Home / Romansa / Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin / Bab 1 Tukar Gaun Pengantin

Share

Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin
Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin
Author: Secret juju

Bab 1 Tukar Gaun Pengantin

Author: Secret juju
last update Last Updated: 2025-04-21 10:39:05

Seline Agnia Yorin duduk diam di depan meja rias pengantin dengan wajah tegang. Jemarinya saling meremas di pangkuan. Gaun putih yang membalut tubuhnya terasa asing, karena gaun ini bukan miliknya.

Seharusnya, yang duduk di sini dengan gaun pengantin bukanlah dirinya, melainkan Alana, sahabatnya. Namun, beberapa menit lalu, sahabatnya itu pergi, lari karena tidak ingin melanjutkan pernikahan yang didasari perjodohan ini.

“Dia gay. Tidak suka wanita. Kenapa aku harus menikahinya?!”

“Seline, tolong kamu gantikan aku.”

“Hanya sementara saja! Saat mereka tahu kamu bukan aku, pasti pernikahan ini akan dibatalkan!”

Teringat akan kalimat itu, Seline menghela napas panjang. Dia memaki kebodohannya karena tidak bisa menolak permintaan gila sang sahabat.

Akan tetapi, bagaimana Seline bisa menolak? Bukan hanya sang sahabat membutuhkan bantuan, tapi dia juga menawarkan uang delapan puluh juta untuk rencana ini.

Dengan uang sebanyak itu, Seline bisa menyelamatkan ibunya yang sedang terbaring sakit!

Namun, walau awalnya sudah menerima risiko akan hal yang mungkin terjadi, sekarang Seline menjadi semakin gugup membayangkan reaksi keluarga Alana.

Bagaimana kalau semuanya tidak berjalan sesuai rencana?

Bagaimana kalau keluarga laki-laki marah dan dia berujung dijebloskan ke penjara?

Tepat di saat Seline memikirkan hal tersebut, suara ketukan terdengar dari balik pintu.

“Al, sudah waktunya,” ucap suara seorang pria yang membuka pintu dan melangkah masuk.

Itu adalah Mario, kakak kandung Alana … sekaligus cinta pertama Seline.

Mario menghampiri Seline yang wajahnya masih tertutup kerudung pengantin. “Ayo, calon suamimu sudah menunggu.”

Saat tangan Mario meraih tangannya, Seline refleks menahannya. "T-tunggu, Kak!"

Mendengar suara Seline, Mario mematung. Itu bukan suara adiknya!

Cepat, tangan Mario menarik kain tipis yang menutupi wajah Seline dan membukanya!

"Seline?" Suaranya tercekat. "Kenapa kamu yang pakai gaun ini? Mana Alana?!"

Ekspresi Mario yang tampak marah membuat tubuh Seline gemetar. “Alana … Alana pergi. Aku diminta untuk menggantikannya sementara.”

“Apa!?” Mario langsung mencengkeram pundak Seline. “Apa maksudmu Alana pergi? Dia pergi ke mana!?”

Seline menggelengkan kepala. “Aku tidak tahu, tapi yang jelas, Alana bilang saat semua orang tahu aku bukan Alana, pernikahannya akan dibatalkan ….”

“Kamu—!”

Mario ingin sekali marah sekarang. Bukan hanya kepada Alana, tapi juga kepada Seline yang dengan konyolnya bersedia terlibat untuk mengacaukan perjodohan. Namun, melihat tubuh Seline gemetar ketakutan, hatinya tidak tega.

Pria itu pun menghela napas kasar dan berbalik, “Kamu tunggu di sini! Aku panggil Ibu dan Ayah dulu. Kita selesaikan ini sebelum semua semakin berantakan!"

Tidak lama, seperti ucapan Mario, pria itu kembali dengan kedua orang tuanya yang tampak panik. Di belakang mereka, kedua orang tua mempelai pria juga mengikuti.

“Astaga, Seline! Bagaimana bisa kamu melakukan ini?! Kamu sadar kan ini pernikahan, bukan main-main!?” seru Ibu Alana dengan marah.

“Tahu Alana mau kabur, seharusnya kamu tahan dan beri tahu kami, bukannya malah ikut mendukung seperti ini! Kenapa kamu bodoh sekali sih?!” Ayah Alana ikut menimpali, nada bicaranya diselimuti kekecewaan dan tuduhan.

Seline ingin membela diri, ingin mengatakan bahwa mereka juga salah karena memaksa Alana menikah. Tapi kata-kata itu tertahan di tenggorokannya. 

Lagi pula, nasi sudah menjadi bubur, dan memang dirinya salah malah mendukung tindakan konyol teman baiknya.

Akhirnya, dia hanya bisa diam, menerima hujan kemarahan.

Namun, di sisi lain ruangan, ada orang-orang yang jauh lebih tenang dari dugaan Seline.

Keluarga mempelai pria.

Seharusnya, mereka ikut marah, ikut menyalahkannya. Akan tetapi, tidak. Mereka hanya duduk dengan ekspresi nyaris datar—kecuali satu orang.

Tatapan mempelai pria menusuknya, tajam dan dingin.

Seline merasa semakin tidak nyaman, dan dia pun mengalihkan pandangan.

“Kalau sudah begini, harus bagaimana, Ayah?” tanya Mario. Dia sudah berkali-kali menghubungi sejumlah kerabat dan kenalan, tapi tidak ada yang tahu Alana ke mana dan ada di mana. “Haruskah kita tunda pernikahannya?” usul pria itu lagi.

Ayah Alana menghela napas. “Kelihatannya, hanya itu yang bisa kita lakukan seka—”

“Tidak.”

Sebuah suara memotong ucapan Ayah Alana, seketika membuat seisi ruangan hening.

Seline menoleh ke sumber suara, dan dia terkejut melihat sang pengantin pria sudah berada tepat di hadapannya.

Dengan mata menusuk dan terpaku pada sosok mungil Seline, pria itu berucap, “Pernikahan ini tetap dijalankan.”

Pria itu meraih dagu Seline, lalu berkata, “Gadis ini yang akan melakukannya.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 70 Bersama Sampai Akhir

    Bab 70 Bersama Sampai AkhirLangit sore itu redup, seolah ikut berduka. Angin menggeser dedaunan, menebarkan aroma tanah basah dari makam yang baru ditutup. Di depan nisan marmer putih tanpa hiasan berlebih, Elang berdiri mematung. Tangannya mengepal, kukunya menancap di telapak. Namun rasa sakit itu tidak sebanding dengan apa yang sedang ia rasakan di dalam dada.Di belakangnya, suara langkah para pelayat perlahan menjauh. Tinggal ia, keheningan, dan nama Seline yang terukir rapi.“Seline…” suaranya pecah tipis, “maafkan aku.”Jika saja ia tidak lengah.Jika saja ia lebih cepat.Jika saja ia tidak membiarkan Seline menunggu sendirian.Terlambat.Semuanya sudah terlambat.Dan kini, perempuan yang ia cintai. Perempuan yang tidak pernah menuntut apa pun, meski layak menerima segalanya, pergi begitu cepat.Untuk pertama kalinya sejak kejadian itu, Elang bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ini hukuman?Hukuman karena pernah mempermainkan ikatan pernikahan mereka. Pernikahan yang sejak a

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 69 Dua Kehidupan Baru

    Bab 69 Dua Kehidupan Baru Suara langkah Elang menggema ketika ia berlari masuk ke ruang IGD, memangku tubuh Seline yang gemetar dan menahan perutnya. Nafasnya tersengal, dan wajahnya pucat hampir tanpa warna.“Dokter! Tolong istri saya!” Suara Elang pecah menjadi panik. Tangannya bergetar, memeluk Seline seolah takut perempuan itu menghilang jika dilepaskan sedetik saja.Para perawat segera membawa brankar.“Saya ambil alih, Pak! Taruh istri anda di sini!”Seline meringis kesakitan. “E—Elang… perutku…”Elang mengikuti brankar yang bergerak cepat, wajahnya tegang.“Seline, aku di sini. Sayang, bertahan sedikit lagi, ya? Tolong bertahan.”Detak jantung janin terdengar cepat dan tidak stabil.Dokter wanita berusia empat puluhan memasuki ruangan. “Kondisi kontraksinya sudah sangat kuat. Ada perdarahan dalam. Kita harus segera lahirkan bayi-bayinya.”“Prematur?” tanya Elang dengan suara yang hampir tidak keluar.“Ya. Tapi itu satu-satunya cara menyelamatkan anak dan ibu.”Seline menatap E

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 68 Kepanikan

    Bab 68 KepanikanKarina duduk di balik kemudi, kedua tangannya mencengkeram setir hingga buku jarinya memutih. Sejak Elang dan Seline meninggalkan apartemen tadi, dia mengikuti dari jauh. Bukan untuk berbicara. Bukan untuk meminta penjelasan.Hanya untuk melihat.Untuk memastikan apa yang selama ini menusuk-nusuk isi kepalanya benar. Elang memperlakukan Seline dengan cara yang tidak pernah ia dapatkan.Dari kejauhan, Karina melihat Elang membuka pintu mobil untuk Seline.Di lobby rumah sakit, dia melihat Elang meraih tangan Seline agar tidak terpeleset.Dan saat keluar dari pemeriksaan kandungan, Elang menunduk sambil tersenyum ke arah perut Seline, perhatian penuh yang selama ini Karina impikan.Di mata Karina, pemandangan itu seperti garam yang ditabur di atas luka yang belum sempat mengering.Seharusnya itu aku. Seharusnya aku yang mengandung anaknya.Seharusnya aku yang mendapatkan semua itu.Karina menggigit bibirnya sampai terasa pahit. Pikirannya kacau, penuh serpihan hidup yan

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 67 Di Luar Kendali

    Bab 67 Di Luar KendaliSeline naik ke ranjang pemeriksaan dengan bantuan Elang. Perutnya terbuka sedikit saat dokter mengoleskan gel dingin. Elang berdiri di sisi lain ranjang, mengusap rambut Seline pelan.Monitor menyala. Dalam hitungan detik, dua bentuk kecil muncul di layar.Dokter tersenyum. “Lihat, dua-duanya aktif sekali hari ini.”Elang mendekat, hampir tidak berkedip. “Mereka kelihatan lebih besar.”“Betul. Dan posisinya mulai turun sedikit,” jelas dokter. “Ini tanda mereka sedang bersiap lahir.”Seline menggenggam lengan Elang lebih kuat. Ada rasa haru yang sulit dijelaskan. Campuran bahagia, cemas, dan tidak percaya waktu berlalu begitu cepat.Detak jantung terdengar lewat speaker.Dua detak. Dua ritme berbeda tapi saling mengisi.Elang menelan ludah. Suaranya pelan, hampir seperti bisikan.“Ini… luar biasa.”Dokter melanjutkan pemeriksaan: memeriksa cairan, posisi kepala, dan kondisi plasenta.“Syukurlah, sejauh ini semuanya sangat baik,” kata dokter.Seline menghela napa

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 66 Menengok Si Kembar

    Bab 66 Menengok Si KembarUsia kandungan Seline memasuki delapan bulan. Perutnya membulat sempurna, besar, dan terasa penuh oleh dua nyawa yang tumbuh di dalamnya. Pagi itu, apartemen dipenuhi aroma lembut sabun dari kamar mandi. Seline baru selesai mandi dan masih mengenakan bathrobe tipis yang terikat longgar di pinggang.Ia duduk di depan meja rias, mengeringkan rambutnya perlahan. Pantulan wajahnya di cermin tampak lebih lembut, lebih matang, dan teduh. Meski tubuhnya berubah, Seline tahu Elang tidak pernah sekalipun menatapnya dengan cara yang membuatnya merasa tidak cantik.Suara langkah kaki pelan terdengar mendekat.Elang.Perlahan, pria itu berdiri di belakang Seline, menunduk lalu memeluk bahunya hati-hati dari belakang, menjaga agar tidak menekan perut Seline.“Pagi,” gumamnya, mencium pipi Seline lama, seolah baru menemukan tempat pulang.Seline tersenyum kecil. “Pagi juga. Kita harus bersiap sebelum terlambat.”Elang tidak menjawab. Dia menggeser rambut basah Seline ke sa

  • Kesepakatan di Balik Gaun Pengantin   Bab 65 Penetralan

    Bab 65 PenetralanSore itu apartemen terasa jauh lebih tenang dibanding beberapa hari terakhir. Elang tertidur di sofa, bukan terlelap sepenuhnya, tapi lebih seperti seseorang yang akhirnya bisa meletakkan beban berat dari pundaknya.Seline duduk di karpet, menyender lembut di sisi sofa sambil memandang wajah Elang yang terlihat sedikit lebih damai. Di pangkuannya ada mangkuk kecil berisi irisan buah segar. Aroma manisnya memenuhi ruang tamu.Ketika Elang membuka mata perlahan, hal pertama yang dilihatnya adalah Seline yang sedang mengaduk-aduk buahnya dengan garpu kecil.“Kau bangun?” tanya Seline pelan tanpa menoleh.Elang menarik napas dalam. “Berapa lama aku tertidur?”“Tidak lama.” Seline menawarkan sepotong buah ke arahnya. “Makan dulu. Kau belum sentuh apapun sejak pulang.”Elang menerima dan memakannya. Untuk pertama kalinya hari itu, rasa manis itu terasa benar-benar masuk ke tubuhnya. Dia menatap Seline yang kini ikut duduk di sofa, menyelipkan rambutnya yang jatuh ke pipi.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status