Share

Jangan, Mas!

"Bu, ibu mau, kan, pulang lagi ke rumah sama Liana?" Liana kini mendekat ke kursi depan. Ia sedikit mengguncang-guncang lengan kananku. Beruntung mobil Mas Daffi sudah tiba di halaman kantor Om Sahid jadi aku masih punya alasan untuk menunda jawaban pada Liana.

"Mmh, Sayang, sekarang Ibu harus kerja dulu, ya. Liana juga kan harus sekolah." Aku membuka pintu mobil lalu bersiap turun, diikuti Mas Daffi dan Liana.

"Liana ga mau sekolah. Liana mau ikut ibu kerja aja," rengeknya. "Ya, Pa, ya? Liana ga usah sekolah ya hari ini. Sehariii aja. Boleh, kan, Pa?" Gadis kecil itu kembali menempel padaku.

Aku memandang Mas Daffi, memberi kode dengan mata agar ia tidak mengabulkan permintaan Liana.

"Baiklah, Liana boleh ikut ibu. Tapi janji, ya, ga boleh nakal dan gangguin ibu kerja."

"Asik, makasi, ya, Pa. Liana janji." Gadis kecil itu tampak begitu bahagia. Sambil tersenyum, ia memeluk erat Mas Daffi.

"Ta, tapi ...."

"Riana, ga pa-pa, kan, kalau hari ini Liana ikut denganmu? Hanya sehari saja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status