Share

Kesombonganmu Kubayar Tunai
Kesombonganmu Kubayar Tunai
Penulis: DeealoF3

Suami yang Membenciku

Penulis: DeealoF3
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-21 21:13:01

"Aku sudah selesai, kembali sana ke tempatmu!" hardik lelaki itu tanpa sudi melihatku sama sekali. Aku tersentak. Cukup mendengar nada bicara pria yang sudah tujuh tahun menjadi suamiku itu, aku langsung paham apa yang harus kulakukan.

Aku langsung bangkit menjauhinya dan menuju sofa di dekat pintu, tempat yang biasa kujadikan peraduan setiap malam.

"Tunggu!" Ia memutus langkahku yang baru saja akan menuju sofa.

"Iya, Mas. Mau apa lagi?"

"Malam ini kamu tidur di luar! Aku lagi ingin sendiri."

"Tapi, Mas, aku harus tidur di mana?"

"Terserah! Itu urusanmu!"

"Mas ...."

"Sudah sana pergi! Jangan lupa, tutup pintu!"

Tanpa bisa kutahan, air mataku turun dengan deras. Sabar Riana, sabar. Kamu kayak nggak tau aja sikap dia. Kuhela napas dalam untuk membantu menenangkan dadaku yang mulai sesak. Dengan langkah gontai terpaksa aku keluar kamar, membawa selimut dan sebuah bantal, menuju ke kamar tamu.

Jika ia sedang punya masalah di kantor, Mas Daffi memang kadang suka memintaku tidur di tempat lain. Mau tidak mau, aku menurut.

Mas Daffi, partner tidur yang seharusnya membuatku merasa terlindungi, justru merupakan sosok yang paling sering menyebabkanku merasa sedih dan terluka. Pria sombong yang tidak akan pernah bisa tersentuh olehku, baik melalui cinta maupun kelembutan.

Sebenarnya sudah kesekian ratus kalinya sikap dingin Mas Daffi kuterima, sikapnya yang selalu tidak pernah menganggapku sebagai istrinya. Ia bahkan tak sudi memandangku sama sekali jika bukan karena terpaksa.

"Pergi sana!"

"Jangan dekat-dekat!"

"Wanita pembawa sial!"

Dan masih banyak lagi kata-kata menyakitkan yang ia lontarkan.

Aku, gadis yatim piatu yang hanya anak seorang pemungut sampah, dan Mas Daffi menikah tanpa didasari rasa cinta sedikit pun, tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya. Ayah Mas Daffi, Papa Asmoro yang telah menjodohkan kami. Tak dipedulikannya tentangan keras dari Mas Daffi dan Mama Juwita, istrinya. Ya wajar, mana mungkin seorang Daffi yang tampan dan kaya raya itu mau menikahiku yang hanya seorang gadis miskin? Terlebih saat itu ia juga sudah punya kekasih. Gadis cantik dari keluarga kaya berpenampilan nyaris sempurna, bernama Friska. Ditambah lagi dengan adanya bekas luka di wajah bagian kiriku ini, sehingga membuatku terlihat seperti sosok yang menyeramkan baginya.

"Ma, Daffi nggak bisa nikah sama perempuan itu! Daffi, kan, cintanya sama Friska! Tolong Daffi, dong, Ma!" ucapnya saat dulu Papa Asmoro menyuruhnya menikahiku.

Padahal waktu itu aku ada di hadapannya. Keterlaluan sekali, kan?

Namun, Mas Daffi terpaksa menikahiku karena ancaman dari sang ayah. Terkait haknya sebagai ahli waris. Jika tidak mau, ia tidak akan mendapatkan harta warisan sepeser pun.

Selama kami menikah, Mas Daffi sama sekali tidak mau menyentuhku. Walaupun kami tidur satu kamar, ia selalu menyuruhku untuk tidur di sofa dekat pintu. Ia pernah bilang bahwa jika bisa ia lebih memilih buta agar tidak bisa melihatku. Bahkan, terkadang ia hanya akan masuk ke dalam kamar jika aku sedang tidak ada di dalamnya, atau aku sudah tertidur. Ia akan mematikan lampu kamar agar tidak ada pantulan cahaya yang mampu membuat matanya dapat melihat keberadaanku. Aku? Awalnya sedih, tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa.

"Riana, Papa ingin menimang cucu. Papa nggak yakin bisa menemani kamu lebih lama lagi di dunia ini. Dengan adanya anak, Papa yakin sikap Daffi bisa berubah." Kalimat Papa Asmoro kembali terngiang di telingaku.

Bahkan, di depanku pun Papa Asmoro menyuruh Mas Daffi untuk memperlakukanku sebagai istrinya. Entah dari mana, ternyata Papa juga tahu, jika setelah menikah Mas Daffi belum pernah menyentuhku sama sekali.

"Pokoknya, kalau sampai Papa mati, kalian nggak juga punya anak, kamu batal dapat warisan Papa!" ancam Papa pada Mas Daffi. Aku tahu jika itu hanya salah satu cara Papa untuk melindungiku.

Akhirnya demi memenuhi keinginan sang papa, Mas Daffi terpaksa melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami padaku untuk pertama kalinya. Tanpa kata-kata mesra dan sentuhan lembut, Mas Daffi melakukannya dalam waktu yang sangat singkat dan suasana yang benar-benar gelap. Beruntung setelahnya aku langsung hamil.

Aku dan Mas Daffi dianugerahi seorang bayi perempuan yang cantik, kami memberinya nama Liana. Namun, sangat disayangkan, Papa Asmoro tidak sempat melihat Liana tumbuh dewasa, karena saat usia Liana menginjak lima tahun, papa mertuaku itu meninggal dunia.

Saat ini usia Liana sudah menginjak enam tahun. Ia sudah menjelma menjadi gadis kecil yang cantik dan pintar. Tapi yang paling membuatku sedih adalah sikapnya padaku yang tidak jauh berbeda dengan sikap ayahnya.

"Dimakan ya, Nak," ujarku seraya menyodorkan sepiring nasi goreng ayam suwir untuk Liana yang tengah duduk di meja makan bersama dengan ayahnya.

Liana hanya menggeleng sambil menutup mulut dengan kedua tangan. Pandangannya dialihkan ke arah Mas Daffi yang sedang asyik menikmati setangkup roti berisikan selai kacang.

"Loh, kenapa? Biasanya anak ibu suka nasi goreng ayam kayak ini. Cobain dulu, deh. Wanginya aja udah enak gini. Dimakan ya, Sayang, biar nanti sekolahnya makin semangat."

"Nggak mau! Liana kenyang, Bu!"

"Liana, kan, belum makan apa-apa dari tadi."

Gadis itu tetap menggeleng kuat. Ia bangkit dan mendekati papanya yang duduk di seberang. Untung saja aku berhasil menangkap tubuh kecilnya.

"Sayang, yuk dibuka mulutnya." Liana akhirnya mau membuka mulutnya. Aku cukup senang, ia akhirnya mau menurut. Namun, baru saja aku mau menyuapi Liana, sebuah tangan kekar memegangi tanganku.

Bersambung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
FOXX FF
enak bgt di baca nya
goodnovel comment avatar
Vidsa
sejauh ini bagus Mbk ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kesombonganmu Kubayar Tunai   Kebahagiaan Seorang Ibu

    Sontak mata Damar membesar bersamaan dengan cairan kental yang keluar dari perutnya. Tak lama kemudian tubuh tegapnya pun rebah ke atas lantai. Rafif yang masih berada tak jauh dari ruangan sontak menghentikan langkah. Ia memutar tubuh dan melebarkan mata. "Damar!" Ia meletakkan Riana kembali di lantai dan menghampiri Damar. Sebelumnya Rafif mendekati Darma yang tengah syok sambil membuang pisau dari tangan lelaki itu. "Mar, bertahan, ya. Gue yakin lo pasti bisa."Damar hanya mengangguk pelan. "Cepat bawa Riana pergi dari sini." Sekejap kemudian Damar pun tak sadarkan diri. Rafif mendadak diselingkupi kegundahan karena Riana pun harus cepat ditolong. Akhirnya ia memutuskan untuk membawa Riana turun lebih dulu. Beruntung saat Rafif tiba di bawah, ambulan sudah datang. Setelah menusuk Damar, Darma hanya mematung. Ia panik kala saudara kembarnya tak sadarkan diri dan bersimbah darah. "Mar, bangun, Mar. Maafin gue. Gue nggak mau lo mati! Gue cuma mau membalas sakit hati gue dulu," peki

  • Kesombonganmu Kubayar Tunai   Pertarungan Dua Saudara

    Setelah mendapat informasi dari Damar kalau lokasi Darma ada di Bekasi, mereka berdua segera meluncur ke lokasi. Tak lupa keduanya memberitahu informasi tersebut pada Sahid dan Liana. Sahid pun segera menghubungi pihak kepolisian. "Fif, gue rasa biar gue sendirian aja yang masuk ke sana," ucap Damar setibanya mereka di depan rumah dua lantai berdinding putih gading. Rumah yang dulu pernah ada di mimpi Damar dan juga pernah Damar datangi. "Loh, kenapa, Mar? Gue kan juga mau nyelamatin Riana.""Gue rasa, Darma lagi nungguin gue. Dan dia mau gue dateng sendirian," ucap Damar sambil menatap tajam bangunan angkuh di depannya. "Gue harus bayar hutang masa kecil gue dulu ke dia. Dulu gue seharusnya datang ke sini, buat nyelamatin dia, tapi gue malah pura-pura nggak tahu kalau dia ada di sini."Sontak, kedua alis Rafif merapat. "Guelah yang sebenarnya Darma tunggu, Fif. Bukan orang lain.""Tapi, Mar, gue nggak bisa ngebiarin lo masuk sendirian. Bisa jadi Darma punya senjata, nyawa lo bisa b

  • Kesombonganmu Kubayar Tunai   Keluarga Baru

    33 tahun lalu. "Mama," isak seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang tengah menangis di tengah mall. Sudah sekitar sepuluh menit berlalu, Darma menangis sambil berjongkok, tapi tidak ada seorang pun yang peduli. Terlebih tidak ada seorang penjaga keamanan pun yang terlihat berlalu lalang. Di kota besar seperti Jakarta, pemandangan seperti itu tampak sudah biasa. Orang-orang yang mengatasnamakan kesibukan berdampak pada terkikisnya rasa kepedulian satu sama lain. Berbeda dengan saudara kembarnya, Darma memang memiliki sifat penakut. Ia jarang sekali keluar rumah, selain pergi ke sekolah dan ke tempat sanak saudara. Itu pun tidak pernah sendirian. Selalu bersama Damar, kakaknya atau kedua orang tuanya. Akhirnya sejenak kemudian, seorang pria bersama istrinya, yang kebetulan sedang berkunjung ke mall itu, menghampiri Darma. Sejak melihat Darma, Flora, nama wanita itu, bagai mendapatkan durian runtuh. Rasa rindunya yang setinggi Rinjani akan kehadiran sang buah hati, membuat Fl

  • Kesombonganmu Kubayar Tunai   Penyesalan Damar

    Mendengar kalimat Dodi, Rafif dan Damar saling pandang. "Amar? Maksud Bapak Amar anaknya Pak Suryadi, mantan direktur PT. Niskala Semesta?" ucap Damar dengan ekspresi keterkejutan yang sama dengan Dodi. Seketika alis Dodi merapat. "I-ya. Amar itu suaminya Arini, keponakan saya.""Saya Damar, Pak. Saya menantunya Rafif dan juga seorang hakim pengadilan negeri.""Maafkan saya, Pak Damar. Tapi Bapak mirip sekali dengan Amar. Bahkan terlalu mirip." Untuk kedua kalinya di malam itu, kedua pria di depan Dodi saling beradu tatap. Harapan untuk segera menemukan Riana membanjiri dada keduanya. "Oh, iya, silakan duduk dulu, Pak. Mau pesan apa?" Rafif lalu melambaikan tangannya. Tak lama kemudian, seorang pemuda berkemeja putih dan bercelana hitam datang mendekat seraya menyodorkan buku menu. "Saya pesan kopi susu aja, Mas. Sama roti bakar selai kacang," kata Dodi bersamaan dengan menarinya tangan pramusaji di atas kertas."Ada lagi, Pak?" "Sementara cukup, Mas.""Baik, silakan ditunggu,"

  • Kesombonganmu Kubayar Tunai   Petunjuk

    "Puas kamu? Itu kan yang mau kamu dengar?" Sontak, mata Liana memanas dan tanpa bisa ditahan lagi matanya sudah memproduksi banyak air mata."Li, aku itu lagi pusing banget mikirin soal Riana yang belum tahu di mana. Tolong kamu jangan nambahin. Nggak usah mikir sesuatu yang belum jelas!"Raga Liana meluruh. Di depan Damar ia mengira dan memohon maaf. "Maaf, Mas. Aku cuma mau menyampaikan apa yang ada dalam pikiranku aja."Damar menarik napas dalam. Melihat Liana menangis seperti itu membuat hatinya sedikit terenyuh. Ia tahu tidak seharusnya ia berkata sekadar itu pada Liana. Bahkan, Liana yang biasanya tegas dan keras menjadi wanita yang sangat lemah tanpa daya di hadapannya. Damar juga tahu bahwa niat Liana baik. Ia juga pasti sama khawatirnya seperti Damar.Pelan-pelan, tangan Damar terulur ke atas kepala Liana yang tengah rebah di atas kakinya. Ia lalu mengusapnya lembut. Sosok Riana yang tengah tersenyum seakan hadir di hadapannya. "Mar, perlakukan Liana dengan baik, ya. Jaga di

  • Kesombonganmu Kubayar Tunai   Pengakuan Damar

    Diam-diam, Arini menahan kesal. Ia tidak menyangka jika Damar tiba-tiba mencurigainya. Padahal niatnya hanya ingin mengucap turut berduka cita pada keluarga mereka. "Mas, udah. Nggak baik menuduh orang tanpa bukti. Dia belum tentu melakukan apa yang tadi Mas bilang.""Kamu diam, Li! Aku tahu yang aku katakan," ucap Damar hingga membuat Liana tersentak. Lagi-lagi Damar membentaknya. Bahkan, kali ini suaminya itu melakukannya di depan umum hingga membuat Liana malu. Damar kembali memutar kepalanya ke arah polisi yang sedang menanyainya. Ia bahkan tidak sadar jika Liana sudah beranjak dan memilih masuk ke dalam kamarnya. "Saya yakin kalau wanita tadi pelakunya, Pak. Dan ada satu lagi, yaitu lelaki bernama Darma.""Pak Damar tahu dari mana? Sedangkan rekaman CCTV saja tidak menunjukkan gambar apa pun pada saat kejadian," sanggah petugas polisi bernama Alfred. "Itu karena Darma sudah merusak CCTV-nya, Pak!" Damar mulai emosi. Alfred mendengkus kasar. Sedangkan Rajata yang tidak menget

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status