“ Benturan yang cukup keras menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak. Hal ini semakin dipicu oleh ketinggian jatuh yang signifikan, juga usia dan kondisi tubuh pasien.Sampai saat ini kondisi pasien masih sangat kritis, dan operasi bukan pilihan aman. “Penjelasan dokter yang panjang membuat tubuh Arion semakin lemas, Elena yang menyadari itu memegangi tubuh suaminya yang hampir terjatuh.Ia menoleh pada dokter yang baru saja menangani Andrian. “ Apa tidak ada cara lain untuk penyembuhan? “ tanya Elena.Dokter itu menggeleng-gelengkan kepala sebagai jawaban. Ia sudah berusaha sebisa mungkin melakukan penanganan.Elena menghela napas berat, ia kemudian mengangguk dan membiarkan dokter itu pergi.Arion nampak begitu hancur, untuk pertama kalinya Elena melihat Arion begitu sedih. Meskipun tak ada air mata yang menetes, namun diamnya sudah menjawab semua.“ Apa kakak ku juga akan pergi? Dia ingin ikut dengan Mama? “ tanya Arion lirih dengan tatapan kosong.Elena menariknya untuk dud
Langkah kaki berlalu-lalang, suara troli didorong, jeritan pilu juga suara tawa yang bercampur memenuhi gedung bertingkat dengan simbol medis yang khas.Taman yang hijau terlihat begitu teduh, tapi orang-orang paling benci jika harus duduk di kursi taman itu. Dimana, jika mereka duduk di sana tandanya air mata akan mengalir dari mata mereka.Langkah kaki Elena yang cepat segera terhenti, matanya menangkap sosok yang begitu ia kenali duduk di tengah taman dengan pohon rindang. “ Arion ... “Suaminya berada beberapa meter di depan sana, dengan siluetnya saja Elena sudah dapat mengenali pria itu. “ Ada apa dengan dirinya? Ya Tuhan, semoga dia baik-baik saja. “ lirih Elena.Pikiran negatif memenuhi isi kepalanya, berbagai kemungkinan buruk memicu ketegangan dalam hatinya.Ia melangkahkan dengan berani menghampiri suaminya.Pria berahang tegas dengan wajah kaku itu kali ini tak terlihat seperti biasanya. Tubuhnya lunglai menyandar, kepalanya tertunduk ke bawah dengan tangan bergetar.Elena
“ Apa salah kami padamu, Nak? “Kini suara Andrian terdengar melemah, ia masih tak bisa menghilangkan keterkejutannya. Sedangkan di depan sana, Lucas memalingkan wajahnya.Pria manis itu terlalu malas untuk menatap ke arah sang ayah yang tengah berbicara padanya.Andrian berjalan mendekati putranya, sebelum ia kembali berbicara. “ Kau ingin menguasai Dominic? Apa warisan yang Ayah siapkan untuk mu masih kurang? “ tanya Andrian lagi.Lucas berdecak sebal, ia menatap ayahnya dengan malas. “ Apakah menurut Ayah itu cukup? Aku hanya mendapatkan lima persen kekayaan Dominic!Sementara paman Arion, adik kesayangan ayah mendapatkan hampir seluruh kekayaan Dominic! “ pekik Lucas yang kini berani berteriak di depan ayahnya.Andrian terdiam, ia menatap sendu ke arah Lucas yang begitu berani padanya. Tatapan benci itu jelas terpancar.Pria yang rambutnya sudah mulai memutih itu benar-benar tidak mengerti dengan keinginan putranya. “ Jadi kau melakukan ini demi harta? Kau ingin harta, kau bisa am
“ Kami hanya bertanya tentang kehidupan sosial anda, Nona. Mengapa anda malah mencemooh kami? “ tanya pria itu dengan kesal.Wajahnya tampak sudah memerah, ia sudah tidak tahan dengan ejekan yang Elena lontarkan pada mereka. Wajahnya kini sudah memerah, tangannya terkepal kuat.Elena terkekeh geli, bagaimana bisa pria itu mengatakan dirinya mencemooh mereka. Apa mereka sengaja memutarbalikkan fakta?“ Rekan mu mengatakan bahwa aku harus mengklarifikasi hubungan ku dengan keponakan ku. Dia juga bilang itu mempengaruhi kualitas saham Mauren, apakah itu sesuai dengan pembahasan rapat saat ini? “ ucap Elena sarkas yang di akhiri dengan pertanyaan.“ Aku benar-benar tidak mengerti, mengapa kalian begitu peduli dengan kehidupan pribadi ku? “ Elena sudah tidak tahan lagi. Ia harus segera menyelesaikan rapatnya atau emosinya akan semakin meledak-ledak. “ Untuk pertama kalinya aku rapat bersama kalian. Entah kekurangan orang atau bagaimana departemen kalian, aku cukup kecewa! “Keringat dingi
Pagi Elena di awali dengan kekacauan isu-isu tidak jelas yang beredar di instansinya sendiri, siap tidak siap ia harus melanjutkan jadwalnya pagi ini.Mengisi rapat perencanaan tentang pembangunan infrastruktur lainnya yang akan dijalankan grup Mauren dengan grup-grup lainnya.Suasana ruang rapat terlihat kondusif dan cukup nyaman. Seorang di depan sana berbicara untuk memaparkan ide yang divisi mereka miliki untuk keberlangsungan proyek yang akan mereka jalani.Namun, suasana nyaman itu berubah tegang saat seorang berbicara keluar dari konteks yang sedang mereka bahas. “ Bagaimana dengan isu anda yang masih dekat dengan tuan muda Dominic, Nona? “ tanya seorang wanita yang mungkin seusia dengan Elena.Ini adalah rapat kecil Elena bersama orang-orang dari departemen yang ada di grup Mauren. Elena mengenalnya, ia adalah perwakilan dari departemen desain.Wanita itu bertanya dengan berani, wajahnya tak menunjukkan ketakutan atau keraguan sedikit pun. Sudut bibir Elena sedikit terangkat,
Kaki panjangnya melangkah tegas, tubuhnya tegap dengan pandangan lurus ke depan. Keberanian begitu terpancar dari auranya.Akan tetapi, bisik-bisik itu tak bisa diabaikan oleh Elena. Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, tak sedikit karyawan yang memberikan tatapan mencemooh padanya.Rasa penasaran Elena terjawab saat Vero menghampiri datang ke ruangannya. Wajah wanita itu nampak begitu panik. “ El ... Elena! “ seru Vero dengan panik.Napas Vero terengah-engah, terlihat jelas wanita itu baru saja berlari. Elena bertanya mengapa asistennya itu berteriak sampai berlarian. “ Kenapa, ada apa dengan dirimu? ““Kau kemana saja? Aku sudah mengirimi pesan tapi sama sekali tak di balas. “ tanya balik Vero yang malah mencecar Elena dengan pertanyaan.Elena membuka ponselnya, di layar depan terlihat notifikasi pesan Vero yang berjumlah cukup banyak.Sejak bangun tidur, ia tidak membuka ponselnya. Paginya kali ini cukup sibuk. “ Iya, aku lupa membuka ponsel ku. Ada apa? “ tanya Elena mengulangi