Share

Bab 16

Seketika mataku berbinar melihat orang itu. Andika. Lelaki bertubuh tinggi itu turun dari motor matic miliknya, kemudian berjalan menghampiriku.

"Kamu lagi apa di sini?" tanya Andika. "Kamu juga gak pake sandal." Andika melirik kedua kakiku yang memang tanpa alas kaki.

Melihat mimik mukaku yang murung, Andika berhenti bertanya. Kemudian ikut duduk di sampingku.

"Cerita lah. Aku tau kamu sedang tidak baik-baik saja." Setelah cukup lama kami terdiam, akhirnya dia kembali bersuara.

"Aku ... aku." Aku tidak bisa bersuara. Tenggorokanku terasa tercekat. Peristiwa yang tadi kualami, benar-benar membuatku ketakutan.

"Apa ayah tirimu kembali menyakitimu?" Andika menatapku lekat.

Aku mengangguk pelan lalu mengusap air mata yang mulai mengalir di kedua pipiku.

"Apa yang dia lakukan padamu? Katakan padaku, Rindu!" Andika memegang kedua bahuku. Suaranya terdengar begitu emosi.

"Dia ... dia hampir menodaiku." Aku tergugu. Tangisku pecah di hadapan laki-laki yang sudah menjadi teman baikku selama i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status