Share

Bab 50

Tuan Raihan tersenyum, memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan bersih.

"Terima kasih. Tapi ... apa kamu tidak akan mengantarku ke depan?" tanya Tuan Raihan membuatku salah tingkah.

"Oh ... tentu saja, Tuan. Mari."

Tuan Raihan meneruskan langkahnya. Aku mengekor di belakang dengan jantung berdegup kencang. Kugenggam erat-erat benda pipih pemberian darinya.

Di depan ternyata sudah berkumpul Riana, nenek, dan Raisa. Sepertinya mereka sudah mengetahui tentang akan perginya Tuan Raihan.

"Icha ... Ayah pergi dulu sebentar, ya. Icha di sini sama nenek, Tante Riri sama Bibi Rindu. Icha jangan nakal. Makannya yang banyak." Tuan Raihan berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan Raisa.

"Ayah mau ke mana?" tanya anak perempuan berusia tiga tahun itu. Raisa memang sudah fasih berbicara.

"Ayah mau kerja, Sayang. Cari uang buat Icha." Tuan Raihan membelai pelan pucuk kepala sang putri.

"Icha mau ikut sama ayah. Icha mau ikut pulang," rengek Raisa manja sambil menghentakkan kaki mungilnya.

"Iya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status