setelah Ariana memberi tahu situasinya, Jimmy segera memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan dua kamar baru, pakaian baru, dan juga air panas. Tidak lupa, Jimmy juga meminta seseorang memanggil dokter untuk memeriksa keduanya. Dengan adanya Jimmy di rumah, Ariana tahu dia tidak perlu khawatir keduanya akan kekurangan apa pun selama dia sibuk. Gadis itu tersenyum kecil saat melihat Carla tampaknya takjub dengan rumahnya, sementara Cornell tetap berusaha terlihat tidak peduli walaupun matanya sesekali menatap penasaran lingkungan barunya ini. "Untuk sekarang, kalian bisa mengikuti Jimmy untuk mandi terlebih dahulu sambil menunggu dokter. Jimmy dan ayahnya James adalah kepala pelayan di rumah ini. Tergantung situasinya, keduanya akan saling bertukar tempat untuk bertugas sebagai kepala pelayan," ujar Ariana memberi tahu. Karena dia masih memiliki pekerjaan untuk dilakukan, gad
Selesai menyerahkan Cornell dan Carla untuk dirawat Jimmy, Ariana kembali fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan padanya. Diam-diam gadis itu tersenyum, saat dia melihat Valencia masih saja mengerutkan alis dari waktu ke waktu. Tanpa perlu diberi tahu, Ariana sebenarnya sudah tahu alasan mengapa Valencia terus saja tidak puas sejak tadi. Namun Ariana memutuskan untuk diam, karena menyelesaikan pekerjaannya lebih penting daripada menjelaskan banyak hal pada Valencia saat ini. Beberapa jam selanjutnya dihabiskan hanya dengan Valencia yang berjaga dan Ariana yang mengerjakan kewajibannya. Ruang belajar Ariana sangat sepi, sampai suara ketukan mengalihkan perhatian keduanya. "Nona Aria, dokter yang dipanggil telah tiba. Saya mohon maaf, tetapi Anda harus diperiksa terlebih dahulu."Valencia diam-diam menatap Ariana ketika Jimmy bicara di luar ruangan. Ternyata bukan hanya dia, Jimmy juga sada bahwa Ariana memiliki memar di bagian lehernya. Kebetulan, tugas Ariana juga bar