Home / Rumah Tangga / Kesepakatan Balas Dendam / Kemungkinan Berkhianat

Share

Kemungkinan Berkhianat

Author: PlutoPen
last update Last Updated: 2025-05-05 12:29:43

Sean menatap ke arah layar ponselnya. Menikmati video saat-saat di mana Walter mendorong para mafia ke tengah-tengah laut. Dengan kondisi tangan mafia-mafia itu ditali dengan tali tambang. Dan kaki mereka dirantai dengan beton yang sangat berat untuk memastikan para musuh-musuhnya itu terus tenggelam ke dasar laut tanpa bisa melakukan perlawanan apapun.

Sean merasa terhibur dengan aksi Walter. Ia merasa bahwa memberikan kapal dan menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan oleh Walter tidak membuatnya rugi.

Video berhenti. Menandakan semua mafia itu sudah didorong keluar kapal dan tenggelam ke dasar laut. Tidak lama setelah itu pintu kamar Sean diketuk. Sean mengizinkan orang itu masuk. Dan muncul seorang perempuan berpostur tubuh tinggi dengan rambut berwarna pirang.

Rias Nebula.

"Aku tidak melihat Walter. Di mana si bodoh itu? Apakah dia bunuh diri setelah tau pacarnya tidur dengan perempuan lain?" tanya Rias menggaruk kepalanya.

"Apa kamu belum tau? Dia sebentar lagi menikah," tanya Sean balik.

"Menikah? Laki-laki mesum seperti dia? Wanita bodoh mana yang mau menikah dengan laki-laki hina sepertinya? Aku saja lebih memilih untuk sendiri seumur hidup daripada harus menikah dengan laki-laki tidak tau aturan sepertinya."

"Itu lucu. Tapi itu kebenaran yang ada."

Rias diam. Rias sadar bahwa sepertinya ada masalah besar yang sedang mengarah pada Walter dan Sean. Rias sendiri sudah mengetahui identitas Sean yang sebenarnya. Membuat Rias memiliki firasat bahwa Walter tidak ada di sana untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh Sean.

Rias sendiri bertemu dengan Sean dan Walter saat berkuliah di Finlandia. Rias, Sean, dan Walter saat itu menjadi sahabat dekat. Rias berasal dari keluarga sederhana. Tidak memiliki harta ataupun barang mahal seperti kedua orang itu. Namun itu tidak menjadi alasan bagi Sean dan Walter untuk menjauhi Rias.

Bahkan selama kuliah, semua kebutuhan Rias benar-benar dibayar tuntas oleh Sean dan Walter. Rias sangat akrab dengan kedua orang itu. Walau terkadang Rias dan Walter sering berkelahi karena hal-hal kecil.

"Apa kamu tau tentang Keluarga Eugenia?" tanya Sean berdiri.

"Tidak tau. Aku tidak pernah mendengarnya," balas Rias menggeleng pelan.

"Pacarku putri tunggal di Keluarga Eugenia. Dia sedang mengandung anakku. Namun karena perintah orang tuanya, dia harus menikah dengan Walter yang memiliki darah Fletcher. Walter dan aku sudah bekerja sama. Aku menginginkan anak itu. Dan Walter menginginkan harta keluarga Eugenia. Aku memanggilmu untuk membantu Walter setelah anak itu lahir."

"Aku penasaran tentang bagaimana itu bisa terjadi. Tapi, ya', sudahlah. Aku juga akan mendapatkan jawabannya saat semuanya mulai berlalu. Aku hanya perlu menjaga anak itu bukan?"

"Benar. Kamu akan lebih sering berada di sisi Walter setelah ini. Sedangkan aku akan lebih sering di kantor untuk mengurus perusahaan. Menggantikan Walter yang akan aku perintahkan untuk lebih sering di rumah setelah Alicia mengungkapkan kelamhilannya. Lakukan saja apa yang dia katakan."

Ini adalah tugas yang rumit. Namun Sean adalah penerus Ephraim. Tidak mungkin Sean meminta hal secara percuma. Tanpa mengatakan apapun, Rias sangat yakin, Sean sudah menyiapkan hadiah dengan nominal fantastis jika memang rencana ini berhasil.

Rias bisa merawat bayi. Rias mudah akrab dengan anak kecil. Hanya saja Rias membenci Walter. Laki-laki itu tidak bisa diam saat berada di sisinya. Selalu saja mencari celah untuk membuat Rias murka dan mendaratkan pukulan ke wajah laki-laki itu.

Jika disuruh memilih, Rias lebih memilih menjadi asisten Sean. Yang di mana Sean lebih banyak duduk diam dan tak suka mencari masalah ataupun mencampuri masalah orang lain.

"Apa kamu benar-benar akan mempertaruhkan seluruh kepercayaanmu padanya?" tanya Rias ragu dengan sosok Walter.

"Tentu saja. Aku sudah menyerahkan seluruh aset keluargaku padanya. Jika aku tidak percaya dengannya, aku tidak mungkin melakukan itu," jawab Sean.

"Aku tidak mengerti. Aku dan dia sudah berteman cukup lama. Namun entah mengapa, terkadang aku merasa bahwa dia lebih mirip seperti ular dibanding serigala. Aku mulai beranggapan bahwa dia lebih licik dari ayahnya. Dia bisa saja berkhianat darimu dan mengambil seluruh hartamu dan harta Keluarga Eugenia untuk dirinya sendiri."

"Aku pun dulu berpikiran seperti itu. Tapi, setelah aku bersama dengannya lebih lama, aku lebih mengerti mengapa dia selalu bersikap seperti itu. Aku rasa kamu juga akan merasakan apa yang aku rasakan jika kamu lebih menatapnya lebih sering. Melihat apa yang dia lakukan lebih jelas."

Sean berdiri dari kursi. Berjalan menuju ke arah jendela ruang kerjanya. Membuka tirai dan jendela membiarkan udara segar masuk. Dan menatap ke arah jalan yang hanya diterangi oleh lampu jalan. Keadaannya lebih sepi jika dibandingkan malam kemarin.

Walter Fletcher. Sean berpikir bahwa laki-laki itu berbahaya. Namun itu semua berubah saat mereka memasuki semester 4. Ada satu kejadian di masa lalu yang membuat Sean berpikiran bahwa nama Fletcher bukanlah anugerah bagi Walter. Melainkan kesialan. Dan mulai saat itu, Sean lebih sering mengamati Walter. Lalu menyadari Walter adalah orang baik yang tak bisa menyembunyikan rasa keusilannya.

"Bagaimana jika dia mengkhianatimu?" tanya Rias menatap Sean serius.

"Kami sudah seperti saudara. Aku sangat yakin bahwa dia tidak akan mengkhianatiku. Tapi, jika memang dia berkhianat suatu hari nanti, aku akan menggunakan tanganku sendiri untuk memotong kepalanya," jawab Sean menatap telapak tangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kesepakatan Balas Dendam   Rencana Walter

    Sean masuk ke dalam ruang kerja Walter. Mereka berada di salah satu perusahaan milik Keluarga Ephraim saat ini. Biasanya, mereka selalu berpisah. Tidak pernah berada di satu kantor yang sama. Karena dengan begitu, akan lebih efektif mengawasi dan menyelesaikan masalah yang ada di setiap perusahaan.Namun kali ini, Sean mendatangi Walter. Sedangkan Walter sendiri tidak terlalu peduli dengan sahabatnya itu. Karena Walter yakin, sahabatnya itu tidak akan pergi meninggalkan masalah. Jika sahabatnya itu pergi meninggalkan kantornya, maka itu artinya segala masalah yang ada di sana sudah diselesaikan."Kita harus menyelesaikan Dom secepatnya. Sebelum hari pernikahannya," ujar Sean mengingat bahwa Storm sudah menemui Walter dan meminta bantuan mengenai biaya pernikahan Dom."Duduklah lebih dulu. Kamu ini bukan atasanku. Jangan seenaknya datang dan menyuruhku," balas Walter menutup laptop miliknya."Jadi, apakah kamu memiliki rencana?" tanya Walter saat melihat Sean sudah duduk di kursi depan

  • Kesepakatan Balas Dendam   Merelakan

    Sean dan Alicia duduk berhadapan. Dengan satu kopi hangat dan susu vanilla dingin di atas meja. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah Alicia menikah dengan Walter. Pada pertemuan pertama, Sean tidak bisa mengatakan apapun, karena Sean harus berpura-pura sebagai anak buah Walter. Lalu pada pertemuan kedua ini, Sean memiliki sedikit waktu untuk berbicara dengan Alicia.Alicia sendiri cukup senang karena Sean lebih tenang daripada saat hari di mana Alicia memutuskan hubungan mereka. Di mata Alicia, Sean seperti orang yang sudah berdamai dengan segala yang ada."Bagaimana kondisimu?" tanya Alicia membuka percakapan."Aku baik-baik saja. Aku mendapatkan pekerjaan dari suamimu. Gajiku lebih besar dari pekerjaanku sebelumnya. Dengan pekerjaanku sekarang, aku rasa, aku bisa hidup lebih nyaman sekarang," jelas Sean memegang gelas berisi kopi."Baguslah. Aku ikut senang mendengarnya," balas Alicia."Bagaimana dengan kondisimu?" tanya Sean membalikkan pertanyaan."Aku bahagia. Walau pada aw

  • Kesepakatan Balas Dendam   Bertemu Masa Lalu

    Rias menemani Alicia untuk berbelanja makanan ringan. Alicia sebenarnya tidak terlalu menginginkan makanan-makanan itu. Namun mengingat suaminya selalu mencari makanan ringan sebelum tidur, maka Alicia berinisiatif untuk membeli banyak makanan ringan sebagai persediaan.Dengan begitu, Walter tidak perlu pergi keluar rumah untuk mencari makanan ringan saat malam hari.Alicia memang tidak terlalu mengerti selera barang-barang mewah laki-laki itu. Dan Alicia juga tidak tau hadiah apa yang cocok dengan Walter. Maka dari itu, Alicia memilih untuk membelikan suaminya apa yang memang selalu dibutuhkan oleh suaminya itu.Rias sendiri sudah mendorong satu keranjang belanja yang penuh dengan makanan ringan. Namun belum terlihat tanda-tanda bahwa Alicia ingin berhenti dan membayar itu semua."Mohon maaf jika ini terdengar sedikit lancang, namun apakah ini tidak masalah? Anda berjalan ke sana ke mari tanpa henti. Jika Tuan mengetahui ini, saya akan terkena teguran," ujar Rias mengkhawatirkan tent

  • Kesepakatan Balas Dendam   Kebahagiaan dan Kebimbangan

    Alicia kesulitan untuk tidur bahkan setelah meminum segelas susu hangat. Sehingga ia menggunakan waktunya untuk duduk di pinggir kasur sembari menatap ke arah luar jendela.Memikirkan betapa beruntungnya saat ini. Memikirkan apakah ia tetap bisa merasakan segala kehangatan dan kenyamanan ini jika seandainya ia dijodohkan oleh keluarga dengan laki-laki lain, selain Walter.Jika saja saat itu, perjodohan mereka dibatalkan, itu artinya semua yang Alicia dapatkan sejauh ini akan menghilang. Alicia tidak akan mendapatkan suami sehangat dan sebaik Walter. Alicia belum tentu bisa menikmati waktunya sesuka hatinya sendiri.Pandangan Alicia teralihkan saat mendengar suara pintu terbuka. Dan ternyata itu adalah suaminya yang sudah seharian pergi dari rumah untuk bekerja. "Kenapa belum tidur?" tanya Walter dengan suara sangat lembut."Sepertinya aku tidur terlalu lama tadi siang, jadi aku kesulitan tidur sekarang," jawab Alicia tersenyum ke arah Walter."Apa kamu mau memakan atau meminum sesuat

  • Kesepakatan Balas Dendam   Khawatir

    Alicia turun dari kamarnya saat tengah malam. Ia terbangun dan merasa haus. Awalnya ia ingin meminta Walter untuk mengambilkan air minum untuknya. Namun saat ia terbangun, Walter tidak ada di sampingnya. Dan tidak mungkin juga Alicia membangunkan Rias pada saat tengah malam seperti sekarang hanya untuk segelas air.Terlebih lagi usia kandungannya saat ini baru menginjak empat bulan. Perutnya belum terlalu besar. Sehingga ia masih mudah untuk bergerak ke sana ke mari.Alicia sempat berpikir bahwa suaminya ada di ruangan tengah untuk menonton siaran televisi. Namun saat Alicia sudah berada di lantai satu, Alicia tidak mendapati siapapun. Membuatnya bertanya-tanya, di manakah suaminya itu berada. Alicia mengalihkan pikirannya. Berjalan menuju dapur. Berniat untuk meminum segelas air dan kembali ke kamarnya untuk tidur.Alicia menuangkan air yang ada di dalam botol ke dalam gelas. Meminumnya dalam beberapa kali tengukan. Dan kembali menaruh gelas itu di atas meja saat merasa hausnya tel

  • Kesepakatan Balas Dendam   Saran Untuk Rias

    Saat Alicia membuka matanya, tatapan pertamanya tertuju pada seorang perempuan tinggi yang sedang membuka tirai jendela kamarnya. Alicia mengusap kedua matanya untuk lebih memfokuskan lagi pandangan matanya. Dan akhirnya ia bisa melihat dengan jelas wajah dari perempuan itu. Rias. Asisten yang dibayar oleh suaminya untuk membantunya selama masa kehamilannya. "Selamat pagi, Nyonya," ujar Rias membungkukkan badannya lalu berdiri tegap di pinggir ruangan. "Selamat pagi," jawab Alicia mengubah posisinya menjadi duduk. Saat duduk, Alicia melihat tidak ada suaminya di atas ranjang. Dan saat ia melihat seisi ruangan, ia juga tidak mendapati keberadaan laki-laki itu. "Di mana suamiku?" tanya Alicia kembali menatap Rias. "Tuan Ephraim selalu bangun lebih pagi untuk berlari dan berolahraga. Jika perkiraan saya tidak salah, maka seharusnya dalam sepuluh menit ke depan, Tuan akan kembali," j

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status