Share

Bab 11

Author: Gina
Setelah mendengar ucapan Romeo, Evelyn menundukkan kepalanya. Dia berdiri di sebelah Romeo dan seperti seekor kelinci yang terkejut.

Violet merasa sedih ketika dia melihat tatapan sinis Romeo yang sama dengan di kehidupan sebelumnya.

Awalnya dia ingin berterima kasih, tapi sepertinya Romeo tidak peduli.

"Aku sangat lelah. Terserah kalian."

Violet pun naik ke atas.

Saat ini dia sama sekali tidak peduli dengan Romeo dan Evelyn.

Malam ini Jeffry dapat menyentuhnya dengan mudah dan itu berarti orang lain juga bisa.

Dia tidak boleh selalu bergantung kepada Romeo dan tidak punya kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri sedikit pun.

Besok harinya, pagi-pagi Violet sudah bersiap-siap untuk keluar. Dia baru saja turun ke bawah dan dia melihat Nyonya Besar Fernandez sedang duduk di ruang tamu. Evelyn berdiri di samping dan sepertinya dia baru menangis.

"Nenek?"

Alis Violet berkerut.

Nyonya Besar Fernandez jarang datang. Kenapa kali ini dia mendadak datang?

"Dengar-dengar kamu menghabiskan 20 triliun untuk membeli sebidang tanah?"

Nada Nyonya Besar Fernandez terdengar agak galak.

Violet turun, lalu dia duduk di seberang Nyonya Besar Fernandez. Dia menuangkan teh untuk Nyonya Besar Fernandez sembari menjawab, "Ya."

"Semalam kamu juga diculik oleh orang yang punya dendam padamu, 'kan?"

"Ya."

Violet menundukkan kepalanya.

"Kita bukan orang biasa. Wanita seperti kita sudah menikah, jadi seharusnya kita kurang menunjukkan diri. Berbisnis adalah urusan para pria. Sekarang yang paling penting bagimu adalah mengandung. Ini agar membuat orang lain nggak salah paham," ujar Nyonya Besar Fernandez dengan serius sambil melirik Evelyn yang berdiri di sebelah.

Violet melihat Evelyn. Benar saja, mata Evelyn menjadi merah lagi. "Nyonya Besar, saya hanya ...."

"Siapa yang menyuruhmu berbicara?!"

Nyonya Besar Fernandez menatap sinis Evelyn.

Evelyn langsung membungkam mulutnya.

"Penglihatan Romeo benar-benar makin memburuk. Apa dia nggak tahu tempat apa ini? Kenapa dia membiarkan orang lain masuk seenaknya?!"

Kelakuan Nyonya Besar Fernandez terhadap Evelyn membuat Violet memikirkan kehidupan lampaunya.

Dulu, Nyonya Besar Fernandez juga melindunginya seperti ini. Dia membenci Evelyn. Namun, situasi ini tidak berlangsung lama.

Beberapa tahun kemudian, Keluarga Gloria merosot dan Violet gagal hamil. Sedangkan setelah Evelyn pulang dari luar negeri, dia menjadi asisten Romeo dan dia sangat perhatian pada Nyonya Besar Fernandez. Pada akhirnya, Nyonya Besar Fernandez menyerah pada Violet dan mendukung Evelyn menjadi Nyonya Fernandez.

Ujung-ujungnya, ini hanyalah konflik kepentingan.

Romeo yang hendak berangkat ke perusahaan mendengar perkataan Nyonya Besar Fernandez. Dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Nenek, Evelyn adalah mahasiswa yang kusponsori. Semalam dia terluka, jadi aku membiarkannya menginap di sini semalam. Kamu jangan menyalahkannya."

Nyonya Besar Fernandez tertawa sinis. "Kamu berpikir seperti itu, tapi aku nggak yakin dia memiliki pikiran yang sama. Ketika aku sampai, dia bahkan sudah menyiapkan sarapan. Aku nggak tahu kapan Nyonya Kediaman Fernandez diganti."

Raut wajah Evelyn tampak masam.

Awalnya dia bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan buat Romeo, tapi dia tidak menyangka setelah dia selesai memasak, Nyonya Besar Fernandez datang.

Dia bahkan tidak sempat membela dirinya sebelumnya isi hatinya terbaca.

"Nyonya Besar, saya ... saya menyiapkan sarapan untuk berterima kasih kepada Kak Violet dan Tuan Romeo. Saya nggak punya maksud lain."

Violet melihat Evelyn dan tahu kalau saat ini Evelyn terlalu dangkal.

Nyonya Besar Fernandez sudah makan lebih banyak garam darinya. Wanita seperti apa yang tidak pernah dia ketemu?

Nyonya Besar Fernandez bisa langsung memahami niat tersembunyi Evelyn.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mukti Bramatha
bosen bgt, selalu sama dengan cerita lain
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1831

    Violet heran dari siapa putrinya belajar itu.Berbohong saja tidak pandai."Mami, sebenarnya ada yang ingin kutanya.""Kamu ingin tanya bagaimana aku bisa menemukan distributornya begitu cepat?""Mami, kamu sangat hebat! Bagaimana kamu bisa tahu apa yang kupikirkan?""..."Violet memegang keningnya.Tampaknya benar-benar ada masalah dengan didikannya dan Charles.Hal ini bisa terlihat dengan jelas, tapi bisa-bisanya Amara tidak tahu."Papi dan Mami ada cara sendiri. Anak kecil jangan ikut campur."Violet pun tidak menjelaskannya.Namun, Amara tetap berkata, "Ravi terus bilang kalau Papi dan Mami adalah orang paling hebat di Kota Poseidon, tapi menurutku, kalian hanya lebih hebat sedikit daripada orang tua lain. Ravi bilang aku yang nggak mengerti dan bodoh, jadi aku ingin bertanya apa rumor tentang kalian itu benar?"Violet melihat ekspresi penasaran putrinya, lalu dia berjalan keluar dari kamar mandi untuk mengelap mukanya sebelum berkata, "Ya, semuanya benar.""Ha? Papa Romeo benar-b

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1830

    Amara tercengang saat mendengar itu.Mereka sudah menemukannya?Namun, dia baru menemukan penjual narkoba ini setengah jam yang lalu.Dalam setengah jam, bagaimana orang tuanya sudah menemukan sumbernya?Ketika Amara memikirkan itu, dia langsung menunjukkan ekspresi penasaran dan matanya juga menjadi berbinar-binar. "Paman Jordan ...."Sebelum Amara sempat mengatakan apa-apa, Jordan sudah tahu apa yang ingin ditanya Amara."Jangan tanya hal yang nggak patut Nona tanya. Nona hanya perlu tahu selama orang tuamu masih hidup, tugas Nona cuma pulang ke rumah dan tidur. Besok pagi Nona masih perlu pergi ke sekolah."Jordan langsung menolak Amara.Namun, Amara malah makin penasaran.Dia benar-benar ingin tahu bagaimana orang tuanya bisa menemukan sumbernya.Tak lama kemudian, pemilik toko dan bawahannya sudah dibawa pergi oleh polisi.Amara dan Ravi dimasukkan ke dalam mobil.Mereka terpaksa pulang ke rumah Keluarga Griffin.Sepanjang jalan, Amara tidak menyangka ternyata orang tuanya bisa me

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1829

    Dia langsung sadar kalau mereka berdua bukanlah murid biasa.Benar juga.Murid biasa mana yang pandai berkelahi?"Adik-adik, kami hanya melakukan bisnis kecil dan nggak mengganggu kalian. Kenapa kalian enggan melepaskan kami? Kalau kalian juga mau mencari sedikit untung, aku bisa memperkenalkan kalian. Kalian nggak perlu memukul kami sampai seperti ini, 'kan?"Pemilik toko merasa sangat sedih.Dia sudah begini tua, tapi bisa-bisanya dia dihajar oleh dua anak SMA.Hal ini sangat memalukan."Aku ingin dari mana pasokan kalian dan biasanya siapa yang kalian hubungi?"Nada Ravi terdengar sangat tegas.Pemilik toko langsung menjadi waspada. "Kamu bukan polisi, 'kan? Kalau kamu polisi, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi! Kalau kamu mau menangkapku, tangkap saja!"Pemilik toko tampak bertekad.Di industri mereka, kalau mereka mengkhianati orang sendiri, mereka pasti akan kena balasan nanti.Jadi, mereka lebih memilih untuk diam. Kalaupun mereka masuk penjara, hidup mereka lebih tenteram di

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1828

    Sebelum pemilik toko bisa mengangkat tangannya, Amara sudah mulai berteriak, "Tolong, tolong! Cepat lihat! Bapak ini mau pukul orang! Permen yang dijual bapak ini palsu dan mematikan! Sekarang dia bahkan ingin memukul seorang siswa!"Orang yang berlalu-lalang menoleh.Saat ini Amara sangat tidak tahu malu."Hei, apa kamu tahu siapa aku? Kamu berani menipuku?!"Pemilik toko tampak lebih galak. Dia terlihat tidak takut pada Amara."Pokoknya, kakakku jadi sakit gara-gara kamu. Kamu harus memberi kami penjelasan. Kalau nggak, kami akan lapor polisi biar tokomu ditutup!"Amara tampak bertekad mau membuat keributan.Melihat Amara keras, pemilik toko tiba-tiba berubah dan berkata, "Oke, oke. Kalian hanya murid, sedangkan aku pedagang yang jujur. Kalau kalian benar-benar sakit karena makan jualanku, aku pasti akan memberi kalian kompensasi. Begini, buat keributan di luar kurang bagus. Kalian masuk ke tokoku. Aku sudah panggil ambulans dan sebentar lagi mereka sampai. Kamu juga nggak bisa membi

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1827

    "Eh? Sepertinya memang nggak ada.""Amara ... aku benar-benar pusing dibuatmu."Ravi benar-benar tidak bisa mendeskripsikan mental Amara.Dia berkata, "Kalau kamu lebih pintar sedikit saja, seharusnya kamu tahu kita harus memperhatikan toko-toko di sekitar sekolah terlebih dahulu.""Benar juga! Ide bagus!"Amara menarik lengan Ravi sambil berlari ke arah toko kecil itu.Ravi pasrah dan hanya bisa mengikuti Amara.Hanya dalam beberapa detik, dua orang itu sudah berdiri di depan toko kecil tersebut.Pemilik toko memberikan satu per satu siswa barang yang diambilnya dari etalase kaca.Itu adalah camilan kecil yang dikemas dengan indah dan tersedia dalam berbagai warna, namanya Permen Cita-Cita.Slogan iklannya adalah "Mau nilai tinggi? Makan Permen Cita-Cita.""Pak, kasih kami dua bungkus. Aku mau yang warna merah muda."Amara sangat suka bungkusan yang warna merah muda.Ravi terkejut dan melihat Amara.Warna merah muda?Ravi hampir naik darah. "Kamu masih bisa memilih?""Maaf, kami nggak

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1826

    Hal-hal seperti menghukum orang jahat sebaiknya ditangani oleh orang dewasa.Untuk apa anak kecil campur tangan?"Aku juga ingin tahu siapa yang sudah mengajar putriku."Violet mengatakan itu sambil melihat Howard.Howard merasa sedikit bersalah. Dia berdeham sebelum berkata, "Ini nggak ada hubungannya denganku. Itu pasti karena dia terlalu dekat dengan putranya William. Anak itu bukan anak baik.""Kamu yang sudah mengajar putriku yang nggak-nggak dan aku masih belum menghajarmu, ya. Setelah masalah ini kelar, kamu tunggu saja.""..."Howard merasa difitnah.Kapan dia menjadi begini pengecut?Langit perlahan-lahan menggelap.Amara dan Ravi sudah keluar dari rumah Keluarga Griffin.Biasanya saat ini adalah jam pulang sekolah, tapi karena terjadi kasus penculikan di sekolah hari ini, dia dan Ravi pulang lebih awal.Saat ini pedagang paling mungkin muncul di sekitar sekolah."Cepat! Kamu terlalu lambat."Amara berjalan di depan dan sesekali menoleh ke belakang.Ravi merasa sedikit malu."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status