Share

Bab 8

Author: Ifly
Setelah momen kenikmatan itu berlalu, hatiku langsung dipenuhi rasa bersalah.

Tiga tahun pacaran, dua tahun menikah… tapi aku tak mampu menahan godaan di luar sana. Setiap kali melihat wajah suamiku, rasa bersalah itu makin menyiksaku. Aku mencoba menebusnya dengan berbagai cara. Namun, tiap kali bertemu Dimas, aku kembali tak berdaya di hadapan nafsu.

Aku dan Dimas terus menjalani hubungan terlarang ini dalam konflik batin yang tak berujung, tanpa sedikit pun rasa menahan diri. Aku pikir, kami bisa merahasiakannya selamanya. Tapi ternyata, Ayla mengetahuinya.

Suatu hari, setelah selesai menyusui bayi, Ayla datang. Dia memegang beberapa lembar foto memalukan kami berdua. Fotonya dilemparkan tepat ke wajah kami, membuatku terkesiap.

“Kalian berdua benar-benar nggak tahu malu!” teriaknya.

“Bilangnya menyusui anak, tapi kalian malah bermain serong! Dimas, apa kamu sudah mengincar wanita ini sejak awal? Pantas saja banyak calon ibu susuan yang kamu tolak!”

Didikan yang baik membuat Ayla ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ketika Aku Menjadi Ibu Susuan Profesional   Bab 8

    Setelah momen kenikmatan itu berlalu, hatiku langsung dipenuhi rasa bersalah.Tiga tahun pacaran, dua tahun menikah… tapi aku tak mampu menahan godaan di luar sana. Setiap kali melihat wajah suamiku, rasa bersalah itu makin menyiksaku. Aku mencoba menebusnya dengan berbagai cara. Namun, tiap kali bertemu Dimas, aku kembali tak berdaya di hadapan nafsu.Aku dan Dimas terus menjalani hubungan terlarang ini dalam konflik batin yang tak berujung, tanpa sedikit pun rasa menahan diri. Aku pikir, kami bisa merahasiakannya selamanya. Tapi ternyata, Ayla mengetahuinya.Suatu hari, setelah selesai menyusui bayi, Ayla datang. Dia memegang beberapa lembar foto memalukan kami berdua. Fotonya dilemparkan tepat ke wajah kami, membuatku terkesiap.“Kalian berdua benar-benar nggak tahu malu!” teriaknya.“Bilangnya menyusui anak, tapi kalian malah bermain serong! Dimas, apa kamu sudah mengincar wanita ini sejak awal? Pantas saja banyak calon ibu susuan yang kamu tolak!”Didikan yang baik membuat Ayla ta

  • Ketika Aku Menjadi Ibu Susuan Profesional   Bab 7

    Beberapa hari terakhir, aku rutin memerah ASI ke dalam botol kaca untuk Dimas. Dia selalu meminumnya selagi masih hangat, lalu sisanya kusimpan di lemari es untuk dipanaskan kembali saat malam ketika sakit lambungnya kambuh.Selama berinteraksi dengannya, aku sadar Dimas cukup tahu diri. Setiap janjinya ditepati. Bahkan saat aku memerah ASI, dia selalu memalingkan wajahnya. Sikapnya itu membuatku tenang, sampai aku merasa nyaman dan mulai berani tampil lebih bebas. Aku pikir, hari-hariku akan terus berjalan damai seperti ini.Tapi rupanya aku salah. Rutinitas menyusui ini membuat semua bajuku sesak, jadi yang tersisa cuma pakaian tipis dan agak terbuka. Pagi ini, semua bajuku kotor terkena noda susu. Mau tak mau, aku pakai tank top ketat yang sudah lama tak tersentuh. Tanpa bra khusus, dua 'tonjolan' di dadaku jadi begitu jelas dan mencolok.‘Sudahlah, begini saja. Mungkin hari ini Dimas nggak ada di rumah,’ gumamku dalam hati.Setibanya di rumah Dimas, aku langsung ke kamar untuk meny

  • Ketika Aku Menjadi Ibu Susuan Profesional   Bab 6

    Seperti dugaanku, apa yang kutakutkan akhirnya terjadi. Saat melihatku berdiri kaku di ruang tamu, Dimas langsung memintaku duduk, ada hal serius yang harus dibicarakan.Hari ini, dia tak lagi menatap dadaku seperti kemarin. Dia tampak lebih sopan dan berwibawa. Setiap gerak-geriknya memancarkan aura pria sejati.Entah kenapa, melihatnya seperti ini justru membuat hatiku sedikit kecewa. Padahal, kemarin dia masih…Aku buru-buru menggeleng dalam hati. Astaga, apa yang kupikirkan ini! Wajahku memanas, pipiku merona, dan aku hanya bisa mendesis pelan.“Soal kejadian kemarin, itu memang salahku. Aku sungguh-sungguh ingin meminta maaf.”Permintaan maaf yang tak terduga itu membuatku panik. Aku buru-buru mengibaskan tangan.“Sebenarnya, ada alasan kenapa aku minum ASI,” jelas Dimas kemudian.Ada alasan? Aku hampir saja memutar bola mata.Dia mematikan rokok di asbak, lalu duduk lebih tegak, wajahnya berubah serius.“Beberapa tahun lalu, saat perusahaan baru berdiri, aku benar-benar bekerja m

  • Ketika Aku Menjadi Ibu Susuan Profesional   Bab 5

    Malam itu, setelah pulang ke rumah dan menyusui anak, aku langsung pergi mandi. Biasanya aku jarang keluar rumah, tapi setelah seharian beraktivitas, tubuhku terasa lengket, jadi kali ini aku mandi agak lama.Saat kembali ke kamar sambil mengeringkan rambut, kulihat suamiku dengan perut buncitnya terbujur di atas ranjang, mendengkur keras… bahkan tanpa malu mengeluarkan kentut.Inikah pria yang dulu begitu kucintai?Hatiku seketika dipenuhi rasa putus asa.Aku teringat suami Ayla. Bukan hanya tampan dan berwibawa, tubuhnya juga atletis. Dan tanpa sadar, wajahku kembali memerah mengingat momen ambigu sore tadi.‘Maya, apa yang kamu pikirkan?’ Aku menepuk pipiku sendiri, mencoba mengusir pikiran kotor itu.Memang, suamiku payah di ranjang, sikapnya pun sudah tak sehangat dulu lagi. Namun, suamiku sebenarnya cukup baik. Aku tak boleh mengkhianatinya hanya demi mengisi kekosongan batin.Aku membuang pikiran gila itu, lalu merebahkan diri di ranjang, terlelap dalam tidurku. Namun malam itu,

  • Ketika Aku Menjadi Ibu Susuan Profesional   Bab 4

    Aku memejamkan mata karena malu. Dalam hati, aku terus merutuk.‘Maafkan aku, Suamiku. Aku benar-benar tak bermaksud seperti ini.’Namun respons tubuhku tak bisa bohong, rasa kesemutan menjalar ke seluruh badan, seolah aliran listrik menggetarkanku dari dalam.“Tenang saja, Sayang! Aku hanya lapar dan ingin melampiaskan. Aku nggak akan melakukan hal di luar batas,” bisik Dimas.Suaranya lembut, tapi lidahnya yang nakal menyapu lembut mahkota suciku. Setiap hisapan membuatku bergidik dan tanpa sadar menegeluarkan desahan nikmat.Aku terkejut mendengar suaraku sendiri. Begitu cepatkah aku bereaksi?Namun, celana dalamku yang basah membuktikan segalanya. Setiap sarafku dipenuhi hasrat seakan berteriak… aku butuh ini!Tangannya membelai pinggangku dengan lembut. Setiap sentuhannya membuatku merinding, seolah ribuan semut sedang menggerogotiku, membangkitkan hasrat terdalamku.“Pak Dimas…” Aku ingin menolak, tapi hisapan kuatnya membuat pikiranku seketika kabur.Aku terombang-ambing antara

  • Ketika Aku Menjadi Ibu Susuan Profesional   Bab 3

    Tangannya mulai meraba bagian sensitifku, sementara senyum nakal muncul di sudut bibirnya. “Mbak Maya… anakku memang sudah kenyang, tapi aku…” Suaranya serak, penuh godaan, “Masih belum.”“Jangan khawatir, aku bisa membayarmu lebih. Lagi pula, ASI-mu melimpah. Anggap saja aku membantumu mengurangi rasa sakit.”Sepasang mata tajam Dimas menyala, penuh gairah. Tatapannya begitu menggoda hingga sulit diungkapkan dengan kata-kata.Jantungku langsung berdebar kencang. Tubuhku memanas tanpa alasan, kedua kakiku bergesek perlahan. Sensasi ini… lebih menggairahkan daripada sekadar menjadi istri, lebih nikmat daripada sekadar menjadi simpanan, dan lebih memabukkan daripada hubungan terlarang yang tak pernah bisa dimiliki.Sensasi terlarang itu tiba-tiba memenuhi seluruh tubuhku, mengguncang setiap saraf sensitifku.“Pak Dimas, aku … aku…”Aku tak tahu harus bagaimana menjelaskan penderitaanku. Ingin menolak, tapi begitu melihat tatapannya yang dalam, semua kata penolakan langsung tercekat di t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status