Share

Chapter 3

Beberapa jam setelah perjalanan menuju alamat yang telah diberikan, Fatma sampai pada alamat yang dituju, gedung yang menjulang sangat tinggi dan besar ada dihadapannya. Dengan penampilan syar'i dan polos dia berjalan memasuki gedung itu, dengan menunjukkan surat elektronik dan pesan yang dikirim dari perusahaan itu Fatma menunjukkan kepada security.

"Selamat siang pak saya Fatma, kemarin saya dapat panggilan diterima kerja di perusahaan ini, ini buktinya bapak."

Security itu membaca surat elektronik yang ditunjukkan Fatma dari Hand phonennya.

"Oh iya ibu benar ini dari perusahaan kami, ibu ingin bertemu bapak Nathan ya, tapi bapak Nathannya sedang ada meeting jadi nanti ibu bertemu dengan bagian HRD ya, mari saya antar bu."

Fatma yang tidak terbiasa dengan kehidupan kota, dia sangat polos walaupun ditempat asalnya dia dulu adalah seorang istri bos pemilik pabrik besar. Dandannya yang begitu polos membuat mata memandangnya bahkan ada yang berbisik bisik tentangnya yang akan menempati posisi sebagai asisten direktur. Mekipun begitu Fatma adalah perempuan yang sangat cantik, dia anggun walaupun tak ada make up berlebih yang menempel di wajahnya. Fatma bertemu dengan HRD untuk memproses pengaktifan dirinya yang besok sudah mulai bekerja. HRD memintanya untuk merubah penampilannya dengan mengubah gaya penampilannya yang polos.

"Selamat siang ibu Fatma, ibu besok bisa langsung bekerja?"

"Bisa pak."

"Ok, kalo begitu ibu nanti lengkapi dulu data data yang akan kami berikan sebelum besok bekerja, dan satu lagi ibu untuk bekerja disini kami ada aturan untuk cara berpakaian, bagi muslimah bisa mengenakan hijab yang simple ya bu, jadi nanti minta saja arahan untuk foto cara penampilan disini, pak Nathan orangnya perfecsionist bu, ibu nanti tugasnya mendampingi kemanapun beliau pergi, dan mempersiapkan semua urusan kantor, jadwal meeting, laporan dan apapun yang beliau butuhkan, jadi ibu harus menyesuaikan penampilan ibu ya."

"Baik pak." Fatma hanya menjawab singkat, dia bingung dia tidak mempunyai uang lagi untuk membeli baju baju kantor seperti yang diminta.

Fatma segera menemui karyawan untuk melengkapai data data yang dibutuhkan. Setelah bertemu dengan karyawanbitu ternyata dia adalah orang yang sangat baik, Fatma beecerita jika dia tidak punya uang untuk membeli baju baju yang diminta bahkan untuk tempat tinggal saja dia tidak tahu harus tinggal dimana. Karena iba karyawan itu pun meminta Fatma untuk tinggal di mess karyawan yang terletak disebelah kantor dan meminta Fatma untuk ikut dengannya ketempat tinggalnya untuk diberikan beberapa baju bekas miliknya.

Keesokan harinya Fatma mulai siap untuk bekerja, dia telah diberikan beberapa baju oleh karyawan disana, dan juga diajari cara berpenampilan, wajahnya yang tak pernah tersentuh makeup tebal kini harus terbiasa dengan make up yang sedikit mencolok. Kecantikan wajahnya membuat orang orang dikantor yang kemarin meremehkannya sekarang tampak mengaguminya.

"Wih pantas aja bos milih dia, cantik banget ternyata setelah di dandanin, sayang dia udah nikah." celetuk salah satu karyawan disana yang terpesona dengan kecantikan Fatma.

Fatma menghampiri Ineke karyawan baik yang telah merubahnya.

"Assallamualaikum pagi mbak Ineke."

"Waalaikumsalam, ya ampun mbak Fatma, cantik banget."

"Makasih mbak ini semua juga dari mbak, makasih mbak sudah baik sama saya."

"Santai mbak, oh ya ini id card mbak, mbak pakai ya, sekaramg mbak langsung keruangan mbak, ruangan mbak jadi satu dengan ruangan pak Nathan, mbak nanti kalo masih ada yang bingung mbak tanya ke saya ya, selamat hari pertama bekerja ya mbak."

Dengan gugup Fatma mengetuk pintu ruangan atasannya, Nathan ternyata sudah datang dari tadi, segera memintanya Fatma masuk. Tampak Nathan masih belum memakai baju yang rapi, karena semalam dia tidak pulang, lagi lagi Nathan harus tidur di kantor hanya untuk menghindari orang tua maupun mertuanya yang datang kerumah dan mendesaknya untuk segera memiliki momongan.

"Masuk, kamu Fatma ya, selamat bergabung ya, maaf saya masih belum beres jangan kaget ya kalo misal kamu nanti ada sedikit pemanadangan aneh diruangan ini."

"Baik pak."

"Itu meja kamu disana, kamu gak papa kan seruangan sama saya?"

"Tidak apa apa pak, jadi tugas saya apa pak yang harus saya kerjakan mulai hari ini?"

"Ok, hari ini akan ada meeting lanjutan yang kemarin dengan klien, saya minta kamu nanti bikin notulennya aja dulu, dan mempersiapkan keperluan untuk meeting saya, nanti kami koordinasi dengan Ineke, sudah tau Ineke kan?"

"Sudah pak, saya mulai kerjakan sekarang bapak."

"Ok, maaf kamu bisa keluar sebentar saya mau mandi dulu."

Fatma terkejut mendengar kalimat atasannya yang ternyata dari tadi dia belum mandi, namun dalam hatinya bertanya kenapa direktur perusahaan sebesar itu tampak terlihat seperti habis bermalam diruangannya, apa dia gak punya rumah? dalam hati Fatma bertanya. Namun Fatma tak menghiraukannya dia anggap itu gak penting, dia hanya mau fokus dan fokus bekerja untik membantu suami yang sangat dia cintai dan juga untuk putri semata wayangnya.

Tak terasa delapan jam kerja telah berlalu, Fatma di hari pertamanya bekerja menunjukkan kinerja yang sangat baik, sehingga Nathan mengapresiasi pekerjaannya.

"Fatma kerjamu bagus sekali, saya sangat suka dengan pekerjaanmu, pertahankan ya semoga kita bisa langgeng bekerja bersama, saya sudah cocok, oya besok jangan lupa kamu peesiapkan ya untuk kita meeting diluar kota."

"Luar kota kota pak?"

"Iya luar kota, kemungkinan kita nanti bisa bermalam disana atau ya kalo bisa balik balik, kenapa kami keberatan, memangnya kamu tinggal sama siapa disini?"

"Tidak keberatan pak, tapi saya harus ijin terlebih dahulu kapeda suami saya karena saya akan pergi bersama bapak keluar kota, saya tinggal sendiri di mess kantor pak."

"Oh bagus kalo gitu, ya sudah kamu istirahat persiapkan untuk besok."

"Terima kasih pak." Fatma bersiap untuk kembali ke mesnya namun nampak Nathan yang tidak ingin pulang, Nathan merebahkan dirinya di sofa kantor sambil melihat hand phonenya, Fatma yang masih menyimpan pertanyaan tentang bosnya yang tinggal didalam ruangannya semenjak dia datamg pertama kali.

Fatma kembali ke mess, setelah membersihkan diri dia menyempatkan untuk menelpon Haikal suaminya. Banyak cerita yang dia sampaikan ke pada Haikal termasuk ijin pergi menemani bosnya kemanapun bisnya pergi, suara Haikal dan Adel mengobati lelahnya seharian di hari pertamanya kerja. Namun cerita Haikal tentang penagih hutang yang mendatanginya setiap hari membuatnya berpikir.

"Bilang kemereka bulan depan kita bisa mulai mencicil ya aku sudah mulai gajian kami yang sabar mas sama adel." Pesan singkat itu disampaikan kepada Haikal yang sedang diteror penagih hutang.

Dua bulan berlalu dengan cepat, ini adalah bulan keduap dia mendapat gaji dari pekerjaannya, lagi lagi dia harus menyetorkan hampir seluruh gajinya hanya untuk membayar hutang hutang yang diambil suaminya untuk memebesarkan ushanya yang kini telah diambil alih oleh lintah darat bernama Firman. Gaji sebesar itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di ibukota karena telah habis untuk membayar hutang.

"Mas, tinggal berapa hutang kita setelah dikurang dari pembayaran kemarin?"

"Masih besar sayang, hutang yang aku ambil dalam jangka waktu lunas lima tahun itu besar sayang nilainya, kita sudah menunggak berapa bulan dan itu ada denda tapu syukur sejak kamu kerja sudah mulai terbayarkan."

"Iya sich tapi sepertinya gajiku belum cukup juga agar hutang itu cepat lunas."

"Sabar sayang, maafkan kesalahanku ya yang membuat kamu menderita seperti ini."

"Iya mas gak papa, kamu juga sabaf disana minta tolong babtu jaga adel ya, aku gak bisa pulang karena pekerjaanku, dan juga karena uangku gak cukup buat pulang sudah habis kemarin untuk bayar hutang hutang, sisa hanya buat kebutuhanku disini saja, mas cukup kan uang yang kemarin aku kirim?"

"Cukup kok, ini mas juga ada job lumayan, nanti aku transfwe ke kamu ya."

"Gak usah buat kamu kebutuhan disana aja, buat susu adel kamu hati hati kalo kerja jangan sembrono lagi, ditabung saja kalo ada lebih, udah dulu ya aku mau berangkat mas."

Fatma selesai menelpon suaminya segera berangkat pergi kekantor, Fatma sengaja pergi sebelum jam kerja dimulai, karena ada beberapa pekerjaan yang harus dia siapkan.

Namun lagi lagi dia mendapatkan Nathan sedang berada diruanganny di waktu yang masih sangat pagi. Terdengar dari balik pintu Nathan sedang berdebat dengan seseorang di telpon. Fatma tidak berani masuk kedalam ruangan karena melihat Nathan dalam keadaan kacau. Nathan yang tak sengaja melihat Fatma dari dalam langsung menghentikan telponnya dan mempersilahkan masuk.

Terlihat wajah tampan Nathan sangat kusut, dia meminta ijin kepada Fatma untuk pergi sebenta. Fatma mencoba tak menghiraukan masalah pribadi Nathan.

Hari itu mereka berdua pergi bersama untuk meeting dengan klien. Ditengah pekerjaannya yang padat mereka menyempatkan untuk makan siang, Nathan mengajak Fatma makan siang bersam seperti biasa, namun kali ini Fatma yang sudah mulai akrab dengan Nathan mencoba menanyakan mengapa sejak dia bekerja disana Nathan terlihat sering tidur didalam ruangannya.

"Bapak saya boleh beryanya sesuatu, bapak ada masalah apa saya sering melihat bapak bermalam di ruangan bapak."

"Saya sedang tertekan Fatma, saya tidak betah dirumah, karena mertua saya selalu mengira saya mandul, belum juga orang tua saya yang juga mengira istri saya yang mandul, kita berdua selalu ditekan untuk segera mempunyai momongan, bahkan mertua saya sekarang sudah kelewatan ikut campur di dalam rumah tangga saya, dia mengancam agar kami bercerai jika tidak bisa memiliki keturunan."

"Maaf tapi kenapa bapak belum memiliki keturunan, bapam menikah berapa tahun?"

"Saya menikah sudah tiga tahun, dulu kamu pernah mengalami kecelakaan disaat istri saya hamil muda, dan karena kecelakaan itu istri saya keguguran rahimnya rusak dan harus diangkat, dia meminta saya merahasiakan itu karena dia takut dianggap perempuan yang tidak sempurna, orang tua kami yang belum sempat mengetahui kehamilan istri saya itu tidak tahu cerita yang sebenarnya, sekarang rahasia itu seakan menjadi bom waktu yang siap menghancurkan rumah tangga kami."

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Roro Halus
kasihan ditekan sama mertuanya, sabar ya nathan
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
makin penasaran.. lanjut aah
goodnovel comment avatar
Ririichan13
aku penasaran weyy ... lanjut terus akak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status