Share

Bab 8

Author: Pohon Camellia
"Bolehkah?" Karina mendongak, merasa sedikit terkejut.

"Ya." Melihat mata Karina berbinar-binar, Neo pun tertawa kecil. Pandangannya kemudian beralih ke Jonny yang berada di belakang Karina dan berkata, "Tapi, temanmu ...."

"Nggak apa-apa!"

Karina langsung menjawab, tetapi begitu menyadari bahwa dirinya terlalu antusias, dia segera menundukkan kepalanya.

Jonny yang tidak dipedulikan itu langsung tidak bisa berkata-kata.

Kembalinya Neo seperti sebuah obat yang langsung menyembuhkan semua kegelisahan Karina.

Pada saat ini, Karina seperti sudah melupakan semua masalah yang tidak menyenangkan itu. Yang ada di benaknya hanyalah pria yang sudah lama dia taksir ini.

Namun, kegembiraannya ini tidak berlangsung lama.

Karina tidak menyangka bahwa Neo, seorang dosen di sebuah universitas, ternyata tinggal di perumahan yang terkenal untuk orang-orang kaya. Kemudian, ketika mereka tiba dan Neo membukakan pintu, seorang wanita berambut pirang keluar dan mencium Neo dengan sangat mesra. Pemandangan ini seketika membuat Karina tercengang.

Pandangan Karina tiba-tiba menjadi gelap, seakan-akan baru habis dipukul bagian kepalanya.

Setelah beberapa saat, kesadarannya baru kembali.

"Amy, berhenti!" Neo tersipu malu dan mendorong wanita yang seperti ingin menerkamnya.

Sambil memandang dengan canggung ke arah Karina yang tercengang di sampingnya, dia berkata dengan pasrah, "Kalau kamu terus bersikap seperti ini, kamu nginap di hotel saja."

"Nggak mau! Neo, kamu bukan orang yang setega itu!" seru wanita itu dengan terkejut.

Namun, wanita itu langsung menyerah setelah melihat ekspresi Neo yang tidak terlihat seperti sedang bercanda. Selanjutnya, dia melihat pada Karina yang berdiri di samping dengan canggung. "Oh! Neo, kamu membawa seorang wanita pulang?" seru Amy.

Begitu mendengar perkataan itu, Karina merasa tidak nyaman. Dia sensitif dengan perkataan itu karena membuatnya teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu.

"Apa yang kamu pikirkan? Dia ini muridku!" seru Neo tak berdaya.

Neo menoleh ke Karina dan berkata, "Maaf, ini rekan kerjaku dari lembaga penelitian, Amy. Dia nggak membuatmu ketakutan, 'kan?"

Karina hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata-kata.

Dia hanya ingin tahu apa hubungan wanita ini dengan Neo?

Bisa berciuman seintim itu, hubungan mereka pasti tidak biasa.

Neo meminta Karina untuk masuk dan duduk dulu, sementara dia akan pergi mengambil dokumen, tetapi ditolak oleh Karina.

Karina tidak memiliki keberanian untuk mengetahui dunia mereka.

Dia takut dirinya akan langsung menangis di tempat.

Setelah mengambil dokumen, Karina langsung pergi, seperti melarikan diri, bahkan tidak berani menatap Neo lagi.

Yang di Atas seakan-akan tidak menyukai. Setelah guntur muncul, hujat lebat pun menyusul.

Hujan musim kemarau datang dengan cepat dan deras. Cuaca yang detik sebelumnya masih cerah, kini sudah tertutup awan gelap. Hujan lebat mengguyur setiap sudut yang bisa disentuhnya.

Hujan ini seakan-akan ingin membersihkan segalanya. Namun, Karina merasa betapa derasnya hujan ini, tidak bisa membersihkan tubuhnya yang sudah ternodai ini. Ada beberapa hal jika sudah hilang tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Dia memegang erat map dokumen itu di pelukannya, memperlakukannya seperti sebuah harta karun dan berlari secepat mungkin. Dia ingin segera menjauh dari tempat ini, semakin jauh semakin bagus.

Dia berencana naik taksi, tetapi dia ingat bahwa di tempat ini sukar untuk mendapatkan taksi, ditambah sekarang sedang hujan deras.

Adegan ciuman Neo dengan wanita itu terus terlintas di benaknya.

Dia sangat putus asa. Hubungan yang dia dambakan telah pupus sebelum dimulai.

Karina sudah mengabaikan adegan Neo mendorong wanita itu. Dia berpikir tindakan itu hanyalah cara mereka bermesraan.

Bagaimana dengan dirinya?

Hanya seorang murid.

Seorang wanita yang kehilangan keperawanannya.

Bagaimana mungkin dirinya bisa bersaing dengan wanita itu. Karina merasa sama sekali tidak ada kualifikasi untuk bersaing.

Jika dia bersikeras, dia hanya akan menjadi orang ketiga, orang merebut kekasih orang lain.

Di tengah guyuran hujan deras, tubuh dan wajahnya sudah basah kuyup.

Hatinya terasa sangat tidak nyaman, seakan-akan dicengkeram oleh sesuatu dan dia tidak bisa melawannya.

'Kenapa semuanya berubah?'

'Kenapa aku harus menderita seperti ini? Apa kesalahanku?'

Cinta pertama cenderung berakhir pahit. Cinta rahasia cenderung berakhir pilu. Kebetulannya, cinta pertama dan cinta rahasia Karina saling tumpang tindih. Sekarang suasana hatinya seperti apa sangat mudah untuk dibayangkan.

Saat ini, dia hanya ingin segera meninggalkan tempat ini.

Karena berpikir terlalu keras dan berlari terlalu cepat, Karina tidak menyadari ada sebuah mobil hitam berbelok ke arahnya.

Suara klakson mobil terdengar nyaring.

Karina melihat ke mobil yang melaju ke arahnya itu, pikirannya kosong. Sebelum dia sempat bereaksi, mobil itu sudah tiba di depannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 290

    "Kalian!" teriak Karina.Karina merasa kesal. Dia memandang para wartawan dengan marah, lalu hendak membungkuk untuk mengambil dokumen-dokumen yang berserakan di tanah. Akan tetapi, bagaimana mungkin orang-orang ini peduli? Demi mendapatkan berita utama, mereka semua tidak segan-segan menggunakan cara apa pun.Dokumen yang tercecer di tanah itu sudah diinjak-injak oleh mereka sebelum sempat diambil Karina. "Cukup! Hubunganku dengan Pak Rafael memangnya ada hubungan dengan kalian?" teriak Karina dengan kesal sambil kembali berdiri tegak.Orang-orang itu sudah menghabiskan kesabaran Karina."Nona Karina, apakah Nona marah karena pernyataan kami benar? Apakah Nona benar-benar merayu CEO Grup Stalin demi bisa menjadi bagian dari keluarga kaya raya?""Nggak!" balas Karina dengan cepat."Jika tidak, bisakah Nona mengungkapkan bagaimana Nona dan Pak Rafael bertemu? Apakah Nona merasa bisa menjadi seperti Cinderella?""Benar, Nona Karina, Keluarga Stalin adalah keluarga terkenal. Apakah Nona y

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 289

    Pada akhirnya yang mendapatkan keuntungan dari keseluruhan kejadian ini adalah Amy.Di dalam mobil.Karina berdebar-debar dan bergumam, "Hubungan kita telah diketahui publik, aku nggak tahu bagaimana reaksi dari pihak kampus ...."Memiliki hubungan dengan Rafael pasti akan menimbulkan sensasi. Karina tahu itu dan dia hanya berharap reaksi orang-orang tidak terlalu berlebihan.Namun, pasti akan menarik banyak perhatian orang terhadapnya.Karina menghela napas, dia merasa tidak ingin pergi ke kampus untuk sementara waktu.Begitu Karina selesai berbicara, Rafael sudah memegang tangannya. Sentuhan hangat itu membuat Karina terkejut. Karina menoleh, menatap Rafael dengan bingung. Terlihat Rafael sedang memandang keluar jendela mobil sambil menopang dagunya, seperti sedang menikmati pemandangan, dan berkata dengan datar, "Apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."Wanita mana pun pasti akan tersentuh hatinya mendengar perkataan itu.Sudut mata Karina melengkung. Dia menggeser p

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 288

    Karina menggeleng, raut wajahnya tampak bimbang. "Nggak, hanya saja ini terlalu mendadak, aku merasa belum siap.""Apa yang perlu kamu takutkan? Bukankah aku ada di depanmu untuk melindungimu? Kamu hanya perlu bersembunyi di belakangku dengan tenang," jawab Rafael dengan sangat santai dan lancar seakan-akan dia telah berlatih berkali-kali.Hati Karina menjadi hangat. Awalnya dia merasa sedikit bimbang, tetapi sekarang semuanya seketika menjadi jelas. Apa pun yang terjadi, bukankah Rafael selalu ada untuknya?Mengapa dirinya harus khawatir berlebihan?Karina pun mengangguk dengan bersemangat, tersenyum manis dan berkata dengan gaya menggemaskan, "Mulai sekarang, aku akan mengandalkanmu."Rafael mengangkat alisnya ketika dia melihat ekspresi antusias Karina dan berkata, "Kalau aku nggak melindungimu, aku harus melindungi siapa?"Mendengar itu, Karina tertawa lebih bahagia.....Setelah itu, atas permintaan keras Rafael, Karina baru bisa keluar dari ruang perawatan khusus di rumah sakit s

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 287

    "Eh?" Karina mengusap hidungnya, lalu menatap Rafael."Kamu sudah tahu aku sebaik ini, jadi kamu menikah denganku atau nggak?" tanya Rafael sambil memegang dagu Karina, tersenyum lebar.Karina mengangguk mantap dan berkata, "Asalkan kamu mau menikahiku, aku akan menikah denganmu."Rafael benar, jika kamu ingin memakai mahkota, harus siap menanggung bebannya. Rafael telah melakukan begitu banyak hal untuknya, lalu mengapa dirinya tidak menghadapi orang-orang yang datang untuk memprovokasinya demi Rafael?Jika sudah mencintai, mengapa dirinya tidak sanggup menghadapi sedikit kesulitan demi Rafael?Mendengar jawaban yang pasti, Rafael tersenyum lebar, matanya yang hitam penuh arti. "Kamu yakin?"Karina mengangguk tegas. "Aku yakin."Tiba-tiba, Rafael menekan bahu Karina, menghela napas panjang dan berkata, "Sekarang aku merasa lega.""Eh?"Karina tertegun, matanya berkedip-kedip. 'Apa maksudnya?'Ekspresi Rafael tiba-tiba tampak serius, menatap ke arah Karina dan berkata dengan sungguh-su

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 286

    Dia bilang ingin berjalan bersama dengan Rafael, tetapi tidak dapat melakukan banyak hal untuk Rafael dan ini membuatnya merasa sangat tidak berdaya.Karina menghela napas, sorot matanya berkilap dan dia bertanya dengan tidak percaya diri, "Rafael, kenapa kamu begitu baik padaku? Kupikir aku sudah cukup baik, tapi setelah bersamamu, aku baru menyadari kalau aku masih jauh dari cukup baik. Apa aku benar-benar bisa menjadi wanita yang berdiri di sisimu?""Bisa atau nggak kamu menjadi wanita yang berada di sisiku, itu terserah padaku. Aku bilang kamu bisa, maka kamu bisa.""Tapi aku masih belum cukup baik," ujar Karina sambil menggigit bibirnya, kembali merasa ragu."Oh?""Aku punya temperamen yang buruk."Rafael mengangguk, mengakuinya, "Memang, temperamenmu ini sulit ditoleransi oleh kebanyakan orang. Selain itu, kamu suka mempermasalahkan hal-hal kecil, seperti landak yang bisa menyakiti orang jika ia terdesak."Mendengar komentar itu, Karina makin merasa tertekan, "Dan aku juga nggak

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 285

    "Bukan begitu!" Karina tiba-tiba menjadi emosional, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Aku sungguh menyukaimu!""Tapi kamu bahkan nggak memiliki keberanian untuk menghadapi masa depan bersamaku. Kalau kamu ingin memakai mahkota, berarti harus siap menanggung bebannya. Apa kamu bahkan nggak mengerti prinsip ini?""Aku mengerti semua itu!""Kamu benar-benar mengerti?" Rafael mengangkat alisnya.Karina mengangguk dengan tegas, dia menggigit bibirnya dan wajahnya terlihat sedikit bingung."Aku sudah memikirkan semua ini sejak lama, tapi ... aku kurang percaya diri," ujar Karina.Karina menundukkan kepala, suaranya melemah, "Dibandingkan berurusan dengan keluargamu dan teman-temanmu, aku lebih suka berada di laboratorium dengan peralatan dingin. Aku punya temperamen yang buruk, kalau ada orang yang membuatku kesal, aku akan membalasnya. Nggak masalah kalau hanya dengan orang luar, tapi kalau itu terjadi pada orang-orang terdekatmu, aku khawatir akan membuat mereka marah. Aku nggak ingin mem

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status