Share

Bab 49

Sepersekian detik, jantungku terasa berhenti berdetak. Denyutannya seolah hilang shock dengan apa yang aku dengar. Namun, sesaat kemudian justru berubah mengencang. Hingga debarannya terdengar sampai ke telinga.

"Ma-maksud, Tuan, apa?" tanyaku dengan wajah yang pasti sudah pucat pasi bak mayat.

"Astagfirullah. Saya kok, bingung, ya ngomongnya." Tuan Raihan meraup wajah kasar. Kemudian, helaan napas pelan keluar dari mulutnya.

Aku masih mematung dengan jantung yang semakin melompat-lompat. Menunggu penjelasan lebih jauh dari lelaki yang berjarak usia belasan tahun denganku itu.

"Gini maksud saya. Kamu mau gak jadi bagian dari keluarga saya? Jangan pernah berpikir lagi kalau kamu hanya sebatas pegawai di rumah saya. Bagi Riana dan Raisa, kamu itu sudah lebih dari keluarga." Tuan Raihan menjelaskan. Namun, aku masih belum sepenuhnya mengerti tentang arah dan tujuannya.

"Anggap saja Riana itu saudara. Raisa sebagai ... keponakan misalnya. Dengan begitu kamu tidak akan pernah punya niat un
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status