"Kau tidak perlu mencari siapapun yang kami temui,"Mendengar suara yang sangat familiar seketika membuat Elena dan Vero melihat ke sumber suara."Mama?" Gumam Elena.Nyonya Lia sudah berdiri di ambang pintu, " Alasan kenaikan jabatan mu ditunda, karena Mama yang melarang Papa mu melakukan itu," lanjut Nyonya Lia sambil duduk tak jauh dari Elena berada.Elena tidak menyangka, ibunya akan berkata demikian, "Tidak perlu terkejut, El. Mama ingin mendidik mu agar lebih baik, " ucap Nyonya Lia."Tapi Ma," sela Elena.Nyonya Lia nampak tak peduli dengan tolakan Elena, " Walaupun kamu sudah bersuami, Mama melakukan ini demi kebaikan mu," lanjut nya sebelum bangun dari duduknya.Nyonya Lia pergi setelah mengatakan itu, Elena semakin merasa kepalanya ingin pecah saja.Ia memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran, sementara Vero masih mematung di tempat.Vero masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi diantara anggota keluarga Mauren. Tapi, ia jelas tahu siapa dalang utama dibalik semua i
"Lucas. Pria itu yang mereka temui akhir-akhir ini," seru Vero dibalik telepon.Elena mengangguk walau Vero tak melihatnya, "Apa motifnya?" tanya Elena penasaran.Untuk apa pria itu menemui orang tuanya.Vero kembali menjawab, " Pria itu mengatakan ingin menebus kesalahannya yang telah mendekati mu. Padahal kau adalah calon istri pamannya sendiri," seru Vero.Vero menarik napasnya sejenak sebelum melanjutkan ucapan, " Yang kini memang sudah menjadi bibinya. Dan, pria itu ingin menjalin hubungan baik dengan keluarga Mauren," sambung Vero."Baiklah, minta seseorang untuk mengawasi orangtuaku," pinta Elena tegas."Baiklah,"Elena mematikan panggilan secara sepihak, bahkan Vero terdengar masih berbicara di sebrang sana.Melihat Azalea dan ibunya yang sudah pergi membuat Elena kesal, "Aku kehilangan mereka," sesal Elena sebelum kembali ke mobilnya.Pada akhirnya, Elena memutuskan untuk pulang. Saat tiba di rumah, keadaan sudah sore.Elena memilih untuk membersihkan tubuhnya dan ia akan men
Saat Elena akan menyuapkan makanannya ke dalam mulut, tiba-tiba saja ponsel Elena berdering, "Aku harus menjawab telepon, kalian makan saja," pamit Elena.Arion bernapas lega, begitu pula dengan Jeff, " Anda tega sekali, Tuan," gerutu Jeff.Arion hanya mengangkat kedua bahunya, "Itu hukuman untuk mu karena tidak bisa mendisiplinkan adiknya!" cetus Arion.Arion langsung memanggil kepala pelayan agar menukar semua makanan yang di meja. Sebelumnya Arion sudah meminta para pelayan agar memasak persis seperti yang Elena masak, tetapi tidak dengan rasanya."Anda sangat mencintai Nyonya," cibir Jeff melihat apa yang Arion lakukan."Sayangnya, Nyonya tidak," lanjutnya lagi.Arion menatap Jeff dengan nyalang, "Diamlah! Atau kau makan semua makanan itu," ancam Arion yang membuat Jeff bungkam.Sementara itu, Elena kini tengah menjawab telepon dari orang suruhannya yang ia perintahkan untuk mengikuti Azalea dan ibunya tadi."Jadi hal aneh apa yang kau temukan?" tanya Elena setelah sambungan tele
Lelang amal yang diselenggarakan oleh perusahaan perhiasan terbesar di kota Everbloom kali ini memamerkan koleksi terbaik mereka.Elena mematut dirinya di cermin, ia tersenyum senang karena seminggu yang lalu Arion sudah berjanji akan membelikan kalung untuknya."Aku harus memastikan ini berjalan lancar," gumam Elena.Di kehidupan sebelumnya, acara yang sama terjadi. Saat itu Elena datang bersama Lucas."Kak Elena, apa kau yakin tidak ingin di samping Kak Arion," ucap Azalea.Elena menunjukan wajah malasnya, "Tidak, lagipula dia bos mu," tolak Elena.Elena terkekeh saat mengingat begitu bodohnya ia saat itu."Aku membelikannya untuk mu," ucap Arion pelan.Dengan kasar Elena menepis tangan Arion membuat kalung dalam genggamannya jatuh, "Kau tahu? Karena tangan mu, kau membuat makna kalung ini hancur!" hardik Elena pada Arion di hadapan semua orang."Apa maksud mu?"Arion yang bertanya bukannya mendapat jawaban, Elena langsung menginjak kalung itu hingga pecah dengan heels yang ia kenaka
โSatu milyar dolar!โ Ucap Arion sambil menaikan papan ditangannya.Semuanya diam, tak ada yang berani berebut harga bersama Arion.โDua milyar dolar!โ seru seseorang yang membuat semua orang menoleh kepadanya.Orang itu adalah Lucas, mereka tak menyangka Lucas akan seberani itu.Tak terkecuali dengan Elena, ia tidak menyangka Lucas akan ikut menawarnya.Arion menyunggingkan senyum nya sebelum kembali menyebutkan angka, โTiga Milyar dolar!โAstaga, semua orang di sana tidak mengerti lagi uang di mata penerus keluarga Dominic ini. Dengan mudah ia menyebutkan angka.Penawaran antara Arion dan Lucas terus terjadi hingga angka sudah melambung tinggi.โLima milyar dolar, dan dimenangkan oleh Tuan Arion Dominic,โ seru pembawa acara ketika tak ada angka lagi yang disebutkan.Arion tersenyum bangga, sementara Lucas mengepalkan tangan dengan kesal. Pria itu pergi keluar lebih dulu.Saat mendapatkan barang yang sangat Elena inginkan, dirinya merasa berbunga-bunga, โterimakasih, Arion,โโKau suka
Elena mendapatkan pesan dari ibunya untuk datang ke kediaman Mauren, ibunya mengatakan ingin meminta maaf.Dan tentu dengan senang hati Elena akan datang, " Aku diantar sopir saja," gumam Elena.Elena malas jika dirinya harus menyetir sendiri hari ini, perjalanan dari rumah nya menuju kediaman Mauren cukup memakan waktu.Sesampainya di sana, Nyonya Lia langsung menyambut kedatangan Elena, "Ayo masuk Elena," serunya dengan tersenyum senang.Sangat berbeda dengan beberapa hari sebelumnya, membuat Elena menghentikan langkah nya, "Kenapa?" tanya Nyonya Lia yang melihat Elena terdiam."Apa Mama sudah memaafkan ku?" ucap Elena yang membuat Nyonya Lia terdiam sejenak."Tentu, Mama sudah memaafkan mu," jawab Nyonya Lia.Elena masuk dan ternyata Azalea juga ada di rumah, ikut menyambut kedatangan nya itu."Cobalah, Kak. Aku tahu Kakak sedang mengurangi makanan manis, tapi ini aku buat khusus untuk mu," seru Azalea sambil menyodorkan beberapa cookies buatannya.Elena mendengus, dalam hatinya ia
Arion menatap tajam Azalea, jari-jarinya mencengkram kuat lengan gadis itu."Berani kau menyentuh istriku!" hardik Arion dengan marah.Nyonya Lia yang melihat kehadiran Arion ikut terkejut, tetapi tidak dengan Elena yang sudah menduga hal ini akan terjadi."Arion, tolong lepaskan tangan mu. Azalea kesakitan," mohon Nyonya Lia yang melihat Azalea kesakitan."Awhs!" rintih Azalea setelah Arion melepaskan cengkraman nya.Arion segera mengajak Elena untuk pergi dari sana. Tapi, langkah mereka kembali terhenti."Lepaskan kalung itu!" pekik Azalea.Arion dan Elena kembali berbalik. Elena tersenyum menantang menatap Azalea, sementara Arion menatap dengan tajam.Tatapan pria itu seolah akan menusuk Azalea hidup-hidup, " Apa hak mu merebut barang milik Istriku?" tanya Arion menelisik.Dengan tidak tahu malunya Azalea mengakui bahwa kalung tersebut adalah miliknya, " Itu milik ku, Kak! Itu peninggalan ibuku dulu," serunya dengan percaya diri."Benar Arion, itu seharusnya menjadi milik Azalea,"
Pagi telah menyapa, mentari bersinar dengan terangnya. Di meja makan, Elena tengah menikmati sarapannya sendirian."Lihatlah, bahkan dia pergi begitu saja pagi ini," kesal Elena.Elena memakan sarapannya dengan hati yang kesal dan dongkol. Bahkan saat makan malam kemarin ia makan sendirian juga karena Arion yang sudah tidur.Ponsel Elena berdering, membuatnya menghentikan sejenak kegiatan sarapannya."Halo, Ada apa?" sapa Elena pada seorang diseberang sana.Terdengar nada panik dari orang dibalik telepon yang tak lain Vero, "Elena, lihatlah berita utama hari ini," seru Vero.Elena menaikan sebelah alisnya, "Ini masih pagi, dan kau meminta ku untuk melihat berita tidak penting," balas Elena."Jangan ganggu hariku dengan hal tidak penting!" sambungnya lagi.Dibalik telepon Vero mengeram kesal, "Lihat dulu, baru kau simpulkan," tegasnya yang membuat Elena akhirnya mengiyakan.Setelah sambungan telepon terputus, Elena segera melihat laman berita terbaru hari ini.Mata Elena terbuka lebar,
โBangun, Sayang,โ suara lembut Lucas terdengar jelas di pendengaran Elena.Elena mulai terusik karena belaian tangan Lucas di wajahnya, ia mulai membuka matanya, โLucas...โ ucap Elena pelan.โHmm,โElena bangun dan menepis tangan Lucas, ia memegangi kepalanya yang terasa berat saat mencoba duduk. Sementara itu, Lucas dengan sengaja memeluk dan menyandarkan kepalanya di pundak Elena.โLepaskan aku!โ seru Elena. Ia melihat sekeliling dan menyadari berada di atas tempat tidur bersama Lucas.Pandangan Elena menyadari bahwa ini adalah kamar Lucas di apartemennya, ia sangat familier dengan tempat tersebut.โSayang, kau masih merasakan sakit? Ini, minumlah dulu,โ tawar Lucas sambil menyodorkan segelas air putih.Elena yang masih merasa berat di kepalanya memilih untuk meminum air itu tanpa rasa curiga, ia menggelengkan kepala beberapa kali setelah minum.Ia bangun dan turun saat merasa lebih baik, โKau gila, Lucas! Kau sakit jiwa!โ pekik Elena penuh emosi.Tatapannya begitu menusuk dan tajam
โAku duluan,โโIya, hati-hati, El. Dan terimakasih,โElena masuk ke dalam mobil, mulai menyalakan mesin mobil dan melaju di jalanan. Jalanan teduh dengan sinar matahari yang berwarna jingga memancar di sepanjang jalan kota.Semilir angin menerpa wajah Elena dan menerbangkan helaian rambutnya, ia sengaja membuka jendela disampingnya dan membiarkan angin itu masuk menerpa wajahnya. Udara cukup bersih, karena keadaan sore itu masih sepi tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Beberapa kali Elena menghembuskan napas nya dengan bebas, โHuhhh, pegal sekali tubuhku,โ ucap Elena.Seharian penuh dirinya duduk di depan meja kerja tentu membuat tubuhnya pegal, ia sudah membayangkan betapa nyamannya tempat tidur yang ada di rumah.Ciiitttt!Saat Elena tengah berkendara dengan nyaman, tiba-tiba sebuah mobil hitam di depannya menghadang membuat Elena segera menginjak rem. Hampir saja Elena menabrak mobil di depannya.Elena mendongakkan kepalanya untuk melihat mobil siapa di depannya ini, โAsta
"Apa? Kenapa kau terlihat panik, tenanglah,โSaat Elena tiba di ruangannya, tak lama Vero datang dengan tergesa-gesa. Wajahnya sudah penuh dengan air mata yang mengering, bahkan mata wanita itu terlihat memerah.โPaman ku. Dia hilang, El,โ seru Vero dengan Isak tangisnya.โHey, hey, tenang dulu. Bagaimana bisa hilang? Kau tahu dari siapa?โ tanya Elena yang juga bingung.Di tengah kebingungan mereka, tiba-tiba saja ponsel Elena berdering. Nama Lucas tertera di layar ponselnya, ternyata itu panggilan video. Elena menggeser tombol hijau tersebut, yang membuat panggilan langsung tersambung.Saat tersambung, Elena dan Vero di buat terbelalak. Melihat pemandangan di tempat Lucas berada tentu membuat mereka terkejut, bagaimana tidak. Lucas kini tengah berada di ujung jurang.Pria itu tersenyum dengan bangga, dan mengarahkan ponselnya ke arah lain, โElena sayang, lihatlah siapa yang bersama ku,โ ucap Lucas sambil tersenyum.Mata Elena semakin membola, โPaman!โ seru Elena bersamaan dengan Vero
โArion, Sayang tunggu! Tunggu aku, dengarkan penjelasan ku,โArion menghentikan langkahnya, menatap datar ke pada Elena yang meraih tangannya. Dadanya terlihat naik-turun dengan ekspresi tidak suka.Ia bahkan menghempaskan genggaman tangan Elena, โ Ku kira kau benar-benar sudah melupakan Lucas,โ ucap Arion.Elena terdiam mendengar ucapan Arion dan suara tenang suaminya, saat ia akan berucap Arion kembali menyela, โ Tapi, ternyata kau masih menyimpan rasa untuk nya!โ sambung Arion.Tersirat jelas kekecewaan yang kembali Arion rasakan, Elena kembali berbicara agar semakin tidak salah paham, โ Bukan itu maksud ku, dengarkan dulu penjelasan ku,โ ucap Elena lagi.Arion diam dan menunggu Elena berbicara, โTidakkah menurut mu berlebihan menurunkan jabatan Lucas, apalagi sampai mengasingkan nya?โ seru Elena.Arion mengangguk-angguk paham, ia bahkan memalingkan wajahnya. Pria itu pikir Elena akan menjelaskan apa, ternyata hanya pembelaan untuk Lucas yang Arion dengar.Ia tersenyum menatap Elen
โUntuk apa mereka pergi ke kota Gotham?โLucas mengikuti arah mobil Elena pergi, bahkan ia tahu dimana mereka berhenti. Tanpa Elena dan Vero tahu, Lucas memperhatikan dari jauh semua yang terjadi di rumah paman Vero.Setelah Elena dan Vero pergi, Lucas turun dari mobil dan berjalan ke arah rumah yang baru saja mereka kunjungi. Ia mengetuk pintu berkali-kali, hingga sang pemilik rumah keluar.Seorang pria paruh baya keluar, matanya memicing melihat siapa yang mengunjungi rumah nya, โSiapa kau? Aku tidak mengenal mu,โ ucap nya ketus dan berniat menutup pintu kembali.Akan tetapi, dengan cepat Lucas menahan pintu dengan kaki panjangnya. Hal itu semakin membuat kesal pria di depannya, โAda hubungan apa paman dengan dua wanita tadi?โ tanya Lucas dengan suara rendah.Paman Vero memalingkan wajah tidak suka, ia bahkan berjalan pergi begitu saja meninggalkan Lucas. Melihat kesombongan yang di tunjukkan pria tua di depannya membuat Lucas kesal, ia mengepalkan kedua tangannya.Bugh!Dalam satu
Brak!Suara Elena menggebrak meja terdengar keras, ia bahkan menjadi pusat perhatian para pengunjung disana. Sementara Lucas, pria itu terlihat santai dan tidak peduli.โAku bisa saja memberitahu mu, tapi... Jika aku memberitahu mu begitu saja. Kau akan memberikan apa untuk ku?โ ucap Lucas dengan menatap Elena.Elena masih berdiri dengan menatap datar Lucas, โAku akan memberikan apapun, yang jelas bukan diriku,โ balas Elena yang disambut senyuman hangat Lucas.Lucas mengangguk-anggukan kepalanya sebelum berbicara, โ Mudah saja. Katakan pada Arion untuk mengembalikan jabatan ku, โ Ucap Lucas yang membuat Elena tercengang.Elena terdiam sejenak tanpa kata, sebelum akhirnya ia melangkah pergi meninggalkan Lucas. Keputusan untuk bertemu Lucas memanglah keputusan bodoh yang telah ia ambil.Baru dua langkah Elena meninggalkan Lucas, pria itu kembali berbicara yang membuat langkah nya kembali terhenti, โAku akan menunggu jawaban dari mu,โ seru Lucas penuh percaya diri. Satu bibirnya terang
โJawab jujur!โ tekan Elena.Bu Rah menjadi bingung harus berbicara apa, baru wanita paruh baya itu akan berbicara tiba-tiba saja ponsel Elena berdering dan tertera nama orang yang selalu menyulut emosinya.โHalo, untuk apa kau menelepon ku,โ ucap Elena dengan ketus.Pria yang menelepon dirinya adalah Lucas. Keponakan sialan yang belum merasakan kekejamannya, Elena belum menuntaskan balas dendam nya. Wanita itu masih disibukkan dengan masalah lain, jangankan pemirsa yang kesal. Penulis yang menulis cerita ini pun kesal pada Elena.โHalo, Elena. Kau pasti merindukan ku, bukan?โ tanya Lucas dengan bangga di balik telepon.Elena mendengus mendengar ucapan Lucas yang membuatnya mual, ia mengisyaratkan untuk Bu Rah agar kembali ke dapur saja.โAku tidak merindukan mu, dan jangan hubungi aku lagi!โ tegas Elena sebelum menutup sambungan telepon.โKau yakin tidak mau berbicara dengan ku?โ tanya Lucas.Elena tak peduli dan langsung mematikan sambungan telepon tersebut, ia juga mematikan ponseln
โDasar Elena, ternyata di sini dia menyimpannya,โVero menemukan berkas yang ia cari sebelumnya di meja yang masih ada di ruangan Elena, setelah menuliskan data yang ia perlukan Vero segera menelepon Elena untuk memberikan kabar.Saat mendapatkan telepon dari Vero yang mengatakan bahwa ia sudah menemukan berkas itu, Elena merasa lega dan kembali menutup telepon.โSudah ada?โ tanya Arion, dan Elena mengangguk sebagai jawaban.Baru Elena akan bertanya lebih lanjut mengenai surat-surat rumah sakit yang ia temukan, Arion menyela ucapan Elena, โAku harus kembali ke kantor, sekarang ada rapat penting,โ pamit Arion.Sebelum pergi, ia tak lupa mengecup kening sang istri dan tersenyum, โBaiklah, hati-hati,โ seru Elena sebelum Arion pergi.Setelah Arion pergi, Elena mencari keberadaan Bu Rah untuk menanyakan tentang surat rumah sakit itu. Elena yakin ada yang Arion sembunyikan dan membuat hatinya ada yang mengganjal, surat sebanyak itu tidak mungkin semuanya milik Jeff.Dan, untuk apa Jeff meny
Jeff dan Noah bernapas lega saat Arion membawa Elena menjauh dari sana, setelah beberapa saat mereka baru menyadari posisi mereka yang bisa saja membuat orang lain salah paham.Noah segera menjauh dari Jeff, dan pria itu segera membenarkan kembali pakaiannya yang terbuka, โPulanglah, nanti aku akan mengantar Tuan ke rumah sakit, โ ucap Jeff sambil memalingkan wajahnya.Noah mengangguk dan keluar dari mobil menuju mobilnya sendiri, โBaiklah, aku pulang dulu,โ pamit Noah sebelum pergi.Setelah Noah pergi, Jeff memutuskan untuk kembali ke kantor. Ia yakin Arion akan lama jika sudah bersama Elena, maka dari itu ia akan kembali sendiri.Di ruang kerja Arion, adegan panas itu harus terhenti karena suara perut Elena yang minta untuk segera diisi, โKau belum makan?โ tanya Arion.Wajah Elena bersemu merah menahan malu, ia mengangguk pelan membuat Arion segera menggendongnya ala anak koala, โArion, turunkan aku,โ seru Elena yang malu.Apalagi saat bertemu dengan Bu Rah dan beberapa pelayan ia s