Share

Bab 4

Author: Gina
Dalam sekejap, ruangan menjadi hening. Beberapa detik kemudian, Charles tersenyum dan berkata, "Nyonya Fernandez, nggak boleh memfitnah orang baik, loh."

"Benar. Kita semua adalah pengusaha yang bersih," ucap William dengan serius kepada Violet.

"Apa kalian adalah pengusaha yang bers atau bukan, itu bukan tergantungku. Tapi, aku merasa seharusnya Romeo tertarik."

Violet berkata dengan tenang, "Aku hanyalah nona muda yang nggak tahu apa-apa, tapi Romeo berbeda. Kalau aku memberi tahu apa yang barusan kukatakan kepada Romeo, apa itu akan menarik perhatiannya?"

"Kamu terlalu licik!"

William tidak bisa menahan amarahnya.

Violet menatap Charles dengan serius dan berkata, "Aku nggak akan bertele-tele. Pinjamkan aku 16 triliun dan aku akan mengembalikan uangmu serta bunganya dalam tiga tahun."

William membelalakkan matanya. "Yang benar saja? Apa kamu tahu berapa bunga 16 triliun tiga tahun kemudian? Kalau kamu nggak bisa mengembalikannya, kami rugi 16 triliun. Kamu adalah istrinya Romeo, nanti apa kami bisa melakukan apa-apa padamu?"

"Aku tahu berapa bunganya. Aku bisa menandatangani kontrak dengan kalian. Kalau aku nggak bisa mengembalikannya, aku akan memberikan kalian rumah dan saham yang atas namaku. Aku juga akan bekerja untuk kalian dan melakukan apa pun yang kalian mau selamanya."

Violet bimbang sejenak sebelum dia berkata, "Dan seharusnya pernikahanku dengan Romeo nggak akan bertahan sampai tiga tahun. Meskipun tiga tahun kemudian aku masih istrinya, dia juga nggak akan melindungiku."

Saat mendengar itu, Charles mengangkat kepalanya dan menatap Violet selama beberapa detik.

Telinga William juga menjadi tegak.

Sepertinya tadi dia baru mendengar bahan gosip.

Namun, William segera memfokuskan pikirannya. "Begitu juga nggak bisa! Aku nggak setuju!"

Setelah itu, dia mendengar suara tenang dari sebelahnya yang berkata, "Baik, aku akan meminjamkan uang padamu."

"Apa?!" William langsung berdiri dari kursinya. "Kenapa kamu juga menggila?!"

"Aku akan meminta departemen keuangan mengirim uang padamu. Setelah itu, kita akan membahas kontrak."

"Charles, kamu gila!"

William melompat-lompat.

"Terima kasih, Tuan Charles."

Violet berdiri, kemudian berkata, "Kalau begitu, aku akan menunggu kabarmu. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik."

Violet tersenyum, kemudian dia pergi.

Setelah Violet pergi, William baru menggertakkan giginya sambil berkata, "Dia terlihat senang sekali. 16 triliun! Apa kamu baru membentur kepalamu ke dinding? Dia adalah istrinya Romeo. Ngapain kamu meminjamkannya uang?"

Charles tersenyum dan berkata, "Dia cantik."

"Sialan! Kenapa kamu malah mau merayu wanita! Aku yang meminjamkannya uang?"

Charles berdiri, kemudian dia menempelkan sebuah kartu bank di dada William. "Tentu saja aku yang mengeluarkan mahar kepada wanita yang kusuka."

"Apa? Mahar? Dia istrinya Romeo. Kamu mau memberikan mahar kepada siapa?"

Charles mengabaikan William dan keluar dari kantor.

"Orang gila! Kalian semua gila!"

Violet baru saja melewati pintu besar Kediaman Fernandez, kemudian dia melihat Romeo sedang duduk di ruang tamu.

Violet mengerutkan alisnya.

Dulu, dia bisa menghitung dengan jari berapa kali Romeo berada di rumah.

Sejak kapan pria itu menjadi orang yang bisa pulang ke rumah?

Violet menganggap Romeo pulang hanya untuk duduk-duduk, jadi dia menuju ke tangga.

Tiba-tiba, Romeo memanggil, "Violet."

Violet pun berhenti berjalan.

"Apa?"

Romeo tidak terbiasa menghadapi Violet yang cuek. Dia berkata dengan kesal, "Orang dari pelelangan datang untuk meminta uang."

"Aku tahu."

Romeo menghela napas sebelum berkata, "Kalau kamu nggak punya uang sebanyak itu, kamu bisa memberitahuku."

Violet berkata dengan sinis, "Nggak usah. Aku sudah menanganinya."

"Dari mana kamu mendapatkan uangnya?"

Dua puluh triliun bukanlah nominal kecil. Dia memahami harta Keluarga Gloria yang dimiliki Violet.

Violet tidak mungkin bisa langsung mengambil uang sebanyak itu.

"Itu urusanku sendiri. Kamu nggak usah banyak bertanya."

"Violet, jangan lupa kalau aku adalah suamimu."

Violet tertawa.

Suami?

Romeo memang tidak tahu malu. Pada saat ini, Romeo masih mengingat kalau dia adalah suaminya?

"Kamu gelisah cuman karena kamu takut aku rugi 20 triliun dan merepotkan Keluarga Fernandez."

Romeo terdiam.

Reaksi Romeo membuat Violet tahu kalau tebakannya benar.

Violet berkata dengan datar, "Tenang saja, aku nggak akan merepotkan Keluarga Fernandez. Aku tahu pernikahan kita sebatas pernikahan bisnis. Kita ini senasib. Sekarang kamu juga nggak perlu pulang ke rumah tiga kali sehari."

Romeo tidak bisa berkata-kata.

Dulu dia memang berpikir seperti itu. Jadi, setelah mereka menikah, dia sangat cuek terhadap Violet. Dia bahkan tidak pernah menyentuh Violet sekalipun.

Namun, ketika dia mendengar kata-kata Violet, dia tiba-tiba merasa dirinya memang sudah keterlaluan.

Romeo baru hendak mengatakan sesuatu, tapi ponsel Violet tiba-tiba menerima sebuah pesan teks.

Dia tidak menyangka Charles akan bertindak begini cepat.

Dalam satu jam, 16 triliun sudah masuk ke dalam rekeningnya.

Karena masalahnya sudah selesai, Violet pun tersenyum.

Romeo memanyunkan bibirnya. Dia mendadak mengingat dulu Violet selalu mengikutinya dan tersenyum seperti itu, tapi dia selalu mengabaikan Violet.

"Malam ini ada pesta. Kamu ikut aku pergi menghadirinya."

"Aku?"

Violet yang hendak naik ke atas mengerutkan keningnya.

Romeo balik bertanya, "Kamu nggak mau?"

"Kenapa kamu nggak mengajak Evelyn?"

Violet merasa curiga.

Dia mengingat dulu Romeo selalu mengajak Evelyn ke pesta malam.

Kalau dia tidak salah ingat, acara malam ini adalah pesta internasional. Dulu, dia mengotot ingin pergi, tapi Romeo tetap membawa Evelyn. Acara ini juga yang secara tidak langsung membuka jalan bagi Evelyn untuk kembali dari luar negeri di masa depan.

Kenapa Romeo tiba-tiba mau mengajaknya ke acara sepenting ini?

"Kamu barulah Nyonya Fernandez. Tentu saja aku harus mengajakmu ke acara seperti ini."

Violet tidak memercayainya. Dia menganggap Evelyn tiba-tiba ada urusan, makanya Romeo baru mengingatnya.

Violet juga harus sering pergi ke acara seperti ini. Karena dia ingin memulai bisnisnya sendiri, dia perlu membuat lebih banyak koneksi.

"Baiklah. Aku pergi bersiap-siap dulu."

Melihat Violet menyetujuinya, Romeo pun menghela napas lega.

Setidaknya Violet masih bersedia untuk menjadi Nyonya Fernandez.

Mungkin Violet belum sepenuhnya kecewa padanya.

Pada saat yang sama di asrama, Evelyn sedang menggantung gaun yang diantar sekretarisnya Romeo.

Teman-teman sekamarnya pun memandang Evelyn dengan iri.

"Evelyn, pacarmu baik sekali padamu. Dia memberikanmu gaun yang begitu cantik."

Pipi Evelyn merona merah.

"Evelyn, kapan kamu bisa memperkenalkan pacarmu kepada kami?"

"Ya, ya. Pacarmu kaya sekali. Dia juga selalu mengajakmu ke berbagai acara malam. Kami sangat penasaran!"

Evelyn menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Perusahaannya sangat sibuk dan dia nggak bisa meninggalkannya. Nanti kalau ada kesempatan, aku baru akan memperkenalkannya kepada kalian."

Pada saat ini, ponsel Evelyn berdering.

Evelyn melihat penelepon adalah sekretarisnya Romeo, kemudian dia mengangkat telepon dengan senang.

"Kak Levi, Tuan Romeo memintamu datang untuk menjemputku, ya? Aku akan turun sekarang juga."

"Nona Evelyn, Tuan Romeo bilang kamu nggak usah pergi hari ini."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Acoed Irboedga
saya heran katanya sudah tau tapi bertelele
goodnovel comment avatar
Juniar Jmars
bawa sabar aja
goodnovel comment avatar
Rini Angraini
Biang jalang udah tau si cowok udah beristri masih aja digaggu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1831

    Violet heran dari siapa putrinya belajar itu.Berbohong saja tidak pandai."Mami, sebenarnya ada yang ingin kutanya.""Kamu ingin tanya bagaimana aku bisa menemukan distributornya begitu cepat?""Mami, kamu sangat hebat! Bagaimana kamu bisa tahu apa yang kupikirkan?""..."Violet memegang keningnya.Tampaknya benar-benar ada masalah dengan didikannya dan Charles.Hal ini bisa terlihat dengan jelas, tapi bisa-bisanya Amara tidak tahu."Papi dan Mami ada cara sendiri. Anak kecil jangan ikut campur."Violet pun tidak menjelaskannya.Namun, Amara tetap berkata, "Ravi terus bilang kalau Papi dan Mami adalah orang paling hebat di Kota Poseidon, tapi menurutku, kalian hanya lebih hebat sedikit daripada orang tua lain. Ravi bilang aku yang nggak mengerti dan bodoh, jadi aku ingin bertanya apa rumor tentang kalian itu benar?"Violet melihat ekspresi penasaran putrinya, lalu dia berjalan keluar dari kamar mandi untuk mengelap mukanya sebelum berkata, "Ya, semuanya benar.""Ha? Papa Romeo benar-b

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1830

    Amara tercengang saat mendengar itu.Mereka sudah menemukannya?Namun, dia baru menemukan penjual narkoba ini setengah jam yang lalu.Dalam setengah jam, bagaimana orang tuanya sudah menemukan sumbernya?Ketika Amara memikirkan itu, dia langsung menunjukkan ekspresi penasaran dan matanya juga menjadi berbinar-binar. "Paman Jordan ...."Sebelum Amara sempat mengatakan apa-apa, Jordan sudah tahu apa yang ingin ditanya Amara."Jangan tanya hal yang nggak patut Nona tanya. Nona hanya perlu tahu selama orang tuamu masih hidup, tugas Nona cuma pulang ke rumah dan tidur. Besok pagi Nona masih perlu pergi ke sekolah."Jordan langsung menolak Amara.Namun, Amara malah makin penasaran.Dia benar-benar ingin tahu bagaimana orang tuanya bisa menemukan sumbernya.Tak lama kemudian, pemilik toko dan bawahannya sudah dibawa pergi oleh polisi.Amara dan Ravi dimasukkan ke dalam mobil.Mereka terpaksa pulang ke rumah Keluarga Griffin.Sepanjang jalan, Amara tidak menyangka ternyata orang tuanya bisa me

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1829

    Dia langsung sadar kalau mereka berdua bukanlah murid biasa.Benar juga.Murid biasa mana yang pandai berkelahi?"Adik-adik, kami hanya melakukan bisnis kecil dan nggak mengganggu kalian. Kenapa kalian enggan melepaskan kami? Kalau kalian juga mau mencari sedikit untung, aku bisa memperkenalkan kalian. Kalian nggak perlu memukul kami sampai seperti ini, 'kan?"Pemilik toko merasa sangat sedih.Dia sudah begini tua, tapi bisa-bisanya dia dihajar oleh dua anak SMA.Hal ini sangat memalukan."Aku ingin dari mana pasokan kalian dan biasanya siapa yang kalian hubungi?"Nada Ravi terdengar sangat tegas.Pemilik toko langsung menjadi waspada. "Kamu bukan polisi, 'kan? Kalau kamu polisi, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi! Kalau kamu mau menangkapku, tangkap saja!"Pemilik toko tampak bertekad.Di industri mereka, kalau mereka mengkhianati orang sendiri, mereka pasti akan kena balasan nanti.Jadi, mereka lebih memilih untuk diam. Kalaupun mereka masuk penjara, hidup mereka lebih tenteram di

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1828

    Sebelum pemilik toko bisa mengangkat tangannya, Amara sudah mulai berteriak, "Tolong, tolong! Cepat lihat! Bapak ini mau pukul orang! Permen yang dijual bapak ini palsu dan mematikan! Sekarang dia bahkan ingin memukul seorang siswa!"Orang yang berlalu-lalang menoleh.Saat ini Amara sangat tidak tahu malu."Hei, apa kamu tahu siapa aku? Kamu berani menipuku?!"Pemilik toko tampak lebih galak. Dia terlihat tidak takut pada Amara."Pokoknya, kakakku jadi sakit gara-gara kamu. Kamu harus memberi kami penjelasan. Kalau nggak, kami akan lapor polisi biar tokomu ditutup!"Amara tampak bertekad mau membuat keributan.Melihat Amara keras, pemilik toko tiba-tiba berubah dan berkata, "Oke, oke. Kalian hanya murid, sedangkan aku pedagang yang jujur. Kalau kalian benar-benar sakit karena makan jualanku, aku pasti akan memberi kalian kompensasi. Begini, buat keributan di luar kurang bagus. Kalian masuk ke tokoku. Aku sudah panggil ambulans dan sebentar lagi mereka sampai. Kamu juga nggak bisa membi

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1827

    "Eh? Sepertinya memang nggak ada.""Amara ... aku benar-benar pusing dibuatmu."Ravi benar-benar tidak bisa mendeskripsikan mental Amara.Dia berkata, "Kalau kamu lebih pintar sedikit saja, seharusnya kamu tahu kita harus memperhatikan toko-toko di sekitar sekolah terlebih dahulu.""Benar juga! Ide bagus!"Amara menarik lengan Ravi sambil berlari ke arah toko kecil itu.Ravi pasrah dan hanya bisa mengikuti Amara.Hanya dalam beberapa detik, dua orang itu sudah berdiri di depan toko kecil tersebut.Pemilik toko memberikan satu per satu siswa barang yang diambilnya dari etalase kaca.Itu adalah camilan kecil yang dikemas dengan indah dan tersedia dalam berbagai warna, namanya Permen Cita-Cita.Slogan iklannya adalah "Mau nilai tinggi? Makan Permen Cita-Cita.""Pak, kasih kami dua bungkus. Aku mau yang warna merah muda."Amara sangat suka bungkusan yang warna merah muda.Ravi terkejut dan melihat Amara.Warna merah muda?Ravi hampir naik darah. "Kamu masih bisa memilih?""Maaf, kami nggak

  • Kesempatan Kedua: Terlahir Kembali   Bab 1826

    Hal-hal seperti menghukum orang jahat sebaiknya ditangani oleh orang dewasa.Untuk apa anak kecil campur tangan?"Aku juga ingin tahu siapa yang sudah mengajar putriku."Violet mengatakan itu sambil melihat Howard.Howard merasa sedikit bersalah. Dia berdeham sebelum berkata, "Ini nggak ada hubungannya denganku. Itu pasti karena dia terlalu dekat dengan putranya William. Anak itu bukan anak baik.""Kamu yang sudah mengajar putriku yang nggak-nggak dan aku masih belum menghajarmu, ya. Setelah masalah ini kelar, kamu tunggu saja.""..."Howard merasa difitnah.Kapan dia menjadi begini pengecut?Langit perlahan-lahan menggelap.Amara dan Ravi sudah keluar dari rumah Keluarga Griffin.Biasanya saat ini adalah jam pulang sekolah, tapi karena terjadi kasus penculikan di sekolah hari ini, dia dan Ravi pulang lebih awal.Saat ini pedagang paling mungkin muncul di sekitar sekolah."Cepat! Kamu terlalu lambat."Amara berjalan di depan dan sesekali menoleh ke belakang.Ravi merasa sedikit malu."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status