“Pak Reno…”“Pak Eric…” sapa keduanya. Walaupun suara mereka terdengar biasa, namun tatapan mata keduanya tidaklah biasa. Tatapan mata mereka berdua terlihat sangat menakutkan. Siapa saja yang berada diantara mereka akan merinding merasakan betapa dingin dan tajamnya tatapan mata itu.“Saya baru mengetahui kalau Pak Reno ternyata orang yang sangat romantis pada istrinya. Tapi sayangnya… Pak Reno memiliki istri seseorang yang—bukan siapa-siapa dan tidak diketahui asalnya usulnya. Apakah Pak Reno tidak mengeceknya terlebih dahulu?” Eric tidak sabar untuk menyindir Reno. Pada kesempatan pertama ia langsung melakukannya.Reno tertawa pelan. “Kita berbeda dalam hal melihat hal yang lebih penting, Pak Eric,” jawab Reno.“Saya tidak menilai seseorang berdasarkan asal-usulnya. Bagi saya melihat kualitas seseorang itu jauh lebih penting dari sekedat atribut yang dibawanya.”“Dan anda salah kalau berpikir saya tidak mengenal istri saya,” ucap Reno. Ia lalu maju mendekat. “Saya mengenal istri
Dalam acara bebas selanjutnya, Cora pamit pada Reno untuk pergi ke toilet sementara suaminya itu sibuk berbicara dengan tamu undangan yang lainnya.Di dalam toilet Cora menatap dirinya dalam cermin panjang di dinding. Ia memajukan kaki kirinya dan memperhatikan anklet madam Allegra yang sekarang sudah menjadi miliknya.Cora tidak menyangka Reno membelikannya anklet cantik itu. Terlepas dari harganya yang sensasional—7 miliar—anklet itu memang sangat disukainya. Cora tersenyum saat teringat ekspresi wajah Reno saat pria itu berbicara di podium kemudian memesangkan Anklet itu di kakinya. Jika Reno adalah suami sungguhan, apa yang dia lakukan pastilah sangat romantis.Dan entah mengapa, ia merasa hubungan mereka malam ini terasa seperti real. Apakah karena ada pemicu lain di sekitar mereka—seperti Eric, Janet dan Laura? Ataukah ia dan Reno yang terlalu terbawa suasana malam ini?Suara pintu kamar mandi itu dibuka dan ditutup menyadarkan Cora dari lamunannya. Dan saat ia melihat siapa y
Penawaran Eric itu membuat semua mata memandang ke arahnya. Dan begitu pula Janet yang terkejut dengan apa yang Eric lakukan.“Eric, kamu—”“Janet sayang, aku tahu kamu menyukai angklet itu. Jadi aku akan mendapatkannya untukmu!” ucap Eric dengan lembut pada Janet sembari menggenggam tangannya.Janeta langsung tersenyum lebar dan kedua matanya berseri-seri. Ia sungguh tidak menyangka Eric menawar benda cantik itu untuknya. Selain itu, ia bisa menunjukkan di hadapan Cora bahwa Eric juga sangat mencintainya dan menyanjungnya hingga rela membelikannya anklet itu. Eric juga tidak kalah dari Reno yang bisa memberikan apa yang ia inginkan.Akan tetapi apa yang dikatakan Eric kepada Janet tidak sepenuhnya benar. Ia menawar Anklet itu karena prestise-nya. Ia tidak reka mereka memuji Reno terus-menerus. Dirinya adalah Eric Wijaya, CEO Wijaya Corp yang menaungi banyak perusahaan di Fragrant Harbour. Tidak mungkin ia kalah pamor dari Reno yang notaben adalah pendatang yang baru beberapa tahun
“2 Miliar untuk Nona muda yang ada di belakang. Apakah ada yang ingin menambahkan?” juru lelang kembali bertanya di depan podium sambil matanya menyapu ruangan itu.2 miliar! Umpat Janet dengan kesal.Ia lalu menoleh ke belakang dan menatap perempuan yang menawar kalung itu dengan tajam.Siapa dia? Berani benar menawar kalungku!Rupanya Laura juga sudah memperhatikan Janeta sejak Janeta ikut menawar. Ia pun menatap balik perempuan itu seakan menantangnya, jika dia berani untuk menawar lagi!Janeta sangat kesal. “2 miliar… satu …dua…” juru lelang sudah mulai berhitung. “2,1!” Akhirnya Janeta mengacungkan papan bid-nya.Ia tidak punya pilihan lain. Ia harus mendapatkan perhatian Reno. Untuk itu ia hanya bisa menawar dengan nominal yang tidak terlalu banyak, berharap perempuan di belakang sana menyerah.Tetapi Laura adalah Laura. Ia kembali mengangkat papan bid-nya. “3 miliar!”Semua hadirin terkesiap. 3 miliar untuk sebuah kalung Putri Xi!Reno dan Cora menoleh ke arah Laura dan melih
Raut wajah Janet langsung berubah. Ia tentu bisa saja membuat kalung yang mirip seperti itu. Menjiplaknya agar mirip seperti itu. Tetapi, tetap saja nilainya tidak akan pernah sama. Kalung itu dibuat di abad ke 19 dan pernah dikenakan oleh seorang putri kerajaan! Apalagi jenis berlian yang ada pada kalung itu pastilah akan berbeda. Apakah Eric tidak memahami itu? Kenapa dia pelit sekali?“Ya sudah, kalau kamu tidak mau membelikan…” gerutu Janet dengan kesal. Tepat saat itu, Juru lelang mulai membuka penawaran kalung itu. “Saya bukan penawaran kalung putri Xi ini dengan 1 miliiar. Adakah yang ingin menambahkan?” “1,1.”“1,2.”Sedikit demi sedikit beberapa orang mulai menawar.Janet pun tidak mau kalah. Ia mengangkat papan lelangnya dan berteriak, “1,4!”Eric menoleh ke arahnya, dan begitu pula Reno dan Cora.Reno dan Cora tidak menyangka jika Janet akan menawar dalam lelang itu. Kenapa bukan Eric yang melakukannya?Sementara itu, Janet tersipu dan hatinya berbunga-bunga saat Reno m
Semua yang ada di ballroom itu sontak menoleh ke arah Reno. Apalagi nominal penawarannya yang disebutkannya naik dengan tajam. “Reno, apa yang kamu lakukan?” Cora menatap pria di sampingnya itu. “Aku menawar rumah itu, Wifey,” jawab Reno sambil tersenyum menggoda. “Untuk apa?” Cora ingin tahu kenapa tiba-tiba saja Reno tertarik menawarnya. “Rumah itu bagus, dan banyak barang antik di dalamnya. Jadi, kenapa tidak? Lagipula, kita tidak bisa membiarkan orang lain mendapatkannya, bukan begitu?” Reno menatap Cora, sambil memberinya senyuman penuh arti. Meskipun Reno tidak mengatakannya secara gamblang, namun Cora merasa Reno melakukannya untuknya. Untuk Anjani, dan mungkin juga Untuk Adrian. “Kamu yakin? Kamu tidak harus melakukannya…” Cora tidak ingin Reno menyesal nantinya karena telah mengeluarkan uang banyak untuk rumah itu. “Sangat yakin!” jawab Reno dengan meyakinkan. “Bapak Reno menawar 5 Miliar. Apakah ada yang ingin menambahkan?” Terdengar juru lelang bertanya. Ruangan