Share

Chapter 4

Fatma terdiam sesaat setelah mendengar cerita Nathan ternyata itu selama ini masalah atasannya yang sangat baik itu. Ternyata masalah yang dimiliki atasannya sama besar dengan masalah yang dimilikinnya hanya beda cerita. Fatma melanjutkan obrolannya.

"Kenapa bapak tidak jujur saja kepada orang tua bapak dan juga istri bapak."

"Jujur bagaimana, kalau saya jujur jika istri saya tidak akan bisa punya anak orang tua saya akan meminta saya menceraikannya, dan mertua saya akan sangat marah kepada saya, kita gak mau pisah Fatma, kita saling mencintai, aku dan Alicia sudah lama saling mengenal sejak di bangku smp kita bersahabat, dan akhirnya cinta tumbuh diantara kita sampai kita memutuskan untuk menikah."

Disaat Nathan sedang bercerita telepon Fatma berdering, terlihat dilayar hand phonenya itu telpon dari Haikal. Dia meminta ijin kepada Nathan untuk mengangkat telpon dari suaminya. Haikal mengabari jika pihak bank meminta agar segera membayar hutang hutangnya yang menunggak belum terbayarkan selama hampir satu tahun dengan jumlah yang sangat besar.

"Harus dibayar? kita kan sudah mulai mencicil mas?"

"Iya Fatma ini masih ada orang dari banknya, dia minta kita membayar tunggakan kita selama sepuluh bulan, karena kita mencicilnya tidak sesuai nominal cicilan yang ditentukan, kita membayarnya masih kurang"

"Ya Alloh itu besar mas satu bulan itu kan 15 juta, darimana aku dapat uang sebesar itu kalo kita harus bayar yang sepuluh bulan kemarin mas, mas coba berunding ya aku akan cari cara bagaimana ini bisa diselesaikan."

Nathan dari tadi mengamati Fatma, dia melihat Fatma dalam keadaan kebingungan. Sebagai atasan dia bertanya kepada Fatma, barang kali dia bisa membantu kesulitan Fatma.

"Ada apa kamu Fatma, saya lihat tadi sepertinya kamu sedang ada masalah."

"Gak ada apa apa kok pak." jawab Fatma sambil tersenyum berusaha menutupi kebingungannya.

Mereka melanjutkan makan siang mereka dan kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Disela pekerjaannya terlihat Nathan yang sedang dalam keadaan kacau, wajah tampannya itu terlihat muram, nampaknya masalah yang dia alami saat ini benar benar berat sehingga konsentrasinya pecah disaat bekerja.

Fatma dengan memberanikan diri mendekati atasannya yang sedang kalut itu.

"Bapak kenapa lagi? ada yang bisa saya bantu?"

"Baru saja Alicia istri saya meminta saya pulang malam ini, dia mengatakan bahwa orang tuanya akan menjodohkan dia dengan pilihan orang tuanya dan meminta kita bercerai apabila dalam waktu dua bulan nanti saya tidak bisa membuat Fatma hamil."

"Bapak sabar ya, InsyaAlloh ada jalan keluar untuk semua masalah bapak."

"Terima kasih Fatma, sudah waktunya jam pulang ayo kita pulang, saya akan pulang malam ini gak tidur kantor atau apartemen lagi, saya akan hadapi ini semua, tapi mungkin saya belum bisa jujur walaupun saya ingin jujur, saya akan coba selesaikan dengan mencari jalan keluar yang terbaik."

Nathan yang sudah tak ingin pulang ini terpaksa harus mau menuruti permintaan istri tercintanya. Dia tidak mau berpisah dengan Alicia yang sudah 13 tahun setia bersamanya. Dia akan memperjuangkan apapun untuk menyelamatkan pernikahannya. Sesampainnya dirumah Nathan telah disambut senyuman Istrinya, Nathan yang ragu untuk masuk rumah karena dua takut masih ada mertuanya.

"Ada mama?"

"Gak ada mama siang tadi balik sayang, ayo masuk!"

"Kangen aku sayang berapa hari kamu gak pulang, maaf ya mama aku buat kamu jadi tertekan." Alicia yang sangat merindukan Nathan langsung menyambut Nathan dengan belaian lembut dan mencium bibirnya.

"Mama bilang apa sayang?"

"Mama mau kita punya momongan, jika tidak aku akan dijodohkan dengan anak temannya, mama kasi waktu kita dua bulan sayang jika tidak ada kabar tentang kehamilanku maka mama akan mengurus perceraian kita, aku sudah gak kuat sayang untuk menyembunyikkan kenyataan ini, kita harus jujur kalau sebenarnya aku yang gak bisa punya anak, bukan kamu biar kamu gak dipojokkan dan disalahkan terus."

"Kita pikirkan jalan keluarnya ya nanti, sekarang aku mau menebus malam malam yang terlewatkan karena dua minggu aku gak berdua sama kamu." Nathan menggendong Alicia kedalam kamar, mereka menikmati malam tanpa memikirkan masalah yang sedang dihadapinnya.

Semetara Fatma yang sendiri di mess karyawan itu sedang memikirkan permasalahan ekonomi yang sedang melilit keluargannya. Mencoba mencari cara bagaimana bisa membayar tagihan hutang suaminya. Dalam keadaan bingung Fatma menelpon suaminya.

"Halo mas, Adel lagi apa?"

"Ini lagi aku bobokin sayang, kamu lagi dimana sudah pulang kantor?"

"Sudah sayang, gimana tadi sudah berhasil nego sama pihak bank?"

"Sudah, mereka tetap meminta 10 bulan kita terlambat bayar itu untuk dilunasi, kalau tidak nanti akan ditambah dengan denda dan akan ditambahkan ke jumlah hutang kita danbitu membuat hutang kita tambah besar, aku mau coba bicara sama mama sayang buat menjual sebagian asetnya untuk kita pinjam biar kita bisa bayar dulu."

"Hmmmmmmm." Fatma menarik nafas panjang mendengar keluhan Haikal.

"Jangan dulu sayang, aku akan usahakan dulu ya aku akan coba usaha cari uangnya ya, kita sudah cukup menyusahkan orang tua kita mas, jangan ditambah lagi ya."

Memikirkan ini semua, membuat Fatma tidak bisa memejamkan mata, Fatma merasa berat sekali cobaan ini. Uang hasil kerjanya dan usaha yang masih dirintis kembali oleh suaminyapun belum bisa mencukupi. Namun dia harus tetap kuat menghadapi ini.

Kembali kerutinitas setiap hari, Fatma mencoba berusaha kuat dan tetap fokus pada pekerjaan begitu juga dengan Nathan yang mencoba menghadapi masalahnya dengan tenang. Mereka mencoba untuk profesional dengan melupakan masalah mereka saat dikantor.

"Fatma sudah siap kan laporan kemarin yang saya minta?"

"Sudah pak."

"Ok, yuk sekarang kita makan siang di luar lagi bosen aku dikantor, kamu belum makan siang kan?"

"Belum pak kebetulan hehehe."

Kembali Nathan mengajak Fatma untuk makan siang diluar, mereka berdua sudah semakin akrab. Bukan hanya dalam masalah pekerjaan namun sekarang Nathan dan Fatma sering berdiskusi masalah masalah pribadi mereka. Kembali Fatma menanyakan kabar tentang masalah Nathan.

"Bagaimana pak kabar masalah bapak? apa sudah bisa teratasi?"

"Saya males mikir itu Fatma, mertua dan orang tua saya masih menekan kita agar cepat dapat momongan, malah mertua saya sudah nekat akan menjodohkan dengan anak temannya dan akan mengurus perceraian kita jika dua bulan Alicia tidak ada tanda tanda hamil."

"Lalu apa yang akan bapak lakukan?"

"Masih belum tahu, kita juga gak mungkin adopsi anak dan mengakuinnya sebagai anak Fatma, karena pasti nanti orang tua minta saya tes DNA, mau bayi tabung juga gak mungkin kan karena rahim Alicia sudah diangkat, masih bingung saya apa yang harus kita lakukan."

"Saya punya solusi pak, tapi saya takut bapak marah kalau saya kasi solusi itu."

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Roro Halus
jangan bilang solusinya rahim pengganti atau ibu surrogate, wahhh semakin penasaran
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
solusi apa sihh.. bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Baby Yangfa
pertama curhat-curhatan terus selanjutnya... jangan sampai selingkuh ya dua-duanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status