Home / Rumah Tangga / Ketika Babu Jadi Ratu / Bukan Menantu Impian

Share

Ketika Babu Jadi Ratu
Ketika Babu Jadi Ratu
Author: Ellina Zarima

Bukan Menantu Impian

Author: Ellina Zarima
last update Last Updated: 2023-08-16 12:14:06

“Vin, tolong buatkan minum. Ini ada Bude Maya, datang bertamu!” seru Bu Leni dengan dengan nada memerintah. Ia bahkan tidak peduli kalau menantunya tengah sibuk memasak di dapur, mengingat sebentar lagi sudah tiba waktu makan siang.

“Baik, Bu!” jawab Savina dengan cekatan. Wanita itu segera mengecilkan api kompor dan membuatkan minum untuk Bude Maya, kakak perempuan Bu Leni.

Bu Maya sengaja singgah ke rumah adiknya untuk mengundangnya ke acara tujuh bulanan menantunya. Ia bercerita kalau menantunya adalah anak orang kaya dan bekerja di salah satu bank swasta dengan gaji yang cukup besar. Hal ini membuat Bu Leni merasa iri.

“Len, apa menantumu tidak bekerja? Lihatlah Diana, menantuku. Dia bekerja di bank dan memiliki gaji yang cukup besar. Setiap bulan mereka selalu pergi jalan-jalan ke luar kota. Apa kabar dengan menantumu?” sindir Bu Maya kepada adiknya.

“Mbak, dari awal aku tidak setuju dengan pilihan Firman. Selain Savina hanya lulusan SMA, dia juga berasal dari keluarga biasa.” Bu Leni menanggapi ucapan Bu Maya dengan wajah cemberut. Sebenarnya dia sudah bosan dengan ejekan yang kerap dilontarkan oleh keluarga besarnya karena Firman kerap dituding salah memilih istri.

Ketika mereka sedang berbicang, Savina keluar dengan dua cangkir teh dan sepiring pisang goreng yang masih hangat. Ia tersenyum dan tampak berbasa-basi kepada Bu Maya yang memandanginya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Savina mengulurkan tangannya dan Bu Maya menerimanya dengan penuh keterpaksaan. Wanita itu melihat Savina dengan tatapan merendahkan.

“Vin, kamu tidak ingin bekerja seperti istri-istri yang lain? Apa kamu merasa nyaman tinggal di rumah sambil ongkang-ongkang kaki dan menunggu gaji dari suamimu?” celetuk Bu Maya dengan tatapan sinis.

“Maaf, Mas Firman meminta saya untuk tetap tinggal di rumah. Sebagai istri yang baik, saya harus patuh kepada Mas Firman.” Savina menjawab dengan wajah tertunduk. Hatinya merasa sedih ketika Bu Maya dengan entengnya mengatakan hal yang begitu menyakitkan di hadapannya.

“Vin, kamu itu masih muda dan belum punya anak. Ini kesempatan kamu mencari uang sebanyak-banyaknya. Jangan hanya mengandalkan suamimu!” Bu Maya kembali berbicara dengan nada tinggi sehingga membuat Savina semakin tertunduk dalam.

Tiba-tiba tercium bau hangus dari dalam. Bu Leni segera menghardik Savina untuk masuk ke dalam.

“Vina, ini bau apa? Pasti kamu lupa mematikan kompor. Bisa-bisa rumah kita kebakaran!” seru Bu Leni dengan tatapan yang begitu tajam. Semua kelakuan Savina membuatnya naik darah.

Savina segera berlari ke dapur dan melihat ayam goreng di wajan hampir gosong. Ia segera bergegas mengangkat ayam goreng itu dengan perasaan takut di dalam hatinya. Kalau ibu mertuanya marah bagaimana? Apa wanita itu akan mengadukan kesalahannya kepada Mas Firman, seperti yang sudah-sudah? Semoga saja kali ini Bu Leni memberikan pengampunan kepadanya dan tidak menceritakan kesalahannya kepada Mas Firman.

Di ruang tamu, Bu Leni tampak kesal. Ia sudah lelah dengan sikap Savina yang terus-terusan membuatnya marah. Kalau bukan karena Firman yang terus memaksa menikahi Savina, mungkin dia tidak akan pernah mengizinkan putranya menikah dengan gadis kampung yang hanya lulusan SMA.

Masih teringat jelas malam itu Firman mengancam akan meninggalkan rumah kalau tidak dinikahkan dengan Savina. Alasan putranya sangat tidak masuk akal, yaitu hanya karena Savina pernah menolong Firman yang tersesat ketika mendaki gunung di daerah Jawa Tengah. Putranya menganggap Savina adalah jodoh yang dikirimkan Allah untuknya dan memaksa Bu Leni untuk menerima wanita itu di keluarganya. Padahal Firman sudah dijodohkan dengan Naira yang berprofesi sebagai dokter di rumah sakit swasta.

“Leni, kenapa kamu melamun? Jangan lupa ya, datang ke acara putraku dan Diana. Satu lagi, ajak juga si gadis kampung itu kalau kamu tidak malu,” kekeh Bu Maya dengan senyum mengejek. Wanita itu seakan ingin mengolok-olok Savina yang dianggapnya wanita kampung dan tidak berpendidikan seperti saudara-saudaranya yang lain.

Bu Leni tampak kesal dan menunjukkan raut wajah yang tidak bersahabat. Seandainya saja Firman menikah dengan Naira, mungkin dirinya tidak akan dihina dan diejek oleh keluarganya.

Bu Maya bergegas berpamitan setelah menghabiskan minumnya. Ia juga membungkus tiga buah pisang goreng buatan Savina menggunakan tisu.

“Len, aku pamit ya. Aku juga minta pisang gorengnya, sebab rasanya enak dan lumayan untuk bekal di dalam mobil,” kekeh Bu Maya dengan senyum yang begitu lebar.

Bu Leni hanya mengangguk dan mengantarkan tamunya sampai ke halaman. Wanita itu berdiri sambil menatap mobil Bu Maya  sampai menghilang di tikungan.

Bu Leni bergegas masuk ke dalam dan menemui menantunya yang tengah memasak sayur. Sebelum jam makan siang tiba, ia harus menyelesaikan semua kegiatan memasaknya. Keluarga Bu Leni menyukai masakan yang masih hangat sehingga memaksa Savina untuk memasak setiap jam makan tiba. Meski Savina dalam keadaan sakit, Bu Leni tetap tidak peduli. Sebagai seorang istri Savina harus dapat bersikap patuh dan menyenangkan hati suaminya.

“Savina, lima belas menit lagi suamimu akan pulang untuk makan siang. Jangan sampai kamu belum selesai memasak. Sejak dulu, Ibu selalu memanjakan Firman dan Ibu tidak mau kehidupan Firman semakin menderita karena kamu!” Bu Leni berbicara ketus kepada menantunya. Ia bahkan terus-terusan memarahi Savina yang tengah sibuk memasak di dapur.

Savina hanya diam dan melakukan tugasnya. Dari matahari terbit, Savina sudah menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah yang tidak ada habis-habisnya. Bu Leni memperlakukan Savina seperti pembantu, bukan menantu. Wanita itu bahkan kerap mengadukan sikap Savina kepada Firman dan mengadu domba ke duanya.

Savina tampak kelelahan dan mengusap peluh yang menetes di wajahnya. Ia bahkan belum beristirahat sama sekali dari pagi. Namun, Bu Leni tidak mau tahu. Wanita itu menganggap menantunya bertanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan rumah tanpa terkecuali.

“Vin, sebagai menantu itu harus tahu diri. Jangan hanya mau enaknya saja. Suami kamu capek-capek kerja di luar sana dan kamu juga harus membantunya dengan mengerjakan pekerjaan rumah. Kalau mencuci baju, tidak usah memakai mesin cuci, nanti listriknya boros. Kasihan Firman harus mengeluarkan uang lebih untuk bayar listrik. Satu lagi, ngepelnya pakai tangan saja biar bersih!” Bu Leni terus menceramahi Savina sambil duduk di kursi dan mengawasi gerak-gerik menantunya. Ia tidak mau Savina bersantai sejenak di rumahnya yang terbilang mewah.

Savina hanya menghela napas mendengar ceramah dari ibu mertuanya. Sebagai menantu, Savina sudah berusaha mengambil hati mertuanya namun, sepertinya sampai detik ini, Bu Leni belum ikhlas kalau Firman menikahinya.

Terdengar suara mesin mobil menderu di halaman. Savina yang ingin berlari menyambut suaminya, dicegah oleh ibu mertuanya. Ia meminta Savina untuk melanjutkan pekerjaannya.

“Kamu tidak usah menyambut Firman, biar Ibu saja!” ucap Bu Leni dengan nada tegas.

Savina mengangguk dan patuh kepada perintah mertuanya. Selama empat bulan menikah, Savina ingin sekali menyambut kepulangan suaminya, tapi Bu Leni selalu melarang dan meminta wanita itu menyelesaikan pekerjaannya.

“Assalamualaikum!” ucap Firman dengan nada penuh kelembutan.

“Waalaikumussalam!” jawab Bu Leni dengan senyum di wajahnya. Wanita itu segera menyambut putra kesayangannya dan mengajak Firman masuk ke dalam.

“Bu, Savina mana?” tanya Firman sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

“Biasa, Savina itu sedang mengerjakan sesuatu di belakang. Kamu kan tahu sendiri kalau istrimu itu lelet, jadi Ibu suka gregetan. Ada menantu tapi seperti tidak ada menantu!” ucap Bu Leni dengan mimik wajah sedih.

***

Bersambung 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rasa Syukur

    Savina membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya. Ya itu suara Shera."Shera?"Shera meminta turun dari pangkuan ayahnya, Fazlipun menurunkan sang putri di samping Savina.Shera menghambur kedalam pelukan Savina, membuat wanita itu kelagapan karena baru bangun."Sus Savina kenapa pergi?"tanya Shera."Sus tidak pergi Shera, Sus hanya pulang sebentar," jawab Savina sambil merapikan rambutnya yang berantakan."Kata Tante Nadia, Sus pergi dan tidak mau bermain denganku lagi,"balas Shera dengan wajah yang mulai mendung."Tidak Shera, buktinyan sekarang Sus ada di sini,"jawab Savina memeluk tubuh Shera hangat.Shrera yang sudah berkaca-kaca melepaskan tangisnya di dada Savina.Fazli hanya terdiam melihat putrinya saat melepas rindu dengan pengasuhnya."Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang mampu menyayangi Shera sepenuh hati,'doa Fazli di dalam hati. Ia berharap calon istrinya nanti bisa menyayangi Shera dengan baik."Sus jangan pergi lagi,''ucap Shera penuh harap."

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Berjumpa Kembali

    Firman dan Nayra terkejut mendengar pertanyaan dari Bu Leni. Sebenar hal ini sudah sering di tanyakan Bu Leni kepada mereka.Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Nayra hamil."Firman, Nayra, kenapa kalian diam? Apa kalian tidak ingin memiliki keturunan?"sambung Bu Leni menatap tajam putranya.''Bu, kami ingin sekali memiliki seorang anak, tapi sampai saat ini kamibelum di beri rezeki,"jawab Firman dengan suara pelan.Sementara Nayra hanya tertunduk diam di samping suaminya."Kamu berusaha dong Man. Masa menbuat Nayra hamil saja tidak bisa,"jawab Bu Leni dengan nada suara penuh penekanan."Bu, kenapa Ibu berkata begitu?""Firman Ibu sudah tidak sabar menggendong seorang cucu. Nayra bagaimana kalau kamu periksa kondisi kamu? Maaf bukannya Ibu menuduh, tapi sebagai salah satu usaha kita tidak ada salahnya,"ucap Bu Leni meminta menantunya untuk memeriksakan kondisinya apakah bisa hamil atau tidak.Bagaikan di sambar petir, ucapan mertuanya seakan menghakiminya tidak bisa memberikan ket

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tuntutan Sang Mertua

    "Mbok katakan sekali lagi kepadakum kalau Mas Fazli mau menjemput pembantu itu!"perintah Nadia berapi-api, ia ingin meyakinkan sekali lagi kalau tunangannya sedang pergi menemui wanita yang lain. Orang yang ingin ditemui Fazli hanya seorang bekas pembantu ."B-benar Mbak, Pak Fazli sedang ke Purwokerto menjemput Savina,"jawab Mbok Nah bergetar, ia belum pernah melihat Nadia murka seperti sekarang."Cukup Mbok, kamu temani saja Shera, mungkin nanti dia butuih sesuatu,"ucap Nadia memerintahkan Mbok Nah menjauh dari hadapannya.Mbok Nah menurut saja, wanita itu kemudian pamit dan berlalu dari hadapan Nadia.Nadia meraih ponselnya dan menghubungi Fazli, ia ingin mengetahui langsung dari tunangannya itu apa benar dirinya pergi menjemput Savina."TUUUUT, TUUUUT, TUUUUT,""Mas, kamu keterlaluan! Panggilanku kamu tidak gubris,"Nadia semakin murka ketika Fazli tidak menerima panggilannya. Wanita itu menautkan gerahamnya dengan kuat.Nadia tidak menyangka Fazli ingin kembali memperkerjakan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Merasa Dikhianati

    "Baik Pak, aku bersedia kembali ke Jakarta,''ucap Savina bersedia untuk kembali bekerja di rumah Fazli. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Savina menerima ajakan Fazli.''Terima kasih Savina, aku sangat berterima kasih kepadamu karena bersedia kembali ke Jakarta,"ucap Fazli berbinar, ia sangat berbahagia karena keputusan yang diambil oleh Savina. Inilah yang diharapkan oleh laki-laki itu, Shera sangat membutuhkan kehadiran Savina.Setelah beristirahat sebentar, siang itu juga Fazli dan Savina bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Mereka ingin secepatnya sampai di Jakarta karena Shera sudah menunggu kedatangan keduanya terutama Savina.''Bu Aku dan Savina, berangkat dulu,''ucap azli berpamitan kepada ibun Sarmah sambil memberikan sebuah amplop berisikan sejumlah uang. Awalnya Bu Sarmah menolak pemberian Fazli, tapi laki-laki terus memberikannya."Bu sampaikan salamku kepada Bapak,''lanjut Fazli.“Baik Pak, hati-hati di jalan,”jawab Bu Sarmah membantu memasukan barang bawaan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kenapa Sulit Bagiku

    "Apa Ibu tidak salah mendengar?"ucap Savina masih belum percaya dengan kedatangan Fazli ke rumahnya. Menurutnya dirinya sudah tidak ada masalah lagi dengan mantan majikannya itu sejak Fazli memintanya berhenti bekerja. "Vina, Ibu memang sudah tua, tapi belum terlalu pikun. Orangnya sedang duduk di kursi, kamu temui saja sendiri, nanti kamu akan tahu sendiri apa itu Pak Fazli atau bukan,''jawab Bu Sarmah meminta putrinya menemui laki-laki yang datang pagi ini ke rumah mereka. Savina awalnya tampak ragu untuk menemui laki-laki yang mengaku sebagai Fazli. Wanita itu merasa khawatir jika benar itu Fazli, pasti ada sesuatu yang membuatnya datang jauh-jauh ke desa ini. Tapi apa masalahnya?Bu Sarmah mendesak putrinya agar menemui Fazli, ia merasa kasihan karena tamunya itu sudah menempuh perjalanan jauh dari Jakarta. Savina lalu memperbaiki jilbabnya dan dengan hati yang penuh tanda tanya, wanita itu kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan dapur. Benar saja saat sampai di ruang

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Tak di Undang

    "Nadia, untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak bertemu dulu, sekarang aku ingin fokus dengan kesembuhan Shera,"ucap Fazli ingin mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia lewat ponselnya. Wanita itu ingin datang ke rumah sakit untuk menjenguk Shera."Tapi Mas, aku mau meringankan beban kamu,"protes Nadia, ia merasa keberatan dengan keputusan Fazli."Nadia, cobalah mengerti keadaanku,"potong Fazli cepat.Walaupun Nadia bersikeras dan keberatan dengan keputusan sepihak Fazli namun, laki-laki itu tetap memutuskan untuk tidak mengizinkan Nadia bertemu dengan Shera sementara waktu. Saat ini baginya kesembuhan Shera adalah yang utama, jika Nadia masih menemui sang putri ia khawatir ini akan memperburuk keadaan.Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia, Fazli meletakkan ponselnya di atas meja. Laki-laki itu kemudian mengedarkan pandangannya keluar dari jendela kaca rumah sakit. Suasana langit ibu kota tampak sudah mulai gelap.Jika hatinya sekarang tidak sedang bersedih pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status