مشاركة

Bab 214 Alpine Nest 2

مؤلف: Misya Lively
last update آخر تحديث: 2025-11-24 20:57:32

“Kenzo!” panggil Kanaya dan Bastian hampir bersamaan.

Sama halnya dengan Reno yang mengerutkan keningnya, mereka juga terkejut dengan Kenzo yang menarik Cora pergi.

Namun bocah itu terlalu bersemangat ingin membawa Cora mengelilingi Alpine Nest dan tidak sabar menunjukkan segala sesuatunya sehingga panggilan itu diabaikannya.

Alhasil Reno, Kanaya dan Bastian ikut mengikuti mereka ke halaman belakang. Bahkan Freya pun ikut bersama mereka.

Cora dan Kenzo sampai di halaman belakang lebih dulu. Karena kenzo terlalu bersemangat, mereka meninggalkan yang lainnya cukup jauh.

Cora menatap dengan kedua mata membelalak bagian belakang rumah itu.

Sejauh mata memandang adalah hamparan hijau rerumputa luas serta hutan pinus di belakangnya.

Hutan pinus itu tampak menghijau dengan batang-batang pohonnya yang menjulang tinggi. Pohon-pohon itu berdiri tidak terlalu rapat satu sama lain, namun memiliki jarak yang cukup untuk memberi sinar pada tanah di bawahnya. Terlihat juga jalan setapak di
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق
الفصل مغلق
تعليقات (1)
goodnovel comment avatar
V3_
Tadi Kenzo, sekarang Milo. Nambah lagi saingan Reno wkwkwkkk
عرض جميع التعليقات

أحدث فصل

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 220 Tekad

    Kedua wanita keluarga Dwipangga itu membelalakkan mata terkejut sebelum tertawa kecil.“Hanya women talk,” jawab Kanaya sambil melirik Cora penuh arti, lalu keduanya tersenyum penuh makna.Reno menatap kedua perempuan itu bergantian, menyadari betapa kompaknya mereka. “Aku sebaiknya mengecek Bastian dan anak-anak. Kalian juga sebaiknya segera beristirahat. Pasti sangat melelahkan hari ini,” ujar Kanaya sembari ia beranjak dari duduknya.Kanaya dan Cora saling berbagi senyuman sebelum Ibu dari Kenzo dan Freya itu meninggalkan mereka.“Sayang, apa yang kalian bicarakan?” tanya Reno sambil ia menyelinap duduk disamping Cora, merangkul pinggangnya dengan lembut.Cora memutar pundaknya ke arah Reno. “Hanya mengobrol saja. Kamu—sudah selesai bicara dengan Hery?”Cora mengetahui panggilan itu berasal dari Heri dari nada panggil yang di-setting Reno.“Ehm..” Reno mengangguk merespon sambil menatap wajah Cora dari dekat. “Mau istirahat?”Cora menyetujui dengan anggukan. Mereka bangun sejak

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 219 Kejujuran Dan Kepercayaan

    Reno tidak terkejut. Ia sudah menduga. Memang sudah waktunya Eric diperiksa dan dijadikan tersangka dalam perkara itu. Dia yang berbuat, maka dia yang harus bertanggung jawab.Selain itu, Reno juga membantu penyidik memberikan bukti keterlibatan Eric, setelah pria itu mengkambing hitamkan Edo—asistennya sendiri.Namun ada satu hal yang menjadi kekhawatirannya. “Bagaimana keadaan saham Wijaya Corp?”Bagaimana pun induk perusahaan itu adalah warisan keluarga Cora. Dan pada akhirnya Cora yang akan meneruskan tampuk pimpinannya nanti.“Sampai saat ini, berita Pak Eric menjadi tersangka belum tersebar secara luas, Bos. Masyarakat belum mengetahui, karena penetapan tersangka baru dilakukan malam ini. Tetapi, ada beberapa orang pemegang saham, yang sudah bersiap-siap untuk menjual sahamnya. Mereka kuatir, jika kasus ini bertambah besar, maka saham perusahaan akan anjlok,” jawab Heri sesuai dengan indormasi yang diterimanya.“Hm… monitor perkembangan sahamnya. Jika semakin memburuk, beritahu

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 218 Gelang Laki-Laki

    Reno terdiam. Ia melihat ke arah Bastian dan Kanaya lalu pada Cora, berharap mereka akan membantunya menjawab pertanyaan gadis kecil itu. Namun, ketiga orang yang dilihatnya itu hanya terdiam sambil menatapnya, seakan menunggu jawaban darinya.“Uncle, kenapa Uncle pakai gelang? Laki-laki tidak memakai gelang!” Kenzo bersikukuh. Ia menatap Reno sambil memiringkan kepalanya dan mengerutkan keningnya. “Kenzo, sebenarnya… laki-laki juga boleh memakai gelang. Asalkan tidak menyerupai gelang perempuan…” Melihat putranya mempertanyakan Reno dengan serius, Bastian segera menerangkan.“Nah, benar! Laki-laki boleh saja memakai gelang, asalkan terbuat dari kulit, kain, benang atau kayu…” Reno segera menimpali.“Lagipula…” Ia melirik Cora dengan senyum penuh arti. “Gelang yang Uncle pakai ini, bukan sembarang gelang. Ini gelang istimewa, karena… kembar dengan punya Aunty.” Reno meraih pergelangan tangan Cora dan menunjukkan gelang kulit yang mirip dengan miliknya. “Lihatkan? Kedua gelang ini s

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 217 Kandidat Darrel

    “Cora… kamu mungkin ingin melihat ini…” Bastian memberikan amplop yang ada di tangannya kepada Cora. Cora menerima amplop itu, akan tetapi ia hanya menatapnya saja sebelum Reno menepuk pelan pundaknya, untuk menyadarkannya. “Sayang…” Cora mengangguk mendapati tatapan mata Reno yang seakan berkata, “Bukalah. Jangan kuatir, aku di sini untukmu.” Ia membuka amplop itu dan mendapati beberapa dokumen dengan foto. “Jay dan Reno belum menemukan keberadaan kakakmu, Darrel,” terang Bastian. “Mereka sudah mencari melalui berbagai data base, dan sejauh ini…” Bastian menunjuk dokumen di tangan Cora dan Reno, “… keempat orang ini yang memiliki kemiripan latar belakang dengan peristiwa yang di ceritakan Agus Pram. Meski untuk memastikannya diperlukan penyelidikan lebih lanjut.” Cora memperhatikan empat buah dokumen di tangannya. Masing-masing berisi pasfoto dan biodata mereka. Arfan Raditya, David Alvaro, Rafi Bima dan Yuda Angkasa. Itulah nama-nama mereka. Meski berbeda nama, namun usia

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 216 Dua Amplop

    Bastian bertukar pandang dengan Kanaya. Semenjak Kanaya mengetahui keberadaan Cora sebagai istri Reno, Bastian selalu menceritakan perkembangan penyelidikan kapal Aphrodite kepada istrinya itu. “Kalian ingat Ruth? Wanita yang tidak sengaja mengambil foto Leon Wijaya di dermaga Palm Heaven?” tanya Bastian. Reno langsung mengangguk, sementara Cora masih menatap Bastian; memilih mendengarkan. “Kemarin dia menghubungi Jay, mengatakan kalau tidak sengaja menemukan foto-foto lama,” ujar Bastian dengan tatapan penuh arti. Ia lalu meminta Citra—seorang ART untuk mengambilkan amplop dari ruang kerjanya. Tidak lama Citra kembali dan memberikan Bastian 2 buah amplop. Bastian memberikan satu kepada Reno. “Lihatlah…” Reno menerimanya dan langsung membukanya. Di dalamnya ia mendapati sebuah foto dan kertas yang terlipat. Cora dan Reno langsung memperhatikan foto itu. Foto itu adalah sebuah foto lama yang diambil di kawasan pelabuhan dengan latar belakang, bagian depan kapal Aphrodite. Di

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 215 Alpine Nest 3

    “Wow, good boy Milo!” Bastian pun ikut memuji kuda itu. Ia ikut senang Milo bisa akrab dengan Cora.Melihat hal ini, Freya yang belum lama datang bersama Kanaya menarik-narik tangan Cora. “Onty, itu atterkap…” ujarnya sambil menunjuk istal di sebelah Milo.“Atterkap!” ujar gadis kecil itu lagi sambil menarik Cora ke istal di sebelah.Tidak ingin mengecewakan gadis kecil itu, Cora mengikutinya dan melihat seekor kuda pony lain di kandang itu. Kali ini berukuran lebih keci, berwarna coklat dengan surai berwarna putih yang sangat lucu.“Buttercup. Ini peliharaannya Freya. Dia sangat jinak…” ujar Kanaya menjelaskan. Ia berjongkok dan mengusap-usap surai Buttercup bersama putrinya. “Buttercup sudah kangen sama Freya…” ucap Kanaya pada gadis kecilnya yang langsung memancing tawa Freya.Cora ikut tertawa kecil melihat gadis kecil itu dan iaikut bermain bersama mereka. Bahkan Kenzo membawa Milo ikut mendekat sehingga mereka bisa main bersama.Sementara Kenzo dan Freya sibuk bermain bersama k

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status