MasukSeperti mimpi buruk, Belva yang merupakan sosok perempuan kuno, terjebak cinta satu malam dengan Ares Ducan—pria angkuh dan dingin. Sialnya, hubungan satu malam itu membuat Belva mengandung anak Ares Ducan. Hubungan rumit membentang, ditambah dengan status sosial yang berbeda. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Belva dan Ares? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Lihat lebih banyak“Dimana pelakunya?”
Lelaki berbadan tinggi, dengan kaki yang jenjang dan siluet yang tegas menghampiri dua opsir jaga yang sedang berdiskusi di pinggir jalan. Kedua opsir tersebut berdiri di sebelah mobil patrol yang masih menyiarkan bunyi siaga. Lampu kerlap-kerip berputar diatas mobil hitam putih tersebut. Mendengar suara lelaki itu, kedua opsir jaga itu langsung berbaris rapih, dan menegakkan tulang punggung mereka, sambil mengangkat tangan mereka diatas kepala untuk memberikan penghormatan.
“Siap, Laksamana! Terduga pelaku melarikan diri ke arah Sektor 157, sektor yang biasa menjadi tempat tinggal para ‘Gurem’. Diduga pelaku berkomplot dengan Gurem.” Opsir pertama memberikan laporannya dengan suara lantang.
“Pantas saja, Gurem soalnya.” Opsir kedua membisikkan opininya dengan suara lirih.
Mendengar pernyataan dari opsir kedua, Laksamana yang bernama Bayanaka itu, menoleh ke arahnya dan bergerak mendekat untuk melihat nama yang tersemat di seragam hitamnya. Opsir yang bersangkutan merasakan tekanan yang besar dari pandangan atasannya tersebut.
“Hati-hati kalau berbicara, Opsir Hajaah.” Bayanaka membisikan kata tersebut dengan nada berat dan air muka datar.
“Siap, Laksamana!” Opsir Hajaah berdiri sangat tegak sampai otot-ototnya terasa tegang. Dia tidak tahu kalau kata-katanya menyinggung Laksamana yang sangat dia segani itu. Hajaah merasa mata dan hidungnya mulai berair karena sadar dirinya telah mengecewakan Laksamana.
Bayanaka mengangkat tangan dan mengibaskan tangannya di depan wajahnya. Panel-panel transparan muncul di depannya. Kode-kode yang tercetak rapat dan padat bergulir cepat di depan matanya.
Horizon perkotaan terlihat kelabu walaupun kerlap kerlip iklan yang terpajang di gedung-gedung menerangi jalanan.
……..
Arun berjalan dengan santai ke arah mansion terbesar di daerah itu. Arun telah memarkir automobilnya di pinggir kebun bunga milik ibunya . Ia lalu mencoba mendobrak kode rumahnya dengan diam-diam. Tangannya dengan lincah menari diatas custom keyboard favoritnya. Matanya dipenuhi dengan Code APG 0.3 yang bergulir dengan cepat. Code APG 0.3 adalah kode keamanan yang paling populer saat ini. Arun merasakan adrenalinnya memuncak, lebih dari saat dia mengikuti balapan liar bersama temannya dari sektor 156.
Tidak, yang tadi hanyalah guyonan. Tentu saja balapan liar lebih memicu adrenalin daripada memecahkan kode yang membosankan ini. Code APG 0.3, sangat mirip dengan series kode sebelumnya Code APG 0.2. Arun hanya perlu membuat sedikit modifikasi pada virus buatannya yang dapat melumpuhkan Code APG 0.2, dan voila, Code APG 0.3 langsung bisa dilumpuhkan dalam beberapa milisekon. Kemudian Arun mengembalikan kustom keyboard favoritnya kedalam kotak inventaris.
Arun membuka pintu belakang rumahnya dan tidak lupa mengganti bajunya dengan baju yang lebih cocok untuk di rumah. Ia membuka personal komputer ‘Persokom’ miliknya dengan kibasan telapak tangannya. Berbagai macam jenis baju terpampang di layar pink transparan dari Persokom miliknya. Ia lalu memilih untuk mengganti baju pembalapnya yang ketat dengan baju tidur yang nyaman berpola flora. Baju yang Arun pakai langsung tergantikan dengan baju yang dia pilih. Animasi mosaik kubus mengelilingi Arun dan membentuk baju tidur flora.
Dengan wajah yang berseri seakan telah memenangkan balapan, Arun berdiri dengan tangan dipinggang dan dagu ditengadahkan. Rambut coklat panjangnya yang bergelombang seakan tersibak angin. Tiba-tiba lampu diseluruh mansionnya menyala dan kegelapan yang menutupi kegiatan yang Arun lakukan tadi menjadi dilingkupi oleh cahaya. Arun dikagetkan oleh lampu yang tiba-tiba menyala, membuat kepalanya menjadi agak pusing dengan informasi baru yang mengalir ke otaknya.
“Arun.” Suara bass rendah menggema di seluruh ruangan. Mendengar suara itu, arun menjadi kaku dan keringat dingin mulai mengucur dari seluruh tubuhnya. Arun dengan gerakan yang sangat pelan, memutarkan tubuhnya ke arah sumber suara tersebut.
“Iya, Pa.” Arun menjawab dengan suara sekecil semut. Ayah Arun, Pak Dimas, memasang muka masam dan aura yang gelap.
“Kamu dari mana?” Pak Dimas mengintrogasi Arun dengan nada berat.
Arun mulai memainkan tangannya agar terdistraksi dari tekanan mental yang dikeluarkan dari Ayahnya,”Dari ikut konser sama temen, Pa.” Arun akhirnya menjawab dengan nada mantap walaupun masih dengan volum yang kecil.
“Konser apa?” Pak Dimas masih terus mengintrogasi Arun dengan bergeming dari tempat berdirinya.
“…..” Arun berpikir keras untuk menjawab pertanyaan ayahnya ini. Pasalnya, jelas karena dia tidak ikut konser. Arun hanya mendengar sekilas kalau di sektor 25 ada konser selama tiga malam dari temannya Wanda. Tapi, Arun lupa apakah konsernya itu dari band kesukaannya Wanda atau bukan. Wanda suka banyak band. ‘Stan’ sebutannya, Wanda nge-stan banyak band. Lalu kalau misalnya Arun salah menyebut nama band tersebut, bisa hancur semua rencana Arun untuk istirahat dengan damai.
“Band Night Alone, Pa” Arun akhirnya mendapatkan ilham dan dapat menjawab pertanyaan tadi dengan tegas. Arun teringat saat Wanda bercerita tentang Band yang dia suka. Band itu memiliki nama yang menyedihkan pikir Arun. Dan benar saja, lagu-lagu yang ditulis oleh Band Night Alone rata-rata merupakan lagu patah hati yang menyayat sampai ketulang. Arun sendiri lebih menyukai lagu-lagu yang menstimulasi adrenalin seperti lagu rock atau hip hop dengan rap yang cepat. Karena itu Arun tidak terlalu memberikan perhatian pada Band kesukaan temannya itu, apalagi Wanda baru mulai menyukai Band tersebut. Band baru yang sedang naik daun.
“Hmm….” dengung Pak Dimas sambil memeriksa Persokom-nya. Pak Dimas mengetik nama Band yang disebutkan oleh anak perempuan yang bandel ini dan mencari berita dari konser yang mungkin hanya fiktif semata. Dengan tidak terduga oleh Pak Dimas, ternyata benar malam ini ada konser dari Band Night Alone di sektor 30. Pak Dimas tidak menyangka Arun berkata jujur. Hati Pak Dimas jadi luluh karenanya, dan juga timbul sepercik rasa bersalah karena sudah sanksi terhadap anak perempuan satu-satunya ini.
“Ya sudah, sekarang kamu tidur yang cukup, agar otakmu bisa istirahat untuk membersihkan protein d459.” Pak Dimas menghampiri Arun dengan wajah yang menampilkan rasa khawatir dihatinya.
“Kamu tau kan garis keturunan keluarga ibumu itu memiliki gen yang rentan terkena dementia. Bisa-bisa kamu cepat masuk ke tempat panti jompo di dunia nyata. Arun jangan bandel, dengerin kata Papa, okay.” Pak Dimas menepuk pundak Arun dengan pelan dan lalu memeluk Arun singkat. Arun yang kaget karena perubahan dari Ayahnya yang tiba-tiba menyebabkan dirinya hanya bisa berdiri kaku, tidak tau mau berbuat apa.
“Iya Pa, Arun ngerti. Arun tidur dulu ya.” Arun yang merasa bersalah karena telah membohongi Ayahnya langsung mengambil langkah seribu ke arah port yang terhubung ke kamarnya di lantai 2. Arun berdiri di atas port tersebut dan langsung terteleportasi ke kamarnya. Arun memiliki akses langsung ke kamarnya, jika orang lain yang mencoba untuk teleportasi menggunakan port yang sama, maka mereka akan diteleportasi ke depan pintu kamar Arun.
Arun berbaring terlentang di tempat tidurnya membentuk seperti bintang laut. Ia menggesek-gesekkan tangan dan kakinya ke bedcovernya yang lembutnya suudah disimulasi ke level paling lembut selembut bulu anak kucing yang baru lahir. Arun mendesah lega dan mulai membuka Persokom-nya dan menjelajah di Internet dan mengecek akun sosial medianya sebelum rasa kantuk datang.
………
Automobil milik Arun yang tadi dia parkir di dekat taman bunga milik ibunya terlihat terlantar dan tak terurus, karena memang penampilan automobil itu hanyalah sebuah kamuflase dari wujud automobil Arun yang sesungguhnya. Di dalam automobil yang seharusnya kosong itu, tiba-tiba ada cahaya yang bersinar redup, sinarnya terlihat terputus-putus, kemudian hilang seperti tidak ada suatu yang janggal.
Tiga Tahun Kemudian,Hari ini adalah ulang tahun Vintari, ibunya Ares. Seluruh keluarga diundang oleh Zeus untuk merayakan ulang tahun istrinya tersebut dengan acara makan malam bersama. Ares dan Belva saat ini baru saja keluar dari mobil yang telah terparkir di tempat parkir mansion mewah itu.Charels langsung berlari menuju ke dalam mansion, sementara Chloe berjalan pelan bersama dengan Belva sambil menggenggam erat tangan ibunya tersebut. Ketika masuk ke dalam mansion, Chloe segera diculik oleh Viona untuk bermain bersama. Mereka kejar-kejaran di taman bersama dengan Charles, dan saling tertawa gembira.Zeus dan Ares terlihat sedang membicarakan sesuatu yang tidak diketahui oleh Belva. mungkin tentang urusan pekerjaan di rumah sakit, atau isi berita terkini yang terkadang mereka bahas saat sedang bersama. Sedangkan Belva bersama dengan Vintari membantu para pelayan mansion yang sibuk di dapur,Tidak banyak yang mereka kerjakan sebenarnya, karena semuanya dilakukan oleh pelayan mans
Pernikahan Neil dan Elea dilangsungkan hari ini. Alih-alih mengadakan pesta di indoor, mereka lebih memilih mengadakan pernikahannya di halaman sebuah villa yang dengan cantiknya telah disulap menjadi suasana pernikahan yang seperti pada umumnya. Wedding aisle, deretan kursi di kiri kanannya, dan juga sebuah altar di depan dengan background penuh beraneka macam bunga dengan nuansa putih. Semuanya terlihat sangat cantik dan mewah.Belva dan Ares datang berdua saja. Hari ini Charles lebih memilih untuk ikut pergi piknik bersama dengan kedua neneknya, Zelda dan Vintari. Setelah itu dia akan memilih untuk tidur di mansion Vintari karena besoknya akan berenang dengan Viona—adiknya Ares. Belva dan Ares tidak mempermasalahkannya. Justru mereka melihat sebuah kesempatan untuk bisa menghadiri pernikahan ini dengan lebih fokus pada setiap momen yang ada, dan juga bisa menikmati waktu quality time berdua.Belva berdiri dengan penuh antusias saat acara dimulai. Elea berjalan di wedding aisle deng
Belva berdiri di belakang panggung Fashion Week dengan rasa gelisah dan gugup yang bercampur menjadi satu. Dia tidak henti-hentinya menatap monitor kontrol yang tersedia di sana untuk melihat jalannya acara di panggung. Setiap sorakan dari penonton ketika model yang membawakan hasil rancangannya semakin membahana, akhirnya membantunya untuk mengurangi sedikit demi sedikit rasa gelisahnya itu.Dedikasinya yang dicurahkan untuk dunia pekerjaan yang dicintainya ini membuahkan hasil yang sangat bagus. Sorakan penonton semakin ramai saat nama Belva dipanggil untuk naik ke atas panggung sebagai sang desainer. Langkah kaki yang sedikit gugup, dia menapaki runway dengan senyum mengembang dan lambaian tangan ke arah penonton.Sampai di ujung panggung, dia berhenti dan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasihnya sebelum menerima buket bunga besar dari salah satu model yang mengenakan rancangan bajunya.Beberapa staff kantornya yang ikut dalam acara ini terlihat mengacungkan jed
Siang ini di kantin rumah sakit khusus karyawan, tampaknya Ares tidak bisa menikmati makan siangnya dengan tenang lagi. Dari arah pintu masuk sudah terlihat Tom yang berjalan tergesa-gesa menuju mejanya. Dari raut wajah yang ditunjukkan oleh pria itu, jelas kalau ada sesuatu hal yang ingin dia ceritakan padanya.“Hei, kau dengan sebuah berita hari ini?” tanya Tom penasaran.Ares menatap Tom tanpa berekspresi. Dugaannya benar, pria itu sedang di hadapannya dengan sorot mata penuh informasi yang sebentar lagi pasti akan dia ceritakan padanya. Sering orang merasa heran dengan persahabatan mereka. Ketika seorang yang terlihat cuek dan dingin seperti Ares bisa bersahabat dengan Tom yang super extrovert dan suka beramah tamah dengan siapa saja.Belva pernah mengatakan bahwa itu seperti yin & yang. Sosok seperti Ares memang selalu membutuhkan sosok seperti Tom dalam hidupnya. Ketika awalnya Ares denial tentang hal itu, tapi jika dipikir lagi memang benar. Hidupnya menjadi lebih mudah karena






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasan