Home / Rumah Tangga / Ketika Bertemu Denganmu / Bab 7. Kau Akan Menjadi Seorang Designer Hebat!

Share

Bab 7. Kau Akan Menjadi Seorang Designer Hebat!

last update Last Updated: 2024-09-24 14:46:26

Langkah Belva terasa ringan setelah dia menjalani wawancara kerja di perusahaan fashion terbaik yang ada di kota Manhattan. Semuanya berjalan dengan sangat lancar. Semua pertanyaan dari penguji berhasil dia jawab dengan sangat baik. Bahkan, dia yakin dari tatapan sang penguji, bahwa dia terlihat puas dengan apa yang telah dijawab oleh Belva.

Belva yakin ini akan menjadi awalan yang sangat baik bagi dirinya. Sementara untuk kehamilannya saat ini, itu pun sudah disampaikan oleh Belva, dan sepertinya tidak akan mempengaruhi hasilnya jika dia baca dari raut wajah penguji tadi.

Semoga saja, Belva benar-benar berharap dari itu.

Tak langsung pulang, Belva memilih untuk masuk ke sebuah café. Dia perlu mendinginkan kepalanya atas semua hal yang telah terjadi padanya belakangan ini. Rasanya terlalu pengap, mulai dari kehamilan yang tidak terduga, dan juga Ares yang belum ada kabarnya sampai saat ini.

Benarkah pria itu akan lari dari tanggung jawabnya? Atau memang pria itu tidak percaya dengan semua hal yang telah disampaikan oleh Belva padanya? Apakah pria itu benar-benar mengangap Belva telah tidur dengan banyak pria selain Ares?

Hal itu membuat Belva semakin merasakan denyutan kencang di kepalanya. Dia bahkan tidak tahu harus menjelaskan dengan cara apa lagi agar Ares percaya bahwa anak yang sedang dia kandung ini adalah benar-benar darah daging dari pria tersebut.

Haruskah dia kembali ke rumah sakit untuk menanyakan hal itu lagi? Jika pun dia benar-benar melakukannya, apakah Ares akan semakin menganggapnya sebagai perempuan murahan?

Ego dan kebutuhannya sedang berperang. Namun bagaiamana pun juga, dia harus bisa meyakinkan Ares bahwa anak ini adalah benar anaknya. Sekalipun pria itu tidak mau bertanggung jawab.

Asalkan Belva diterima bekerja di perusahaan fashion itu, sepertinya semuanya akan baik-baik saja meskipun Ares memutuskan untuk abai pada tanggung jawabnya.

Oleh karena itulah, Belva benar-benar bergantung dan mengharapkan dengan sangat pada pekerjaan ini. Untuk merawat seorang bayi, dia harus memiliki pekerjaan, bukan?

Belva baru saja membayar dessert dan minumannya di kasir. Setelahnya, dia menuju ke meja yang berada di pojok ruangan. Satu tempat yang membuatnya merasa nyaman dan aman. Waktu masih di Inggris, dia sering pergi ke café untuk membuat sebuah sketsa design baju. Ide mahalnya tertuang lancar setiap dia mencium aroma kopi.

Hal yang sama pun dia lakukan setelah kembali ke Manhattan. Dia kerap berlama-lama di café untuk menyelesaikan rancangan baju di buku sketsanya. Sama seperti yang dia lakukan saat ini.

Buku sketsa tebal telah terbuka di atas meja, dan pensil yang menjadi senjatanya telah tergenggam erat. Dia mengingat jelas bagaimana awal pertamanya jatuh cinta pada dunia fashion.

Belva berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Tidak banyak baju yang dia miliki waktu itu. Semuanya terlihat sederhana dan membosankan. Berbeda dengan milik teman-temannya yang setiap berganti musim pasti akan selalu ada baju baru yang mereka peragakan di lorong sekolah.

Hal itu membuat Belva sedikit iri. Dalam pikirannya, jika dia tidak bisa membeli baju-baju itu, bagaimana jika dirinya membuatnya sendiri? Sebuah pikiran polos yang belum mengetahui bahwa untuk membuat satu brand baju harus membutuhkan modal yang besar.

Namun setidaknya, dari situlah kecintaannya pada dunia fashion mulai tumbuh dan berkembang. Dia ingin menjadi seorang designer yang membuat baju bagus, tapi tetap bisa dijangkau oleh semua kalangan. Terlihat berkelas, walaupun harganya tidak sampai membuat manusia seperti dirinya harus bekerja keras untuk mendapatkannya.

Begitulah, pada akhirnya semua impian itu membawa Belva pada titiknya sekarang. Masih panjang perjalanannya, tapi dia yakin semuanya akan baik-baik saja mulai sekarang. Dia akan membuktikan pada dunia bahwa dirinya pasti bisa mewujudkan mimpinya itu.

Pelayan café mengantarkan pesanan. Belva mengucapkan terima kasih sambil tersenyum ramah. Es latte dan kue cokelat, perpaduan yang sempurna untuk teman membuat rancangan.

“Gambarmu sangat bagus, kau seorang designer?” tanya sang pelayan sopan.

Belva tersenyum, bangga akan hasil kerjanya. “Kau benar, aku baru saja lulus dan mulai merintis karir untuk menjadi seorang designer. Terima kasih atas pujiannya.”

You’re welcome, Nona. Kau pasti akan menjadi designer yang sangat hebat. Enjoy your day.”

Kemudian sang pelayan berlalu, meninggalkan semangat dan harapan pada Belva. Ternyata, pujian  yang secara spontan dilontarkan oleh orang asing bisa menjadi bentuk dukungan yang sangat berarti, dan Belva sangat menghargai hal itu.

Beberapa jam telah berlalu, Belva berhasil menyelesaikan rancangannya untuk dress malam yang terlihat elegan, tidak terlalu terbuka, tapi tetap terlihat seksi ketika melekat pada tubuh. Dia mulai membayangkan, pasti sangat menggembirakan saat orang lain bisa mengenakannya.

Belva mengucapkan selamat tinggal pada pelayan yang tadi memujinya. Lantas dia melangkah keluar dengan senyuman mengembang dan batin yang telah terisi penuh. Saat dia berjalan untuk menuju halte trem, fokusnya teralih pada sosok yang tampaknya dia kenal.

“Ares?” bisik Belva pelan.

Di ujung jalan yang sama dengan tujuannya, dia melihat sosok yang sangat mirip dengan Ares. Tanpa menunggu dan berpikir lagi, Belva berlari untuk mengejar pria itu yang telah berbelok di tikungan.

Kaki Belva semakin mengayun cepat, dia tidak ingin kehilangan momen itu. Namun saat dia sampai di tikungan yang sama, dia tidak menemukan apa-apa. Jangankan Ares, orang lain pun tidak tampak di sana.

Belva menghela napasnya panjang. Mungkinkah dirinya hanya berhalusinasi karena terlalu mengharapkan kabar dari Ares? Atau, bisa jadi sosok yang dilihatnya tadi adalah benar Ares, tapi perempuan itu terlalu lambat untuk mengejarnya?

Ya, dua kemungkinan itu bisa terjadi. Apa pun itu, Belva masih tetap mengharapkan dan menunggu panggilan dari Ares. Bukan untuk masa depannya, tapi untuk masa depan anak yang saat ini sedang dia kandung. Bagaimanapun juga, bayi ini berhak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya.

Tak lama, ponselnya berdering. Mungkinkah itu Ares? Belva segera mengambil ponselnya di dalam tas, berharap bahwa itu adalah Ares. Sayangnya, harapannya hanya berakhir menjadi sebuah harapan. Alih-alih Ares yang menghubunginya, justru nama Elea yang tertera di sana.

Bukan hal yang bagus, karena setelah kejadian one night dengan Ares setelah pesta ulang tahun Elea waktu itu, Belva tidak menghubungi sahabatnya itu sama sekali. Bukan karena sengaja, tapi karena pikirannya telah penuh dengan semua hal yang membuatnya gila.

“Ya, Elea?” jawab Belva.

“Kau di mana, Tuan Putri? Masih hidup? Kenapa tidak ada kabar selama beberapa bulan ini? Pesan-pesan yang kukirim ke ponselmu tidak menghilang, kan?”

Ya, harus Belva akui, semua pesan Elea memang belum ada satu pun yang dia buka. Dia harus meminta maaf pada Elea karena itu. Kepalanya yang sangat pusing, membuatnya enggan untuk berkomunikasi. Apalagi kehamilannya ini sangat mengejutkan.

“Aku terlalu sibuk mencari pekerjaan sampai lupa membalas pesanmu. Maafkan aku, Elea.”

Terdengar helaan napas dari Elea. “Aku baru masuk ke apartemenmu, Thank God karena kau tidak mengganti password-nya. Cepatlah pulang, aku membawa banyak makanan yang harus kita habiskan.”

Belva meringis saat panggilan tertutup. Dari nada bicara Elea, dia tahu kalau sahabatnya itu benar-benar marah padanya. Baiklah, urusan Ares akan dia pikirkan besok lagi. Kali ini, dia harus meminta maaf pada Elea.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Bertemu Denganmu    Extra Chapter 5. Hadiah Kehidupan (ENDING SCENE)

    Tiga Tahun Kemudian,Hari ini adalah ulang tahun Vintari, ibunya Ares. Seluruh keluarga diundang oleh Zeus untuk merayakan ulang tahun istrinya tersebut dengan acara makan malam bersama. Ares dan Belva saat ini baru saja keluar dari mobil yang telah terparkir di tempat parkir mansion mewah itu.Charels langsung berlari menuju ke dalam mansion, sementara Chloe berjalan pelan bersama dengan Belva sambil menggenggam erat tangan ibunya tersebut. Ketika masuk ke dalam mansion, Chloe segera diculik oleh Viona untuk bermain bersama. Mereka kejar-kejaran di taman bersama dengan Charles, dan saling tertawa gembira.Zeus dan Ares terlihat sedang membicarakan sesuatu yang tidak diketahui oleh Belva. mungkin tentang urusan pekerjaan di rumah sakit, atau isi berita terkini yang terkadang mereka bahas saat sedang bersama. Sedangkan Belva bersama dengan Vintari membantu para pelayan mansion yang sibuk di dapur,Tidak banyak yang mereka kerjakan sebenarnya, karena semuanya dilakukan oleh pelayan mans

  • Ketika Bertemu Denganmu    Extra Chapter 4. Kehadiran Anggota Baru

    Pernikahan Neil dan Elea dilangsungkan hari ini. Alih-alih mengadakan pesta di indoor, mereka lebih memilih mengadakan pernikahannya di halaman sebuah villa yang dengan cantiknya telah disulap menjadi suasana pernikahan yang seperti pada umumnya. Wedding aisle, deretan kursi di kiri kanannya, dan juga sebuah altar di depan dengan background penuh beraneka macam bunga dengan nuansa putih. Semuanya terlihat sangat cantik dan mewah.Belva dan Ares datang berdua saja. Hari ini Charles lebih memilih untuk ikut pergi piknik bersama dengan kedua neneknya, Zelda dan Vintari. Setelah itu dia akan memilih untuk tidur di mansion Vintari karena besoknya akan berenang dengan Viona—adiknya Ares. Belva dan Ares tidak mempermasalahkannya. Justru mereka melihat sebuah kesempatan untuk bisa menghadiri pernikahan ini dengan lebih fokus pada setiap momen yang ada, dan juga bisa menikmati waktu quality time berdua.Belva berdiri dengan penuh antusias saat acara dimulai. Elea berjalan di wedding aisle deng

  • Ketika Bertemu Denganmu    Extra Chapter 3. Malam Panas

    Belva berdiri di belakang panggung Fashion Week dengan rasa gelisah dan gugup yang bercampur menjadi satu. Dia tidak henti-hentinya menatap monitor kontrol yang tersedia di sana untuk melihat jalannya acara di panggung. Setiap sorakan dari penonton ketika model yang membawakan hasil rancangannya semakin membahana, akhirnya membantunya untuk mengurangi sedikit demi sedikit rasa gelisahnya itu.Dedikasinya yang dicurahkan untuk dunia pekerjaan yang dicintainya ini membuahkan hasil yang sangat bagus. Sorakan penonton semakin ramai saat nama Belva dipanggil untuk naik ke atas panggung sebagai sang desainer. Langkah kaki yang sedikit gugup, dia menapaki runway dengan senyum mengembang dan lambaian tangan ke arah penonton.Sampai di ujung panggung, dia berhenti dan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasihnya sebelum menerima buket bunga besar dari salah satu model yang mengenakan rancangan bajunya.Beberapa staff kantornya yang ikut dalam acara ini terlihat mengacungkan jed

  • Ketika Bertemu Denganmu    Extra Chapter 2. Perpisahan dan Awal Baru

    Siang ini di kantin rumah sakit khusus karyawan, tampaknya Ares tidak bisa menikmati makan siangnya dengan tenang lagi. Dari arah pintu masuk sudah terlihat Tom yang berjalan tergesa-gesa menuju mejanya. Dari raut wajah yang ditunjukkan oleh pria itu, jelas kalau ada sesuatu hal yang ingin dia ceritakan padanya.“Hei, kau dengan sebuah berita hari ini?” tanya Tom penasaran.Ares menatap Tom tanpa berekspresi. Dugaannya benar, pria itu sedang di hadapannya dengan sorot mata penuh informasi yang sebentar lagi pasti akan dia ceritakan padanya. Sering orang merasa heran dengan persahabatan mereka. Ketika seorang yang terlihat cuek dan dingin seperti Ares bisa bersahabat dengan Tom yang super extrovert dan suka beramah tamah dengan siapa saja.Belva pernah mengatakan bahwa itu seperti yin & yang. Sosok seperti Ares memang selalu membutuhkan sosok seperti Tom dalam hidupnya. Ketika awalnya Ares denial tentang hal itu, tapi jika dipikir lagi memang benar. Hidupnya menjadi lebih mudah karena

  • Ketika Bertemu Denganmu    Extra Chapter 1. Dukungan dan Sebuah Kabar

    Lima tahun berlalu. Banyak yang yang telah terjadi pada kehidupan Belva dan Ares. Tentang Charles, putra mereka yang sekarang telah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sangat sayang pada keluarga. Pun sekarang Ares sedang disiapkan untuk menggantikan Zeus sebagai direktur utama rumah sakit, begitu juga dengan Belva yang akhirnya menempuh impiannya sendiri menjadi seorang Fashion Designer.Malam ini, Belva masih sibuk di ruang kerja pribadinya di penthouse. Dia sengaja membawa pekerjaanya ke rumah agar bisa menyelesaikanya lebih cepat dari tenggat waktu yang telah ditetapkan. Banyak desain baju yang dia ciptakan untuk acara Fashion Week besar yang dilangsungkan dua bulan lagi. Brand miliknya akan dipamerkan di sana, bersanding dengan brand ternama yang jauh lebih senior dari miliknya.Semenjak dia meluncurkan brand miliknya sendiri, angka penjualannya langsung melejit tinggi. Target utamanya yang ditujukan untuk para dewasa muda disambut hangat dan menjadi trend baru di New York. Seler

  • Ketika Bertemu Denganmu    Bab 76. Perfect Ending

    Ares dan Belva mendapatkan kado pernikahan dari David Ducan—kakek Ares, untuk pergi honeymoon ke Hawaii. Tiket pesawat pulang pergi telah disiapkan. Mereka hanya tinggal berangkat dan bersenang-senang.Sebelum mereka menginjakkan kaki di bandara saat ini, tentu saja ada sedikit perdebatan dengan Belva yang ragu karena harus meninggalkan Charles. Meskipun ada Zelda dan Vintari yang sangat senang untuk membantu menjaga Charles, tapi sebagai seorang ibu pasti ada rasa khawatir saat meninggalkan anaknya.Ares berkali-kali meyakinkan bahwa Charles akan baik-baik saja, begitu juga dengan Zelda dan Vintari. Mereka bahkan sampai membuat jadwal kegiatan agar Belva bisa mengetahui kegiatan apa saja yang akan Charles lakukan bersama dengan mereka.Sampai akhirnya, Belva merasa tenang dan di sinilah mereka saat ini berada. Ruang boarding mulai ramai. Beberapa menit lagi mereka akan masuk melalui garbarata menuju ke pesawat. Ini adalah pertama kalinya Belva akan pergi ke Hawaii.Belva tersenyum sa

  • Ketika Bertemu Denganmu    Bab 75. Hari yang Ditunggu

    Hari pernikahan Belva dan Ares telah tiba. Tak lagi menikah di sebuah gereja kecil di pinggiran kota dan hanya disaksikan oleh Elea saja, kali ini mereka melangsungkan pernikahan di gereja katredal dengan rangkaian bunga yang mewah dan terlihat elegan dari toko bunga milik Elea.Tamu undangan dari kedua belah pihak telah memenui gereja dan siap untuk mengikuti proses pengesahan pernikahan Belva dan Ares. Seluruh undangan terlihat bahagia, terlebih lagi bagi mereka yang mengetahui bagaiamana lika-liku perjuangan keduanya untuk bersama.Sementara itu di ruangan tunggu pengantin wanita, Belva berkali-kali mengembuskan napasnya dalam-dalam. Sesekali dia juga memeriksa riasan minimalisnya yang terlihat sangat cantik dan menawan. Balutan gaun putih dengan veil panjang membuatnya terlihat sangat elegan.Neil yang sengaja diminta Ares untuk menjadi pendamping Belva saat masuk menuju altar, menatapnya dengan sorot kagum. Betapa cantiknya wanita yang sampai saat ini masih dia cintai, meskipun d

  • Ketika Bertemu Denganmu    Bab 74. Melamar Belva Kembali

    Sudah enam bulan semenjak Belva dan Ares kembali bersama. Hari ini Ares terlihat sangat bingung dan jelas terlihat gelisah. Berkali-kali dia keluar masuk ke ruangannya hanya untuk mencari inspirasi yang tidak kunjung datang. Merasa tidak tenang, dia akirnya pergi ke gedung rumah sakit tempat klinik Obgyn berada.“Berapa lama lagi dokter Tom selesai?” tanya Ares pada perawat yang bertugas di depan ruangan praktik.“Lima belas menit lagi, Dok,” jawab perawat itu.Ares mengangguk, kemudian kembali berlalu untuk mengitari lorong rumah sakit lagi. Mungkin saja dengan begitu dirinya bisa mendapatkan jalan keluar atas masalah yang sedang dia hadapi saat ini.Tepat lima belas menit berlalu, Ares kembali ke ruangan praktik milik Tom. Dia bahkan tidak memiliki kesabaran untuk menunggu Tom untuk kembali ke ruangan pribadinya di gedung yang sama dengan ruangan pribadi miliknya. Setiap dokter spesialis selalu mendapatkan ruang pribadi di Alpha Hospital.“Kenapa lagi? Asisten perawatku sampai berka

  • Ketika Bertemu Denganmu    Bab 73. Belahan Jiwa Sesungguhnya

    Hari pertama Ares kembali bekerja sudah mendapatkan panggilan khusus dari Zeus untuk datang ke ruangan ayahnya tersebut. Ares berpikir mungkin ayahnya ingin berdiskusi mengenai kasus penyakit pasien—biasanya memang seperti itu. Dia sama sekali tidak memiliki pikiran lain selain itu sampai dia berdiri di hadapan ayahnya saat ini.“Kapan kau mau meresmikan hubungan dengan Belva lagi?” tanya Zeus tanpa basa-basi.Ares tidak menyangka akan mendengar pertanyaan itu, tapi itu bukan hal buruk. Justru saat ini dia merasa senang ketika diburu untuk menikah lagi dengan Belva. Namun ada pertimbangan lain yang telah dia pikirkan sampai belum memutuskan untuk melakukannya dalam waktu dekat.“Tunggu beberapa bulan lagi. Setidaknya setelah luka jahitan operasi Belva benar-benar membaik, Dad. Selain itu, aku juga ingin menunggu Charles lebih besar sedikit. Saat ini terlalu dini untuk membicarakan hal itu. Aku takut hal itu justru menguras tenaga dan pikiran Belva,” jawab Ares tenang, dan sopan.Zeus

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status