Share

Bab 165 : Kenyataan Pahit Bagi Elena

Penulis: Sunny Dhemiree
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-14 21:20:38

“Jadi kapan kau akan menjalani operasi kedua?”

Noah menatap Arion tanpa berkedip, ia terus berupaya meyakinkan Arion agar mau menjalani operasi kedua meskipun kemungkinan untuk berhasil dan gagal memiliki persentase yang seimbang.

Arion masih diam, “Akan aku pikir kan lagi,”

Noah tidak habis pikir dengan ucapan Arion, “ Sampai kapan lagi? Jika kau terus menunda mungkin usiamu takkan bertahan sampai dua tahun lagi,”

Degh!

Kaki Elena seketika lemas, ia hampir terjatuh dan berpegang pada dinding rumah sakit. Tatapannya kosong saat mendengar kalimat yang Noah ucapkan.

Dua tahun lagi? Apa maksud perkataan Noah, dan operasi apa yang mereka maksud, “Arion... Tidak mungkin,” gumam Elena yang menggelengkan kepalanya.

Dadanya terasa sesak, matanya mulai berair hingga membasahi wajahnya. Ia tak kuasa menahan tangisnya, segera kembali ke ruangan rawat.

Elena tak sengaja sedikit mendorong pintu ruangan Noah, membuat mereka yang di dalam segera menoleh, “Ada yang mengintip?” gumam Arion.

Mereka b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 168 : Mabuknya Arion Menyusahkan

    Malam yang cerah, langit biru yang gelap kini nampak terang karena sinar bulan. Waktu yang tenang untuk menikmati teh dibawah sinar bulan.Jeff menyesap teh aromatik yang baru saja ia buat sambil menikmati cahaya bulan di balkon apartemennya, wangi teh yang menguar kedalaman indra penciumannya semakin menghangatkan jiwa dan raga yang kedinginan.“Kak!”Puuufffttt!Teh yang baru saja ia minum kembali keluar akibat suara Vio yang mengejutkan nya. Gadis itu hobi sekali berteriak di hadapannya, berbeda dengan di hadapan orang lain yang langsung diam seribu bahasa.Entahlah, mungkin adiknya itu memiliki dua kepribadian. Jeff yang kesal mengusap mulutnya dengan kasar, “ Bisakah kau tidak berteriak,” sinis Jeff.“Hehe,” Vio tersenyum lebar sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Jeff membersihkan pakaiannya yang sedikit basah, ia begitu kesal dengan Vio yang hobi berteriak, “ Apa! Untuk apa kau menemui ku,”Vio tersenyum, Jeff paham ada niat tersembunyi di balik senyum aneh Vio, “ Seda

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 167 : Arion yang Keras Kepala 

    “Tidak, ada,”Alasan Arion membawa Elena kemari adalah ingin menebus kesalahannya, ia juga tahu Elena begitu jarang memakan makanan tidak sehat seperti makanan jalanan itu.Selain pengaturan kediaman Mauren yang ketat, saat di kediamannya pun ia tidak memperbolehkan Elena memakan makanan sembarangan.Arion juga tahu saat Bu Rah membuang makanan cepat saji yang Elena beli, ia tidak menyalahkan Bu Rah karena itu memang tugasnya. Tapi, untuk kali ini Arion akan membiarkan Elena mencoba makanan itu.Ia juga sedikit penasaran dengan rasa makanan yang banyak di gemari remaja bahkan hingga orang-orang seusianya, “ Astaga, makanan apa ini?” Elena merasa tidak nyaman dengan komentar Arion yang begitu terbuka, apalagi saat melihat wajah bibi penjual di depannya, “Haha, anak muda. Apa kau tidak pernah memakan makanan seperti ini?”Elena bernapas lega saat bibi penjual itu terlihat begitu ramah, ia bahkan tidak marah saat Arion mengejek dagangannya, “ Maaf, Bibi. Dia tidak pernah melihat makanan

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 166 : Ajakan Arion yang Tiba-tiba

    “Menangis? Tidak, aku tidak menangis, “ sanggah Elena.Ia menghapus air matanya, sedangkan Arion menatap dengan khawatir. Elena tertawa untuk menutupi rasa sedihnya, “ Aku baik-baik saja, sayang. Tadi mataku terkena debu,” kilah Elena.Arion menatap Elena tanpa berkedip, detik berikutnya ia menarik tengkuk istrinya dan melumat bibir Elena yang begitu menggoda. Elena diam, tak berniat melepaskan ataupun membalas.Saat menikmati bibir itu, Arion kembali merasakan air mata yang menetes. Ia segera melepaskan pangutan nya, “ Ada yang kau sembunyikan dari ku?” Elena menggeleng, ia memeluk Arion lagi. Lebih erat dari sebelum, bahkan ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami.“Aku ingin pulang,” ucap Elena pelan.Pelukan itu terlepas, mereka saling pandang satu sama lain. Arion tersenyum dan mengiyakan keinginan istrinya, “Baiklah, kita pulang sekarang. Tapi, sebelum itu kau harus makan dulu,” Elena mengangguk dan bersorak gembira, tubuhnya sudah mulai membaik. Demam memang membu

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 165 : Kenyataan Pahit Bagi Elena

    “Jadi kapan kau akan menjalani operasi kedua?” Noah menatap Arion tanpa berkedip, ia terus berupaya meyakinkan Arion agar mau menjalani operasi kedua meskipun kemungkinan untuk berhasil dan gagal memiliki persentase yang seimbang.Arion masih diam, “Akan aku pikir kan lagi,” Noah tidak habis pikir dengan ucapan Arion, “ Sampai kapan lagi? Jika kau terus menunda mungkin usiamu takkan bertahan sampai dua tahun lagi,”Degh!Kaki Elena seketika lemas, ia hampir terjatuh dan berpegang pada dinding rumah sakit. Tatapannya kosong saat mendengar kalimat yang Noah ucapkan.Dua tahun lagi? Apa maksud perkataan Noah, dan operasi apa yang mereka maksud, “Arion... Tidak mungkin,” gumam Elena yang menggelengkan kepalanya.Dadanya terasa sesak, matanya mulai berair hingga membasahi wajahnya. Ia tak kuasa menahan tangisnya, segera kembali ke ruangan rawat.Elena tak sengaja sedikit mendorong pintu ruangan Noah, membuat mereka yang di dalam segera menoleh, “Ada yang mengintip?” gumam Arion.Mereka b

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 164 : Rahasia yang Mulai Terkuak

    Bab 164 : Rahasia yang Mulai Terkuak “Hagh! Hagh! Hagh!”Napas Azalea terengah-engah, ia memegangi lehernya yang terasa sakit akibat cengkraman tangan Arion yang begitu kuat. Sepertinya dirinya memang harus menghadapi kemarahan Arion yang sempat tertunda.Arion menatap dengan datar pada Azalea, “ Aku tidak pernah kasar pada wanita, tapi jika itu menyangkut istriku. Maka aku tidak segan-segan untuk membunuhnya,” seru Arion.Sementara Azalea masih berusaha mengatur napasnya, ia menstabilkan oksigen yang masuk ke dalam paru-parunya. Saat menatap Arion, kini ia malah terkekeh.Wajahnya begitu mengejek seolah menertawakan Arion, saat pria itu hendak mendekat lagi buru-buru Azalea menginjak kaki Arion dengan sepatu hak tinggi yang ia kenakan.Arion mengeram sakit karena tindakan tiba-tiba Azalea, “Akh! Beraninya kau menginjak kaki ku,”Azalea merasa puas melihat Arion kesakitan, “Elena sakit bukan salah ku! Itu salah dirimu karena menjadi suami tak berguna,” pekik Azalea tepat di hadapan w

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 163 : Rencana Tersembunyi

    “Mama hanya takut kehilangan harta bukan? Sejak kapan Mama menyayangi Elena dengan tulus?”“Azalea! Jaga bicaramu,” sentak Nyonya Lia.Azalea tertawa, ia merasa miris jika menjadi Elena. Nyonya Lia mengajaknya bicara hanya untuk mengancamnya lagi, agar tak berbuat hal yang tidak-tidak pada Elena.Nyonya Lia menatap sinis pada Azalea yang begitu berani padanya, “Kau harus mendengarkan ucapan ku, jika tidak... Kapan saja aku bisa mencabut semua fasilitas mu,” Ucapan Nyonya Lia yang penuh dengan ancaman semakin membuat Azalea geram, ia mengepalkan tangannya, “Ku rasa jika Arion tahu maka kau yang akan berakhir, Ma,” sinis Azalea.“Kau berani mengancam ku?”Azalea bangun dari duduknya, ia malas mendengar semua ancaman yang Nyonya Lia lontarkan. Melihat Azalea pergi membuat Nyonya Lia kesal, “Mama belum selesai bicara, Azalea!”“Sudahlah, Mama hanya ingin mengancam ku saja,”Nyonya Lia menatap punggung Azalea yang perlahan mulai menjauh dan hilang, ia benar-benar butuh rencana lain supaya

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 162 : Pelukan Hangat Arion

    “Uwekkk! Uwekkk...”Suara Elena yang mengeluarkan isi perutnya terdengar jelas, tak ada makanan yang ia makan sejak tadi. Hingga saat ia memuntahkan hanya air yang keluar.Rasa pahit menguar dalam mulutnya, kepalanya masih terasa berat dan pandangan buram. Elena menangis tersedu-sedu saat rasa mual terus ia rasakan, “Aku benci sakit, Arion,” seru Elena.Ia memeluk suaminya, sementara Arion terus berusaha menenangkan sang istri. Ia mengusap-usap pungung Elena, “Kau harus makan, agar cepat sembuh,” balas Arion.Tangannya naik mengusap wajah Elena yang tertutupi rambut, Elena menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan, tanpa bisa di tahan ia kembali muntah.Ia memuntahkan isi perutnya tepat di kaos yang Arion kenakan, kembali tertunduk di depan wastafel. Arion tak peduli dengan bajunya yang kotor, ia tetap membantu Elena untuk bangun.“Masih mual?” tanya Arion dengan lembut. Ia membantu istrinya untuk kembali berbaring, Elena hanya bisa pasrah dan kembali terbaring.“Aku ingin pulang,” ucap Ele

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 161 : Elena Demam

    “Azalea! Apa yang kau lakukan,” pekik Vero dengan panik.Vero segera berlari menghampiri Elena yang tak sadarkan diri, sementara Azalea berdiri dan tak peduli dengan keadaan Elena.Ia memutar bola mata malas dan memilih untuk duduk saja, “Dia saja yang lemah. Terjatuh saja sampai pingsan,” cibir Azalea.Vero menggoyangkan tubuh Elena, ia meraba kening wanita itu dan merasakan suhu tubuh yang panas, “El, kau sakit,” gumam Vero.Vero segera menelepon asisten pria untuk mengangkat tubuh Elena, ia segera membawa Elena ke rumah sakit. Tak lupa, sebelum pergi ia mengabari Arion untuk segera menyusul ke rumah sakit.Saat mendapatkan kabar bahwa Elena tak sadarkan diri, Arion bergegas menuju rumah sakit. Ia bahkan meninggalkan rapat yang sedang berlangsung.Sesampainya di rumah sakit, Arion segera menuju tempat dimana Elena berada. Sepanjang perjalanan, rasa khawatir terus memenuhi isi pikiran Arion, “Sayang, maafkan aku. Ini semua salahku,”Sebelum tiba di ruangan Elena, Arion bertemu dengan

  • Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali   Bab 160 : Kalung Milik Ku

    “Waw, ternyata aku sangat cantik saat memakai kalung ini,” puji Azalea pada diri sendiri. Azalea kini tengah bercermin sambil memegangi kalung yang melingkar di lehernya, berliannya yang berwarna biru semakin bersinar saat terkena cahaya.Senyum indah tercetak jelas di wajah manisnya, namun sayang senyum itu menyimpan sejuta tipuan. Wajahnya yang polos bukan berarti ia tak mengerti apa-apa.Tringggg!Bunyi telepon yang ada di mejanya berdering, membuat Azalea berdecak sebal dan menjawab telepon tersebut, “Iya, kenapa?” tanya Azalea, dengan ketus.Ia menyimpan kembali telepon itu dengan kasar, melipat kedua tangannya di depan dada, “Untuk apa wanita itu ingin bertemu dengan ku,”“Huhhh...!” ia meniup beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya, “Tapi, tak apa. Aku tak perlu repot-repot mencari cara membuat nya marah,” sambung Azalea dengan tersenyum puas.Matahari yang mulai naik membuat panas terasa begitu terik, sinarnya bahkan masuk ke ruangan ruangan dengan jendela besar. Tapi, h

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status